Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1992
TA49
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Agita
"Kebutuhan akan material penyerap gelombang elektromagnetik semakin tumbuh pada aplikasi militer dan juga pada aplikasi sipil. Material penyerap gelombang elektromagnetik yang selanjutnya akan disebut dengan Radar Absorbing Material (RAM), pada frekuensi tertentu akan melemahkan radiasi gelombang elektromagnetik yang datang dan mendisipasi energi yang diserap dalam bentuk panas. RAM berhasil dibuat dengan metode hand lay up yang tersusun dari carbon black/epoksi/E-Glass fiber. Variasi carbon black sebagai filler diberikan sebesar 0 wt%, 1 wt %, 3 wt %, dan 5 wt%. Karakterisasi penyerapan gelombang elektromagnetik RAM dilakukan dengan uji Vector Network Analyzer (VNA) pada pita frekuensi X-Band 8,2-12,4 GHz. Spesimen RAM dengan kandungan carbon black 5 wt% menunjukkan nilai reflection loss paling optimal sebesar -10,7 dB pada frekuensi 9,5 GHz dengan penyerapan gelombang EM mencapai 91,48 %.

The need for an electromagnetic wave absorbing material has beengrowing formilitary as well as for civil application. Electromagnetic wave absorbing material which would be referred to the Radar Absorbing Material (RAM), at a certain frequency weakens the incoming electromagnetic wave radiation and dissipates the absorbed energy in the form of heat. RAM was successfully made by hand lay-up method which wascomposed of carbon black / epoxy / E-Glass fiber. Variation of carbon black as filler was given by 0 wt%, 1 wt%, 3 wt%, and 5 wt%. Characterization of the electromagnetic wave absorption ofRAM was conducted by Vector Network Analyzer(VNA) test on the X-Band frequency of 8.2 to 12.4 GHz. RAM with the 5 wt%carbon black showedthe most optimal value reflection loss of - 10.7 dB at 9.5 GHz with electromagentic wave absorption reached up to 91.48%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermanto
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Andra Margusano
"ABSTRAK
Beton adalah salah satu bahan yang sering digunakan di dalam kebanyakan struktur dan keperluan lainnya, terutama di bidang sipil. Seiring dengan majunya jaman, penggunaan dan keperluan beton semakin meluas. Oleh karena itu pengetahuan tentang beton diharapkan mampu menangani kebutuhan akan beton yang semakin berkembang ini. Diharapkan banyak penemuan baru di dalam hal material, teknologi maupun pada metode pelaksanaannya.
Salah satu kelemahan beton adalah beton tidak dapat menahan tarik yang menyebabkan terjadinya retak secara mudah. Hal tersebut menjadi keinginan yang besar untuk dapat memonitor keretakan struktur beton dan mencegahnya dari perambatan kerusakan lebih lanjut. Usaha-usaha tersebut di atas penting untuk perbaikan berkala, keamanan dan ketahanan_dalam waktu yang lama dari struktur yang kritis. Evaluasi tak merusak seperti penempelan sensor pada struktur, telah banyak digunakan dengan bermacam-macam cara untuk dapat memenuhi kebutuhan yang ada, tetapi tes-tes tersebut masih sangat mahal.
Smart concrete merupakan beton dengan self sensing yaitu dengan membuat beton tersebut sensitif terhadap perubahan hambatan yang kemudian diketahui perubahan regangannya, untuk membuat beton bukan cuma sebagai material dari struktur tetapi juga sebagai sensor terhadap regangan, di dalam hal ini dilaksanakan penambahan campuran serbuk karbon. Perekayasaan yang dilakukan terhadap beton membuatnya dapat mensensor perubahan regangannya.
Beberapa keuntungan dengan penggunaan smart concrete antara lain: biaya yang lebih murah, struktur lebih kuat dibanding dengan beton konvensional serta pemonitoran dapat dilakukan pada real time dan dapat dilakukan terus-menerus.
Prinsip yang digunakan adalah hampir sama dengan strain gage, dimana rasio perubahan hambatan terhadap perubahan regangan dihubungkan dengan faktor yang disebut faktor gage F. Dengan menggunakan strain gage regangan kecil dapat dideteksi sehingga diperlukan hambatan yang kecil juga (umumnya sebesar 120 ohm).
Penelitian ini memanfaatkan karbon sebagai bahan yang diharapkan mampu memberikan sifat sensitif terhadap perubahan hambatan listrik pada beton, dengan kata lain beton diharapkan mempunyai hambatan listrik yang kecil sehingga perubahan hambatan yang terjadi lebih bisa diketahui perbedaannya. Salah satu sifat karbon yang dimanfaatkan adalah sifat listriknya yaitu sifat konduktivitas listrik.
Keretakan yang terjadi ada beton perlu dimonitor secara berkesinambungan sehingga saat keretakan telah mendekati batas keamanan, dapat dilakukan tindakan antisipasi yang lebih baik. Dengan smart concrete keretakan dicoba diidentifikasi dari perubahan hambatan listriknya.

"
2001
S34968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Puspiartono
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji sifat penyalaan kayu jati belanda (guazuma ulfimolid) dan Medium Density Fibreboard (MDF) dengan variasi arah serat dan ketebalan dengan menggunakan Kalorimeter Api. Pengujian dilakukan dimana heat fluks yang diberikan pada sampel dibuat konstan pada kondisi 27 kW/m_. Variasi arah serat yang digunakan yaitu across grain (tegak lurus arah serat) dan along grain (sejajar arah serat). Untuk mengetahui fenomena suatu peristiwa kebakaran, maka pengetahuan terhadap kalor yang dilepaskan material yang terbakar tersebut menjadi sangat penting. Laju pelepasan kalor yang dihasilkan oleh material kayu yang terbakar dapat diukur berdasarkan besarnya konsumsi oksigen yang dibutuhkan saat benda tersebut terbakar yang didasarkan pada prinsip dasar bahwa panas yang dilepaskan per unit oksigen yang dibutuhkan adalah kurang lebih sama untuk bahan bakar organik umum yang sering ditemui sebagai bahan bakar dalam kebakaran, yaitu 13,1 kJ/gram O2 [Hugget, 1980]. Peralatan ekperimental yang digunakan adalah kalorimeter api skala laboratorium, yang terdiri dari conical heater dengan daya 4000 Watt, load cell, sistem gas buang yang berbagai alat ukur, sistem pengukuran dan kontrol temperatur, sistem pengukuran tekanan, dudukan sampel, dan sistem akuisisi data. Selain mendapatkan data laju produksi kalor, dalam penelitian ini juga didapatkan data laju penurunan massa, laju konsentrasi Oz, CO dan C02 serta perhitungan laju pembentukan char berdasarkan densitas dan fluks kalor yang diterima sampel. Penelitian ini nantinya akan menjelaskan mengenai perbedaan karakteristik fenomena pembakaran yang terjadi ketika suatu sampel kayu jati belanda (guazuma ulfimolia) dengan arah serat yang berbeda dibakar, termasuk apabila ketebalannya divariasikan. Hal ini dilakukan dengan mencari pola grafik laju pelepasan kalor yang ditimbulkan, yang kemudian dikorelasikan terhadap pola grafik laju penurunan massa, laju konsentrasi O2 sebagai reaktan suatu proses pembakaran, laju konsentrasi CO dan C02 sebagai produk dari suatu peristiwa pembakaran, serta laju terbentuknya arang. Hal yang sama juga dilakukan pada sampel kedua, yaitu kayu Medium Density Fibreboard (MDF).

This research has been done to know the ignition behavior of jati belanda wood (guazuma ulfimolia) and Medium Density Fibreboard (MDF) wood with variation of grain orientation and thickness by using fire calorimeter. The materials were tested in the horizontal orientation at constant heat flux 27 kW/m_. The grain orientation is variated both across grain and along grain orientation. In order to understand a combustion phenomenon, there is important to know heat release rate that produced while a material burned. The main parameter measured in the Cone calorimeter is the heat release rate (HRR) based on the oxygen consumption principle. According to this principle heat released during burning of material is proportional to the amount of oxygen needed for burning. For most cellulose materials this relationship equals 13.1 MJ of heat released per 1 kg of oxygen consumed. Besides the heat release rate some other parameters are measured in the Cone calorimeter, which are total heat release, mass loss rate, time to ignition, rate of production and yields of various gases (usually CO and CO2). The experimental apparatus, called fire calorimeter, based on ISO ignability apparatus which consists of a 4000 watt conical heater, load cell, flue gas analyzer, pressure drop measurement device and also data acquisition system. This research is aim to predict the differences of combustion characteristics while a jati belanda (guazuma ulfimolia) wood with across grain orientation burned, then compared with along grain orientation. The several of thickness from materials also included in order to examine the correlations between the thickness and heat release rate produced. The combustion characteristics predicted by correlating the heat release rate, mass loss rate, 02 concentration rate as a reactant of combustion process, and also CO and CO2 that produced as products of combustion. This research also presents charring rate calculations by using two different methods. These factors include the influence of the heat flux exposing the wood surface and wood density as well as the ambient oxygen concentration. Many different species of wood exist; therefore, these research are needed to explain the species difference in terms of more fundamental properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrikin
"Pengujian fatigue dilakukan pada material komposit fiber glass berjenis woven roving dengan epoxy sebagai matriksnya. Material yang diuji merupakan material yang lolos uji pada serangkaian uji mekanik statis sebelumnya, yaitu WR 200 asimetris epoxy dan WR 400 asimetris-epoxy. Material ini dibuat dengan metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) pada suhu ruang. Hasil pengujian fatigue dilanjutkan dengan ekstrapolasi data dari kurva S-N dengan Matlab 7.4 yang berisi curve fitting probabilitas kegagalan untuk memperkirakan masa pakai material.
Hasil curve fitting menunjukkan material mempunyai daya tahan di atas siklus 108 untuk pemakaian sekitar 20 tahun. Hasil pengamatan dengan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan mekanisme kegagalan material akibat uji fatigue, diawali dengan retaknya matriks, putusnya ikatan permukaan matriks-fiber, diikuti putusnya fiber yang menyebabkan patahnya material.

Fatigue test was carried out on composite materials with the type of woven roving fiberglass with an epoxy as a matrix. The specification of the fatigue tested materials was selected from previous static mechanical tests, namely WR 200 asymmetric-epoxy and WR 400 asymmetric-epoxy. These materials were produced by using Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) at room temperature. The fatigue test result followed by extrapolation of data from the S-N curve with Matlab 7.4 curve fitting, which contains the probability of failure to estimate the lifetime of the materials.
Curve fitting results indicate the materials have a resistance above 108 cycles for the use of about 20 years. The observation with optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM) shows the mechanism of failure due to fatigue test, begins from a matrix cracking, followed by a fiber-matrix interfacial debonding, then a fiber breakage that caused the final fracture.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S28
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dani Mulyawan
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu penemuan material cast iron yang memiliki sifat mekanis sangat unggul dibandingkan dengan material cast iron lainnya. Material ini dikenal di dunia logam sebagai Austemper Ductile Iron (ADI) yang merupakan hasil proses heat treatment material Besi Tuang Nodular (BTN). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik austenite sisa dalam material ADI dan sejauh mana proses mekanis mempengaruhi karakteristik austenite sisa tersebut.
Pengujian yang dilakukan adalah poses Austenisasi pada temperature 900℃ selama 90 menit dan Austemper pada temperature 400℃. yang bertujuan untuk menghasilkan material ADI. Variasi waktu tahan austemper 60, 120, dan 180 menit dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar austenite dalam ADI. Perhitungan fraksi volue fasa austenite dilakukan dengan metode point counting pengujian Metalografi dan X-Ray Difraction. Proses mekanis peregangan dengan persen elongasi 0,6%, 1,5% & 2,0% dilakukan untuk mengetahui perubahan austenite sisa menjadi fasa martensit serta pengujian mekanis kekerasan dan tarik untuk mengetahui kekuatan mekanis material ADI.
Hasil penelitian membuktikan bahwa waktu tahan austemper dari 60 hingga 180 menit mengakibatkan kadar austenite semakin berkurang dari 29,25% menjadi 17,2% dan penambahan elongasi regangan 0,65, 1,5% dan 2,0% dapat mengurangi kdar austenite sisa dalam ADI untuk tiap waktu tahan austempernya karena sebagian bertransformasi secara mekanis menjadi mariensit. Penambahan waktu tahan austemper mampu menaikkan sifat mekanis kekuatan tarik material ADI dari 103,63 menjadi 108,18 Kg/mm2 dan nilai kekerasan dari 240,48 menjadi 246,71 BHN. Perhitungan dengan menggunakan metode point counting pada pengujian ini lebih akurat dibandingkan dengan metode X-RD karena tingkat sensitifitas alat X-RD yang digunakan hanya mampu mendeteksi fasa dengan kadar di atas 10%."
2000
S41623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahimudin
"ABSTRAK
Austemper Ducrile Iron MDI) memiiiki sw! mekanis yang sangat komplek mulai dari Kekuatan tinggi, Kerangg-uhan, rahan aus, /cekuatan farik linggf dan Iain-Iain yang disebabican oleh struktur utama yang benqna malriks auwrir yang merupakan perpaduan antara austeni! karbon tinggi dan ferit.
penelitian ini dilakukan untuk mengerahuf bagaimana katakterisrik ausrenir sisa pada ADI. Ausrenit sisa adalah fasa yang sangat renran terhadap perubahan FISH, jiku diberikan beban mekanis maka ausrenit akan cendrung berubah menjadi martensir.
Material ADI hasil proses treatmen pada temperarur austenisasi 9000 C selama 90 menir dan proses austemper pada temperarur 4000C dengan 3 variabe! wahtu rahan yang berbeda 1, 2, 3 jam akan meng/zasilkan % austenit yang berbeda pula. Pengujian XRD dam Pain! Counting dilakulcan sebelum material ADI dilakukan pengzyian mekanis dan sesudah dilakukan pengzgian mekanis.
Hasil penelirian menyimpul/ran bahwa legfadi kecendnmgan penurunan kadar austenit dari [4,92% rnenjadi 11.26% seiring dengan bertambahnya wakfu rahan austemper mulai I sampai 3 jam. Penurzmnn kadar ini menyebabkan ADI mengalarni perubahan syfat mekanis akiba! terbentukrqya fasa marrensit dan karbida. Hasil pengujian raril: memperlihatkan adanya kenaikan nifai Kekuatan T arik Maksimumfl/TS)
dari 98,15 Kg/mm? pada wahlu taken I jan menjadi 108,26 Kg/mm? pada wakru tahan 3 jam. Terbentuknya fasa tersebu! akibai terjkzdinya rea/ui ausremper tahap ke 2 dimana ausienit berubah menjadi jérit dan lrarbfda dan juga di akibatlcan oleh pengzyian melcanis."
2000
S41574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>