Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA284
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prelia H.M
"Mulai akhir tahun 2001 hingga awal tahun 2002 ini jumlah stasiun televisi di Indonesia mengalami peningkatan, dari 6 buah (TV.RI, RCTI, SCTV, TPI, In.:iosiar dan ANTV) menjadi 11. Lima pemain baru dalam aunia pertelevisian di Indonesia adalah Metro TV, Trans TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Tentu saja bertambahnya jumlah
stasiun televisi swasta yang sumbe pemaSukan utamanya adalah ik1an ini membawa masalah baru bagi dunia pettelevisian Indonesia, khususnya bagi masing-masing stasiun televisi itu sendiri. Apalagi mulai tahWl 2002 ini TVRI akan berganti status dari yayasan
menjadi perseroan, sehingga · orientaSmya pWl beralih ke bisnis. Hal ini akan mengakibatkan J!ersaingan antanne ia-televisi, baik dalam memperebutkan iklan maupun dalam memperebutkan audience, yang berarti masing-masing stasiun televisi ters ebut harus dapat menyajikan pro~-program yan berkualitas yang diminati penonton. sehingga
perusahaan-perusahaan pengiklan teytarik untuk memasang iklan produk peru.sahaannya pada saat program- rogram tersebut ditayangkan.
Oleh karena itu, komJ?etisi ant tasiun televisi swasta di Indonesia tahun ini merupakan suatu hal yang menarik untuk ditinjau, baik dari segi pendapatan melalui iklan, maupun dari program-program yang ditayangkrumya, khususnya program hiburan, karena
dengan bertarnbahnya "pemain baru" di .. dunia pertelevisian Indonesia saat ini, semua stasiun televisi akan sibuk bersaing dalam ·menyajikan program-program yang berkualitas, UD:tuk sebanyak-banyaknya menarik perhatian pemirsa, yang pada gilirannya akan menarik minat perusahaan-perusahaan pengiklan untuk memasang iklannya di stasiun televisi yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai Niche Breadth dan Niche Overlap dari stasiun-stasiun televisi swasta yang berkedudukan di Jak;uta dalam menayangkan program-program acara hiburan dan dalam menayangkan ik1an-ikl~m pi'oduk.
Teori yang digunakan dalani penelitian mengenai tingkat kompetisi antara stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia ini adalah teori Niche, yang telah berulang kali digunakan untuk mengukm tingkat kompetisi antara industri-industri media massa. Dalam penelitian 1n1, pengukuran dilakukan dengan menghitung nilai Niche Breadth dan Niche Overlap masing-masing stasiun televisi swasta dalam menayangkan program-progran hiburan, program-program sinetron/film/sandiwara, serta iklan-iklan produk.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran mengenai tec·ii Ekologi yang telah diterapkan oleh Dimmick dan Rothenbuhler (1984) untuk mengarr.ati tingkat kompetisi yang terjadi antarindustri media, dalam hal ini di.J1'1at dari segi type of content
dan capital.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap Niche Breadth, baik dalam hal program acara hiburan maupun iklan produk, pada umumnya stasiun televisi swasta di Indone ;ia berpola Generalis atau Moderat dalam menayangkan program hiburan dan iklan produknya.
Artinya, walaupun mereka memiliki target audience, pada akhimya mereka memilih pola Generalis dalam menayangkan program ln'buran dan iklan produk, karena pada kenyataannya pola seperti itulah yang paling banyak mendatangkan keuntung;m. Hal ini terlihat dari keunggulan Indosiar dalam memperoleh jatah iklan dan audience karena
karakteristiknya yang berusaha melayani semua segmen khalayak, dan kecendemngan pada Metro TV, sebuah televisi swasta berformat berita, yang kini mulai ikut mE :nayangkan program sine~on/film/sandiwara, kuis, infotainment, variety show serta musik.
Dari basil perhitungan terhadap Niche Overlap antarstasiun televisi swasta, umumnya terlihat persaingan yang cukup ketat antarstasiun televisi swasta di Indonesia, baik dalam menayangkan program acara liiburan maupun dalam menayangkan iklan prod lk. Hal ini
disebabkan oleh jumlah stasiun televisi swasta dewasa ini yang tidak sesuai dengan pertumbuhan "kue iklan" perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu, stasiun tele visi swasta baik yang sudah lebih dulu mengudara maupun yang baru, harus dapat met uuik minat
pemirsa sebanyak-banyaknya deng program-program yang menarik dan berkualitas, karena para pengiklan akan memasang ik:Jannya J?ada stasiun-stasiun tele isi y:mg banyak ditonton. ntuk itu para pengelola stasiun televi~ swasta harus mengetahui rr inat, selera
dan kebutuhan pemirsanya. Maka dibutuhkan target audience yang 'elas aga r programprogram acaranya dapat ditujukan pada lapisan masyarakat tertentu, sehingga memudahkan para pengelola stasiun televisi swasta dalam menentukan program-program acaranya. Para pengiklan pun akan ikut dimudahkan dengan 'target audience yang jelas tersebut, untuk
menentukan di stasiun mana mereka memasang iklannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amanda Nandya Muharani
"ABSTRAK
Persaingan di industri media massa dalam menarik perhatian dan minat khalayak semakin ketat dengan hadirnya media berbasis internet Perkembangan teknologi digital berbasis internet yang signifikan menjadi salah satu aspek semakin kompleksnya seseorang dalam menggunakan media Fenomena ini pun juga mempengaruhi media televisi Terdapat tren terbaru yang menggambarkan bahwa seseorang yang menonton televisi di saat yang bersamaan juga menggunakan gadget berbasis internet seperti smartphone atau tablet Pada awalnya praktik bermedia yang semakin kompleks ini memicu tantangan baru bagi produsen program televisi Namun ternyata penggunaan gadget berbasis internet yang digunakan seseorang ketika menonton televisi tidak selalu berdampak negatif dan mengganggu konsentrasi pemirsa Penggunaan gadget berbasis internet ini dapat dimanfaatkan kembali untuk membuat aplikasi yang berfungsi menunjang pemirsa ketika menonton televisi sehingga mampu meningkatkan keterikatan pemirsa dengan program televisi yang ditayangkan Pemanfaatan aplikasi berbasis internet ini telah diterapkan dalam program Rising Star Indonesia yang ditayangkan di RCTI untuk meningkatkan engagement dengan pemirsa.

ABSTRACT
The competition for viewer rsquo s attention in media industry is getting more complicated with the existence of internet With rapid development of mobile media technology it has made profound transformations in the way people consume media especially television Research reveals the latest trend of audience rsquo s multitasking habit They watch digital device such as TV smartphone or tablet simultaneously This means broadcasters are now struggling grabbing audience rsquo s attention Thus they put effort to increase audience rsquo s media engagement and give new viewing experience for audience This manuscript discuss how RCTI applies second screen technology in creating Rising Star Indonesia application as an effort to enhance media engagement among the viewers.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz
"Era globalisasi yang dimulai dengan AFTA ikut merubah paradigma institusi kesehatan. Hal tersebut tercermin dari kebijakan pemerintah meregulasi 13 Rumah Sakit Umum Pusat menjadi Rumah Sakit Perjan, salah satunya adalah RSMH. Regulasi ini menyebabkan pengurangan subsidi-subsidi dari pemerintah. Oleh karena itu, RSMH harus dapat mengelola sumber daya yang dimiliki sebaik-baiknya. Salah satu sumber daya yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara efeklif dan efisien adalah alat-alat medis.
Instalasi radiologi merupakan salah satu instalasi yang banyak memiliki peralatan medis dengan harga yang relatif mahal. Tingkat pemanfaatan alat-alat ini akan berpengaruh pada biaya-biaya kesehatan secara umum.
Pihak Manajemen RSMH sedang mempertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian dana yang bersumber dart pinjaman ke instalasi radiologi untuk pembelian pesawat diagnostik Baru. Namun perlu analisis mengenai pemanfaatan pesawat diagnostik yang ada di Instalasi Radiologi RSMH agar dapat diketahui sejauhmana kapasitas yang masih tersedia, dengan demikian pembelian pesawat diagnostik baru dapat lebih terarah kepada kebutuhan instalasi itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan pesawat diagnostik di lnstalasi Radiologi RSMH pada tahun 2002 serta kebutuhan penambahan pesawat diagnostik.
Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari minggu ke-3 bulan April sampai dengan minggu ke-3 bulan Juni di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa pemanfaatan pesawat diagnostik masih dibawah kapasitas optimal. Pesawat konvensional hanya dimanfaatkan sebesar 49,86% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin, pesawat CT-Scan hanya dimanfaatkan sebesar 26,66% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin dan pesawat panoramic hanya dimanfaatkan sebesar 5,39% dari kapasitas maksimal pada jam kerja rutin. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan yang tidak optimal disebabkan adimisi RS secara keseluruhan memang rendah. Temuan-temuan dilapangan juga menunjukkan bahwa instalasi ini memerlukan penambahan pesawat diluar ketiga jenis pesawat yang telah ada (pesawat konvensional, CT-Scan dan panoramic) baik untuk mengikuti perkembangan teknologi maupun mengikuti peraturan dari BAPETEN. Jenis pesawat yang akan dibeli dan tergolong mahal adalah pesawat MRI, sehingga dilakukan perhitungan kelayakan ekonomis pembelian pesawat ini dengan metode NPV. Hasil perhitungan menunjukkan NPV sebesar Rp2.079.723.036 yang akan diperoleh dalam waktu 10 tahun dan BEP akan dicapai pada tahun ke 9.
Daftar bacaan: 39 (tahun 1979-2003)

An Analysis of Utilization of Diagnostic Units in Installation of Radiology 2002 (A case study: Mohammad,Hoesin Hospital in Palembang)Globalization era has started with AFTA. It has changed paradigm of health institution, It was showed from government policy that regulated 13 General Hospital Center to become Perjan Hospital, one of them is RSMH, The regulation caused reduction of subsidies from government. There fore, RSMH has to manage its available resources as well as possible. One of those which must be managed and utilized effectively and efficiently is medical equipments.
Installation of radiology is Corms one of hospital's installation which has costly medical equipments. Usually the use of these equipments will influence the medical cost.
RSMH management is considering investing some of loan to purchase new diagnostic equipments to radiology installation. !t needs an analysis about utilization of diagnostic units existing in radiology installation. It is important to know what capacities are still available therefore buying new diagnostic units are appropriate to installation need itself.
The purpose of this research is to get view about utilization of diagnostic units in radiology installation in 2002 as well as to provide a new diagnostic unit if needed.
Research method uses analytic descriptive with qualitative and quantitative analysis. This research was executed during 2 months, from the third week of April to the third week of June in Radiology Installation of Mohammad Hoesin Hospital in Palembang, The result of this research shows that utilization of diagnostic units are still under optimal capacities. X-ray conventional unit is only utilized about 49,86% from maximal capacities at routine office hours, CT-Scan unit is utilized about 26,66% from maximal capacities, and only 5,39% for X-ray panoramic unit.
The result of the analysis shows that utilization for all diagnostic units are not on optimal level. It is because that hospital admission as a whole is lower.
Further, the research found that this installation needs new kind of diagnostics in addition three diagnostic units (X-ray conventional unit, CT-Scan unit and X-ray panoramic unit). It is good to keep abreast of technology and also go by the BAPETEN regulation. The new diagnostic type to be bought is MRI. MRI is costly, so that it needs economic calculation using NPV method, The result shows NPV equal to Rp.2.079.723.036 to be obtained during 10 years and BEP will be reached in the ninth year.
Bibliography: 39 (1979-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermawaty
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S27496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roberts, R.S.
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1994
R 621.3803 ROB kt
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Anggun Prameswati
"Dalam upaya rnerebut pasar di bidang industri pertelevisian, banyak faktor yang ikut menentukan, antara lain dapat dilihat dari kualitas siaran, tayangan, kekuatan modal yang mendukung program-program tayangan, dan kualitas SDM. Program acara yang disuguhkan oleh televisi juga bersaing dengan sangat ketat, salah satunya pada program reality show di bidang tarik suara Global TV. Maka digunakanlah strategi promosi baik itu.on air ataupun off air, dalam rangka meraih awareness dari masyarakat sena meningkatkan rating dan share.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatiff Data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata, laporan berisi kutipan. Penelitian ini juga bersifat desknptif yaitu mengacu pada pendeskripsian fenomena yang ada baik itu alamiah ataupun buatan manusia. Tclmik yang digunakan yaitu in depth interview dimana peneliti dapat melakukan wawancara secara mendalam sehingga dapat mengkonstruksikan makna dalam suatu topik tersebut. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33887
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Khanafi
"ABSTRAK
Tesis ini menggunakan model hubungan State, Market & Society untuk melihat bagaimana media televisi komunitas sebagai public sphere coba dikembangkan dibawah tekanan dominasi televisi komersial nasional dalam industri televisi, serta kecenderungan penerapan kebijakan penyiaran yang masih lemah oleh negara. Hasilnya sebagaimana diperkirakan, prospek perkembangan televisi komunitas masih suram dan jauh dari gambaran sebagai sarana pemberdayaan yang efektif terhadap khalayak. Televisi komunitas sebagai media alternatif hanya ibarat sapu kecil dan ringkih dihadapan gunungan sampah visual yang dihasilkan sebagai ekses dominasi market dalam industri televisi. Secara sosiologis televisi komunitas bisa menjadi media tempat interaksi dan tempat bertemunya kepentingan dan makna bersama warga komunitas. Idealnya, dengan demikian televisi komunitas bisa menjadi public sphere karena eksistensinya ditentukan oleh partisipasi warganya. Namun, sebagaimana juga yang terjadi pada kasus PAL TV, karena kondisi eksternal sosio-kultural masih kurang mendukung, ditambah kelemahan internal manajemen penyiarannya, televisi komunitas masih kurang signifikan peran dan sumbangannya terhadap tugas-tugas pemberdayaan khalayak.

ABSTRACT
This Tesis uses relationship model of State, Market & Society to study how the community television is developed under constraint of domination of national commercial television in television industry, and also about the weak implementation of broadcasting policy by state. As the predicted result, prospect of community television development has uncertainty and far from the image as an effective tool to empower audience. Community television as an alternative media is just like a wisk broom against a bulk of visual rubbish produced by market whose dominance in television industry. Sociologically, community television is suitable to be a medium where the interaction of common interests and meanings among community members can be realized. Ideally, thus community television can be a public sphere due to its existence determined by community members? participation. However, as happened on PAL TV, due to its external socio-cultural environment which still unsupporting, and its internal broadcasting management which still weak, community television has unsignificant role and contribution on audience empowerment tasks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Sael Perdana Putra
"ABSTRAK
Hiburan merupakan sebuah supra ideologi segala diskursus dalam televisi Apapun yang ditayangkan dan melalui berbagai sudut pandang alasannya adalah bahwa semua yang ditayangkan untuk menghibur dan menyenangkan khalayak Postman 1995 Namun di Indonesia tayangan televisi bukan hanya sebatas untuk menghibur dan menyenangkan khalayak demi mendapatkan rating yang baik Ada regulasi berwujud Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran P3 dan SPS yang mengatur penyiaran Indonesia dengan Komisi Penyiaran Indonesia KPI berperan sebagai regulator ldquo Pesbukers rdquo sebuah program yang ditayangkan oleh ANTV adalah program yang hingga saat ini masih banyak melanggar P3 dan SPS meskipun telah mendapat beberapa peringatan dan sanksi oleh KPI Tulisan ini menganalisis tayangan ldquo Pesbukers rdquo pada minggu keempat Oktober 2015 Pada tayangan tersebut ditemukan banyak pelanggaran P3 dan SPS secara berulang.

ABSTRACT
Entertainment is the surpra ideology of all discourse on television Everything is showed through various points of view the reason is that everything showed is to entertain and pleasant the public But in Indonesia what it is showed in television is not only to entertain and pleasant the audience for a good rating There is regulation which is Pedoman Perilaku Penyiaran and Standar Program Siaran P3 and SPS to regulate broadcasting in Indonesia with KPI as regulator ldquo Pesbukers rdquo showed by ANTV is a program which is not obeying regulation at P3 and SPSuntil now though they have warned and given penalties by KPI This paper analyzed ldquo Pesbukers rdquo in the fourth week on October 2015 The violation of P3 and SPS is still happen repeatedly in ldquo Pesbukers rdquo.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>