Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Gadjah Mada. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1997
D1649
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Effendy
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
D1620
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Gadjah Mada. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1997
D1651
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Effendy
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
D1650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Effendy
"Raje Ngalam atau 'Raja Alam' merupakan satu teks sastra lisan Sambas. Teks yang dianggap sakral oleh masyarakatnya itu masih terus ditransmisikan sehingga teksnya terdapat dalam sejumlah teks variabel. Hal itu menunjukkan bahwa teksnya masih fungsional bagi masyarakat pemiliknya.Penelitian ini berusaha mengungkap konvensi dan sistem yang mendasari terciptanya Raje Ngalam serta re-sepsinya. Usaha itu dilakukan dengan cara (a) mengungkap tempat teks dalam sejarah perkembangan masyarakat Sambas khususnya dan Melayu pada umumnya; (b) mengungkap struktur teks; (c) memahami sambutan penikmat sepanjang sejarah transmisi teks dari dahulu hingga masa kini, yang berarti pula memahami kedudukan dan fungsi teks dalam dinamik sistem dan sejarah sastra; (d) dan menyajikan teks yang terbaca oleh pembaca masa kini dalam bentuk teks suntingan dan terjemahannya.Raje Ngalam hidup dalam tradisi bedande', sedangkam teks-teks variabelnya--Wan Unggal, Dayang Dandi, Si Gantar Alam, dan Anak Mayang Susun Delapan Susun Sem--belan di Kayangan Anak Cuco' Si Gantar Alam--hidup da-lam tradisi becerite. Perbedaan kedua tradisi itu terletak pada cara penyajian teksnya. Teks-teks becerite dituturkan dengan cara biasa. Sebaliknya, teks-teks bedande' didendangkan. Meskipun demikian, kedua tradisi itu, termasuk pula tradisi tulis, tidak hidup secara otonom. Terdapat hubungan dinamik di antara ketiganya.Tradisi becerite kini masih tumbuh subur, sedangkan tradisi bedande' memprihatinkan. Dari tiga jenis bedande' yang pernah ada, kini hanya tinggal dua. Masing-masing tradisi itu kini hanya memiliki satu orang pedande'. Usia pedande' tunggal kini sudah tua. Oleh sebab itu, jika dalam waktu dekat tidak terdapat kaderisasi, jenis kesenian ini akan punah.Berdasarkan ciri dan konvensinya, Raje Ngalam me-rupakan prosa berirama, satu genre yang memiliki si-fat-sifat puisi dan prosa. Sebagai puisi, ia mengeks-ploitasi unsur bunyi sehingga menimbulkan sajak dan irama. Pengeksploitasian unsur bunyi itu menyebabkan totalitas teksnya ritmis dan melodius. Sebagai prosa, ia mengeksploitasi cerita. Unsur tersebut dibina oleh serangkaian peristiwa yang ditata secara episodis, bio-grafis, dan romantis.Telaah struktur menunjukkan bahwa wacana teksnya memanfaatkan sejumlah besar formula yang tumbuh dalam"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
D1648
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Effendy
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001
899.29 CHA t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imran Teuke Abdullah
Jakarta: Internusa, 1991
899.224 2 IMR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Windhu Sancaya
"Cerita Sam Pek Erg Tay (selanjutnya disingkat SPET) di Bali dikenal dengan nama Geguritan Sampik. Geguritan Sampik (selanjutnya disingkat GGS) yang diteliti ini ditulis dalam bahasa dan aksara Bali pada tahun 1915, dan digubah dengan menggunakan tembang-tembang macapat, yaitu suatu bentuk metra dan prosodi yang khas, yang dapat ditemukan baik di Jawa, Madura, Sunda, Bali, maupun Lombok.
Cerita SPET merupakan salah satu karya sastra Cina yang popular di tanah air kita untuk masa lebih dari satu abad lamanya (Abadi, 1994:xii). Kepopulerannya tidak terbatas di Cina saja (Ah Ving, 1956:3 ; Prijono, 195623 ; Kwee, 1977:224 ; Lubis, 1989: 225), tetapi juga meresap sampai kalangan orang-orang bumiputera, khususnya dikalangan kelompok etnis Jawa, Betawi, dan Bali (Abadi, 1990:xii), juga Madura (Detomo, 1987). Hal ini terbukti dari akulturasi kisah ini dalam ludruk dan ketoprak di Jawa, drama, tari dan tembang macapat di Bali (Kwee, 1977:225 ; Abadi, 1994:xii) dan juga drama gong (Agastia, 1979).
Abadi mengatakan bahwa sejak saduran Boen, Sing Hoo pada tahun 1885 hingga sekarang telah ada tidak kurang dari sepuluh judul buku serupa (3.994:xii), bahkan mungkin lebih. Saduran Boerr Sing Hoo merupakan saduran pertama cerita SPET dari bahasa Cina ke dalam bahasa Melayu (Nio, 1962 ; Suryadinata. 1988:105 ; Salmon, 1985 dan 1987:429). Dari saduran Boen Sing Hoo itulah GGS digubah, seperti halnya Serat Ing Tay dalam bahasa Jawa.

The Serat Ing Tay of 1902 mentions that, is based on a Malay source, and the Balinese Sampik Ingtai of 1915 opens with a stanza in Malay before switching to Balinese, thereby also suggesting a Malay source for the work (Quinn, 1987:535
Dilihat dari panjang cerita, struktur alur, dan motif-motifnya, terdapat kesejajaran antara GGS dengan cerita SPET saduran Boen Sing Hoo tersebut.
Menurut Tjan Tjoe Siam, cerita SPET ini sudah mulai terkenal (di Cina) pada abad keempat Masehi. Mula-mula berupa cerita lisan yang diceritakan turun-temurun, lambat laun cerita tersebut muncul dengan berbagai redaksi atau bentuk, baik dalam bentuk buku, sandiwara maupun film (Prijono, 1956:5 ; Abadi, I990:X). Seperti.lazimnya ceritacerita rakyat, kisah ini anonim dan mempunyai beberapa versi (Abadi, 1990:x). Selain dalam bahasa Melayu, Jawa, Madura, dan Indonesia, salah satu versinya ditemukan juga dalam bahasa Bali, baik dalam bentuk manuskrip (lontar) maupun dalam bentuk seni pertunjukan."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Maulani
"Penelitian ini mengkaji teks Wawacan Layang Siti Hasanah (WLSH) yang tertulis dalam naskah berbahasa Jawa dan berbentuk wawacan. Teks ini dikaji dengan cara kerja filologi yang meliputi tekstologi dan kodikologi. Selain itu, teori resepsi juga dipakai guna mengungkap makna dan isi teks. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan suntingan dan terjemahan teks WLSH, mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terdapat dalam WLSH dari teks hikayat Melayu menjadi puisi wawacan, dan menjelaskan bentuk-bentuk resepsi pengikut Tarekat Qadiriyah wa Naqshabandiyah di Indramayu Jawa Barat abad ke-20 dalam teks WLSH. Penelitian ini mengungkap bahwa teks WLSH meresepsi dua hal. Pertama, dalam aspek narasi penceritaan, teks WLSH meresepsi teks Cerita Siti Hasanah (CSH). Resepsi dari teks Melayu ini juga menghasilkan perubahan pola dari hikayat ke wawacan dalam bentuk tokoh, latar tempat, dan kerangka cerita. Kedua, dalam penjelasan keislaman, teks WLSH meresepsi teks Kitab Tilmisani, Kitab al-Durra atau Kitab Sanusi, Kitab Mufid atau Al-Mufīd, Matnu al-Zubad fī Ilmi al-Fiqhi alā Maẓhabi al-Imām al-Shāfiī, al-Aqnā fī Ḥalli Alfāz Abī Shujā, dan Insān Kāmil. Bentuk-bentuk resepsi WLSH terhadap teks-teks keislaman tersebut berupa penjelasan tentang kewajiban salat lima waktu, ajaran makrifat Nūr Muḥammad, dan sifat-sifat bagi Allah. penelitian tentang WLSH ini membuka pengetahuan baru tentang wawacan yang juga menyebar di wilayah pesisir Jawa Barat yang banyak digunakan oleh masyarakat pesantren atau tarekat. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi akan pencarian identitas kesusastraan yang berkembang di Indramayu pada abad ke-19.

This research examines the text of Wawacan Layang Siti Hasanah (WLSH) written in Javanese text and the form of wawacan. This text is examined by the work of philology which includes textology and codicology. Besides, the reception theory is also used to reveal the meaning and content of the text. The research aims to present text edition and translation of WLSH, identify changes contained in WLSH from Malay hikayat to wawacan poetry, and explain the reception forms of Tarekat Qadiriyah wa Naqshabandiyah orders in Indramayu, West Java in the 20th century in WLSH texts. This research revealed that the WLSH text received two things. First, in the narrative aspect of storytelling, the WLSH text received the Malay text entitled Cerita Siti Hasanah (CSH). The reception from the Malay text also produced a change in pattern from hikayat to wawacan in the form of characters, settings, and story frames. Second, in Islamic explanation, the text of WLSH recept the text of the Kitab Tilmisani, Kitab al-Durra or Kitab Sanusi, Kitab Mufid or Al-Mufīd, Matnu al-Zubad fī Ilmi al-Fiqhi alā Maẓhabi al-Imām al-Shāfiī, al-Aqnā fī Ḥalli Alfāz Abī Shujā, dan Insān Kāmil. The form of Islamic text reception aims to explain the obligation to pray five times a day, the teachings of Nūr Muḥammad, and the attributes for Allah. this research on WLSH opens up new horizons of knowledge about wawacan which also spread in the coastal areas of West Java. This study also revealed that the wawacan texts in Indramayu were widely used by the pesantren or tarekat community. In addition, this research is expected to be able to contribute to the search for literary identity that developed in Indramayu in the 19th century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syadiidah
"Skripsi ini membahas manuskrip Melayu Surat Keputusan Ternate sebagai surat formal yang berlaku pada masanya. Pengkajian filologi dilakukan untuk menghasilkan edisi teks. Naskah disunting dengan menggunakan metode kritis yang bertujuan agar naskah ini dapat dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Selanjutnya, surat diklasifikasikan, struktur dan format dianalisis untuk melihat bentuk surat keputusan pada masa lampau dan perbedaannya dengan surat keputusan masa kini. Selain itu, skripsi ini juga membahas kandungan isi berupa peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Surat Keputsan Ternate.

This mini undergraduate discusses The Malay manuscript of Surat Keputusan Ternate as a formal letter that was used in the past. The Philological studies were conducted to produce text editing. The manuscript was edited using the critical method to be easily read and understood. Moreover, the letter would be classified and the form and the structure would be analyzed to know how the previous letter is different from the ancient letter. Furthermore, this undergraduate thesis also described the incident that caused the writing of Surat Keputusan Ternate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>