Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Andhika Supono
"Hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil pirrolidon) telah disintesis melalui teknik polimerisasi radikal bebas. Dalam penelitian ini, monomer N-vinil pirrolidon (NVP) dicangkokkan pada kitosan menggunakan inisiator ammonium persulfat (APS) dan agen pengikat silang N,N’-metilen bisakrilamida (MBA) dalam sistem larutan. Untuk membuktikan bahwa monomer itu telah tercangkok, dilakukan karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC), dan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui bentuk morfologi hidrogel. Pengaruh komposisi monomer NVP, agen pengikat silang, dan waktu polimerisasi terhadap kemampuan swelling telah diamati. Swelling optimum diperoleh sebesar 54,6% pada waktu polimerisasi 3 jam dengan komposisi monomer NVP 0,8 mL dan konsentrasi pengikat silang 2%.

Hydrogels of chitosan-graft-poly(N-vinylpyrrolidone) had been synthesized via free radical polymerization technique. In this research, monomer N-vinylpyrrolidone (NVP) was grafted onto chitosan by using APS as initiator and N,N '-methylene bisacrylamide (MBA) as crosslinking agent in the solution system. In order to prove that the monomers were grafted, FTIR spectroscopy, DSC analysis were used, and Scanning Electron Microscope (SEM) to determine the morphology of hydrogels. The influence monomer compositions, concentration of crosslinking agent, and polymerization time on the ability of swelling was observed. The optimum swelling was obtained at 54,6% in the polymerization time of 3 hours with 0.8 mL NVP monomer composition and concentration of crosslinking of 2%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Kusumo Adi Buwono
"Akibat pembangunan serta eksploitasi alam secara besar-besaran ekosistem mengalami perubahan suhu secara dramatis dari tahun ketahun, suhu permukaan bumi, dan ketinggian permukaan air laut mengalami peningkatan akibat terjadinya pemanasan global. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi hams terus dilakukan, dalam hal ini standar yang berlaku dalam perencanaan strukturjalan. Elemen-elemen yang ada harus di kaji kembali dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan penyesuaian terhadap perubahan. Perkembangan teknologi dalam meningkatkan kinerja perkerasan jalan makin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam inovasi dalam meningkatkan mutu perkerasan jalan, seperti penggunaan material aspal dengan jenis yang telah disempurnakan, perbaikan sistemasi dalam peningkatan efisiensi pekerjaan jalan, serta penggunaan bermacam material aditif. Pada dasamya teknologi serta material yang baik akan menjadi buruk apabila tidak dilaksanakan dengan metode pengerjaan yang tepat, mutu perkerasan dapat turun dengan drastis apabita terjadi kesalahan dalam pekerjaan lapangan. Jenis perkerasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan lentur (flexible pavement) dengan lapis aspal beton (laston) II dan laston IV sebagai perbandingan. Laston adalah suatu lapisan pada konstruksijalan,yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat gradasi menerus, dicampur, dihampar, lalu dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu, sedangkan campuran no. II adalah gradasi agregat yang digunakan. Campuran no.II adalah campuran yang memiliki struktur gradasi/tekstur agregat kasar yang memiliki nilai stabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang lain. Aspal yang digunakan terdiri dari dua jenis aspal penetrasi 60/70 milik Pertamina dan aspal SuperPhalt, sedangkan agregat yang digunakan berasal dari AMP Cikunir milik PT. Hutama Karya dengan Quarry berasal dari Sudamanik. Hasil penelitian ini adalah pengaruh penggunaan aspal superphalt yang menggunakan laston II dan laston IV (sebagai reference) dibandingkan dengan menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70, yang suhu perendaman divariasikan dengan rentang 60-80°C dengan interval 15°C sehingga didapatkan hubungan antara, stabilitas, kelelehan, dan kekakuan (MQ) dari campuran terhadap perubahan suhu perendaman. Berdasarkan hasil pengujian kenaikan temperatur perendaman menyebabkan stabilitas menjadi lebih menurun. Hal ini disebabkan semakin naiknya temperatur, maka kemampuan aspal untuk mengikat agregat menjadi lemah, ditandai dengan kekentalan aspal menjadi berkurang. Untuk laston II kemampuan campuran bertahan terhadap perubahan temperatur, iebih karena gaya mengunci antara agregat kasar, dan dengan kadar aspal yang sedikit kelelehannya menurun seiring pertambahan temperatur, berbeda dengan laston IV yang kelelehannya makin meningkat karena jumlah kadar aspalnya yang lebih banyak. Kenaikan temperatur pada rentang (60°-80°C) mengakibatkan penurunan stabilitas pada laston II (aspal Pertamina) sebesar _40,6% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt pada campuran laston II hanya meningkatkan stabilitas sebesar _7,8%. Jika dibandingkan dengan laston IV (aspal Pertamina) laston II stabilitasnya lebih tinggi _8,2% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt penggunaan aspal Superphalt hanya meningkatkan stabilitas sebesar _5,8% pada laston IV."
2005
S35125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Zuhairoh
"Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak daun dalam pelarut air dan batang beligo fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan.Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak buah, biji, dan kulit beligo dan ditentukan bagian buah beligo yang memiliki daya antioksidan tertinggi. Pengujian dilakukan terhadap ekstrak kulit, daging buah,atau dalam pelarut etanol, etil asetat, nbutanol, atau air. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan menentukan nilai IC50 menggunakan metode DPPH.
Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 terendah diperoleh pada fraksi etil asetat ekstrak kulit beligo dengan nilai 1428,80 ppm. Hasil optimasi pemisahan dengan KLT dari ekstrak kulit buah beligo fraksi teraktif menunjukkan bahwa pemisahan yang terbaik diperoleh menggunakan eluen campuran n- heksana dengan etil asetat dengan perbandingan 7:3.

Previous study showed that leaves extract in water and stems extract in ethyl acetate from beligo have antioxidant activity. In this study, the thigest antioxidant activity of beligo fruits, seeds, and rinds extracts were determined. The assays were carried out of skin, pulp, seeds or in beligo extracts in ethyl acetate, n-butanol, and water. The antioxidant activities were determined by determine the IC50 values using DPPH method.
The result showed that the lowest IC50 values obtained in fractions of ethyl acetate beligo extract of the rind with a value of 1428,80 ppm. The optimization with TLC separation the most active fraction of beligo rind extract revealed that the best separation was obtained using a mixture of n hexane with ethyl acetate in ratio (7:3) as eluent.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Measurement of vapor flow in geothermal pipe faces great challenges due to fast fluids flow in high-temperature and high-pressure environment. In present study the flow rate measurement has been performed to characterization the geothermal vapor flow in a pipe. The experiment was carried out in a pipe which is connected to a geothermal production well, KMJ-14. The pipe has a 10” outside diameter and contains dry vapor at a pressure of 8 kg/cm2 and a temperature of 170 oC. Krypton-85 gas isotope (85Kr) has been injected into the pipe. Three collimated radiation detectors positioned respectively at 127, 177 and 227m from injection point were used to obtain experimental data which represent radiotracer residence time distribution (RTD) in the pipe. The last detector at the position of 227 m did not respond, which might be due to problems in cable connections. Flow properties calculated using mean residence time (MRT) shows that the flow rate of the vapor in pipe is 10.98 m/s, much faster than fluid flow commonly found in various industrial process plants. Best fitting evaluated using dedicated software developed by IAEA expert obtained the Péclet number Pe as 223. This means that the flow of vapor of geothermal fluids in pipe is plug flow in character. The molecular diffusion coefficient is 0.45 m2/s, calculated from the axial dispersion model"
AIJ 40:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adang H. G
"PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99mTc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON. Melalui kerjasama antara PTRR-BATAN, Chiyoda dan JAEA Jepang telah dilakukan pemurnian 99mTc dari 99Mo hasil aktivasi neutron dengan menggunakan metode kromatografi kolom alumina asam terhadap hasil ekstraksi MEK (Metil Etil Keton). Pemurnian 99mTc dengan metode kolom alumina asam hanya dapat digunakan satu kali dan pemurnian berikutnya harus diganti dengan kolom baru. Hal ini dinilai kurang praktis dan juga memerlukan biaya yang mahal. Dalam penelitian ini dicoba penggunaan kolom alumina asam untuk pemurnian 99mTc lebih dari satu kali dengan melakukan proses regenerasi dengan cara melewatkan larutan HNO3 0,1N setiap kali proses pemurnian selesai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan larutan 99mTc yang dapat digunakan untuk penandaan kit radiofarmaka. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah recovery, profil elusi, pH, kemurnian radiokimia dan kemurnian radionuklida (lolosan 99Mo). Hasil penelitian yang dilakukan selama 5 hari telah diperoleh pH ~5, recovery > 60 %, kemurnian radiokimia > 95 % dan lolosan 99Mo tidak terdeteksi. Dari hasil perlakuan terhadap kolom alumina asam dengan larutan HNO3 0,1 N disimpulkan bahwa kolom alumina asam tidak perlu diganti setiap hari.
Purification of 99mTc from 99Mo activation using acidic alumina column chromatography system from MEK (Methyl Ethyl Keton) extraction has been carried out through cooperation between PTRR - BATAN, Chiyoda and JAEA Japan. This method has a limitation that acidic alumina column for purification of 99mTc can be used only once, for the next purification acidic alumina column should be replaced with new column, so it is less practical and also requires high cost. This study aims to obtain a 99mTc solution can be use for labelling of a radiopharmaceutical kit. In this study, the used of acidic alumina column for 99mTc purification was tried more than once by regeneration using 0.1N HNO3 solution after purification process is completed. Parameters observed in this study are the percent recovery, elution profile, pH, radiochemical purity and radionuclida purity. The results of observational studies conducted over 5 days has been obtained pH ~ 5,% recovery > 60%, radiochemical purity of > 95% and 99Mo leakage not detected. The treatment of acidic alumina column with 0,1 N HNO3 solution concluded that acidic alumina column does not need to be replaced every day."
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, 2016
621 URANIA 22:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Inisiatif sektoral merupakan alternatif untuk memperoleh akses pasar yang lebih baik melalui penghapusan tarif untuk beberapa produk atau sektor tertentu...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wendt, Gerald
Jakarta: Balai Pustaka, T.t.
540 WEN nt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Anwarud Dawam
"Sintesis komposit zeolit hibrida yang diimobilisasi pada glassy carbon telah diteliti. Preparasi lapisan tipis zeolit Na-ZSM-5 dan zeolit SOD pada permukaan glassy carbon telah berhasil disintesis menggunakan dua langkah sintesis. Pertama, Na-ZSM-5 disintesis dengan cara merendam substrat pada larutan koloid Na-ZSM-5 yang dibuat dengan menggunakan metode double template, dan dilakukan kristalisasi dalam autoklaf secara hidrotermal pada suhu 150°C. Setelah dicuci dan dikalsinasi pada suhu 550°C, Na-ZSM-5 yang terimobilisasi pada glassy carbon dijadikan substrat untuk menumbuhkan Nasodalit melalui metode seeding. Analisis XRD bubuk Na-ZSM-5 menunjukkan bahwa ZSM-5 telah berhasil disintesis. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil SEM yang menunjukkan kristal Na-ZSM-5 yang berbentuk heksagonal telah berhasil menutupi permukaan glassy carbon, dan hasil EDS yang mengindikasikan rasio Si/Al (~25). Hasil XRD pada powder Na-Sodalit menunjukkan kristal yang terbentuk berupa campuran Na-Sodalit dan H-Sodalit. Dari hasil karakterisasi tersebut, komposit yang terbentuk dapat dinamakan Sodalit/ZSM-5/glassy carbon atau disingkat menjadi SOD/ZSM-5/GC. Uji adsorpsi gas amonia dilakukan dalam ruang terisolasi dengan menghitung pertambahan berat dari zeolit setelah diberikan amonia kering dalam waktu kontak selama 1 jam. Powder ZSM-5; Powder SOD; Komposit memiliki kapasitas adsorpsi sebesar 0,0448; 0,0315; dan 0,00231. Dapat disimpulkan bahwa bentuk zeolit mempengaruhi daya adsorpsi dari komposit, dan komposit masih didominasi oleh zeolit Na-ZSM-5.
Composite of hybrid zeolite on glassy carbon has been observed. Preparation of thin layer zeolite Na-ZSM-5 and zeolite SOD on glassy carbon have been done trough two different method. First, Na-ZSM-5 was synthesized by immersing the substrate in colloidal solution of ZSM-5 precursor containing two different template, as known as double template method and moved into autoclave for crystallization hydrothermally at 150°C. After rinsed and calcined at 550°C, glassy carbon that immobilized with Na-ZSM-5 became the substrate to grow Nasodalite trough seeding method. The XRD pattern of powdered Na-ZSM-5 that produced during hydrothermal synthesis indicates that the Na-ZSM-5 synthesis was successful. This result also supported by images obtained in the SEM measurement, it shows hexagonal crystal of Na-ZSM-5 which covered surface of glassy carbon. While EDS measurements of crystals indicate the Si/Al ratio is (~25). XRD pattern from powdered Na-sodalit shown the compound of zeolite that has been synthesized was Na-sodalit and H-sodalit. The composite will be named with SOD/ZSM-5/GC. Adsorption of ammonia gas was observed by calculating the gain of the zeolite after contact within a given ammonia gas for 1 hour. The capacity of adsorption of Powder ZSM-5; Powder SOD-NaY; Composite was 0,0448; 0,0315; dan 0,00231. The conclusion type of zeolite has an effect for capacity of adsorption of composite, while composite still dominated by zeolite Na-ZSM-5."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>