Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA323
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iting Shofwati
"Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwa peristiwa kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja serta menimbulkan kerugian ekonomi maupun non ekonomi. Alasan pemilihan lokasi penelitian, yaitu karena rumah sakit merupakan bangunan umum yang rawan terhadap kebakaran dan penghuninya bervariasi dalam hal kondisi fisik, sehingga pada keadaan darurat diperlukan suatu penanganan khusus. Mengingat kondisi tersebut d iatas, maka perlu dilakukan suatu upaya pencegahan kebakaran dengan pemasangan perangkat proteksi kebakaran untuk menanggulangi secara dini suatu kejadian yang tidak diinginkan dan menghindari suatu keadaan "catasthropic".
Pada penelitian ini akan dilakukan studi evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak daripada sistem proteksi kebakaran yang ada khususnya fire detector. Karena sistem peringatan awal kebakaran yang cukup dan sesuai merupakan cara yang efektif untuk menghindari kebakaran yang lebih besar.
Penelitian ini dimulai dengan identifikasi elemen-elemen penyalaan api yang terdiri dari bahan bakar (material pembentuk fasilitas yang ada di ruang rawat inap) , sumber panas (energi listrik) dan oksigen dari udara bebas. Tahap selanjutnya yaitu analisa untuk menentukan jenis detektor kebakaran yang dibutuhkan berdasarkan tipe hasil pembakaran material pembentuk fasilitas yang terdapat pada masing-masing ruangan dan peraturan yang berlaku. Kemudian dilanjutkan dengan tahap evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak deteksi kebakaran, berdasarkan data-data pendukung diantaranya adalah luas ruangan, tinggi langit-langit, suhu ruangan dan spesifikasi teknis dari detektor yang akan dipasang. Pengkajian teknis dilakukan berdasarkan standar NFPA 72.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan perumahsakitan yang berlangsung khususnya di ruang rawat inap dan koridor berpotensi terjadinya bahaya kebakaran. Hal ini dikarenakan terpenuhinya ketiga elemen dari teori segitiga api dalam suatu tempat dan saat yang bersamaan. Sedangkan jenis detektor yang terpasang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, hal ini dikarenakan pada ruang rawat inap tersebut menggunakan sistem springkler dan sebagian besar material pembentuk peralatan yang ada terbuat dari kayu dan busa, dimana apabila terjadi proses pembakaran akan menghasilkan asap. Sehingga detektor kebakaran yang sesuai untuk ruang rawat inap dan koridor tersebut adalah detektor asap. Jumlah dan tata letak dari detektor yang akan dipasang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang berdasarkan standar NFPA yang disesuaikan dengan kemampuan untuk melindungi suatu area tertentu dari detektor yang dipilih.

The background of this research is that the fire can occur anytime, anywhere and can cause economic and non-economic effect. Beside that, the reason choice the hospital became the location of the research, because the hospital is the public building that very potential for occurrence of fire and the physical condition of the patient is very various, so in an emergency condition need special handling. According to that condition, so need the effort of fire protection to prevent the unexpected event and prevent "catastrophic" condition.
This research will evaluate the need and the location of fire protection system specially fire detector. Because a fire detection system detects the beginning of the fire and alerts personal so they can evacuate the area immediately or attempt to extinguish the fire.
The first step of this research is to identify the elements of fire ignition that consist of fuel, heat and oxygen. The second step is to analyze a kind of fire detector that suitable according to the inpatient room's facilities and its standard regulation. The last step is to evaluate the need and the location of fire detector according to supporting data such as coverage area, height of ceiling, ambient temperature and technical specification of detector that will be set. Engineering estimation is refer to NFPA 72 standard
The conclusion of this research that the hospital's activities especially in area study (inpatient room and corridor) is very potential for fire hazard. It cause of the valuable of the three elements of fire triangle in one place and at the same time. About the hospital's fire detector, it is not suitable with the standard regulation. Because in that area study use the sprinkler system and a lot of equipment are made from wood and foam rubber that if fire happen that material can produce smoke. So the suitable detector for corridor and the room for hospitalize is smoke detector. The amount and the location of the detector that will be set is the result from engineering calculation according to NFPA standard that suited with detector's capability to coverage area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
TA301
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiansyah
"Pada penelitian ini dirancang sebuah sensor dari rangkaian elektronik yang dinamakan osilator. Rangkaian osilator adalah suatu rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan osilasi tanpa diberikan sinyal secara eksternal. Sinyal tersebut timbul karena adanya noise pada setiap komponen yang digunakan. Osilasi tersebut timbul juga karena adanya rangkaian resonator yang menyebabkan sinyal tersebut beresonansi dan amplifier yang menguatkan sinyal tersebut sehingga tidak teredam. Osilator yang digunakan adalah jenis LC dimana rangkaian penyusun resonatornya yaitu induktor dan kapasitor. Dengan mengubah nilai induktansi dan kapasitansi pada resonatornya, maka frekuensi osilasinya akan berubah. Perubahan frekuensi terhadap perubahan nilai komponen induktor dan kapasitor tersebut dijadikan sebagai karakteristik sensor induktif dan kapasitif dalam hal sensitivitas, range, dan linieritas dari perubahan tersebut. Osilator yang digunakan yaitu tipe Colpitts dan Hartley, dimana setiap tipe memiliki konfigurasi resonator yang berbeda dengan amplifier yang sama. Karakteristik dari setiap tipe osilator akan dibandingkan sehingga akan didapat karakteristik sensor yang baik dalam penggunaannya. Dari hasil penelitian, didapat karakteristik sensor induktif yang baik pada tipe Colpitts dengan nilai sensitivitas yaitu -78 kHz/μH pada range perubahan induktansi 2-40 μH dan perubahan frekuensi sekitar 3.889-0.921 MHz. Untuk sensor kapasitif memiliki karakteristik yang baik pada tipe Hartley dengan sensitivitas yaitu -1.983 MHz/nF pada range perubahan kapasitansi 0.05-1.5 nF dan perubahan frekuensi 3.695-0.819 MHz.

In this research was design an electronic sensor is called oscillator. Oscillator circuit is an electronic circuit produce oscillation without signal from external. Signal exist in this circuit because the noise signal from the components of the circuit. Signal will resonance because the resonator and will amplify by the amplifier. Oscillator circuit using LC oscillator. When the inductive and capacitive components are changed, oscillation frequency will change. Change of frequency and component value will be taken for sensor characteristic. Type of oscillators will be used are Colpitts and Hartley. Each of type is different in resonator configuration but same in amplifier. Each of characteristic is compared which is one better. Colpitts has a good characteristic in inductive sensor with sensitivity value is -78 kHz/μH at inductive range 2-40 μH and frequency range is 3.889-0.921 MHz. For capacitive sensor, Hartley has a good characteristic with sensitivity value is -1.983 MHz/nF at capacitive range is 0.05-1.5 nF and frequency range is 3.695-0.819 MHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Refai Muslih
"ABSTRAK
Telah dapat dirancang, dibuat dan diuji suatu modul elektronika untuk otomatisasi pamvakuman suatu ruangan menggunakan detektor Pirani. Ruangan yang akan divakumkan sebanyak dua bush dengan volume sama. Untuk memvakumkan kedua ruangan ini digunakan pampa vakum rotary dan turbomolekul. Detektor pirani yang menjadi salah satu penyusun jembatan wheatstone akan berubah resistansinya apabila konduktivitas panas gas di sekelilingnya berubah. Tegangan keluaran dari jembatan wheatstone diperkuat dengan op-amp yang kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi tertentu untuk digitalisasi. Logik keluaran dari pembanding ini kemudian dimasukkan ke port alamat Eprom 2764 yang didalamnya telah terisi program dari semua kemungkinan operasi Bari sistem vakum. Data keluaran Eprom diperkuat terlebih dahulu dengan transistor sebelum digunakan untuk mengendalikan komponen-komponen dalam sistem vakum.

"
2000
S39873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyda Taqiyya
"Rancangan sistem mekanik penggerak detektor dua dimensi untuk fantom air telah dibuat dengan menggunakan mikrokontroler H8/3069F. Sistem ini dilengkapi dengan dua buah servo motor continuous yang digunakan untuk memutar poros ulir pada sumbu vertikal dan horizontal sehingga detektor holder dapat bergerak dua dimensi sejauh 30 cm. Arah gerak servo motor continuous diatur dengan menggunakan metode Pulse Width Modulation (PWM) melalui Bahasa C yang bekerja pada mikrokontroler.
Posisi aktual dari detektor dapat diketahui melalui sensor rotary encoder yang dipasang satu sumbu dengan motor. Pengaturan posisi detektor secara manual dapat dilakukan melalui PC dengan memanfaatkan tampilan Graphical User Interface (GUI) Python. RS-232 dugunakan untuk komunikasi antara komputer dan mikrokontroler. Ketelitian dari alat ini adalah 0.67% untuk sumbu vertikal dan 0.33% untuk sumbu horizontal.

Mechanical drive system design of two-dimensional detector for water phantom had been done by using microcontroller H8/3069F. This system is equipped with two continuous servo motors in order to rotate the threaded shaft on vertical and horizontal axis so that the detector holder can move two dimensionally as far as 30 cm. The direction of continuous servo motor is set by using Pulse Width Modulation (PWM) method through C Language that works on the microcontroller.
The actual position of detector can be determined by rotary encoder sensor which is assembled in one shaft with motor. Setting the position of the detector can be automatically done through a PC by using the display Graphical User Interface (GUI) in Python. RS-232 is used for communication between computer and microcontroller. The accuracy of this device is 0.67% for vertical axis and 0.33% for horizontal axis.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42074
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fara Farisa Dhaifina
"Sistem mamografi terus mengalami perkembangan. Teknologi terbaru yang muncul, seperti detektor pencacah foton tentu menjadi harapan semakin baiknya performa pencitraan yang dihasilkan, baik ditinjau dari segi kualitas citra maupun dosis. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah evaluasi kualitas citra dan dosimetri agar keluaran yang dihasilkan adalah citra dengan kualitas terbaik dan dosis yang masih aman diterima pasien sesuai dengan prinsip As Low As Reasonably Achieveble (ALARA). Penelitian ini dilakukan menggunakan 5 unit pesawat mamografi dengan detektor pencacah foton. Mean glandular dose (MGD) dihitung menggunakan persamaan yang dipublikasikan oleh IAEA Human Series No.17 - Quality Assurance Programme For Digital Mammography, pada ketebalan PMMA 20-70 mm. Kualitas citra dievaluasi secara otomatis menggunakan perangkat lunak Erica2 berbasis CDCOM. European Reference Organisation for Quality Assured Breast Screening and Diagnostic Services (EUREF) digunakan untuk mendapatkan nilai batas yang „dapat diterima‟ dan „dapat dicapai‟ untuk MGD dan nilai ketebalan ambang disk. Hasilnya dibandingkan dengan kinerja pesawat mamografi dengan detektor flat-panel. Nilai MGD pada pesawat dengan detektor pencacah foton menunjukan nilai yang lebih rendah pada ketebalan 40 hingga 70 mm PMMA dibanding detektor flat-panel. Nilai ketebalan ambang disk pada detektor pencacah foton juga menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding detektor flat-panel pada seluruh diameter.

The mammography system is constantly evolving. The latest emerging technologies, such as photon counting detector, certainly will be a hope for better imaging performance, both in terms of image quality and dose. Therefore, an evaluation of image quality and dosimetry is needed, so the produced output will be an image with the best quality and dose that is still safe for patients according to the As Low As Reasonably Achievable (ALARA). This research was conducted using 5 units of mammography with photon counting detector. The mean glandular dose (MGD) was calculated using the equation published by the IAEA Human Series No. 17 - Quality Assurance Programme For Digital Mammography, at a PMMA thickness of 20-70 mm. Image quality is evaluated automatically using the CDCOM-based Erica2 software. The European Reference Organization for Quality Assured Breast Screening and Diagnostic Services (EUREF) was used to obtain 'acceptable' and 'achievable' values for the MGD and threshold gold thickness values. The result was compared with the performance of a mammography systems with a flat-panel detector. The MGD on a mammography systems with a photon counting detector shows a lower value at a thickness of 40 to 70 mm PMMA compared to a flat- panel detector. The threshold gold thickness values on the photon counting detector also shows a lower number than the flat-panel detector in all diameters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yahya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sadewo Panghudi Luhur
"Elektroda Boron-Doped Diamond termodifikasi core-shell nanopartikel AuPd telah berhasil dipreparasi dengan cara perendaman BDD terminasi N dalam koloid nanopartikel AuPd. Lapisan shell Pd NP terbentuk pada core nanpartikel Au dari hasil reduksi larutan HAuCl4 dengan variasi penambahan H2PdCl4 1,0 mM dan asam askorbat. Spektrum UV-Vis dari nanopartikel Au menunjukkan panjang gelombang maksimum pada ? = 523 nm yang diikuti dengan penurunan absorbansi AuPd NP seiring pembentukan nanopartikel palladium. Karakterisasi nanopartikel menggunakan Transmission Electron Microscopy TEM menunjukkan bahwa core-shell AuPd NP memiliki bentuk flower shape dengan diameter Au NP sebesar 14,26 nm dan ketebalan Pd NP masing-masing 6,91 nm dan 4,05 nm. AuPd NP yang dideposisi ke permukaan elektroda BDD-N dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive X-Ray SEM-EDX dan X-Ray Photoelectron Spectroscopy XPS. Penentuan kadar oksigen dilakukan menggunakan teknik siklik voltammetri dalam larutan buffer fosfat PBS dengan variasi lamanya waktu aerasi oksigen yang diukur menggunakan DO meter. Hasil pengukuran menujukkan bahwa kemampuan pemisahan sinyal arus terhadap background pada elektroda BDDN-AuPdNP 1 S/B = 2,82 lebih baik dibandingkan BDDN-AuNP S/B = 2,59 dan BDDN-AuPdNP 2 S/B = 1,12 . Pembentukan Pd NP pada permukaan Au NP mempengaruhi sensitifitas pada elektroda sehingga modifikasi elektroda BDD-N dengan nanopartikel AuPd diharapkan dapat menghasilkan elektroda yang lebih sensitif untuk pengukuran oksigen dan dapat dikembangkan selanjutnya untuk penentuan BOD dalam air.

Core shell nanoparticle Au Pd modified Boron Doped Diamond electrode has been succesfully prepared by immersion of BDD terminating N in Au Pd colloid nanoparticles. The Pd shell layer was formed on Au nanoparticle cores from the reduction of HAuCl4 solution with variations of 1.0 mM H2PdCl4 volume addition and ascorbic acid. UV Vis spectra of Au nanoparticles showed the maximum wavelength was obtained at 523 nm which followed by the decreasing of absorbance of AuPdNP as the formation of Pd shell. Characterization of nanoparticles using Transmission Electron Microscopy TEM shows that the AuPd Np core shell has a flower like shape with 14.26 nm of AuNP core diameter and PdNP shell thickness of 6.91 nm and 4.05 nm, respectively. The AuPd NPs were deposited on BDD N surface and were characterized using Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive X Ray SEM EDX and X Ray Photoelectron Spectroscopy XPS. Determination of oxygen level was carried out using cyclic voltammetry in phosphate buffer solution PBS at various oxygen aeration time where its concentration was measured using DO meter. The results show that BDDN AuPdNP 1 had a better current to background signaling capability S B 2.82 than BDDN AuNP S B 2.59 and BDDN AuPdNP 2 S B 1.12 . It is belived that the formation of Pd shell on the surface of Au NP affects the sensitivity of the electrode. As the result, modification of BDD N electrodes with Au Pd nanoparticles are expected to produce more sensitive electrodes for oxygen measurements which can be further developed for Determination of BOD in the water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Fernando Utomo
"Daerah Tunjung Teja, Serang merupakan salah satu daerah yang memiliki persebaran endapan piroklastik dari berbagai formasi yaitu Formasi Tuf Banten (Qpvb), Formasi Bojong, Formasi Cipacar dan Formasi Genteng hasil Gunung Dano yang mengalami erupsi besar ditandai dengan keterbentukan kaldera. Ditemukan 4 singkapan yaitu CM1-01 memiliki 10 lapisan, SP1-01 memiliki 1 lapisan, SP1-02 memiliki 6 lapisan , SP1-03 memiliki 3 lapisan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mekanisme pengendapan, tipe erupsi, dan sejarah erupsi berdasarkan metode Ditribusi ukuran butir dan Analisis Komponen. Hasil dari analisis metode ini didominasi dengan mekanisme surge dan aliran, namun juga ditemukan mekanisme pada beberapa lapisan yaitu CM1-01(4) dan CM1-01(5). Dalam menentukan mekanisme pengendapan dilakukan dengan cara pengayakan yang dilakukan selama 15 menit, kemudian menimbang berat dari tiap fraksi kemudian memasukan hasil timbangan tersebut kedalam Tabel Gradistat dan mengklasifikasikan menggunakan Parameter Inman (1952) berdasarkan nilai Median Diameter dan Standar Deviasi. Proses erupsi dari lapisan keseluruhan hanya dipengaruhi oleh magma tanpa dipengaruhi oleh faktor lain (proses magmatic) yang ditandai dengan kandung vitric yang sangat dominan sekitar >85%. Sedangkan untuk sejarah pengendapan dari endapan piroklastik pada daerah penelitian dihasilkan dari dua episode erupsi yang ditandai dengan keberadaan
Tunjung Teja area, Serang is one of the areas that has a distribution of pyroclastic deposits from various formations, namely the Banten Tuf Formation (Qpvb), the Bojong Formation, the Cipacar Formation and the Genteng Formation from Mount Dano which experienced a large eruption marked by the formation of a caldera. Found 4 outcrops, namely CM1-01 has 10 layers, SP1-01 has 1 layer, SP1-02 has 6 layers, SP1-03 has 3 layers. This study aims to determine the depositional mechanism, eruption type, and eruption history based on grain size distribution and Component Analysis methods. The results of the analysis of this method are dominated by surge and flow mechanisms, but mechanisms are also found in several layers, namely CM1-01(4) and CM1-01(5). In determining the deposition mechanism it is done by sieving which is carried out for 15 minutes, then weighing the weight of each fraction then entering the results of the scales into the Gradistat Table and classifying using the Inman Parameters (1952) based on the Median Diameter value and Standard Deviation. The eruption process of the entire layer is only influenced by magma without being influenced by other factors (magmatic processes) which is characterized by a very dominant vitric content of around >85%. Meanwhile, the depositional history of pyroclastic deposits in the study area resulted from two eruption episodes marked by the presence of an erosional surface.

 

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>