Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marpaung, Richard
Depok: Universitas Indonesia, 1997
TA987
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurhadi, translator
"Tesis ini membahas kemampuan unit pengolahan limbah UASB, UASB-DHS dan DHS dalam menyisihkan pencemar di Waduk Setiabudi Jakarta Selatan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif; dan data diperoleh dari penelitian parameter kualitas air di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan teknologi kombinasi UASB~DHS mampu menyisihkan pencemar paling baik diikuti dengan sistem pengolahan tunggal DHS. Berdasarkan pertimbangan kesesuaian, kapabilitas teknologi, lahan tersedia, serta kelayakan finansial, satu unit pilot project teknologi DHS dapat dibangun di Waduk Setiabudi Jakarta Selatan.

The focus of this study is to research capability of wastewater treatment units UASB, UASB-DHS and DHS for reducing contaminant in Setiabudi reservoir in South Jakarta. The purpose of this study is to determine the best technology for reducing contaminant. This research is quantative descriptive interpretive, and the data were collected by researching in laboratory. The result of this study shows that technology combination of UASB-DHS is the best for reducing contaminant. Based on suitability considerations, technological capability, land available, as well as the financial feasibility, a unit of DHS technology can be built as a pilot project in South Jakarta Setiabudi Reservoir."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33252
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Akila Naurelia
"Mikroplastik merupakan merupakan fragmen dari plastik yang terdegradasi dan memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu kurang dari 5 mm dan dapat terakumulasi pada air dan sedimen. Akumulasi mikroplastik dapat menyebabkan pencemaran pada badan air yang juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia. Dari segi pencemaran mikroplastik di badan air, IPAL menjadi salah satu instrumen penting dalam mencegah terlepasnya mikroplastik ke lingkungan. Penelitian kali ini berfokus pada salah satu IPAL di Jakarta Selatan yaitu SPAL Interceptor Waduk Brigif yang menggunakan pengolahan biologis dengan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) yang memiliki sumber air limbah grey water. Grey water merupakan air limbah yang berasal dari kegiatan mencuci dan mandi yang langsung dibuang ke saluran drainase maupun perairan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, karakteristik berdasarkan bentuk, warna, ukuran, dan material, mengukur efisiensi penyisihan mikroplastik pada unit di SPALD Interceptor Waduk Brigif, serta melakukan korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan parameter insitu dan kandungan solid. Objek penelitian ini adalah air limbah dan sedimen lumpur yang diambil dari 5 titik yaitu inlet, bak ekualisasi, kolam MBBR, bak sedimentasi, dan kolam outlet. Pengujian analisis kelimpahan mikroplastik dilakukan dengan metode NOAA. Sementara itu, untuk mengetahui jenis polimer mikroplastik dilakukan uji FTIR. Total kelimpahan mikroplastik pada inlet di hari kerja dan libur berada di angka 942 partikel/L dan 675 partikel/L. Sedangkan, pada outlet hari kerja dan libur berturut-turut berada di angka 290 partikel/L dan 211 partikel/L. Sehingga, didapatkan total efisiensi penyisihan mikroplastik dari kedua hari sebesar 69%. Sedangkan, pada lumpur total kelimpahan mikroplastik pada hari kerja dan libur berturut-turut berada di angka 954 partikel/100 gram dan 939 partikel/100 gram. Identifikasi jenis dikategorikan menjadi beberapa bentuk yaitu foam, fragment, fiber, film, dan microbead dengan jenis yang mendominasi adalah fragment. Identifikasi warna dibagi menjadi 6 warna yaitu putih dan transparan, kuning, merah, biru, hijau, dan hitam dengan warna yang mendominasi adalah hitam. Material polimer yang ditemukan pada sampel adalah PVFM, PVB, PVA, Silikon, dan POM. Kandungan solid terbukti memiliki korelasi yang kuat terkait kelimpahan mikropastik yang terdapat pada air limbah.

Microplastics Microplastics are fragments of degraded plastic that are very small, measuring less than 5 mm, and can accumulate in water and sediments. The accumulation of microplastics can cause pollution in water bodies and may lead to health issues in humans. Regarding microplastic pollution in water bodies, wastewater treatment plants (WWTP) are crucial in preventing the release of microplastics into the environment. This study focuses on one of the WWTP in South Jakarta, specifically the SPALD Interceptor Waduk Brigif, which uses biological treatment technology known as the Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) and sources its grey water wastewater. Grey water is wastewater from activities like washing and bathing, which is directly discharged into drainage systems or public waters. The aim of this research is to determine the abundance and characteristics of microplastics based on shape, color, size, and material, measure the microplastic removal efficiency at the SPALD Interceptor Waduk Brigif unit, and correlate the abundance of microplastics with in-situ parameters and solid content. The study objects are wastewater and sludge sediment collected from five points: the inlet, equalization tank, MBBR pond, sedimentation tank, and outlet pond. The analysis of microplastic abundance was conducted using the NOAA method, while FTIR testing was performed to identify the polymer types of microplastics. The total abundance of microplastics at the inlet on working days and holidays was 942 particles/L and 675 particles/L. At the outlet, the abundance was 290 particles/L and 211 particles/L on working days and holidays, resulting in a total microplastic removal efficiency of 69%. In the sludge, the total abundance of microplastics on working days and holidays was 954 particles/100 grams and 939 particles/100 grams. The identification of microplastic types was categorized into several shapes: foam, fragment, fiber, film, and microbead, with fragments being the most dominant. The identification of colors was divided into six categories: white and transparent, yellow, red, blue, green, and black, with black being the most dominant. The polymer materials found in the samples were PVFM, PVB, PVA, silicone, and POM. Solid content was proven to have a strong correlation with the abundance of microplastics in wastewate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
TA881
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Subakti Putra Darmansyah
"Kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dapat menyebabkan peningkatan limbah domestik serta minimnya sistem sanitasi dan air bersih yang optimal sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas air tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tren kualitas air tanah secara spasial dan temporal, menganalisis pengaruh musim terhadap variabilitas spasial kualitas air tanah, serta menganalisis secara kuantitatif hubungan antara wilayah urban dengan kepadatan penduduk, bahaya banjir, dan bahaya kekeringan dengan kualitas air tanah di DKI Jakarta. Data sekunder kualitas air tanah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta periode tahun 2016 – 2019 dianalisis meliputi parameter nitrit, sulfat, fecal coliform, dan total coliform. Metodologi yang dilakukan adalah analisis deskriptif untuk menganalisis variabilitas temporal dan spasial kualitas air tanah secara visual, interpolasi kualitas air tanah untuk melihat variabilitas musiman, menganalisis pengelompokan parameter air tanah pada tiap periode, mengklasifikasikan tata guna untuk tiap sumur pantau, serta menganalisis hubungan antara kualitas air tanah dengan beberapa faktor, seperti wilayah urban, kepadatan penduduk, bahaya kekeringan, dan bahaya banjir. Hasil menunjukan bahwa terdapat parameter kualitas air tanah yang berada di atas baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Hasil variabilitas spasial menunjukan Jakarta Utara memiliki persebaran pencemar tertinggi untuk keempat parameter. Hasil variabilitas temporal menunjukan konsentrasi keempat parameter air tanah sejak 2016-2019 meningkat berdasarkan nilai median dan rentang kuartilnya sebesar 200% pada nitrit, 19,82% pada sulfat, 300% pada fecal coliform dan 400% pada total coliform. Hasil variabilitas musiman menunjukan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi di musim kemarau pada nitrit di bulan Juni dan September 2017 dan sulfat di bulan Juni 2017 dan April 2019, serta peningkatan konsentrasi di musim hujan pada parameter fecal coliform di bulan Maret 2016 dan Januari 2018, serta total coliform di Bulan Januari 2018. Pada faktor tata guna lahan, hasil menunjukan terdapat hubungan antara wilayah urban dan kepadatan penduduk dengan kualitas air tanah. Pada faktor banjir dan kekeringan, menunjukan terdapat hubungan dengan setiap parameter. Secara keseluruhan, terdapat indikasi adanya penurunan kualitas air tanah baik secara temporal dan spasial di DKI Jakarta.

The high population density in DKI Jakarta can lead to an increase in domestic waste with the lack of an sanitation system and optimal clean water so that it has an impact on decreasing ground water quality. The purpose of this study is to analyze the trend of groundwater quality spatially and temporally, to analyze the effect of seasons on the spatial variability of groundwater quality, and to analyze quantitatively the relationship between urban areas and population density, flood hazard, and drought hazard with groundwater quality in DKI Jakarta. Secondary data on groundwater quality from the Ministry of Environment and Forestry and DKI Jakarta of Environmental Services were analyzed including nitrite, sulfate, fecal coliform, and total coliform parameters. The methodology used is descriptive analysis to analyze the temporal and spatial variability of groundwater quality visually, interpolate groundwater quality to see seasonal variability, analyze the clustering of groundwater parameters for each period, classify land use for each monitoring well, and analyze the relationship between groundwater quality and several factors, such as land use, population density, drought hazard, and flood hazard. The results show that there are groundwater quality parameters that are above the quality standard of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 of 2017. The results of spatial variability show that North Jakarta has the highest pollutant distribution for the four parameters. The results of temporal variability show that the concentration of the four groundwater parameters since 2016-2019 has increased based on the median value and quartile range is 200% in nitrite, 19.82% in sulfate, 300% in fecal coliform and 400% in total coliform. The results of seasonal variability showed that there was an increase in the concentration in the dry season on nitrite in June and September 2017 and sulfate in June 2017 and April 2019, as well as an increase in the concentration in the rainy season on fecal coliform parameters in March 2016 and January 2018, and total coliform in January 2018. On the land use factor, the results show that there is a relationship between urban areas and population density with groundwater quality. In the flood and drought factors, it shows that there is a relationship with each parameter. Overall, there are indications of a decrease in groundwater quality both temporally and spatially in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kanty Driantami
"Kandungan NH3-N dalam air limbah yang cukup tinggi jika dibuang ke badan air dapat menyebabkan eutrofikasi yang berdampak negatif terhadap ekosistem akuatik. Membrane aerated biofilm reactor MABR merupakan teknologi pengolahan air limbah yang mampu mengurangi konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik. Penelitian ini melakukan pengamatan mengenai kinerja penyisihan konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik menggunakan MABR. Air limbah domestik mengandung konsentrasi NH3-N sebesar 73 mg/l ndash; 104.8 0.12 kg NH3-N/m3.d - 0.24 kg NH3-N/m3.d dan COD sebesar 332 - 468 mg/l 0.56 kg COD/m3.d - 1.05 kg COD/m3.d . MABR disuplai oleh oksigen dengan tekanan sebesar 20 kPa dan penelitian dilakukan dengan tiga variasi waktu detensi HRT berbeda yaitu 8, 10, dan 12 jam. Setelah 33 hari, hasil menunjukkan rasio COD/N berkisar antara 3.9 ndash; 5.7 dengan maksimum efisiensi penyisihan COD dan NH3-N terjadi ketika HRT 12 jam yang mencapai, masing-masing 88 dan 89.58 . Hal ini mengindikasi, bahwa NH3-N dapat dihilangkan menggunakan MABR pada rasio COD/N yang rendah. Selan itu, bakteri autotrof yang berperan untuk mengoksidasi NH3-N menjadi NO2- da NO3- memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan bakteri heterotrof. Sehingga, HRT yang semakin lama akan memberikan keuntungan untuk proses nitrifikasi dan efisiensi penyisihan NH3-N yang tinggi telah dapat tercapai.

High concentration of NH3 N in wastewater discharges from Sewage Treatment Plant can causes eutrophication of the surface water that have the negative impacts for aquatic ecosystems. Membrane aerated biofilm reactor MABR has been proposed as a wastewater technology to reduce NH3 N concentration in domestic wastewater. This study observed the performance of NH3 N removal in domestic wastewater using MABR. Domestic wastewater contains concentration of NH3 N from 73 mg l to 104.8 mg l 0.12 kg NH3 N m3.d to 0.24 kg NH3 N m3.d and COD from 332 mg l to 468 mg l 0.56 kg COD m3.d to 1.05 kg COD m3.d . MABR was supplied by oxygen at pressure of 20 kPa and study performed for 3 hydraulic loading rate HRT variations, which were 8, 10, and 12 hours. After 33 days of running, the result showed COD N ratio were about 3.9 to 5.72 with maximum efficiency of COD and NH3 N removal occurred when HRT 12 hours, reached 88 and 89.58 respectively. This indicated, that NH3 N could removed by MABR at low COD N ratio. Furthermore, autrotrophs bacteria that responsible for oxidized NH3 N to NO2 and NO3 have slower growth rates compared with heterotrophs bacteria. Thus, the longer HRT provided benefit for nitrification process and high NH3 N removal efficiency has been achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novan Dwi Novembry
"Air limbah domestik merupakan sumber pencemaran air yang berdampak pada penurunan kualitas air bersih. Sumber pencemaran di perkotaan juga disebabkan oleh bocornya air limbah dari tangki septik konvensional dimana desain tangki septik tidak memenuhi standar teknis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengolahan air limbah domestik menggunakan dua jenis tangki septik dengan filter up-flow dan downflow untuk mereduksi polutan organik. Sampel air limbah diambil dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Janti di Malang. Tangki septik skala laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini memiliki dimensi 54 cm x 22 cm x 37 cm, terbuat dari kaca setebal 5 mm. Laju aliran air limbah yang dimasukkan ke dalam tangki septik skala lab adalah 20 liter/hari dengan waktu detensi 2 hari. Model tangki septik terdiri dari tiga kompartemen dengan ketebalan media filter 15 cm untuk setiap jenisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan polutan pada tangki septik filter upflow adalah 55,84% BOD, 58,64% COD, 87,84% TSS, 75,07% NH4+, dan 57,19% Total Coliform. Sedangkan pada tangki septik filter downflow, efisiensi penyisihan parameter yang sama adalah65,26%, 66,90%, 90,34%, 79,52%, dan 57,54%. Nilai removal tersebut menunjukkan bahwa pengolahan menggunakan tangki septik filter downflow menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi daripada tangki septik filter up-flow."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Shafira Daradjat
"

Pengolahan AAT meninggalkan residu berupa lumpur yang memiliki kandungan unsur logam yang cukup besar, yaitu Si (39,77%), Fe (33,19%), dan Al (12,73%). Hal ini mengindikasikan bahwa lumpur hasil pengolahan AAT yang selanjutnya akan disebut sebagai lumpur AAT dapat dimanfaatkan kembali menjadi koagulan untuk pengolahan air limbah domestik. Penelitian ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan koagulan yang disintesis dari lumpur AAT dalam menurunkan konsentrasi COD dan TSS karena kedua parameter ini dinilai sebagai parameter yang penting dalam pengolahan limbah domestik sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Pada penelitian ini air limbah domestik yang menjadi sampel uji adalah air limbah domestik artifisial yang memiliki konsentrasi COD 285 mg/L dan konsentrasi TSS sebesar 245,31 mg/L. Setelah melewati proses asidifikasi mengunakan 20 tetes H2SO4 4M, diketahui bahwa koagulan lumpur AAT mengandung Si (43,66%), Fe (30,02%), dan Al (12,35%). Proses jar test kemudian dilakukan untuk menentukan dosis koagulan optimum. Pada proses ini digunakan rentang dosis koagulan sebesar 40 mg/L; 60 mg/L; 80 mg/L; 100 mg/L; 140 mg/L; 180 mg/L; dan 200 mg/L dengan dosis optimum koagulan sebesar 100 mg/L. Dosis koagulan lumpur AAT sebesar 100 mg/L tersebut dapat menurunkan konsentrasi COD sebesar 34,74% (186 mg/L) dan TSS sebesar 95,63% (10,73 mg/L) dari sampel air limbah domestik artifisial yang diuji. Walaupun konsentrasi COD masih belum memenuhi baku mutu, hasil penelitian ini dapat menggambarkan bahwa lumpur AAT memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai koagulan.

 

Kata kunci: Air limbah domestik, Koagulasi, Lumpur air asam tambang


The treatment AMD leaves residue in the form of sludge that contains large amounts of metal, namely Si (39,77%), Fe (33,19%) and Al (12,73%). This phenomenon indicates that the sludge produced from AMD treatment, which will be referred to as AMD sludge, can be reused as a coagulant for domestic wastewater treatment. This research aims to determine the capabilities that a AMD sludge-synthesized coagulant has in reducing COD and TSS concentration in domestic wastewater, due to both of the parameters being considered as important parameters in domestic wastewater treatment, as stated in the 2016 Indonesian Ministry of Environment and Forestry Regulation Number 68 regarding the Quality Standards for Domestic Wastewater. The domestic wastewater sample used in this research is an artificial domestic wastewater with a COD concentration of 285 mg/L and a TSS concentration of 245,31 mg/L. After adding 20 drops of H2SO4 4M and doing characterization, AMD sludge coagulant contains Si (43,66%), Fe (30,02%), dan Al (12,35%). A jar test is then performed in order to determine the optimal coagulant dosage. In this process, a coagulant dosage of 40 mg/L; 60 mg/L; 80 mg/L; 100 mg/L; 140 mg/L; 180 mg/L; and 200 mg/L was used with 100 mg/L being the optimal coagulant dosage. The AMD sludge containing the optimal coagulant dosage of 100 mg/L is found to be able to reduce COD concentration by 34,74% (186 mg/L) and TSS concentration by 95,63% (10,73 mg/L) from the tested domestic wastewater sample. Although the obtained COD concentration does not comply to the quality standards, the results of this research is able to illustrate the vast potential that the AMD sludge has as a coagulant.

 

Keywords: Acid Mine Drainage Sludge, Coagulation, Domestic Wastewater

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>