Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57686 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Bintang Kusumo Adi Buwono
"Akibat pembangunan serta eksploitasi alam secara besar-besaran ekosistem mengalami perubahan suhu secara dramatis dari tahun ketahun, suhu permukaan bumi, dan ketinggian permukaan air laut mengalami peningkatan akibat terjadinya pemanasan global. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi hams terus dilakukan, dalam hal ini standar yang berlaku dalam perencanaan strukturjalan. Elemen-elemen yang ada harus di kaji kembali dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan penyesuaian terhadap perubahan. Perkembangan teknologi dalam meningkatkan kinerja perkerasan jalan makin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam inovasi dalam meningkatkan mutu perkerasan jalan, seperti penggunaan material aspal dengan jenis yang telah disempurnakan, perbaikan sistemasi dalam peningkatan efisiensi pekerjaan jalan, serta penggunaan bermacam material aditif. Pada dasamya teknologi serta material yang baik akan menjadi buruk apabila tidak dilaksanakan dengan metode pengerjaan yang tepat, mutu perkerasan dapat turun dengan drastis apabita terjadi kesalahan dalam pekerjaan lapangan. Jenis perkerasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan lentur (flexible pavement) dengan lapis aspal beton (laston) II dan laston IV sebagai perbandingan. Laston adalah suatu lapisan pada konstruksijalan,yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat gradasi menerus, dicampur, dihampar, lalu dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu, sedangkan campuran no. II adalah gradasi agregat yang digunakan. Campuran no.II adalah campuran yang memiliki struktur gradasi/tekstur agregat kasar yang memiliki nilai stabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang lain. Aspal yang digunakan terdiri dari dua jenis aspal penetrasi 60/70 milik Pertamina dan aspal SuperPhalt, sedangkan agregat yang digunakan berasal dari AMP Cikunir milik PT. Hutama Karya dengan Quarry berasal dari Sudamanik. Hasil penelitian ini adalah pengaruh penggunaan aspal superphalt yang menggunakan laston II dan laston IV (sebagai reference) dibandingkan dengan menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70, yang suhu perendaman divariasikan dengan rentang 60-80°C dengan interval 15°C sehingga didapatkan hubungan antara, stabilitas, kelelehan, dan kekakuan (MQ) dari campuran terhadap perubahan suhu perendaman. Berdasarkan hasil pengujian kenaikan temperatur perendaman menyebabkan stabilitas menjadi lebih menurun. Hal ini disebabkan semakin naiknya temperatur, maka kemampuan aspal untuk mengikat agregat menjadi lemah, ditandai dengan kekentalan aspal menjadi berkurang. Untuk laston II kemampuan campuran bertahan terhadap perubahan temperatur, iebih karena gaya mengunci antara agregat kasar, dan dengan kadar aspal yang sedikit kelelehannya menurun seiring pertambahan temperatur, berbeda dengan laston IV yang kelelehannya makin meningkat karena jumlah kadar aspalnya yang lebih banyak. Kenaikan temperatur pada rentang (60°-80°C) mengakibatkan penurunan stabilitas pada laston II (aspal Pertamina) sebesar _40,6% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt pada campuran laston II hanya meningkatkan stabilitas sebesar _7,8%. Jika dibandingkan dengan laston IV (aspal Pertamina) laston II stabilitasnya lebih tinggi _8,2% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt penggunaan aspal Superphalt hanya meningkatkan stabilitas sebesar _5,8% pada laston IV."
2005
S35125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah lingkungan global seperti efek rumah kaca semakin menjadi masalah yang perlu dicarikan masalahnya. Metana dan karbondioksida sebagai gas yang mempunyai kontribusi terhadap efek rumah kaca tersebut perlu direduksi agar menghasilkan sesuatu yang lebih berguna. Salah satu cara untuk mereduksi gas tersebut adalah dengan konversi CH4 dan CO2 untuk menghasilkan gas sintesis (CO + H2). Proses ini dikenal dengan proses reformasi CO2/CH4
Reaksi reformasi CO2/CH4 (CH4 + CO2 <=> 2CO + 2H2) adalah reaksi endotermis.
Reaksi ini dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Katalis yang umum digunakan di
industri adalah nikel, karma katalis nikel cukup aktif dan selektif disamping memiliki
harga yang relatif murah. Permasalahan yang dihadapi dalam reaksi ini adalah temperatur
reaksi yang tinggi dan kecenderungan pembentukan deposit karbon melalui reaksi
Boudouard, maka dari itu sangat penting dilakukan penelitian mengenai katalis untuk
reaksi reformasi CO2/CH4 agar diperoleh katalis yang mernpunyai aktifitas dan selektifitas
yang tinggi dan dapat menurunkan temperatur reaksi serta harga yang relatif murah.
Tulisan ini membahas hasil uji aktifitas katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3, Ni-
Co/Al2O3, Ni-Co-Cu/Al2O3, Ni-Pt/Al2O3 dan Ni-Ru/Al2O3 serta Rh/Al2O3 yang digunakan
sebagai pembanding. Uji aktifitas variasi temperatur dilakukan pada rentang temperatur
600-900°C dan rasio CO2/CH4 =3/1 dan variasi rasio umpan dari 1/1 hingga 3/1, serta uji
stabilitas selama 24 jam pada temperatur 800°C dan rasio CO2/CH4=3/1.
Hasil yang diperoleh menunjukkan urutan aktifitas katalis pada temperatur rendah
(600 °C) berdasarkan konversi CH4 adalah Ni-Cu/Al2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Rh/Al2O3 > Ni-
Ru/Al2O3 > Ni-Pt/Al2O3 = Ni/Al2O3 > Ni-Co-Cu/Al2O3, sedangkan berdasarkan konversi
CO2 adalah Rh/Al2O3 > Ni-Ru/Al2O3 > Ni-Pt/AI2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Ni-Cu/Al2O3>
Ni/Al2O3>Ni-Co-Cu/Al2O3. Selektifitas CO lebih tinggi dari pada selektifitas Hg. Semua
katalis mengalami perubahan warna menjadi hitam dan penurunan luas permukaan akibat
deposit karbon. Semakin besar rasio umpan rasio H2/CO semakin turun. Selama pengujian
24 jam semua katalis relatif stabil, kecuali katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3 dan Ni-Co-
Cu/Al2O3 terdeaktifasi setelah 18, 22 dan 8 jam beroperasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Marwati
"Penentuan stoikiometri senyawa koordinasi M: L: L? dilakukan dengan metode perbandingan mol melalui dtia pendekatan, yaitu penambahan L? ke datam senyawa koordinasi (ML2)2 dan penambahan L ke dalam (ML?2)2+, dimana L = 2,2?-bipiridin (bpy) atau 2,9-dimetil-1, 10- fenantrolin (dmfen) dan L? = 4,4?-bipiridin (bpy?) serta M = Fe(II), Co(II), atau Ni(ll). Diperoleh kesimpulan yang sama, yaitu stoikiometri senyawa koordinasi M : L : L? = 1: 2 : 1 dan 1 : 2 : 2 untuk ke tiga ion logam. Berdasarkan stoikiometri tersebut disintesis senyawa koordinasi (ML2)2+ dan (ML2 L?2)2+ seria dikarakterísasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan JR. Kristal [ML2 ]2+ dan [ML2 L?2 ]2+ yang diperoleh umumnya berbentuk butiran halus dengan warna yang bervariasi.
Spektra UV-Vis untuk ketiga ion logam dengan ligan 2,2?-bipiridin menunjukkan kemiripan, yaitu adanya pergeseran batokromik ligan terkoordinasi terhadap ligan bebas di daerah ultraungu dan transisi d-d di daerah tampak. Pada senyawa koordinasi [Fe(bpy)2]2+ terjadi transisi Metal to Ligand Charge Transfer (MLCT) pada Å, = 522 nm dengan nilai t= 4494 M?1cm1. Adanya MLCT mengindikasikan senyawa koordinasi [Fe(bpy) 2 ]2+ spin rendah. Transisi ini tidak terjadi pada senyawa koordinasi [Fe(dmfen) 2 ]2. Begitu juga dengan senyawa koordinasi Co(ll) dan Ni(ll) dengan ligan 2,2?-bipirjdjn dan 29-dímeN-1,1O-fenantrolin tidak menunjukkan adanya MLCT di daerah tampaic dan transisi d-d umumnya tidak teramati dengan jelas.
Senyawa koordinasi [Co(dmfen)2} dan [Ni(dmfen) 2 ]2 menunjukkan kemiripan, yaltu antara spektrum ligan bebas dan ligan terkoordmnasí tidak menunjukkan pergeseran panjang gelombang walaupun e berubah. Sedangkan [Fe(dmfen) 2 ]2 menunjukkan pergeseran batokromik dan hipsokromík ligan terkoordinasi terhadap ligan bebas secara simultan. Substitusi ligan jembatan 4,4?-bipiridin pada senyawa koordinasi [ML2 ]2+ mengakíbatkan pergeseran puncak serapan dan perubahan absorbansi di UV-Vis. Spektrum IR menunjukkan pergeseran pada serapan karbon aromatís dan karbon-nitrogen serta adanya serapan baru pada daerah 200-400 cm-1 yang merupakan serapan khas dan vibrasi M-N yang membuktikankan senyawa koodínasi sudah terbentuk. Data serapan dan vibrasi M-N mengindikasikan senyawa koordinasi [FeL2L?2=]2+ spin rendah dan [CoL2L?2]2+ serta [NiL2L?2]2 spin tinggi. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T4388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian Permadi
"Kopolimer blok merupakan salah satu bentuk polimer yang molekulnya terdiri dari dua macam atau lebih monomer yang berbeda yang terikat secara kovalen. Pada penelitian ini akan disintesis kopolimer polistirena-blok-poli(butil akrilat) melalui salah satu metode polimerisasi radikal bebas terkontrol yaitu teknik Atom Transfer Radical Polymerization (ATRP) dan melihat pengaruh konsentrasi katalis dan monomer pada pembentukan kopolimer blok. Variasi konsentrasi katalis dan monomer dilakukan guna mencari komposisi terbaik dalam mencapai kondisi optimum. Kopolimer polistirena-blok-poli(butil akrilat) telah berhasil disintesis melalui teknik ATRP. Parameter keberhasilan dilihat dari berbagai macam hasil karakterisasi seperti FTIR, DSC, dan 1H-NMR. Kondisi optimum yang diperoleh dari perlakuan variasi konsentrasi katalis pada makroinisiator polistirena adalah pada saat konsentrasi katalis 0,2%, dengan indeks polidispersitasnya yang relatif kecil yaitu sebesar 1,16. Penambahan variasi monomer pada kopolimer blok tidak menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini dilihat dari sifat termal dari kopolimer yang disintesis.

Block copolymer is one of polymer types, whose the molecules consist of two kinds or more different monomers that covalently bonded. In this study, polystyrene-block-poly (butyl acrylate) was synthesized via controlled radical polymerization method, namely Atom Transfer Radical polymerization (ATRP). The effect of addition of catalyst and also the monomer concentration on the formation of block copolymers were also studied. Variations of the concentration of catalyst and monomer composition was done in order to find the optimum condition. Polystyrene-block-poly (butyl acrylate) has been successfully synthesized by ATRP method. The success was seen from a variety of characterization such as FTIR, DSC, and 1H-NMR. The optimum conditions were obtained at 0.2% catalyst concentration, with polydispersity index was 1.16. The addition of different monomer concentration on the formation of block copolymer did not show significant results, it can be seen from the thermal properties of the synthesized copolymers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Mandala
"Reaksi esterifikasi antara glukosa dengan asam lemak dapat menghasilkan ester asam lemak-glukosa. Pada penelitian ini, asam lemak diperoleh dari reaksi hidrolisis minyak kelapa sawit yang dijual dipasaran. Reaksi esterifikasi dilakukan secara enzimatik menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan. Nanopartikel Fe3O4- Kitosan disintesis dengan metode kopresipitasi kemudian dilakukan karakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red), XRD (X-Ray Diffraction), dan EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy). Imobilisasi lipase Candida rugosa pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan menggunakan metode ikat silang dengan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang. Hasil imobilisasi dilakukan uji aktivitas dan persen loading. Persen loading imobilisasi lipase yang diperleh adalah 62,20% dan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 6,18 U/mL dan aktivitas spesifiknya sebesar 2,65 U/mg serta efisiensi imobilisasi sebesar 34,54%. Dari hasil optimasi esterifikasi diperoleh persen konversi optimum sebesar 3,70 % dengan kondisi reaksi pada suhu 35°C , ratio glukosa : asam lemak 1 : 90, dan waktu reaksi selama 16 jam dan 40% massa enzim terimobilisasi.

Esterification reaction between glucose and fatty acid could produce glucose-fatty acid esters. In this study, fatty acid was synthesized from hydrolysis reaction of palm oil. Esterification reaction was carried out enzymatically using immobilized Candida rugosa lipase EC.3.1.1.3 on Fe3O4-chitosan nanoparticles. Fe3O4-chitosan nanoparticles was synthesized using co-precipitation method and was characterized using FTIR (Fourier Transform Infra Red), XRD (X-Ray Diffraction), and EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy). Candida rugosa lipase was immobilized on Fe3O4-chitosan nanoparticles using cross-linking method with glutaraldehyde as cross linker. Loading percentage of immobilized lipase was 62,20%. Hydrolysis activity of immobilized lipase was 6,81 U/mL, the specific activity was 2,65 U/mg and the immobilization efficiency was 34,54%. From this optimization study of esterification, the highest fatty acid conversion percentage was obtained using 1 : 90 ratio of glucose : fatty acid, 16 hours reaction time, immobilized lipase 40% of substrate’s mass, and at temperature 35°C. The highest fatty acid conversion percentage was 3,70%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Iswahyuni
"Virus Influenza merupakan virus patogen yang menular dan pendemik terhadap manusia. Deteksi NA sebagai salah satu enzim dalam virus influenza menggunakan reaksi inhibisi oleh Zanamivir, dilakukan secara elektrokimia dengan teknik voltametri siklik menggunakan elektroda Pt-BDD dan PtNPs-BDD sebagai elektroda kerja. Deteksi NA dilakukan dengan mengamati perubahan respon elektrokimia zanamivir dalam buffer fosfat saat terdapat NA atau tidak. Deteksi NA dikembangkan dengan sistem magnetic beads dan strip test. Kurva kalibrasi linier pengukuran zanamivir berdasarkan puncak arus oksidasi diperoleh pada rentang kosentrasi 1,5x10-6 M – 1,5x10-3 M pada elektroda Pt-BDD dan rentang konsentrasi 1,5x10-7 M – 1,5x10-4 M pada elektroda PtNPs-BDD. Limit deteksi Zanamivir pada Pt-BDD sebesar 2,997 x 10-7 M untuk dan 5, 64 x 10-8 M pada elektroda PtNPs-BDD. Pt-BDD dan PtNPs-BDD kemudian digunakan pada aplikasi sebagai sensor Zanamivir, konsentrasi Zanamivir 2x10-5 M dapat dengan tepat menginhibisi 20 mU Neuraminidase dengan batas deteksi 4,6667 mU untuk Pt-BDD dan 2,833 mU untuk PtNPs-BDD. Kondisi optimum pengukuran adalah pada pH 6,8 dengan waktu inkubasi 25 menit. Selektivitas sensor diuji dengan penambahan 0,01 mg/mL Interferensi yaitu mucin, glukosa, dan α-amilase, terjadi penurunan respon arus oksidasi namun tidak signifikan, mengindikasikan sensor yang dikembangkan cukup menjanjikan.

Influenza viruses are pathogenic viruses and pandemic infectious to human body. In this work, detection method of Neuraminidase as influenza virus enzyme was developed by electrochemical method with cyclic voltametry method using Pt-BDD and PtNPs-BDD as working electrode. The detection method was developed based on the difference of electrochemical responses of zanamivir in the presence and the absence of NA in phosphate buffer solution. Detection of NA developed on magnetic beads and strip test. Linier calibration curve of zanamivir concentration based on oxidation peak current obtained in the range 1,5x10-6 M - 1,5x10-3 M on Pt-BDD electrode and 1,5x10-7 M - 1,5x10-4 M on PtNPs-BDD electrode. Limit detection (LOD) of Zanamivir on Pt-BDD electrode 2,997 x 10-7 M and 5, 64 x 10-8 M on PtNPs-BDD electrode. Application of Pt-BDD and PtNPs-BDD as sensor for Neuraminidase showed that the maximum concentration of Neuraminidase can be inhibited by 1,5x10-5M zanamivir was 20 mU. LOD was 4,6667 mU for Pt-BDD and 2,833 mU for PtNPs-BDD. The optimum pH for the inhibition was 6.8 with incubation time of 25 minutes. Selectivity of the sensor was examined with the presence of mucin, glucose and α-amilase with a concentration of 0,01 mg/mL, decrease in the oxidation current response but not significant, suggesting that the sensors is promising to be applied.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Agustin
"Zeolite modified electrode telah berhasil disintesis dan diaplikasikan sebagaisensor gas amonia. Pertama-tama, kuarsa dilapisi dengan lem perak dan emasguna meningkatkan sifat perekat antara kuarsa dan zeolit. Zeolit ZSM-5 dan NaYkemudian secara berturut-turut dilapisi di atas permukaan kuarsa dengan metodespin coating. Modifikasi kation logam Cu2 dilakukan dengan teknik ion exchangedalam rangka meningkatkan sensitivitas sensor. Komposit hibrida zeolit diujisebagai sensor gas amonia diukur dengan Electrochemical ImpedanceSpectroscopy EIS pada rentang frekuensi 1 MHz hingga 100 Hz untuk rentangkonsentrasi amonia dari 0-500 ppm. Cu/NaY/ZSM-5/IDC bekerja secara optimalpada frekuensi 100 Hz dengan R2 = 0,9696. Keberadaan uap air dan gas karbondioksida meningkatkan nilai konduktivitas material, tetapi tidak memberikanpengaruh yang berarti terhadap sensitivitas sensor. Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa komposit hibrida zeolit memiliki sensitivitas yang baiksebagai sensor amonia pada lingkungan sekitar.

Zeolite modified electrode has been successfully synthesized and applied asammonia gas sensor. First, quartz was coated with silver glue and gold Au forincreasing adhesive properties between quartz and zeolites. Each of ZSM 5 zeoliteand NaY zeolite was coated on the surface of the quartz by spin coating method.Modification with metal cation Cu2 was carried out by using ion exchangetechnique, in order to improve the sensitivity of the sensor. Zeolite hybridcomposite was tested as ammonia gas sensor using Electrochemical ImpedanceSpectroscopy EIS in the frequency range of 1 MHz to 100 Hz with ammoniaconcentration range between 0 500 ppm. Cu NaY ZSM 5 IDC worked optimallyat the frequency of 100 Hz with R2 0.9696. The presence of water vapor andcarbon dioxide gas increases the conductivity of the material, but it has nosignificant effect to the sensitivity of the sensor. Thus, it can be concluded thatzeolite hybrid composite has sensitivity as a good ammonia gas sensor in theambient environment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Widyasari
"Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) merupakan salah satu tanaman obat yang mudah di dapat di Indonesia. Tanaman ini mempunyai kandungan kimia seperti andrografolid, flavonoid, minyak atsiri serta mineral-mineral lainnya yang diketahui bersifat antiradang, antidiuretika, antianalgetika, dan antibakteri (bakteriostatik). Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat, salah satunya adalah obat batu ginjal. Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri pemecah urea yang memicu terbentuknya batu ginjal. Teknik pengambilan senyawa aktif yang terkandung dalam daun sambiloto adalah dengan ekstraksi padat-cair (leaching) menggunakan metode sonikasi selama 20 menit. Penelitian merupakan kajian awal yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut pada ekstraksi daun sambiloto dengan metode sonikasi terhadap kemampuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, mengkaji hubungan antara kenaikan indeks bias ekstrak dengan akti vitas bakteriostatiknya, dan mengkaji ketahanan ekstrak daun sambiloto terhadap oksidasi. Metode penelitian yang digunakan adalah persiapan bahan baku (pengeringan daun) dan percobaan utama (ekstraksi dan analisis). Variasi yang digunakan adalah tingkat kepolaran pelarut (air, etanol dan kloroform) dan konsentrasi (2/20, 2/40, 2/60, 2/80, 2/100 gr/mL). Hasil ekstraksi dianalisis secara kualitatif dengan uji aktivitas antibakteri metode kertas cakram, pengukuran indeks bias, dan uji ketahanan oksidasi dengan metode weight gain. Hasil penelitian uji antibakteri didapatkan bahwa ekstrak etanol daun sambiloto memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, tetapi tidak dapat membunuhnya. Konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut mempengaruhi kemampuan ekstrak daun sambiloto dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan DDH = 7,4 mm pada ekstrak etanol 2gr/40mL. Proses ekstraksi terbukti dapat menaikkan nilai indeks bias dari pelarutnya, tetapi tidak ditemukan kecenderungan tertentu antara kenaikan indeks bias dengan aktivitas bakteriostatik ekstrak. Ekstrak etanol daun sambiloto dengan konsentrasi 2gr/40mL dinilai masih cukup baik dalam ketahanannya terhadap oksidasi terhitung selama tujuh hari."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>