Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Danang Ramadhianto
"Di dalam suatu sistem tenaga listrik terdapat suatu faktor yang dinamakan faktor rugi rugi atau penyusutan dari energi. Penyusutan ini dapat ditemui di berbagai tempat pada jaringan tenaga listrik, mulai dari pembangkitan, transmisi, sampai dengan kepada distribusi kepada konsumen.
Terdapat dua jenis penyusutan pada sistem tenaga listrik, yaitu penyusutan teknis dan non-teknis. Penyusutan teknis adalah penyusutan yang terjadi sebagai akibat adanya impedansi pada peralatan pembangkitan maupun peralatan penyaluran dalam transmisi dan distribusi sehingga terdapat daya yang hilang. Penyusutan secara non teknis adalah susut yang disebabkan oleh kesalahan dalam pembacaan alat ukur, kesalahan kalibrasi di alat ukur, dan kesalahan akibat pemakaian yang tidak sah (pencurian) atau kesalahan kesalahan yang bersifat administratif lainnya.
Penyusutan daya tidak mungkin dihindari karena pada peralatan tidak mungkin memiliki tingkat efisiensi 100%, namun yang perlu mendapatkan perhatian adalah apakah penyusutan yang terjadi di dalam batas kewajaran. Sebagian besar penyusutan yang ada berada pada jaringan distribusi. Hal ini disebabkan karena pada jaringan distribusi, tegangan yang dipakai berada dalam rentang tegangan menengah dan tegangan rendah. Dimana untuk tegangan menengah dan tegangan rendah, arus yang mengalir pada jaringan nilainya besar untuk nilai daya yang sama, sehingga penyusutan energi juga akan besar.

On power ystem there is a factor known as losses factor of energy. These losses could be found in several places all over power network, from the power plant, transmission system, until the network end in distribution system.
Actually, there are two kinds of losses on power system network, which are technical losses and non-technica losses. Technical losses is losses that happen not only as an effect of impedance on power plant utilities,but also as an effect of impedance on equipment that used in transmission and distribution. In other side, the non-technical losses is a losses that caused by the mistake tha occurred when reading the measurement equipment, the mistake of equipment calibration, and a mistake that caused by illegal user or other administrative mistakes.
We can not avoid energy losses, because the equipment that we used can not possible have 100% efficiency, but there is one thng that should become our primary concern is the losses that occur are still in normal level or not. Mostly the energy losses happen on distribution network. Because on distribution network, the rate of voltage that being used is located in middle voltage and low voltage range. As we know, on middle voltage and low voltage, the amount of current that flow in the cable increasing for the same power. In the simple word, it will cause te energy losses bigger than before.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40523
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nahry
"Kelangkaan komoditas merupakan permasalahan yang dihadapi oleh BUMN-PSO yang menjadi studi kasus. Salah satu penyebabnya adalah inefisiensi dalam sistem distribusi yang berlaku saat ini. Disertasi ini bertujuan untuk mengembangkan model optimasi yang dapat digunakan untuk mendisain sistem distribusi BUMN-PSO. BUMN-PSO memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan komersial umumnya dalam hal kewajiban pemenuhan kebutuhan atas produk subsidi. Metode penelitian ini adalah melalui studi eksplorasi , yaitu melalui interview terhadap manajemen salah satu BUMN-PSO dan kajian pustaka serta studi eksplanatori, yaitu melalui proses pengembangan model optimasi. Model yang dikembangkan berfungsi sebagai alat evaluasi dan pengambil keputusan bagi berbagai strategi usulan untuk meningkatkan efisiensi sistem. Aplikasi model terhadap beberapa kasus hipotetikal dengan menggunakan program aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa sistem operator tunggal akan memberikan efisiensi yang lebih baik. Selain itu, optimasi distribusi secara tersentralisasi berbasis besaran bahan baku memberikan hasil optimasi yang lebih baik dibandingkan dengan optimasi berbasis komoditas. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan aplikasi model terhadap data real BUMN-PSO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D1191
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Saidi
"Penggunaan voucher elektronik terus meningkat hingga melebihi 95% dari total voucher yang digunakan. Mengingat bahwa voucher hal yang sangat penting bagi bisnis telekomunikasi maka operator elekomunikasi selular harus memiliki sistem distribusi yang handal. Tesis ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap sistem distribusi yang digunakan oleh PT XYZ, performansi dan pengembangannya ke depan dengan melihat pada kondisi eksternal dan internal perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem distribusi PT XYZ yang menggunakan multi channel masih dapat berjalan efektif tetapi masih harus diperbaiki dari sisi performansi sistem untuk meningkatkan responsivenss terhadap pasar. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki service level agreement, edukasi kepada mitra distribusi, helpdesk yang harus bekerja selama 24 x 7 dan optimalisasi network. Dalam pengembangan sistem distribusi voucher ke depan perlu dipertimbangkan adanya inovasi sistem distribusi voucher elektronik. Pengembangan sistem yang dimaksud adalah dengan melakukan disintermediation pada sistem. Tetapi hal tersebut harus dikaji lebih lanjut mengenai aspek financial, operation and marketing.

The usage of electronic voucher has been increased significantly exceeded 95% of total voucher. Considering that voucher is one of the most important things for business telecommunication, therefore telecommunication operator has robust electronic system distribution. The aims of this thesis are to evaluate the electronic distribution system in PT XYZ, their performance and the future development. The result of this research show that electronic voucher distribution system of PT XYZ has run effectively but there are some are that need improvement from performance to increase the market responsiveness. The required improvements are service level agreement improvement, distribution channel education, 24 x 7 helpdesk, and network optimalization. For future development, the electronic voucher shall consider about innovation of distribution channel. The alternative of improvement is doing the disintermediation, so operator distributes the voucher directly to retailer. But this idea shall be analyzed deeply from financial, operation and marketing impact."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26493
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Prihadi
"Kualitas daya telah menjadi perhatian serius bagi ahli tenaga lisirik, hal ini dikarenakan jumlah serta akibatnya semakin signifikan baik dari kalangan industri maupun masyarakat biasa. Salah_satu penyebab buruknya kualitas daya adalah harmonik. Harmonik adalah fenomena terdistorsinya bentuk gelombang sinusoidal murni dari sumber kepada beban, hal ini membawa efek negatif terhadap pembangkit, transmisi maupun disrribusi. Peningkatan fenamena harmonik ini disebabkan karena peningkatan pemakaian beban non linier.
Ada dua cara penanganan distorsi harmonik pada sistem tenaga listrik, pencegahan dan perbaikan. Pencegahan dilakukan pada tahap perencanaan sistem tenaga listrik salah satunya dengan cara pembatalan phasa (phase cancellation) pada konverter daya, kapasiior; transformer dan generator. Perbaikan harmonik berupa pengurangan distorsi harmonik di daiam sistem tenaga listrik, salah satunya adalah dengan menggunakan filter. Filter pasif banyak digunakan karena strukturnya yang sederhana dan juga murah. Namun penggzmaan filter ini membutuhkan perencanaan dan studi desain yang tepat, agar filter yang digunakan tepat, efektif dan efisien."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfri Kusnadi
"Sistem distribusi & kontrol adalah bagian yang vital pada fasilitas bawah laut. Sistem distribusi & kontrol berfungsi untuk mendistribusikan pengiriman tenaga listrik, tenaga hidrolik dan injeksi kimia ke fasilitas bawah laut. Dalam masa operasinya, sistem distribusi & kontrol bisa mengalami gangguan apakah berupa kerusakan atau turunnya kinerja sistem tersebut. Pembahasan dalam makalah ini terkait investigasi gangguan pada jalur hidrolik LP2 yang mengirimkan tenaga hidrolik dari Topside ke fasilitas bawah laut. Untuk bisa melakukan investigasi gangguan pada system distribusi & kontrol apakah disebabkan oleh kebocoran ataupun kerusakan, selalu melibatkan penggunaan kapal dan ROV dikarena inspeksi visual dan intervensi terhadap fasilitas bawah laut cuma bisa dilakukan dengan mengandalkan ROV. Persiapan investigasi dilakukan dengan melakukan studi literatur dari dokumen-dokumen yang telah tersedia pada tahap perancangan, pemasangan dan pengujian. Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut ditentukan langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat investigasi. Langkah-langkah investigasi juga menyesuikan kemampuan dari kapal dan ROV yang tersedia.

Distribution & control systems are critical parts of the subsea facilities. The distribution & control system functions to distribute the delivery of electric power, hydraulic power and chemical injection to the subsea facilities. During operational period, the distribution & control system can experience disruption, whether in the form of damage or a decrease in the system's performance. The discussion in this paper concerns the investigation of disturbances in the LP2 hydraulic line which transmits hydraulic power from Topside to the subsea facilities. In order to be able to investigate disturbances in the distribution & control system, whether caused by leaks or damage, always involves the use of vessel and ROVs since the visual inspections and interventions on underwater facilities can only be done by the ROV. Preparation for the investigation was carried out by conducting a literature study of the documents available at the design, installation and testing stages. Based on these documents, the steps that must be taken during the investigation are determined. Investigation steps also adjust the capabilities of the available ships and ROVs. Details of the leak investigation work are discussed in this engineering report."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Athalia Aghani
"PT Enseval Putera Megatrading Tbk mengembangkan sistem surat pesanan elektronik yang selanjutnya disebut sebagai e-SP. e-SP merupakan sistem baru yang akan digunakan pada komputer, maka perlu dilakukan validasi terlebih dahulu. Validasi sistem komputer merupakan hal yang penting dikarenakan perangkat lunak merupakan komponen kritis dari sistem komputerisasi sehingga pengguna harus memastikan bahwa perangkat tersebut disiapkan sesuai dengan sistem pemastian mutu. Metode validasi sistem komputer dilakukan dengan menyusun protokol kualifikasi instalasi dan operasional untuk digunakan sebagai instruksi kerja pada kegiatan validasi sistem komputer. Protokol kualifikasi instalasi meliputi verifikasi dokumen instalasi, spesifikasi perangkat lunak, spesifikasi perangkat keras dan infrastruktur, koneksi sistem, sistem keamanan, format tanggal, dan audit trail. Protokol kualifikasi operasional mencakup 26 pengujian untuk memastikan sistem dapat berfungsi sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. Validasi sistem komputer untuk surat pesanan elektronik (e-SP) bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang baru dikembangkan dan akan digunakan selanjutnya memenuhi persyaratan yang tertera pada CDOB dan CPOB, serta memastikan juga terkait efektivitas dari kerja sistem e-SP.

PT Enseval Putera Megatrading Tbk has developed an electronic order letter system, hereinafter referred to as e-SP. e-SP is a new system that will be used on a computer, it needs to be validated first. Computer system validation is important because software is a critical component of a computerized system so users must ensure that the device is prepared according to a quality assurance system. The computer system validation method is carried out by compiling an installation and operational qualification protocol to be used as work instructions for computer system validation activities. The installation qualification protocol includes verification of installation documents, software specifications, hardware and infrastructure specifications, system connections, security systems, date formats, and audit trails. The operational qualification protocol includes 26 tests to ensure the system can function according to predetermined specifications. Computer system validation for electronic order (e-SP) aims to ensure that the system that has just been developed and will be used subsequently meets the requirements stated in the CDOB and CPOB, as well as ensuring the effectiveness of the work of the e-SP system."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Bagiyo
"ABSTRAK
Penggunaan operation research dalam dunia usaha semakin meluas, tetapi pada bidang konstruksi jalan raya di Indonesia masih belum dimanfaatkan, baik oleh pihak pemilik proyek, konsultan maupun kontraktor pelaksana.
dengan perkembangan dunia komputer yang pesat, penyusunan model pada linear programming semakin mudah dan aplikasi dalam berbagai bidang semakin memungkinkan. Pembahasan dalam karya akhir ini menggunakan paket program LINDO yang didesain khusus oleh Prof. Linus Schrage dari Graduate School of Business Chicago. Keterbatasan paket program yang digunakan mengakibatkan dengan menggunaan asumsi-asumsi yang tetap harus dipertimbangkan dalam menganalisa hasil akhir.
Dari hasil output model, terlihat bahwa perencanaan yang hanya menggunakan intuisi dan perhitungan matematika sederhana tidak akan dapat mendeteksi perbedaan biaya dari beberapa alternatif lokasi dan jumlah asphalt mixing plant, sedangkan biaya dari beberapa alternatif tersebut dapat merupakan jumlah yang signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Setiawan
"Skripsi ini membahas tentang penentuan prioritas beban dan skema pelepasan beban pada permodelan sistem distribusi listrik PT. Bukit Asam (Persero) Tbk,. Pelepasan beban dilakukan sebagai usaha memperbaiki kestabilan sistem yang terganggu karena beban lebih. Apabila beban meningkat tetapi suplai yang diberikan turun maka akan terjadi penurunan tegangan pada sistem. Salah satu komponen stabilitas sistem yang mampu menjadi referensi pelepasan beban adalah tegangan. Dalam suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai macam beban dan beban-beban tersebut memiliki nilai prioritas kebutuhan dan nilai ekonomi bagi penggunanya. Dengan tahapan pelepasan beban ini maka kontinuitas pelayanan listrik masih akan tetap terjaga dan sistem kembali pada level tegangan yang diinginkan (>95%).

This undergraduate thesis discusses about the load priority and load shedding schemes in PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, distribution system modeling. Load shedding is carried out as an effort to restore disturbed system stability because of overload condition. If the load increases but the supply decreases there will be overloaded. One of electric system stability components, which can be a reference for load shedding, is voltage. In a power system there are a wide variety of loads and these loads have a value of priority needs and economic value for its users. With this load shedding, the continuity of the electrical service will still be maintained and the system returns to the desired voltage level (> 95%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Gunawan
"Setelah terbit Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 ada pengaturan bahwa pejabat yang menyalahgunakan wewenang yang menimbulkan kerugian keuangan negara dapat memulihkan kerugian keuangan negara tersebut paling lama 10 hari setelah terbitnya hasil pengawasan aparat pengawas intern pemerintah. Setelah pejabat pemerintah memulihkan kerugian keuangan negara, maka seharusnya unsur pidana korupsinya hilang. Namun UU 30/2014 tersebut tidak kompatibel dengan UU Tipikor Pasal 4 yang menyatakan pengembalian kerugian keuangan negara tidak menghapus pidana yang menciptakan ketidakpastian hukum terhadap pejabat pemerintahan. Penelitian ini mengkaji status penyalahgunaan wewenang setelah pejabat pemerintah memulihkan kerugian negara. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan melakukan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan konseptual (conseptual approach). Hasil penelitian menemukan bahwa Pertama, pengaturan mekanisme pemulihan kerugian keuangan negara tidak seragam sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum. Kedua, apabila kerugian keuangan negara telah dipulihkan maka unsur pidana pada Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tipikor tidak terpenuhi sesuai pengertian kerugian negara yang harus nyata dan pasti. Selain itu penelitian ini menemukan dibandingkan pemidanaan konsep sanksi berat, tuntutan ganti kerugian harusnya menjadi prioritas utama dan ditambah dengan denda sebagai pengoptimalan pemulihan kerugian keuangan negara
.....After the issuance of Law No. 30 of 2014 there is an arrangement that officials who abuse authority that incurs financial losses of the state can recover the financial losses of the country no later than 10 days after the issuance of the results of the supervision of the government's internal supervisory apparatus. After government officials recover the financial losses of the state, then the criminal element of corruption should be lost. However, Law 30/2014 is not compatible with The Tipikor Law Article 4 which states that the return of state financial losses does not remove the criminal that creates legal uncertainty against government officials. The study examined the status of abuse of authority after government officials recovered state losses. This research uses normative juridical method by doing statute approach and case approach and conceptual approach. The results of the study found that First, the arrangement of the mechanism of recovery of state financial losses is not uniform so as to cause legal uncertainty. Second, if the financial losses of the state have been recovered then the criminal element in Article 2 and Article 3 of the Tipikor Law is not met in accordance with the understanding of state losses that must be real and certain. In addition, this study found that compared to criminalizing the concept of severe sanctions, indemnity claims should be a top priority and coupled with fines as optimization of the recovery of state financial losses."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>