Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Alya Maulida Husna
"Sampel forensik harimau sumatra yang umum diperdagangkan secara ilegal di Indonesia dan dunia, di antaranya yaitu kulit, rambut, tulang, gigi, dan tengkorak. Identifikasi molekuler sampel forensik dengan memanfaatkan penanda genetik spesifik dari sampel dapat menggunakan metode Forensically Informative Nucleotide Sequencing (FINS). Teknik FINS memiliki lima tahapan, yakni ekstraksi isolat DNA, amplifikasi menggunakan primer, penentuan urutan basa nukleotida, analisis hasil sekuensing, dan analisis filogenetik. Bahan uji yang digunakan berjumlah 15 sampel forensik harimau sumatra yang diperoleh dari BKSDA Aceh, Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), dan kasus kejahatan di Garut. Tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu desain primer menggunakan Geneious Prime, ekstraksi sampel menggunakan Wizard® Genomic DNA Purification Kit, uji kuantifikasi DNA, Polymerase Chain Reaction, analisis sekuensing, dan analisis filogenetik. Primer “CR_PTS” berhasil didesain dan memenuhi syarat primer yang baik. Kemurnian dari sampel hasil ekstraksi berkisar antara 1,1–2,3. Sampel yang berhasil tervisualisasi pada gel elektroforesis, yaitu kulit, tulang rusuk, dan tulang kaki dari Aceh, serta kulit dari TNBBS. Hasil analisis pohon filogenetik menunjukkan adanya pengelompokan klade antarsampel. Hasil analisis haplotipe tidak menunjukkan perbedaan wilayah asal pada Hap_1 yang terbentuk. Penelitian identifikasi sampel forensik menggunakan primer PTS_CR lebih lanjut perlu dilakukan untuk menguji tingkat spesifitas primer.

Forensic samples of Sumatran tigers that are commonly traded illegally in Indonesia and the world, include skin, hair, bones, teeth and skulls. Molecular identification of forensic samples by utilizing specific genetic markers from samples can use the Forensically Informative Nucleotide Sequencing (FINS) method. The FINS technique has five stages, namely extraction of DNA isolates, amplification using primers, determination of the nucleotide base sequence, analysis of the results of the sequencing, and phylogenetic analysis. The test materials used was 15 Sumatran tiger forensic samples obtained from BKSDA Aceh, Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), and crime cases in Garut. The stages of the research were carried out, namely primer design using Geneious Prime, sample extraction using Wizard® Genomic DNA Purification Kit, DNA quantification test, PCR, sequencing analysis, and phylogenetic analysis. The primer "CR_PTS" was successfully designed and met the requirements of a good primer. The purity of the extracted samples ranged from 1.1–2.3. Samples that were successfully visualized on gel electrophoresis were skin, ribs, and leg bones from Aceh, and also skin from TNBSS. The results of the phylogenetic tree analysis showed that there was a clade grouping between samples. The results of the haplotype analysis did not show differences in the region of origin on the formed Hap_1. Further research on the identification of forensic samples using PTS_CR primers needs to be carried out to test the specificity of the primers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Fairusi
"Sintesis turunan metil sinamat telah dilakukan untuk meningkatkan aktivitas biologinya. Sintesis diawali dengan reaksi hidrolisis metil sinamat menjadi asam sinamat, rendemen 83,6%. Asam sinamat yang dihasilkan digunakan untuk sintesis tahap selanjutnya dengan esterifikasi. Reaksi esterifikasi menggunakan tionil klorida (SOCl2) sebagai aktivator dan penambahan fenol, menghasilkan padatan putih fenil sinamat, rendemen 14,71%. Reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam p-toluensulfonat dan ditambahkan fenol, menghasilkan senyawa dihidrokumarin, yaitu 4-fenilkroman-2-on, rendemen 16,18%. Uji toksisitas senyawa metil sinamat, asam sinamat, fenil sinamat, dan 4-fenilkroman-2-on menggunakan metode brine shrimp lethality test (BSLT) diperoleh nilai LC50 masing-masing sebesar 144,21; 169,82; 223,87; dan 112,72 ppm. Hasil uji sitotoksisitas dengan metode MTT terhadap sel HeLa (ATCC CCL2) pada fenil sinamat dan 4-fenilkroman-2-on didapatkan persentase inhibisi di atas 50%. Penghambatan terhadap pertumbuhan sel HeLa paling baik terjadi pada penambahan dosis fenil sinamat.

Synthesis of methyl cinnamate derivatives have been done to improve the biological activity. Synthesis are begun with the hydrolysis reaction of methyl cinnamate, yield 83.6%. Cinnamic acid produced by the hydrolysis is used for the next step of reactions by esterification methods. Esterification reaction using thionyl chloride (SOCl2) as an activator and the addition of phenol, yielded white solid phenyl cinnamate, yield 14.71%. Esterification reaction using acid catalyst, p-toluenesulfonic acid, and the addition of phenol, yielded dihydrocoumarin compound, 4-phenilchroman-2-one, yield 16.18%. Toxicity test of methyl cinnamate, cinnamic acid, phenyl cinnamate, and 4-phenilchroman-2-one using the brine shrimp lethality test (BSLT) obtained LC50 values 144.21; 169.82; 223.87; and 112.72 ppm, respectively. The results of cytotoxicity test by MTT method against HeLa cells (ATCC CCL2) in phenyl cinnamate and 4-phenylchroman-2-one were obtained inhibition percentage above 50%. The best inhibition of HeLa cell growth occurred in the addition of phenyl cinnamate dose."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30596
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"buku ini membahas tetang virus molekuler secara spesifik"
Surabaya: Pusta Penerbitan dan Percetakan UNAIR, 1999
611.018 16 BIO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alberts, Bruce
New York: Garland Science, 2008
574ALBM002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Alberts, Bruce
New York: Garland Science, 2008
574ALBM001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Oen, Liang Hie
"

Motivasi saya untuk menekuni cabang ilmu ini ialah : sebagai seorang yang sesuai ketentuan, tergolong manusia lanjut usia (di atas 55 tahun) dan juga oleh karena telah mulai merasakan gerogotan gigi "Sang Waktu" dan telah merasakan kemunduran-kemunduran fungsional seperti, pergerakan menjadi kurang cepat, daya ingat dan kekuatan otot berkurang dan penurunan daya pendengaran (ini belum semua!). Dan saya yakin bahwa diantara para hadirin yang terhormat, banyak juga yang mengalami perubahan yang serupa.

Ilmu Biokimia yang saya geluti mulai dari tahun 1952 memang sangat membantu dalam memahami reaksi-reaksi kimianya yang bertalian dengan proses menua.


Gerontologi ialah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada proses menua dan mencari tahu mengapa perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi. Sebagai kelanjutan dari penemuan-penemuan tersebut, maka cabang ilmu ini diharapkan dapat mempengaruhi proses-proses tadi sehingga dapat memperlambat laju proses menua.

Berdasarkan pengertian bahwa proses menua itu universal, yaitu berlaku untuk semua mahkluk, termasuk manusia, maka dilakukan penelitian-penelitian pada binatang-binatang percobaan yang memiliki usia tidak panjang. Hasil penelitian yang diperoleh dari binatang percobaan akan sangat membantu untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia. Dalam hal ini binatang-binatang seperti lalat (Drosophila melanogaster) dan tikus merupakan jenis-jenis binatang yang sering dipergunakan di dalam laboratorium oleh karena usianya yang relatip pendek, mudah didapat dan telah banyak diketahui tentang susunan DNA-nya. Akan saya usahakan agar pembahasan ini tidak menjadi terlalu kimiawi, agar dapat diikuti oleh mereka yang tidak pernah mendapat ilmu kimia atau mereka yang sudah lupa akan ilmu kimia.

Dari semua misteri dalam biologi, proses menua merupakan rahasia yang paling sulit dipecahkan. Penelitian proses menua dipersulit oleh proses-proses patologik yang memang sering menyertai usia lanjut, seperti osteoporosis, demensia, aterosklerosis, katarak dan sebagainya. Penyakit-penyakit ini dahulu dianggap tidak dapat dipisahkan (inherent) dari proses menua. Kini tidak dianggap demikian lagi, oleh karena makin banyak ditemukan manusia yang meninggal dunia tanpa disertai penyakit-penyakit tersebut. Dengan kata lain manusia dapat hidup sampai usia lanjut dan mati oleh karena lanjut usianya sendiri.

Kalau sebelumnya berbagai usaha dilakukan untuk menghindari kematian, maka kini kematian lebih mudah diterima oleh karena telah disadari bahwa kematian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hukum universal, yaitu siklus lahir - tumbuh - dewasa - tua - mati.

"
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Weaver, Robert F.
Boston: McGraw-Hill, 1999
572.8 WEA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Freifelder, David
Boston: Jones and Bartlett, 1986
574.88 FRE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Longman, 1964
572.8 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>