Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Bondan Dwisetyo
"Distribusi dosis yang dihasilkan oleh sumber Ir-192 dengan laju dosis tinggi (HDR) merupakan anisotropi yang tak terpisahkan akibat self-absorption oleh inti sumber kerapatan tinggi (high-density source core), filtrasi oblique oleh kapsul sumber dan ketidaksimetrian geometri dari kapsul sumber. Untuk menghitung distribusi dosis anisotropi sumber brakiterapi, AAPM TG-43 telah memasukkan fungsi anisotropi dua dimensi pada perumusan kalkulasi dosis. Film gafchromic EBT 2 digunakan untuk mengukur fungsi anisotropi untuk microselectron HDR sumber Ir-192. Proses radiasi dilakukan dengan menempelkan film gafchromic ke aplikator selama 30 detik pada medium udara, dan 35 detik pada medium air. Film Gafchromic kemudian discan untuk mendapatkan nilai pixel. Nilai pixel akan dikalibrasi ke dalam nilai dosis. Distibusi dosis yang telah didapatkan, dapat digunakan untuk mencari nilai fungsi geometri dan fungsi anisotropi. Penentuan fungsi geometri dan anisotropi ditentukan berdasarkan parameter dosimetri AAPM-TG 43.

The dose distribution produced by the high-dose-rate (HDR) Ir-192 source is inherently anisotropic due to self-absorption by the high-density source core, oblique filtration by the source capsule and the asymmetric geometry of the source capsule. To account for the dose distribution anisotropy of brachytherapy sources, AAPM Task Group No 43 has included a two-dimensional anisotropy function in the recommended dose calculation formalism. Gafchromic EBT 2 radiochromic film was used to measure anisotropy function for microSelectron HDR 192 Ir source. Radiation processes carried out by gluing the film to the applicator for 30 seconds in the air medium, and 35 sec in the water medium. Gafchromic film then scanned to obtain the value of pixel value. Pixel value will be calibrated to the dose. Dose distribution has been obtained, can be used to search for geometry function and anisotropy values. Geometry function and anisotropy function can be determined on dosimetry parameters AAPM TG-43."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29454
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Andrian
"Ir-192 adalah sumber radiasi brakiterapi yang sudah uinuin digunakan. Tujuan peinbelajaran ini adalah untuk inemperoleh gainbaran fungsi dosiinetri yang telah dUelaskan di AAPM TG-43 untuk karakteristik dosiinetri suinber Ir-192 LDR yang digunakan dalam brakiterapi. Semua pengukuran diambil inenggunakan Jilin Gafchromic EBT 2 pada media udara dan air yang equivalent dengan fantoin. Nilai derajat kehitainan akan dianalisa inenggunakan corel draw software dengan inengubah chanel 3 warna (RGB) menjadi chanel I warna inerah. Densitas optic yang berupa pixel value akan dikonversi inenjadi dosis dengan data kalibrasi Jilin. Pengukuran dosis pada suinbu radial dilakukan pada jarak 5mm sainpai 50 min dengan interval 5 min dan pada sudut polar 00 sanipai 1800 interval 100. Fungsi dosiinetri didapat yang berupa fungsi dosis radial dan anis0tr0pi distribusi dosis akan dibandingkan dengan apa yang telah inenjadi kesepakatan dengan kalkulasi Monte Carlo. Peinbelajaran ini inenegaskan kemungkinan karakteristik dosiinetri Jilin Gafchroinic EBT 2 pada parameter TG-43 untuk sumber Ir-192 LDR.

Ir-192 source is widely used in high dose rate brachytherapy. The aim of this study was to derive the brachytherapy dosimetic functions described in AAPM TG-43 to characterize the dosimetry Ir-192-LDR Source. All the measurements were carried out with Gafchromic EBT 2 jilm in air and water equivalent solid phantom. The grey values were analyze by using corel draw software with changed (RGB) chanel to only a red chanel. Optical density such as pixel value was converted to dose using calibration flm. Measurements were carried out by measuring the dose at radial distances #om 5 mm to 50 mm with interval of 5 mm and at polar angle 0°»]80° in 10° intervals. Dosimetric functions such as radial dose functions and anisotropy of the dose distribution were found to be in good agreement with Monte Carlo calculations. This study confrms the feasibility of radiochromic EBT 2 jilm dosimetry in characterization ofthe TG-43 parameters for Ir-192 LDR."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Margo Setiawan
"Telah dilakukan penelitian brakiterapi LDR dengan sumber Ir 192 dengan menggunakan dosimeter film Gafchromic EBT-2 dengan perlakuan di medium air dan diudara, berdasarkan kalibrasi dari penelitian sebelumnya piksel value yang didapat dari pembacaan scanner diinterpolasi menjadi nilai dosis absolute. Protokol AAPM TG 43 digunakan sebagai acuan untuk menentukan persentase distribusi dosis pada setiap titik dan menjadi acuan sebagai penentu fungsi geometri sebagai faktor koreksi sumber dan fungsi dosis radial sebagai faktor koreksi atenuasi dan hamburan pada setiap titik tersebut. Telah dilakukan penelitian brakiterapi LDR dengan sumber Ir 192 dengan menggunakan dosimeter film Gafchromic EBT-2 dengan perlakuan di medium air dan diudara, berdasarkan kalibrasi dari penelitian sebelumnya piksel value yang didapat dari pembacaan scanner diinterpolasi menjadi nilai dosis absolute. Protokol AAPM TG 43 digunakan sebagai acuan untuk menentukan persentase distribusi dosis pada setiap titik dan menjadi acuan sebagai penentu fungsi geometri sebagai faktor koreksi sumber dan fungsi dosis radial sebagai faktor koreksi atenuasi dan hamburan pada setiap titik tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29461
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taqiyudin Fadhilah
"Prostat menjadi salah satu penyakit berbahaya yang mematikan bagi pria di dunia. Pengobatan menggunakan terapi radiasi menjadi salah satu pilihan utama pada kanker prostat. Metode 3DCRT dan IMRT digunakan dalam perencanaan terapi radiasi untuk kanker prostat dengan Linac sebagai modalitas penyinaran yang berenergi 6X dengan dosis per fraksi berjumlah 2,5 Gy dan fraksi yang digunakan berjumlah 30. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk verifikasi distribusi dosis radioterapi antara teknik 3DCRT dengan teknik IMRT untuk terapi kanker prostat dengan simulasi Monte Carlo menggunakan EGSnrc. 3DCRT menggunakan 4 lapangan dan IMRT menggunakan 5 lapangan untuk terapi. Hasil penelitian memperlihatkan transpor dosis yang bergerak untuk masing-masing lapangan dan terdistribusi pada organ target dan menunjukkan distribusi dosis pada PTV dan OAR (rectum dan bladder). Passing rate gamma index yang diperoleh untuk 3DCRT dan IMRT masing-masing sebesar 72,31 % dan 71,34% dimana masih belum mencapai passing rate yang ideal baik pada 3DCRT maupun IMRT.

Prostate is one of the most deadly diseases for men in the world. Treatment using radiation therapy is one of the main options for prostate cancer. The 3DCRT and IMRT methods are used in planning radiation therapy for prostate cancer with Linac as the radiation modality with 6X energy with a dose per fraction of 2.5 Gy and the fraction used is 30. The purpose of this study is to verify the radiotherapy dose distribution between the 3DCRT technique and the IMRT technique for the treatment of prostate cancer with Monte Carlo simulation using EGSnrc. 3DCRT uses 4 fields and IMRT uses 5 fields for treatment. The results showed that the dose transport moved for each field and was distributed to the target organ and showed the dose distribution on PTV and Organ at Risk (rectum and bladder). The passing rate gamma index obtained (72,31% for 3DCRT and 71,34% for IMRT) has not yet reached the ideal passing rate for both 3DCRT and IMRT."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soehartati Argadikoesoemo Gondhowiardjo
"Dalam penangganan penyakit keganasan saat ini disamping hasil terapi, kualitas hidup penderita merupakan hal yang juga sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Khususnya dalam hal keganasan pada organ-organa yang mempunyai fungsi dan aspek kosmetik, maka perlu sekali adanya modalitas terapi yang dapat memberikan hasl terapi sebanding dengan tingkat fungsi organ dan kosmetik yang memberi kenyamanan pada penderita. Salah satu modalitas yang dapat digunakan pada beberapa keadaan khusus keganasan yang memberikan tingkat keberhasilan terapi disertai dengan kualitas hidup yang baik bagi penderita adalah penggunaan brakiterapi. Brakiterapi adalah salah satu metode pemberian radiasai dengan mendekatkan dan menusukkan sumber radiasi ke daerah target sehingga akan memberikan dosis yang dapat mematikan sel tumor pada daerah target, dengan dosis serendah mungkin pada organ penting sekitarnya. Dengan ditemukan berbagai sumber radiasi misalnya iridium penggunaan brakterapi sangat berkembang. Sumber radiasi ini dapat digunakan pada berbagai lokasi keganasan secara implantasi. Pada keganasan anorektal, brakterapi secara implantasi maupun intrakaviter, baik kombinasi dengan radiasi eksterna maupun brakiterapi saja dapat memberikan hasil terapi yang baik dengan penyelamatan sfinker anal dan fungsinya.

Brachytherapy in the Treatment of Anorectal Cancer. Nowadays in the treatment of malignant diseases, besides therapeutically results, the patient?s quality of life is considered very important and needs special attention. It is imperative to develop a therapy method that will yield results which gives more comfort to the patient, in particular concerning malignancies in organs with important functions and having cosmetic aspects. One modality, which can be used in special cases, that gives good results and good quality of life for the patient is brachytherapy. Brachytherapy is a method of radiotherapy by placing or inserting a radiation source in the target area in order to give a radiation dose enough to kill cancer cells but with a low dosage for the surrounding important organs. The use of brachytherapy has flourished by the findings of several radiation sources such as iridium, which can be implanted in several malignant locations. In anorectal malignancy, implantation and intracavity brachytherapy with or without external radiation give good results in saving the anal sphincter and its function."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trifena Kristiani
"Brakiterapi merupakan salah satu pengobatan efektif untuk kanker serviks karena memungkinkan memberikan dosis tinggi pada tumor tetapi memiliki resiko untuk organ radiosensitive di sekitarnya seperti buli dan rektum. Perencanaan pengobatan yang tepat dapat meminimalkan dosis buli dan rektum yang diterima. Untuk mengetahui keakurasian dosis buli dan rektum hasil perhitungan Treatment Planning System (TPS) dengan dosis sebenarnya diperlukan pengukuran langsung.
Penelitian ini menggunakan fantom khusus yang terbuat dari bahan akrilik sebanyak 12 lembar balok akrilik membentuk kubus berukuran 20 x 20 x 12 cm3 yang didalamnya terdapat beberapa hole yang digunakan untuk meletakkan aplikator yang digunakan sebagai tempat sumber iridium-192 dihubungkan dengan pesawat brakiterapi HDR Microselectron V2 dan detektor ionisasi PTW Farmer TM 30013 serta electrometer Unidos.
Dua metode pengukuran yang digunakan yaitu penggunaan aplikator tabung intrauterine dan sepasang ovoid serta penggunaan sepasang ovoid tanpa tabung intrauterine dengan pemberian dosis titik A atau titik referensi sebesar 700, 850 dan 1000 cGy. Dari penelitian ini didapatkan dosis fantom yang terukur mendekati dosis hasil perhitungan TPS.

Brachytherapy is one effective treatment for cervical cancer because it allows to give high doses to the tumor but has a risk to radiosensitive organs in the vicinity such as bladder and rectum. Planning appropriate treatment can minimize the dose received bladder and rectum. To determine the accuracy of dose calculation results of bladder and rectum Treatment Planning System (TPS) with direct measurement of the dose is actually necessary.
This study uses a special phantom made of acrylic material as much as 12 sheets of acrylic blocks to form a cube measuring 20 x 20 x 12 cm 3 in which there are several holes that are used to put the applicator that is used as a source of iridium-192 HDR brachytherapy is connected by Microselectron V2 unit and PTW Farmer ionization detector and electrometer Unidos TM 30 013.
Two methods of measurement used is the use of intrauterine applicator tube and a pair of ovoid and the use of a pair of ovoid without intrauterine tube with a dose of point A or point of reference by 700, 850 and 1000 cGy. From this study obtained a measured dose phantom approaching TPS dose calculation results.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1073
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rahmawati
"Telah dilakukan pengukuran dosis titik dan distribusi dosis menggunakan film gafchromic EBT3 pada HDR brakhiterapi dengan aplikator silinder. Adapun tujuan utama dilakukannya penelitian ini yaitu mengetahui karakteristik film gafchromic EBT3 dalam pengukuran brakhiterapi, mengevaluasi dosis pengukuran dengan dosis TPS melalui pengukuran dosis titik, serta mengetahui distribusi dosis di sepanjang sumber brakhiterapi. Evaluasi dosis titik dilakukan dengan mengevaluasi nilai dosis di titik pengukuran A1, A2, A3, dan A4 dengan dosis kalkulasi TPS. Titik A1 dan A2 merupakan titik preskripsi yang berada di sisi kanan dan kiri aplikator silinder. Pengukuran dosis titik dilakukan dengan variasi 13 mm, 14 mm, dan 15 mm dari sumber. Sedangkan, titik A3 dan A4 merupakan titik yang berada di atas A2 dan A1 dengan jarak 1.5 cm. Pengukuran distribusi dosis dilakukan pada jarak 10 mm dan 15 mm dari sumber. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kalibrasi film gafchromic EBT3 yang paling baik yaitu kalibrasi 13 mm dengan nilai diskrepansi untuk titik A1, A2, A3, dan A4 berturut-turut adalah -0.37 , -3.40 , -1.39 , dan -1.54 . Nilai diskrepansi pada jarak 10 mm dari sumber sebesar -0.26 dan pada jarak 15 mm dari sumber sebesar 7.5 .
Point dose measurements and dose distributions have been conducted in HDR brachytherapy with cylinder applicator using EBT3 gafchromic film. The main objective of this study was to know the characteristics of EBT3 gafchromic film, to evaluate doses between measurements and brachytherapy treatment planning, and to know dose distribution along the source rsquo s main axis. The evaluation of point dose have been performed by comparing dose value in point A1, A2, A3, and A4 of the measurements with dose in treatment planning. Point A1 and A2 are prescription point at the right side and the left side of cylinder applicator. Measurement of point dose have been varied by distance of 13 mm, 14 mm, and 15 mm from brachytherapy source. Point A3 and A4 are located at distance of 1.5 cm above point A2 and A1. Dose distribution was measured at distance of 10 mm and 15 mm from brachytherapy source. The most suitable calibration for point dose measurements is calibration 13 mm which discrepancy values for point A1, A2, A3, and A4 were 0.37 , 3.40 , 1.39 , and 1.54 . The discrepancy value for dose distribution measurements at distance of 10 mm and 15 mm from the source was 0.26 and 7.5 , respectively."
2017
S66223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>