Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasrini Sari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
D1543
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Gustrivia
"Dalam pertumbuhan pasar moderen di Indonesia, banyak bermunculan pasar moderen yang dimiliki oleh peritel asing maupun peritel lokal yang menawarkan beragam nilai pada konsumen, mulai dari ritel skala besar yaitu hipermarket sampai skala kecil dengan sistem waralaba seperti minimarket. Salah satu nilai yang ditawarkan peritel adalah produk store brand dengan harga yang kompetitif dengan mcrek nasional dan peritel lain. Terlebih lagi dalam menghadapi situasi ekonomi yang sulit, diperkirakan daya beli konsumen akan menurun sehingga konsumen akan mencari produk dengan harga yang lebih murah. Dengan situasi tersebut porsi store brand akan semakin besar di berbagai pasar swalayan di Indonesia dan akan mendapat respon yang lebih besar dari konsumen.
Program store brand ini sendiri menjadi daya saing bagi peritel sekaligus menguntungkan bagi swalayan karena dapat menambah market share konsumen dengan menawarkan produk store brand yang herkualitas dan harga yang lebih murah. Selain itu daya saing swalayan juga tidak terlepas dari citra toko itu sendiri terutama aspek yang berkaitan Iangsung dengan konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap citra toko dapat berpengaruh pada persepsi tentang kualitas produk store brand sehingga akan berpengaruh pula pada sikap dan intensi membeli produk tersebut.
Penelitian ini membahas tentang hubungan citra toko dengan persepsi terhadap produk store brand, sikap dan intensi membeli oleh konsumen beberapa pasar swalayan yang ada di Jakarta. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dalam konteks store brand produk adalah sebagai mediasi antara citra toko dengan sikap dan intensi membeli produk store brand. Artinya konsumen lebih menekankan perhatian pada produk itu sendiri dibandingkan pada citra tokonya terutama dari segi harga dan kualitas namun citra toko mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap produk store brand.

In the growth of modern market in Indonesia, it has been appeared more retail store in form of large scale up to small scale market. One of value that offerred by retailers is store brand products with competitive price to national brand product and with other retailers. More over, in facing the economic crisis, it supposed that the purchasing power will decreasing so consumers would like to choose the lower price product but with the gap of quality is not far from premium products. By this situation, store brand portion will be arise in the retail stores in Indonesia and will take more good respons from consumers as a good alternative product.
This store brand program itself will be the competitive value to the retail stores and make more marginal benefits at once by offer the good quality but lower price. The competitive power also depend on overall store image consider most important image that related directly to store customers. The customers trust to the store image can influence consumers perception to store brand products.
This research examine about the influence of store image to perception of store brand product quality, attitude and purchase intention of modem markets consumers in Jakarta. This research found that in the context of store brand products, the product is being to be the mediation between store image and attitude and purchase intention. The meaning is that consumers more emphasize to the product itself instead of the store that offering the store brands, especially by the lower price but good quality, yet store image has significant positif influence to the store brand products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoan Ferino
"Industri teh dalam kemasan telah berkembang menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan yang tinggi. Awal mula industri ini ditandai dengan berdirinya PT Sinar Sosro pada tahun 1974, hingga saat ini dominasi Sosro dalam pasar produk teh dalam kemasan masih belum tergoyahkan. Total perusahaan yang bergerak di industri ini adalah sejumlah 74 buah, dengan 33 perusahaan kecil dan sisanya perusahaan sedang dan besar.
Perkembangan industri teh dalam kemasan ini tentu tidak bisa dilepaskan dari tingginya permintaan konsumen terhadap ini. Konsumsi minuman teh dalam kemasan mencapai 30% dari total konsumsi industri minuman di Indonesia.
Meskipun pasar teh dalam kemasan sangat ketat, tetapi pasar konsumen masih terbuka lebar untuk dijajagi, khususnya untuk produk dengan Varian dan kemasan yang berbeda. PT X sebagai produsen minurnan teh dalam kemasan mencoba memasarkan teh hijau yang dikemas dalam kemasan PET, dengan volume neto 350 ml. Sebagai produk baru, produk teh dalam kemasan merek X perlu diarahkan pada perencanaan optimal strategi pemasaran.
Penelitian pada skripsi ini menooba untuk menerapkan riset pemasaran dalam perencanaan strategi pemasaran produk X. Riset pemasaran yang dilakukan tergolong pada pengujian dan riset konsumen. Pengujian produk yang dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerimaan konsumen terhadap produk, yang dilihat dari segi reaksi psikologi konsumen tentang atribut produk, yang meliputi core, tangible dan augmented product. Sedangkan riset konsumen berrujuan untuk memberikan gambaran mengenai keterlibatan dan keterkaitan antara konsumen, produk dan pesaing. Selanjutnya berdasarkan riset pemasaran yang telah dilakukan, penulis memberikan rekomendasi strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk X. Sebagai pendukung dalam pembuatan strategi maka terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap lingkungan dan juga SWOT analisis dari produk X.

The industry of ready consumption tea in Indonesia has developed and grows high. PT Sinar Sosro pioneered it in 1974, and Sosro has continued its domination until now. Totally there are '74 companies in Indonesia produce ready consumption tea, with 33 companies are small companies and the rest of it is medium to large company.
The development of ready consumption tea can’t be separate from the high demand from consumer for this product. Consumption of ready consumption tea is about 30% of total consumption of ready consumption drink in Indonesia.
Although Competition in the market of tea drink products is very tight, there is still a chance to enter this market. Especially, for tea drink product with new variant and packaging. PT X as the producer of tea drink product tries to enter the market with tea drink that made hom green tea. This product use PET as packaging with nets volume is 350 ml. As the new product, product X needs a direction for planning marketing strategy optimally.
This research tries to apply marketing research in build marketing strategy plan for product X. Marketing research that tries to applied are categorised as product testing and consumer research. The goal of product testing is to give the inside of consumer acceptance nom the perspective of their psychological reaction for this product attribute which seen Hom product core, product tangible and product augmented. While the goal of consumer research is to describe the involvement and interrelation of product, consumer and competitors. Next, based on the findings of marketing research, writer will try to give the recommendation of the marketing strategy for product X. And as the support for strategy recommendations building writer will make the environment and SWOT analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Gunawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Supranto
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983
658.8 SUP t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Hurriyati
Bandung: CV. Alfabeta , 2008
658.83 RAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Yurista
"Komunikasi pemasaran dengan cara yang lama (satuarah) sudah dianggap tidak efektif. Seiring kemajuan zaman, harapan pelanggan pun menjadi tinggi.Pelanggan ingin diakui sebagai individu yang unik dan ingin dilayani secara personal. Relationship marketing dianggap mampu memenuhi harapan pelanggan saat ini karena menekankan pada relationship, networks dan interaction.
Relationship marketing tidak hanya membahas hubungan relasional antara produsen dan konsumen, namun juga membahas hubungan relasional yang berada di luar pasar (mega marketing) dan juga hubungan relasional di dalam organisasi (nano relationship). Fokus utama dari relationship marketing adalah pelayanan pelanggan.
Penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi kegiatan relationship marketing yang telah dilakukan oleh PT. Garuda Mataram Motor sebagai supplier mobil premium Audi dalam memasarkan produk-produknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan narasumber terpercaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Garuda Mataram Motor telah menerapkan beberapa dari 30 hubungan relasional yang dijelaskanoleh Evert Gummeson.Perusahaan lebih mementingkan terhadap pembentukan citra disbanding penjualan produk secara langsung. Melalui brand image yang baik, perusahaan yakin bahwa penjualan pun akan meningkat. Perusahaan tidak hanya berusaha untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, namun juga memberikan kesenangan melalui pemberian servis melebihi harapan pelanggan.
Bagi peneliti di masa yang akan datang diharapkan dapat menganalisis lebih dalam lagi tentang penerapan relationship marketing, khususnya pada perusahaan yang berbasis business to customer.

Conventional marketing communication has been assumed no longer ineffective. In line with growing era, customer expectation becomes higher. Customer has desire to be acknowledge as unique individual and wants to be personally served. Relationship marketing has been assumed can fulfill that customer expectation now days because emphasize on relationship, networks and interaction.
Relationship marketing doesn?t only discuss about relational relationship between producer and customer, furthermore it discusses about relational relationship which exist above the market (mega marketing) and relational relationship inside the organization (nano relationship). The main focus of relationship marketing is customer service.
This research tries to evaluate relationship marketing activity which has been done by PT. Garuda Mataram Motor as the supplier of premium car Audi in marketing its products. This research uses qualitative approach. Data collection was gathered trough depth interview with trusted man source.
The result of the research shows that PT. Garuda Mataram Motor has implemented some the relational relationship which is explained by Evert Gumesson. The company emphasizes on image creation rather than direct product sales. Through good brand image, company believes that sales will be increased. Company is not only trying to give satisfaction to customer, but more than that, to give delight to customer by giving a service more than the expectation.
For the future researcher, to be expected to has deeper research on relationship marketing implementation, especially in company based on business to customer (B2C).
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anya Safira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap serta intensi pembelian konsumen untuk batik printing sebagai barang tiruan (counterfeit). Lebih rincinya, penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan pengaruh dari faktor sosial (informative susceptibility, normative susceptability), kepribadian (value consciousness, integritas, personal gratification), dan demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran) terhadap sikap dan intensi pembelian batik printing.
Pengolahan data dengan Structural Equation Modelling (SEM) serta regresi berganda yang dilakukan terhadap 257 responden menemukan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap konsumen adalah normative susceptibility, sedangkan variabel-variabel lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik. Penelitian ini juga menemukan bahwa sikap terhadap pemalsuan secara signifikan mempengaruhi intensi pembelian batik printing. Implikasi dan berbagai saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini akan didiskusikan pada bagian akhir penelitian.

This research aims to study the attitude and purchase intention of Indonesian consumers for batik printing as a counterfeit product. More specifically, the research attempts to investigate the effects of social factors (informative susceptibility, normative susceptibility), personality factors (value consciousness, integrity, personal gratification), and demographic factors (gender, age, education, expenditure) on attitude towards counterfeiting and purchase intention of batik printing.
The data analysis of 257 respondents using Structural Equation Modelling (SEM) and multiple regression shows that the only variable that has a significant effect on attitude towards counterfeiting is normative susceptibility, whereas the other variables do not have a statistically significant effect. This research also found that attitude towards counterfeiting has a significant effect on purchase intention of batik printing. The implications and suggestions from these findings are also discussed.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Iryattie
"ABSTRAK
Marketing research sekarang ini telah menjadi salah satu elemen yang penting bagi para pemasar. Dengan maraknya produk dan merek yang beredar di pasar, marketer harus tanggap akan setiap perubahan yang terjadi maupun yang akan terjadi. Salah satu antisipasi yang dapat dilakukan untuk selangkah lebih maju dari pesaing adalah melalui riset pemasaran.
Secara general riset dibagi dua, deskriptif dan eksploratoris. Dalam riset deskriptif, perusahaan menuangkan bahan-bahan yang hendak diteliti ke dalam kuesioner. Umumnya, untuk memudahkan responden dalam mengisi kuesioner tersebut, pilihan jawaban telah disediakan. Misalnya, penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan, pilihanjawaban biasanya diberikan dalam bentuk skala. Skala bisa bermacammacam, ada skala 2, skala 3, skala 5, skala 7, skala 10 dan seterusnya.
Penelitian dalam tesis ini, adalah untuk mengetahui perpindahan skala yang dilakukan oleh responden jika diberikan beberapa skala dalam menjawab pertanyaan yang sama. Untuk memudahkan, maka digunakan parameter kepuasan terhadap Telkom dan PLN untuk tiga atribut, yaitu kepuasan secara keseluruhan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan, dan kepuasan terhadap harga. Penelitian juga dilakukan dengan tiga buah metode kontak, yaitu face to face, telepon dan mails.
Dari hasil penelitian terhadap 231 responden, ditemukan bahwa terjadi transformasi cukup tajam dari skala 2 ke skala 3. Contohnya, pada panel face to face, untuk pertanyaan kepuasan terhadap pelayanan Telkom secara keseluruhan, dari 100% responden yang menjawab "puas" pada skala 2, jawaban tersebut tertransformasi menjadi 32.73% tetap menjawab "puas" dan 67.27% sisanya menjawab "biasa saja" di skala 3. Untuk 100% yang menjawab "tidak puas" pada skala 2 untuk panel dan pertanyaan yang sama, apabila diberikan skala 3, jawaban tersebut menjadi 62.22% ke "biasa saja" dan 37.78% tetap ke "tidak puas". Hal ini menunjukkan kecenderungan yang sama pada kedua panel yang lain, dan untuk kedua atribut lainnya (kualitas dan harga Telkom dan PLN dengan telepon dan mails). Hanya saja, khusus pada harga, persentase responden yang menjawab "tidak puas" cenderung lebih besar dari pada responden yang menjawab "puas".
Selanjutnya, untuk transformasi skala dari skala 3 ke skala 5 dan dari skala 5 ke skala 7, konsistensijawaban terkonsentrasi padajawaban "biasa saja", ataujawaban yang memiliki poin netral/poin tengah. Sedangkan dari ketiga panel, ditemukan bahwa penglSlan jawaban dengan kesalahan terbesar terjadi pada panel mails. Namun, dengan panel ini, responden lebih jujur dalam mengisi kuesioner, walaupun tingkat return kuesioner hanya sekitar 30%nya saja.
Disamping perpindahan skala, penelitian juga dilakukan untuk melihat seberapa besar indeks kepuasan responden dengan mengacu kepada demografi responden Genis kelamin, usia, pengeluaran rata-rata, dan latar belakang pendidikan). Indeks kepuasan terkecil, lagi-lagi terjadi pada atribut harga. Sebagai contoh, dari panel face to face, untuk tingkat kepuasan terhadap pelayanan Telkom, indeks kepuasan skala 2 untuk. pelayanan keseluruhan adalah 1.66, sedangkan untuk kualitas pelayanan saja sebesar 1.66, dan untuk harga sebesar 1.66 juga, dari nilai maksimum 2. Pada skala ini, ketiga atribut masih memiliki indeks yang sama. Namun, pada skala 3, indeks kepuasan untuk pelayanan Telkom keseluruhan adalah sebesar 2.01, untuk kualitas sebesar 2.03, dan untuk harga sebesar 1.51, dari nilai maksimum 3, dan seterusnya. Dari angka-angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin besar skala yang digunakan,
maka semakin kecil indeks kepuasan responden. Jawaban yang diharapkan konsisten, temyata lebih banyak yang lari ke tangah. Hal ini juga secara hampir sama ditunjukkan oleh hasil penelitian terhadap pelayan PLN dan dengan kedua panel lainnya maupun secara overall.
Sedangkan dari demografi responden, untuk tingkat kepuasan terhadap Telkom, ditemukan bahwa jenis kelamin dan usia tidak mempengaruhi rata-rata kepuasan responden, karena nilai signifikan yang dihasilkan untuk semua skala. Sedangkan pengeluaran rata-rata responden berpengaruh terhadap model skala pada skala 2 saja. Untuk latar belakang pendidikan, Ho ditolak pada skala 2, skala 7 dan skala 1 0 karena nilai signifikan yang dihasilkan masing-masing lebih kecil dari 5%.
Namun, untuk rata-rata kepuasan terhadap pelayanan PLN, keempat atribut yang diteliti Genis kelamin, usia, pengeluaran rata-rata dan latar belakang pendidikan responden) tidak ada satupun yang mempengaruhi penilaian responden terhadap tingkat kepuasan jawaban yang dihasilkan.
Selain dengan anova, indeks kepuasan Telkom dan PLN juga di analisa dengan memakai Top Boxes. Untuk Telkom, hasilnya adalah: skala 2 menghasilkan indeks sebesar 59.7%, skala 3 menghasilkan indeks sebesar 19.5%, dan seterusnya. Untuk PLN hasilnya adalah: skala 2 indeks kepuasan sebesar 48.1%, skala 3 sebesar 13.4%, dan seterusnya. Dengan analisa ini, indeks kepuasan juga semakin kecil nilainya dengan menggunakan skala yang semakin besar.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Oktanius T. U.
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis keberadaan risiko pasar, tingkat pertumbuhan penjualan (sales growrh rare) dan ukuran kemungkinan kebangkrutan perusahaan (:-score) mempengaruhi return saham di Bursa Efek Jakarta, yaitu suatu perluasan dari anomali hipotesa pasar yang etisien (pola-pola di dalam rata-rata return saham yang tidak dapat dlielaskan oleh CAPM). Sedangkan tujuan lainnya adalah melihat faktor mana yang lebih kuat pengaruhnya pada retum sahan di Bursa Saham di Indonesia. Guna pencapaian tujuan di atas, maka penelitian ini melakukan observasi pada enam buah portofolio yang dibentuk berdasarkan sales growth rate dan nilai z-score perusahaan di masa lalu pada periode Juli 1999 sampai dengan November 2003. Vaiabel independen dalam analisis regresi menggunakan data time series adalah risiko pasar (excess reiurn pasar dengan suku bunga BI bulanan), faktor tiruan sales growth rate yang terhubung kan dengan return saham sena faktor tiruan :-score rare perusahaan yang terhubungkan dengan return saham. Hasil utama penelitian ini menemukan bahwa : (1). Regresi time series menggunakan faktor risiko pasar, sales growth rate dan z-score, secara parsial maupun secara bersama signitikan mempengaruhi return saham pada tingkat kepercayaan 95%; (2). Penambahan faktor sales growlh rate of return dan falctor z-score rate of return dengan faktor pasar dalam suatu model multiple dengan data time series dapat meningkatkan kekuatan penjelas model regresi penentuan return saham djbandingkan dengan model satu faktor CAPM; (3) model tiga faktor (risiko pasar, sales growth rate dan Z-score) dapat digunakan sebagai penuntun bagi seleksi portofolio.

The main purpose of conducting this research is to provide empirical study for the presence of market risk, sales growth rate and company Z-score effects in the Indonesia stock market. It is in fact an extension of the anomalies tests conducted by many researchers (patterns in average stock returns that are not explained by the CAPM of Sharpe and Lintner). This research is also aims to see which factor (market risk, sales growth rate and Zfscore) have a stronger effect on the Jakarta Stock Exchange (J SE). It meats this study hopes to gain a better understanding ofthe stock prices behavior in the JSE. In order to achieve this objective, this research investigated six portfolios base on past sales growth rate and past company Z-score on July, 1999 to November, 2003. For the empirical test of the presence of market risk, sales growth rate and company Z-score effects in the Indonesia stock market and which factor have a stronger effect, this research used simple and multiple regression with time-series data base on the universe of JSE stocks data of June, 1994 to November, 2003. Independent variables are market risk (excess retum of market retum of JSE index with SBI risk free rate), mimicking factor of sales growth rate in stock retum and mimicking factor of`Z-score in stock return- While dependent variables are excess retum of stock returns with SBI risk free rate.The main results of this research is that : (1) market risk, sales growth rate in stock retum and Z-score in stock retum, partially and multiple, have a significant effect in the average stock returns at 95% statistic level; (2) Adding sales growth rate in stock retum and Z.~score in stock retum factors able to achieve the explanatory power of the three factor model regressions in this study compare with market risk factor only as in CAPM model; (3) the three factors (market risk, sales growth rate and Z-score) can be used to guide portfolio selection."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>