"Dalam naskah ini terdapat keterangan bahwa dahulu teks ini dikarang oleh Sunan Giri Kedaton, cucu Sunan Ngampeldenta, bersamaan waktunya Sunan Kalijaga mengarang serat kidungan. Isinya hampir sama (sama maksudnya) sebagai bacaan orang yang menunggui orang sakit, yang batinnya merasa sedih, untuk menolak lalu dibaca serat ini. Juga merupakan pralambang ngelmi dan dapat mengurangi kepercayaan terhadap gangguan makhluk halus. Wanita yang sedang mengandung tidak boleh mendengar maupun membaca serat ini karena mungkin dapat menyebabkan anak yang dikandung salah bentuk sebab kata-katanya menyebutkan kesaktian badan, misalnya kepala seperti besi yang beratnya berkati-kati, rambut kawat, dahi batu cendani, kuping perak, pipi tembaga, dan sebagainya. Teks terdiri atas dua pupuh, ialah: 1) durma; 2) dhandhanggula. Menurut keterangan h.i, naskah ini diterima dari R.M.Ng. Sumahatmaka, Aguatus 1928."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.147-A 7.02
Naskah Universitas Indonesia Library