Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Fristika Sari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yahmin Setiawan
"Hidup sehat merupakan hak azasi manusia, tidak peduli kaya atau miskin. Krisis moneter yang terjadi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin, Keadaan ini tentunya menjadikan masyarakat miskin akan sangat sulit mendapatkan akses ke sarana pelayanan kesehatan. Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah untuk mengumpulkan dan mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) yang memberikan Iayanan kesehatan gratis 24 jam kepada kaum dhuafa (fakir & miskin). Peningkatan jumlah kunjungan pasien, penambahan jumlah karyawan dan adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) Zakat yang diajukan oleh Departemen Agama RI yang prinsip ybijakannya akan membatasi sumber dana operasional LKC sehingga diperlukan analisis pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012) dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada dhuafa.
Tujuan dari penelitian ini adalah tersusunnya analisis pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif dengan cara pengisian form kuesioner diagnosa organisasi dan kualitatif dengan cara telaah dokumen, wawancara mendalam dan FGD. Diagnosa Organisasi LKC di Ciputat tahun 2009 adalah prioritas permasalahan yang dihadapi dan diselesalkan yaitu kualitas pelayanan yang diberikan karyawan masih kurang bahkan buruk dan potensi hilangnya sumber pembiayaan LKC dari zakat. Rencana pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012) adalah meningkatkan LKC dari Balai Pengobatan Plus menuju Rumah Sakjt, atau disebut Rumah Sehat Terpadu (RST). Sehingga strategi intervensi pengembangan organisasi LKC yang direncanakan berupa strategi intervensi organisasi / struktural, perilaku / terfokus pada manusia dan teknis merupakan bagian dari persiapan dan pelaksanaan RST di masa mendatang
Health is a basic human rights, despite their economical status. The monetary crisis has occurred to increase the number of poor people, this of course makes the situation of the poor will be very difficult to get access to health services facilities. Dompet Dhuafa Republika Foundation as one of the National Institute Arnil Zakat to get the trust of the people and government to collect and manage zakat funds, irrfaq and shadaqah has establish Layanak Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), which provides 24 hours free of charge health services for dhuafa (poor & needy). The increasing number of patient visits, adding the number of employees and the Zakah Draft Bill submitted by the Ministry of Religious Affairs policies that will limit the principle source of timing as it impact, make the necessary operational LKC development efforts in the organization LKC Ciputat for 3 years (2009-2012 ) in order to improve and develop the health services provided to dhuafa, take into account.
The objective of this research is to develop organization plan of LKC in Ciputat for 3 years (2009-2012). This study is a descriptive research design with analysis used quantitative approach by distributing form of questionnaires and diagnostic organizations with the qualitative assessment document, depth interviews and FGDS. Result of o LKC`s organization diagnosis in year 2009 are the following priorities ; the quality of services provided by employees was not satisfying rather bad and loss of potential financing sources LKC's charity. LKC`s Organization Development plan for the next 3 years (2009-2012) is to improve the LKC status form Health Center Services Plus to be Rumah Sakit Terpadu (Integrated Hospital.The intervention strategies will be used in organization development plan are; organization / structural, behavioral I focused on the human and technical are part of the preparation and implementation of the RST in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Uswatun Hasanah
"Kanker leher rahim merupakan kanker nomer dua terbanyak diderita oleh perempuan di seluruh dunia dan penyebab kematian akibat kanker yang paling utama, khususnya bagi perempuan di negara-negara berkembang (WHO, 2002). Prevalensi kanker leher rahim di wilayah DKI Jakarta sebesar 1,2 dari 5.919 pada wanita yang melakukan skrining dan Provinsi Jawa Barat sebesar 0,7 dari 15.635 wanita. Sebelum terjadinya kanker leher rahim akan didahului dengan keadaan yang disebut lesi prakanker. Prevalansi lesi prakanker leher rahim tahun 2012 sebesar 4,5%. Salah satu faktor resiko lesi prakanker leher rahim yaitu usia pertama kali berhubungan seksual < 17 tahun yang saat ini masih tinggi di masyarakat.
Penelitian ini membahas hubungan usia pertama kali berhubungan seksual dengan kajadian lesi prakanker leher rahim pada wanita yang melakukan skrining dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di wilayah kerja Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa dengan sasaran penerima manfaat. Penelitian dilakukan dengan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel 230 yang terdiri dari 46 kasus dan 184 kontrol. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil menunjukkkan bahwa usia pertama kali berhubungan seksual < 17 tahun meningkatkan resiko lesi prakanker leher rahim OR 4,092 (CI,1,769-9,464). Oleh karenanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang faktor resiko kanker leher rahim melalui edukasi, pendewasaan usia pernikahan serta deteksi dini melalui pemeriksaan rutin akan membantu mengurangi kasus lesi prakanker leher rahim.

Cervical cancer is second most common worldwide cancer afflict to women and leading cause of cancer deaths, particularly for women in developing countries (WHO, 2002). The prevalence of cervical cancer in women who has been screening in Jakarta around 1,2 from 5,919 and around 0.7 out of 15,635 in West Java. The diagnosis of cervical cancer will be preceded by a condition called pre-cancerous lesions. Prevalence of pre-cancerous cervical lesions in 2012 is 4.5%. One of the risk factors of pre-cancerous cervical lesions is age less than <17 years of first sexual intercourse which is still high in society.
This study explained relationship between first-time sexual intercourse with the occurrence of cervical pre-cancer lesions in female beneficiaries doing early detection using Visual Acetic Acid Inspection (IVA) at Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa. The study was conducted with case control design of 230 total sample consisting of 46 cases and 184 control. Multivariate analysis used logistic regression.
Results showed first age of intercourse less than <17 years increased risk of pre-cancerous cervical lesions OR 4,092 (CI, 1,769-9,464). According to this study increased knowledge and understanding of risk factors for cervical cancer through education, control of marriage age and early detection with periodically checkup will reduce cases of pre-cancerous cervical lesions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuny Damayanti
"Masalah kesehatan dalam jangka panjang akan membebani negara dalam pembiayaan sektor kesehatan serta mengancam kualitas dan produktivitas sumher daya manusia. Hal itu dapat dicegah jika segera dilakukan tindakan dan kebijakan yang tepat dan akurat. Untuk mencegah terlambatnya penanganan kasus-kasus kesehatan di masyarakat, khususnya penduduk miskin, dibutuhkan institusi yang bersedia membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka. Hal ini merupakan implementasi nyata kemitraan dan pemberdayaan komponen masyarakat dalam membantu pemerintah mengentaskan masalah kemiskinan.
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) menjadi salah satu pionir dalam hal ini. Tujuan utama LKC adalah membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan mendasar bagi kaum dhuafa dan membantu mereka mendapatkan hak hidup sehat. Untuk mencapai kondisi tersebut, LKC berusaha mengoptimasikan pelayanannya dengan cara menempatkan minimal 1 unit LKC di lokasi-lokasi strategis dari tiap kotamadya di DKI Jakarta dalam 5 tahun ke depan.
Dalam skripsi ini dilakukan penelitian terhadap 42 alternatif lokasi kecamatan. Metode Proses Hirarki Analitis digunakan untuk mengembangkan model keputusan rating. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data kualitatif yang diisi oleh para responden yang terdiri dari pegawai LKC yang telah berpengalaman dalam hal penentuan lokasi LKC terdahulu. Data kuantitatif pendukung berupa jumlah penduduk miskin dan persebarannya serta keterangan dari suku dinas DKI juga digunakan untuk memperkuat penelitian ini.
Hasilnya digunakan untuk mendukung penyusunan hirarki keputusan, yang terdiri dari tujuan utama, kriteria-kriteria utama, dan kelas-kelas skala intensitas dari setiap kiiteria. Kriteria-kriteria tersebut meliputi keamanan lokasi LKC, kemudahan akses peserta LKC, kemacetan lalu lintas sekitar, biaya transportasi peserta LKC, dan kedekatan lokasi dengan daerah berjumlah dhuafa besar.
Berdasarkan metode perbandingan berpasangan antara kriteria utama dan skala intensitas, metode rating terhadap alternatif-alternatif lokasi serta hasil forecasting penduduk miskin dan peserta LKC selama ini, didapatkan priorilas lokasi LKC untuk jangka waktu 5 tahun ke depan.

Health problems in long terms will burden the state in health sector cost, threatening the quality and the productivity of human resources. This problem can be avoided if we carry out some exact and accurate actions and policies. In order to avoid the lateness of health cases handling in the society, particularly in poor society, we need institutions which is willing to help providing health services for them.
This may concluded as real partnership of implementation and empowerment society elements to help the government solving out poverty problems Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) becomes one of pioneer in this issues. The main goal of LKC itself is to help the government providing basic health services to the poor and to help them getting the right to live healthy. In order to achieve such conditions, LKC tries to optimize its services by locating I unit of LKC at some strategic locations from each regency in DKI Jakarta for the next 5 years.
In this research, the writer examined 42 alternatives locations. Analytical Hierarchy Process was used to develop rating decision model. Questionnaire, which was filled in by LKC's employees was used to get qualitative data. They are considered as experts in determining previous LKC location. Supporting quantitave data, which are the amount of the poor and their spread on DKI Jakarta and information from Suku Dinas DKI were also used to strengthen this research.
The results was used to support decision hierarchy arrangement, which consists of main goal, main criterion, intencity scales from each criteria. Those criterion consist of the security of LKC’s location, the simplicity of LKC’s member access. The jamming of surrounding traffic, the transportation cost of LKC's member, and the nearness of LKC with regions which have large amounts of poor society.
Based on pairwise comparison method between main criterion and intencity scales, rating method to alternatives locations, and forecasting calculation, the writer resulted with the priorities of LKC’s location for the next 5 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Sumartini
"ABSTRAK
Penelitian ini perlu dilakukan karena komitmcn dokter pada rumah sakit akan
mempengaruhi tingkat kehadiran dokter spesialis, produktivitas dokter spcsialis dalam
memberikan pelayanan dan pengembangan mutu pelayanan di rumah sakit. Komitmen
dihubungkan dengan budaya organisasi didasarkan pada fungsi budaya organisasi yang
dapal menumbuhkan komitmen . Komitmcn dihubungkan dengan kepuasan kerja
didasarkan pada peke|ja yang puas akan meningkatkan komitmennya. Tujuan penelitian
ialah : (1) diketahuinya hubungan antara budaya organisasi dengan komiuncn dokter
spesialis; (2) dikctahuinya hubungan antara kepuasan kerja dengan komilmen dokter
spesialis; (3) diketahuinya hubungzm budaya organisasi dan kepuasan kerja dcngzm
komitmen dokter spwialis.
Responden penelitian ini adalah 35 doktcr spcsialis. Alat ukur yang digunakan
adalah organinizational culture survey Denison (2000), a job satisfaction survey Spector
(1985) dan organizational commirmem Allen & Meyer (1993). Scmua skala
dimodiiikasi. Penelitian ini mcnggunalan analisis kuantitatii Analisis statistik dilakukan
secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan kepuasan kerja berhubungan dcngan korniunen,
tidak dcmikian dcngan hubungan budaya organisasi dan komitmen .Budaya organisasi
bcrupa praktek manajemen, dinilai oleh dokter spesialis bclum sepcnuhnya fokus pada
keterlibatan, konsistensi, adaptabilitas dan penghayatan misi. Sumber kepuasan kerja
dokter spesialis adalah rekan kexja dan pekcrjaan yang dilakukan. Sumber ketidakpuasan
dokter spesialis adalah imbalan, promosi, supervisi dan kondisi kerja. Dokter spesialis
memiliki komitmen yang tinggi. Komitmcn kclanjutan dokter spesialis berhubungan
dengan praktek manajemen yang fokus pada konsistensi dan kepuasan pada imbalan.
Komitmen normatif dolqer spcsialis berhubungan dengan praktck manajemen yang fokus pada penghayatan misi dan kepuasan pada pekerjaan yang terkait dengan
profesinya.
Kesimpulan penelitian ini adalah keterikatan yang tinggi dari doktcr spesialis
berkaitan dengan statusnya sebagai PNS. Kepuasan Kezja sangat belperan pada
komiimen yang dimiliki dokter spesialis. Saran utama yang diajukan kepada RSUD
Kota Bekasi adalah pimpinan dan manajemen perlu menyatukan persepsi dengan
seluruh karyawan rumah sakit, agar memiliki pemahaman yang sama dalam praktek
manajemen. Pimpinan dan manajemen perlu memahami dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dokter spesialis, khususnya yang terkait dengan kepuasan kerja.

ABSTRACT
Physician?s commitment has significant relationship with their level of
attendances, and their productivity in term of services quality, which will leverage the
total quality of hospital . Commitment is related to organimtion culture in form of
relationship where the organization culture develops organization commitment.
Commitment has also a strong relationship with cmployee?s satisfaction. Objectives of
this research are: (1) examining thc relationship of organization culture toward
physician?s commitment; (2) examining the relationship of job satisfaction toward the
pl'tysician?s commitment; (3) examining the relationship of both organization culture and
job satisfaction toward physiciaxfs commitment.
Respondent for this research are 35. Scale of organizational culture survey
Denison (2000), scale of job satisfaction survey Spector (l985), and scale of
organizational commitment Allen & Meyer (1993) are the measurement tools. The
analysis of this research is using quantitative method. Statistical analysis is performed in
univariate, bivariate and multivariate.
The result of this research shows that job satisfaction level has significant
relationship on organization commitment. Separately, organization commitment does
not have significant relationship on organization culture. Organization culture, base on
physician opinion, has not yet focus on empowerment; has not consistent in
development of work instruction and implementation; has not adaptive with the change
of organization environment; and has a lack of organization?s mission understanding.
Physician?s?s satisfaction is influcnt by their type of job and the relationship within their
professional colleagues. Their dissatisfaction can be influent by the lack of benefit and
promotion opportunities, and the non-conducive work environment conditions.. The
physician has been highly committed to RSUD Bekasi. Physician?s continuans
commitment has a relationship to management practices that focus on consistency and benefit _ Physician?s normative commitment has a relationship to management practices
that focus on organization mission, and their job satisfaction as a physician .
This research concludes that the level of pl1ysician?s commitment to RSUD
Bekasi has a strong correlation with their status as civil service. Job satisfaction is more
sensitive to physician?s commitment As a recommendation for RSUD Bekasi, top
management should develop a synergy within all employees, in tenn of perception to the
organization mission, which will be implemented through management practices. Top
management should understand and willing to fulfill the physieian?s requirements,
which are related to their job satisfaction.

"
2007
T34531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Alwini
"Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi performa organisasi atau kualitas pelayanan rumah sakit. Sebagian besar kegiatan suatu organisasi kesehatan atau organisasi pelayanan kesehatan berlangsung melalui proses interaksi antara petugas dengan kliennya (pasien). Kualitas interaksi yang terjadi akan dipengaruhi oleh sikap kerja petugasnya dalam memberikan pelayanan (sikap positif petugas terhadap seluruh aktivitas organisasi). Dengan kata lain kualitas interaksi tadi akan dipengaruhi oleh kepuasan kerja petugas (dokter spesialis).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis, yang meliputi : gambaran karakteristik individu, komitmen pada organisasi dan kepuasan kerja dokter spesialis serta mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan kepuasan kerja, hubungan antara komitmen pada organisasi dengan kepuasan kerja, dan hubungan antara karakteristik individu dengan komitmen pada organisasi dokter spesialis di rumah sakit Mohammad Ridwan Meuraksa, Jakarta.
Tingkat kepuasan kerja dilihat secara umum dan dari masing-masing dimensi kepuasan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, kondisi kerja, supervise, rekan kerja, organisasi dan manajemen. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Analisis statistik dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil dari analisis univariat menunjukkan bahwa dokter spesialis lebih banyak yang puas pada dimensi pekerjaan itu sendiri, promosi, supervisi, rekan kerja, serta organisasi dan manajemen. Sedangkan untuk dimensi gaji dan kondisi kerja lebih banyak yang tidak puas sebesar (53,3% dan 53,3%).Dari proporsi komitmen total dan komponen komitmen afektif sama antara yang baik dan kurang sebesar (50,0% dan 50,0%). Sedangkan komponen komitmen kontinuans dan komponen komitmen normative yang menyatakan komitmen baik lebih sedikit sebesar (46,7% dan 40,0%).
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hanya ada satu karakteristik individu yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu status kepegawaian, ada dua komponen komitmen yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis yaitu komitmen kontinuans dan komitmen normative serta tidak ada hubungan antara karakteristik individu dengan komitmen pada organisasi.
Hasil multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis adalah komponen komitmen normative.
Disarankan agar dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan maka perlu lebih ditingkatkan kepuasan kerja dokter spesialis dengan sistem pembagian jasa pelayanan yang lebih baik dan memperbaiki kondisi lingkungan serta melengkapi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan, yang tentunya harus diikuti oleh komitmen dokter spesialis di rumah sakit Mohammad Ridwan Meuraksa.

The Factors Related to Job Satisfaction of Specialist Doctors in the Mohammad Ridwan Meuraksa Jakarta HospitalJob satisfaction is the important factor that influences organization performance or hospital quality service. Most of health service organization activities are carried out as personal interaction of provider and patients as the client. The interaction quality is influenced by positive employee attitude in the whole organization. In the hospital, quality interaction is most influenced by the job satisfaction of specialist doctor.
This research purpose is to know the factors related to the job satisfaction of specialist doctors in the Mohamad Ridwan Meuraksa Jakarta Hospital, which comprise of individual characteristics, commitment to hospital organization and the work satisfaction of specialist doctors. Furthermore, the purposes are to reveal the relationship between: individual characteristics and job satisfaction, commitment to organization and job satisfaction, and individual characteristics and commitment to organization.
The job satisfaction level is generally refer to each of job satisfaction dimensions, which comprise of the work itself, wages, promotion, work conditions, supervision, colleague, organization and management. This research uses quantitative analyze and cross sectional approach. Therefore, statistic analyze is conducted in univariate, bivariate and multivariate way.
Univariate analyze shows that many specialist doctors are satisfied in the work it self, promotion, supervision, colleague, and organization and management dimension. Whereas, many of them are not satisfied in the wages and the work conditions dimension (53,3% and 53,3%). The proportion of total commitment and affective commitment component is equally between the good and poor (50% and 50%). Whereas in the continuants commitment component and normative commitment component, the good commitment is little more than the poor (46,7% and 40,0%).
Bivariate analyze reveals that are: only one of individual characteristics, employee status that related to job satisfaction; two commitment component, continuants commitment and normative commitment, which related to job satisfaction; and no relationship between individual characteristics and commitment to the hospital. Multivariate analyzes reveals that the dominant factor in the job satisfaction of specialist doctors is normative commitment component.
The suggestion in the quality service improvement is necessary to increase the job satisfaction of specialist doctors. Some ways can be done, increase the merit system sharing, workplace renovation, complete the appropriate work equipments, which are followed by the commitment of specialist doctors in the Mohammad Ridwan Meureksa Jakarta Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T10932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Sumartini
"Komitmen dokter pada rumah sakit mempengaruhi tingkat kehadiran, produktivitas dan mutu pelayanan di rumah sakit. Waktu dan tenaga yang tidak penuh
diberikan dokter spesialis pada rumah sakit berpengaruh terhadap produktivitas yang kurang optimal. Tujuan penelitian ini menilai hubungan budaya or-
ganisasi, kepuasan kerja dengan komitmen dokter spesialis. Penelitian ini dilakukan pada 35 responden dokter spesialis dengan menggunakan pengukuran
organinizational culture survey Denison, a job satisfaction survey Spector dan organizational commitment Allen & Meyer dengan skala yang dimodifikasi.
Metoda analisis kuantitatif yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat. Sumber kepuasan dokter spesialis dengan komitmen yang tinggi adalah
rekan kerja dan pekerjaan. Sumber ketidakpuasan adalah imbalan, promosi, supervisi dan kondisi kerja. Kepuasan kerja berhubungan dengan komitmen,
tetapi budaya organisasi berupa praktek manajemen tidak berhubungan, karena belum terfokus pada keterlibatan, konsistensi, adaptabilitas dan pengha-
yatan misi dokter spesialis. Dokter spesialis berhubungan dengan praktek manajemen yang terfokus pada konsistensi dan kepuasan imbalan. Komitmen
normatif berhubungan dengan praktek manajemen yang fokus pada penghayatan misi dan kepuasan profesi.
Physician?s commitment has significant relationship with their level of attendances, and their productivity in term of services quality, which will leverage the
total quality of hospital . Objectives of this research are: examining the relationship of organization culture toward physician?s commitment; and the relation-
ship of job satisfaction toward the physician?s commitment; the relationship of both organization culture and job satisfaction toward physician?s commitment.
Method: Respondent for this research are 35. Scale of organizational culture survey Denison, scale of job satisfaction survey Spector, and scale of organi-
zational commitment Allen & Meyer are the measurement tools. The analysis quantitative is performed in univariate, bivariate and multivariate. Results : The
physician has been highly committed to RSUD Bekasi. Physician?s?s satisfaction is influent by their type of job and the relationship within their professional
colleagues. Their dissatisfaction can be influent by the lack of benefit and promotion opportunities, and the non-conducive work environment conditions.The
job satisfaction level has significant relationship to organization commitment. Separately, organization commitment does not have significant relate to organ-
ization culture. Organization culture, base on physician opinion, has not yet focus on empowerment; has not consistent in development of work instruction
and implementation; has not adaptive with the change of organization environment; and has a lack of organization?s mission understanding. Physician?s con-
tinuans commitment has a relationship to management practices that focus on consistency and benefit . Physician?s normative commitment has a relation-
ship to management practices that focus on organization mission, and their job satisfaction as a physician."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Trimurjatno
"RSP dr. Ario Wirawan Salatiga sangat mendukung Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah diluncurkan per tanggal 1 Januari 2014,yang juga merupakan salah satu bentuk tantangan bagi dokter spesialis untuk tetap melakukan pelayanan terbaik dalam rangka melayani kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan depth interview dan dari hasil wawancara terstruktur terungkap bahwa mayoritas belum merasa puas terhadap pembagian jasa pelayanan dan menginginkan transparansi administrasi keuangan para dokter spesialis, serta mengharapkan peningkatan sarana dan fasilitas yang ada. RSP dr. Ario Wirawan beserta para dokter spesialis sangat mendukung program BPJS.

dr. Ario Wirawan Lung General Hospital in Salatiga, very supportive to The National Health Insurance program which has been launched on January 1, 2014. This is one of the challenges for specialists to keep doing the best services in order to serve the basic needs of public health and eligible. Research on specialists satisfactions have give a fairly good result on majority of the research variables. This study used a qualitative approach with a depth interviews and structured interviews revealed that the majority do not feel satisfied with the services division and wants transparency of financial administration specialists, as well as the expected increase in facilities and existing facilities. dr. Ario Wirawan Lung General Hospital and spesialists were appreciated with BPJS program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>