Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwin Pribadi
2007
TA446
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA465
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Indharto
"Kegiatan penyimpanan bahan cair mudah seperti minyak diesel merupakan kegiatan usaha yang memiliki resiko yang tinggi terhadap timbulnya kecelakaan, kebakaran dan pencemaran lingkungan sehingga dalam pengelolaannya harus dioperasikan sesuai dengan peraturan dan standard yang baku. Upya meminimalisasi timbulnya resiko tersebut dimulai dari tahap perencanaan, konstruksi maupun tahap operasi. Salah satu aspek yang harus dioptimalkan dalam usaha untuk menekan resiko adalah dengan perancanagan sistem pencegahan kebakaran dan penyebarannya yang sesuia dengan standard. Sistem pencegahan yang terpasang dipengaruhi oleh sifat cairan yang disimpan, jenis dan dimensi tangki. jarak aman antar tangki dan fasilitas di sekitarnya dan sistem kontrol tumpahan. PT. X adalah salah satu Perusahaan Swasta Nasional yang memiliki 11 ( sebelas tangki ) unit tangki penimbun yang kegiatannya meliputi : penerimaan, penimbunan dan pendistribusian minyak diesel. Dengan pertimbangan ini maka dilakukan evaluasi kesesuaian sistem pencegahan kebakaran dan penyebarannya dengan menggunakan standard NFPA 30 Vol. 1, API 2000, API 2000, API 650 dan Australian Standard AS 1940 - 2004.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengevaluasi sistem yang sudah ada kepada standar tersebut untuk mengetahui : Sistem manajemen penanganan dan penyimpanan minyak diesel, kesesuaian a'ntara , Dari segi konstruksi tangki sudah sesuai dengan peruntukkannya untuk minyak Diesel kecuali kekurangan emergency vent. Jarak antar tangki dalam tanggul telah memenuhi syarat yang telah dilentukan oleh NFPA. Jarak aman dengan fasilitas lain iuga telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Australian Standard AS 1940 - 2004. Normal ventilasi yang terpasang ( free vent ) dengan diameter 8 " dan 6 " memenuhi syarat yang ditentukan oleh standar API 2000 dan standar NFPA 30 Vol. 1 dan PT. X harus segera memasang emergency vent dengan diameter orifice = 13, 67 in. Jumlah cadangan air pendingin yang tersedia yaitu 60 m hany acukup untuk keperluan pendinginan selam 11 menit dan volume tanggul yang ada tidak memenuhi syarat minimum yang ditentukan oleh standar Australian.

Storage of flammable liquid like diesel oil is a high risk business activity prior to incident/ accident, fire and contamination of environment, therefore it must be operated in compliance with the regulation and standards. The effort to minimize equipment and installation and ends up in operation phase. One of the aspect that must be optimized to minimize risk of tire is by designing the fire prevention system and fire spreading of me is by designing the tire prevetion system to be influenced by tiquid, tank dimension and type, distance between tank, other installation and equipments and spillage control systems. PT X is a national company that has 11 (eleven) tank unit and mean to convert the usage of tank which was initially used for the lubricating oil will change operation. With this consideration, hence evaluation shall be done according to the Handbook, API 2000, API 650 and Austalian Standard 1940 - 2004.
This research is conducted by evaluating the existing system compare to a current standard. This research is conducted by evaluating the existing system compare to a current standards and literature : API 2000, API 650 and Austalian Standard 1940 - 2004 to know : diesel oil storage and handling management system, accordance between tank dimension and type and services with the tire prevention and spreading. In order to support this evaluation, a quantitative analysis was conducted to calculated the need of ire prevention system and spreading. The result of the research indicated that PT X is not compliance with standard for handling and storage of diesel oil. Tank construction has been complied with the standard for storage of diesel oil, except lack of the emergency vent. Distance between tank was not comply to NFPA and the Australian Standard, Distance to other facility has meet to Australian Standard of AS 1940 - 2004 but not to standard of NFPA 30 Vol. 1 Normal ventilation ( free vent ) meet to API 2000 in standard and NFPA 30 vol 1 and PT. X have to immediately install emergency vent with diameter of orifice = 13,67 in. The amount of cooling water supplay which is 60 m enough for 11 minute cooling 11 and existing dike area volume was not comply to Australian Standard of AS 1940 - 2004 dan NFPA.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Suharto
"Sistem Evaluasi Keamanan (Safety) Instalasi Pengolahan Gas Bumi ini merupakan sistem yang disusun untuk digunakan sebagai alat evaluasi tingkat keamanan instalasi pengolahan gas bumi. Tinjauan yang digunakan dalam sistem evaluasi ini diambil secara makro, dengah harapan dapat merangkum sistem secara menyeluruh.
Pada sistem ini penilaian dilakukan atas 4 (empat) faktor utama yaitu :
1. Faktor instalasi.
2. Faktor Operasi dan Perawatan.
3. Faktor Korosi.
4. Faktor Lain.
Dari masing-masing faktor tersebut selanjutnya diuraikan menjadi beberapa komponen yang masing-masing dianggap memiliki pengaruh terhadap tingkat keamanan instalasi.
Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan penilaian (skoring) terhadap masing-masing komponen sesuai dengan kondisinya. Semakin tinggi nilai yang diberikan berarti komponen dianggap semakin aman, dan sebaliknya semakin rendah nilai yang diberikan berarti komponen tersebut dianggap semakin tidak aman. Untuk lebih efektifnya penilaian, diharapkan team evaluasi terdiri dari personil yang telah memiliki pengalaman lapangan, sehingga selain memiliki kemampuan yang cukup juga memilikl sense yang baik terhadap obyek penilaian.
Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui apakah instalasi dalam kondisi AMAN, CUKUP AMAN atau TIDAK AMAN berdasarkan nilai yang diperoleh. Batasan kriteria penilaian AMAN atau TIDAK untuk masing-masing komponen didasarkan pada batasan yang umum/lazim dipergunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T8465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranty Jasmine Gyatri
"Skripsi ini membahas mengenai prosedur dan pelaksanaan SMK3 Kontraktor di PT. Medco E&P Indonesia khususnya di Rimau Asset pada tahun 2011 kemudian membandingkan kesesuaiannya dengan Pedoman Tata Kerja Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontraktor yang dikeluarkan oleh BP Migas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode kualitatif. Terdapat beberapa perbedaan antara Pedoman SMK3 Kontraktor PT. Medco E&P Indonesia dengan PTK Pengelolaan K3 Kontraktor BP Migas. Beberapa departemen di Rimau Asset sudah melaksanakan Sistem Manajemen K3 Kontraktor.
Hasil dari penelitian ini menyarankan dilakukannya peninjauan ulang terhadap Pedoman SMK3 Kontraktor PT. Medco E&P Indonesia serta mengadakan sosialisasi mengenai SMK3 Kontraktor kepada user untuk meningkatkan pemahaman user dan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Kontraktor di Rimau Asset.

The focus of this study the procedure and implementation of Contractor Safety Management System at PT. Medco E&P especially at Rimau Asset in 2011 and then compare the compliance with "Pedoman Tata Kerja Pengelolaan K3 Kontraktor" issued by BP Migas. This research is descriptive analythics and use qualitative methods. There are some differences between "Pedoman SMK3 Kontraktor PT. Medco E&P Indonesia" with "Pedoman Tata Kerja Pengelolaan K3 Kontraktor". Some departments at Rimau Asset already implementing Contractor Safety Management System.
The result of this study suggest to review -Pedoman SMK3 Kontraktor PT. Medco E&P Indonesia, then held socialization for users about Contractor Safety Management System to increase user`s awareness and implementation of Contractor Safety Management System at Rimau Asset.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kuwat Wijayanto
"Dalam keadaan atau situasi segenting apapun fungsi-fungsi negara/kekuasaan negara tidak boleh absen. Oleh sebab itu menjadi penting suatu negara mempunyai pengaturan yang bersifat antisipatif guna menghadapi keadaan tidak normal atau situasi darurat yang serba mendesak, terutama bagi pejabat publik yang menjadi bagian dari penyelenggara negara, untuk memberikan dasar atas tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam jabatannya guna menghadapi situasi genting atau darurat tersebut.
Memasuki kuartal ke IV tahun 2008, Pemerintah memandang perekonomian Indonesia memasuki kondisi yang mengkhawatirkan. Mempertimbangkan kondisi makro ekonomi global dan domestik, dengan mengacu kepada Pasal 22 UUD 1945, maka Pemerintah menerbitkan 3 (tiga) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu), salah satunya yaitu Perpu No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK), yang memperjelas Protokol Manajemen Krisis Sistem Keuangan Indonesia, mengingat belum selesainya penyusunan RUU JPSK. Dalam perjalanannya, Perpu dimaksud baru dicabut pada tanggal 6 Agustus 2015, melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang JPSK.
Pencabutan Perpu JPSK tersebut membawa implikasi terhadap pelaksanaan fungsi Bank Indonesia sebagai lender of last resort, yaitu mengakibatkan tidak adanya payung hukum yang mengatur mengenai jaring pengaman sistem keuangan, sehingga ada kekosongan hukum yang diperlukan untuk membentuk konstruksi yang sempurna bagi Bank Indonesia untuk melaksanakan fungsi lender of last resort. Dengan kondisi yang demikian, dalam hal terjadi krisis di sistem keuangan dan terdapat bank yang mengalami kesulitan likuiditas dan berdampak sistemik, Bank Indonesia tidak dapat menjalankan fungsi sebagai lender of last resort dengan baik.

In any circumstance or urgent situation the functions of national/state power cannot be absent. Therefore becomes important to a country having regulation to face the emergency situation, especially for public officials who are part of the state, to provide the foundation for the actions that must be performed in order to confront his critical situation or emergency.
Entering the fourth quarter of 2008, the Government views the Indonesian economy entered a vulnerable phase. Considering the global and domestic macro economy, with reference to Article 22 UUD 1945, the Government issued three (3) of Government Regulation in Lieu of Law (decree), one of the decree No. 4 Year 2008 on the Financial System Safety Net (FSSN), which clarifies the Financial System Crisis Management Protocol Indonesia, particularly related to the authorities concerned and regarding the rights and obligations of the arrangement, given the completion of the drafting of laws FSSN. Along the way, the decree was revoked on August 6, 2015, through Act No. 11 of 2015 concerning Revocation of Government Regulation in Lieu of Law No. 4 of 2008 on FSSN.
Revocation of Exemption Law FSSN the implications of the implementation of Bank Indonesia function as a lender of last resort, which resulted in the absence of a legal framework governing the financial system safety net, so that there is a legal vacuum that needed to form a construction that is perfect for Bank Indonesia to perform the function of lender of last resort. With such conditions, in the event of a crisis in the financial system and some banks experiencing liquidity problems and systemic impact, Bank Indonesia cannot perform the function of lender of last resort as well."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Cempaka Putri
"Universitas merupakan suatu tempat kerja, pusat ilmu budaya dan aset yang berupa sumber daya manusia cerdas dan peralatan yang memiliki potensi bahaya yang tinggi namun, upaya untuk menekan potensi bahaya tersebut masih rendah. Berdasarkan data yang didapatkan dari UPT-PLK UI terjadi kenaikan angka kecelakaan transportasi di lingkungan Universitas Indonesia sebesar hampir 2 kali lipatnya pada tahun 2007 dan menurut data kesehatan kerja Universitas Indonesia didapatkan lebih dari 50 % pekerja di PAU UI memiliki kadar kolesterol diatas 200mg%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai langkah-langkah pengembangan sistem manajemen K3 di UI, mengetahui persyaratan apa saja yang harus di penuhi oleh UI untuk mengembangkan Sistem Manajemen K3 di UI kemudian mengembangkan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi di UI.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan deskriptif analitik dan menggunakan disain studi crosecctional. Data diperoleh melalui kegiatan observasi dengan terlibat sebagai panitia K3L UI, wawancara dengan 4 orang informan dari tim K3L UI, dan telaah dokumen yang meliputi laporan akhir tahun, laporan tengah tahun dan laporan kegiatan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis elemen SMK3 UI dan isinya dan membandingkan dengan Permenaker no 5 tahun 1996 dan OHSAS 18001 serta SMK3 di Universitas, dalam hal ini universitas yang penulis ambil perbandingan SMK3nya adalah UNSW dan UT.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) universitas Indonesia telah memiliki pernyataan komitmen K3L UI yang tertuang dalam elemen kebijakan UI, 2) Universitas Indonesia sudah memiliki elemen perencanaan akan tetapi belum dijalankan, 3) Universitas Indonesia sudah memiliki elemen implementasi dan sudah menjalankan walaupun belum 100% memenuhi persyaratan, 4) Universitas Indonesia sudah memiliki elemen evaluasi dan monitoring akan tetapi belum sepenuhnya diimplementasikan, dan 5) Universitas Indonesia telah memiliki elemen tinjauan kembali oleh manajemen, akan tetapi belum dilaksanakan. Oleh sebab itu perlu : 1) mengimplementasikan elemen perencanaan yang telah dibuat oleh universitas, 2) melengkapi hal-hal yang kurang pada elemen implementasi. Setelah kedua tersebut dijalankan dengan baik baru dapat mengimplementasikan elemen evaluasi & monitoring dan elemen tinjauan manajemen karena untuk mengembangkan SMK3 di Universitas Indonesia seluruh elemen SMK3 yang sesuai dengan UI harus diimplementasikan dan dijalankan sepenuhnya oleh Universitas Indonesia.

University is the workplace, center of science, intellectual people and other science property inside that have high potential hazard, but there is less effort to decrease it. Based on data from UPT-PLK, University of Indonesia has increased the number of traffic accident in side campus in 2007. Based on occupational health data in University of Indonesia, there is more that 50% staffs have number of cholesterols more than 200%mg. The study objectives are to analyze the step of development occupational safety and health management system (OSHMS) in University of Indonesia, know the requirement to developed occupational safety and health in University of Indonesia and also development of occupational safety and health in University of Indonesia.
This research applies qualitative approach with analytic description using crossectional study method. Those collected data are source from observation, in-depth interview with 4 informants from K3L team and the K3L UI document, which are final report, half-final report, and K3L event report. Analyze data technique in this research are using content and the element and compare it to Permenaker no 5 tahun 1996, OHSAS 18001 and Occupational safety and Health Management System in University. Researcher takes the Occupational safety and Health Management System standard from UNSW and UT.
These results of the study show that: 1) University of Indonesia has a commitment to developed Occupational Safety and Health and also environment, this commitment show in policy element, 2) University has planning element of occupational safety and health management system but University of Indonesia has not implementation yet, 3) University of Indonesia has implementation element and it has implemented although has not perfected yet, 4) University of Indonesia has monitoring and evaluation element but it has not implemented yet, 5) University of Indonesia has management review element but it has not implemented yet. There is necessity to: 1) Implementation planning element which have been made by university before, 2) completing the content of implementing element, after that, you can implementation monitoring & evaluation element and management review element, because to develop of occupational safety and health management system that appropriate for UI all OSHMS element must be implemented."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Raihan Umar
"Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan manusia terhadap penggunaan mesin semakin meningkat dengan seiring berkembangnya teknologi untuk memudahkan kegitan sehari-hari. Salah satunya adalah stairlift. Stairlift merupakan teknologi transportasi untuk membantu dan memfasilitasi sebuah aktifitas bagi yang membutuhkan seperti lanjut usia dan disabilitas terutama untuk aktifitas naik dan turun tangga pada bangunan bertingkat. Dalam pembahasan topik ini difokuskan untuk membuat suatu konsep sistem keamanan pada stairlift yang dibuat oleh prof Danardono Agus Sumarsono, DEA. PE dan tim yang dimana jika rantai stairlift tersebut putus sistem akan membuat kursi stairlift tidak jatuh bebas. Dalam konsep safety pada stairlift ini digunakan alat fall arrester untuk mengantisipasi jika kursi stairlift jatuh bebas. Untuk menguji tingkat keselamatan sistem keselamatan dengan fall arrester, dilakukan simulasi kekuatan komponen dengan software Autodesk Inventor. Pengujian dilakukan dengan regulasi ASME.18.1. Hasil dari pengujian beban berupa deformasi maksimal, tegangan maksimal Von-Mises, dan faktor keselamatan. Hasil desain dan pengujian menunjukan bahwa konsep safety stairlift dengan fall arrester dapat di aplikasikan. Berdasarkan hasil simulasi faktor keselamatan pada komponen didalam fall arrester dengan jarak maksimum yaitu 4.83. Faktor keselamatan pada tali fall arrester dengan jarak maksimum yaitu 5.9. Faktor keselamatan pada komponen mounting dengan jarak maksimum sebesar 6.10, Pada desain assembly faktor keamanan dengan jarak maksimum yaitu 5.17. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep safety stairlift ini belum memenuhi regulasi ASME.18.1 namun apabila pemilihan material pada komponen fall arrester ditingkatkan sistem safety denga fall arrester ini dapat memenuhi standar regulasi ASME 18.1

n daily life, human needs for the use of machines are increasing significantly by following the development of technology. One of them is Stairlift. Stairlift is a transportation technology to support and facilitate for those who need - for instance elderly and disable people - to use stairs. This discussion aims to create a concept of a security system on a stairlift made by Prof. Danardono Agus Sumarsono, DEA. PE and the team that if the stairlift had a malfunction on its system, it will not fall freely. In the safety concept on this stairlift, a falling arrester tool is used to request if the stairlift seat falls freely. In order to test the safety level of the system by fall arresters, an evaluation of the strength of components should be conducted with Autodesk Inventor software. The testing has done by ASME testing.18.1. The results of the load testing are maximum deformation, maximum Von-Mises stress, and safety factors. The design and test results show the concept of a safety stairlift with a fall arrester can be applied. Based on the results of the simulation of the safety factor on the components inside the arrester fall with a maximum distance of 3.45. The safety factor on the arrester fall rope with a maximum distance of 5.9. The safety factor for mounting components with a maximum distance of 6.10, In the assembly design the safety factor with the maximum distance is 5.17. The safety concept of this stairlift does not meet ASME requirements.18.1 but approval of material selection on the components of the arrester fall Improves the safety of the system by falling the arrester can meet ASME 18.1 standard requirements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Basith H. ijazy
"PT. Cipta Mandiri Wirasakti adalah salah satu perusahaan nasional produsen wiring haness dan battery cable untuk otomotif. Pemeliharaan equipment produksi dan sebagian besar fasilitas umum perusahaan dikelola oleh bagian Maintenance, menekan breakdown equipment merupakan tujuan utamanya. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, disamping melakukan aktivitas teknis di lapangan, bagian Maintenance juga melakukan aktivitas administratif. Tugas administratif di bagian Maintenance cukup sulit dilakukan dengan banyaknya sumber daya equipment yang harus dikelola.
Sistem Informasi Pemeliharaan merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang dikembangkan untuk mengotomasi proses administratif yang mendukung aktivitas pemeliharaan. Sistem ini menyediakan beberapa fungsionalitas yang dibutuhkan untuk mempermudah proses-proses administratif yang bersifat kritis. Kesulitan-kesulitan yang dialami staff administrasi selama ini serta keinginan untuk meningkatkan kefektifan dan efisiensi proses di bagian Maintenance menjadi pertimbangan untuk pengembangan sistem ini.
Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik diperlukan untuk keberhasilan pengembangan perangkat lunak ini. Dengan panduan metodologi Rational Unified Process (RUP) diharapkan bahwa spesifikasi kebutuhan perangkat lunak yang dihasilkan dapat membantu tim pengembang untuk mengembangkan sistem perangkat lunak ini. Adaptasi disiplin business modeling dan requirement dari RUP akan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan proyek.

PT. Cipta Mandiri Wirasakti is one of automotive wiring harness and battery cable manufacturer in Indonesia. Maintenance of production equipments and the most of company's general utilities is the responsibility of Maintenance Division, to minimize equipment breakdown is the primary objective. In performing its responsibilities, Maintenance Division performs administrative activities in addition to its technical plant activities. These administrative activities are not simple tasks to do, due to a large number of equipment resources to be managed.
Maintenance Information System is a software system to be developed to automate administrative processes in supporting equipment maintenance objectives. The software system shall deliver several functionalities needed to facilitate critical administrative processes. The presence of difficulties that administration staffs have been facing and the expectation of improved process effectiveness and efficiency in the Maintenance Division encourage the development of the software system.
The complete and well prepared documentation of software requirements specification is required in supporting the successful software system development. The software requirements specification delivered by adapting Rational Unified Process (RUP) methodology as a guideline is excpected to assist the project team in the software system development. The adaptation of business modeling and requirements disciplines of the RUP will be configured to meet the c haracteristic and requirements of the project."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muhyidin Farid
"Salah satu upaya perlindungan dari potensi bahaya radiasi di lingkungan sebagai dampak dari adanya lepasan radiasi disekitar fasilitas nuklir adalah dengan pemantauan dosis radiasi di lingkungan secara waktu nyata dan terus-menerus. Penelitian ini mengkaji sistem pemantaun radiasi di lingkungan yang telah diterapkan saat ini, kemudian mengembangkan sistem tersebut agar lebih berdayaguna dalam rangka kesiapsiagaan nuklir. Pengembangan sistem dilakukan melalui penambahan jaringan sensor nirkabel dan fitur peringatan dini.Jaringan sensor nirkabel JSN yang diaplikasikan kedalam sistem, meliputi JSN berbasis radio frekuensi RF dan general packet radio service GPRS. Faktor koreksi hasil pengukuran JSN GPRS tipe Pancake terhadap peralatan komersial JSN RF untuk pengukuran paparan radiasi lingkungan adalah 0.657, sedangkan faktor koreksi JSN GPRS tipe NaI Tl adalah 0,502. Data yang dikirim oleh perangkat deteksi gamma dikumpulkan di server yang dikelola oleh Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir PPIKSN-BATAN. Data yang diterima server disimpan di database xmonitoring, dapat dilihat secara langsung nilai paparan radiasi di lingkungan melalui phpmyadmin. Disain website dapat dikunjungi pada alamat http: 223.25.97.90/radmon-farid/index.php. Sistem peringatan dini akan dikirimkan ke operator penanggungjawab sistem radmon, apabila parameter pembatas paparan radiasi lingkungan sebesar 0,3 ?Sv/jam terlampaui. SMS peringatan dini akan dikirimkan kepada operator sistem radmon setelah 15 - 60 detik data pengukuran paparan radiasi lingkungan diterima oleh server.

One effort to protection from increasing of potentially environmental radiation hazards as impact of radiation discharge around nuclear facilities by environmental radiation monitoring in real time and continuously. This research focus on radiation monitoring sistem, then develop this sistem more efficiently for nuclear preparedness. This system was developed through addition of wireless sensor networks and early warning features. Wireless sensor networks WSN was applied to this system, including WSN based on radio frequency RF and general packet radio service GPRS. The correction factor of WSN GPRS Pancake type measurement results compare to WSN RF commercial equipment for environmental radiation exposure is 0.657, and correction factor for WSN GPRS NaI Tl type is 0.502. Data has been collected on the servers, who manage by Center for Informatics and Nuclear Strategic Zone Utilization BATAN Serpong. The value of doserate data was received of the server will be viewed on the graph of the website, with address 223.25.97.90 radmon farid index.php. This system will be sent to the radmon operator, if the parameters of threshold environmental radiation level was exceeded from 0.3 Sv h. after 15 60 seconds of measurement data of environmental radiation exposure received by the server. SMS early warning will be delivered to the operator this system, after 15 60 seconds environmental radiation exposure measurement was received."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>