Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jenke, Dennis
"Compatibility of pharmaceutical products and contact materials helps pharmaceutical, toxicology, analytical, and regulatory affairs professionals assess the safety of leachable and extractable chemicals associated with drug product packaging, manufacturing systems, and devices. The most comprehensive resource available, its coverage includes the strategies, tactics, and regulatory requirements for performing safety assessments, along with the means for interpreting results.
Structured around a logical framework for an extractables and leachables safety assessment and closely linked to the pharmaceutical product development process, Compatibility of Pharmaceutical Products and Contact Materials directly addresses the fundamental questions of "what activities need to be performed to completely, efficiently, and effectively address the issue of product safety from an extractables and leachables perspective?" and "when do the various required activities need to be performed?" Specifically, the chapters describe :
- Pertinent regulations and practical ways to meet guidelines
- Coordinating manufacturing, storage, and delivery systems development and qualification with therapeutic product development
- Materials characterization and the materials screening process
- Component and/or system qualification (illustrated by several case studies)
- Performing validation/migration studies and interpreting and reporting the
results
- Creating a product registration dossier and putting it through regulatory review
- Product maintenance (Change Control) from an extractables and leachables
perspective
- Likely future developments in extractables and leachables assessment
Additionally, the book's appendix provides a database, including CAS registry numbers, chemical formulas and molecular weights of extractable/leachable substances that have been reported in the chemical literature."
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2009
e20376697
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Salma Mutmainah
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian memperlihatkan perlunya pembaruan secara berkala terhadap kompendia sebagai acuan dalam pengawasan mutu obat. Farmakope Indonesia, sebagai kompendia utama di Indonesia, secara terus-menerus diperbaharui untuk mengakomodasi jenis dan sediaan obat terbaru serta memastikan kesesuaian dengan standar internasional. Sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak-anak, pengawasan ketat terhadap sediaan farmasi, khususnya dalam bentuk likuid, diperketat oleh BPOM. Oleh karena itu, PT Ferron Par Pharmaceuticals perlu mengevaluasi dan menyesuaikan spesifikasi serta metode uji mereka dengan kompendia terkini guna memastikan kepatuhan dan keamanan produk. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam spesifikasi dan metode analisis serta menekankan pentingnya validasi metode analisis yang tepat guna memastikan produksi obat yang berkualitas dan aman bagi pasien. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam spesifikasi dan metode analisis antara produk yang digunakan oleh PT. Ferron Par Pharmaceuticals dengan kompendia yang berlaku. Ketika terdapat perbedaan detail spesifikasi, diprioritaskan yang lebih ketat, dan parameter yang belum diuji akan dianalisis tambahan. Validasi atau verifikasi protokol metode analisis menjadi krusial untuk menghasilkan prosedur yang eksplisit, tidak ambigu, dapat dieksperimentasikan, efektif, dan dapat direproduksi guna memastikan hasil uji yang akurat dan relevan bagi industri farmasi.

Advancements in pharmaceutical science and technology necessitate periodic updates to compendia as standards for drug quality control. The Indonesian Pharmacopoeia, a primary reference in Indonesia, is continually revised to accommodate new drug types and formulations and to ensure alignment with international standards. In response to the increasing cases of Atypical Progressive Acute Kidney Failure (GGAPA) in children, stringent monitoring of pharmaceuticals, particularly liquid formulations, has been enforced by the Indonesian FDA. Therefore, PT Ferron Par Pharmaceuticals needs to evaluate and align their specifications and testing methods with current compendia to ensure compliance and product safety. This study aims to identify gaps in specifications and analytical methods and underscores the importance of validating analytical methods to ensure the production of quality and safe drugs for patients. The conclusion of this study shows that there are gaps in specifications and analysis methods between the products used by PT Ferron Par Pharmaceuticals and the applicable compendia. When there are differences in specification details, the more stringent ones are prioritized, and parameters that have not been tested will be additionally analyzed. Validation or verification of analytical method protocols is crucial to produce procedures that are explicit, unambiguous, experimentable, effective, and reproducible to ensure accurate and relevant test results for the pharmaceutical industry.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Klanita Sabira
"Sistem penghantaran obat optalmik dalam bentuk obat tetes mata memiliki waktu tinggal dan bioavailibilitas yang rendah. Maka, untuk meningkatkan waktu tinggal obat pada mata, dilakukan pengujian untuk memuat lensa kontak komersial dengan nanopartikel magnetik (Fe3O4) dan nanopartikel disprosium (Dy). Penelitian dilakukan dengan mensintesis nanosphere Fe3O4-PEG-Dy2O3 dan nanorod Dy(OH)3, kemudian memuat kedua jenis nanopartikel pada permukaan lensa kontak hidrogel poly-2-hydroxyethylmethacrylate (p-HEMA).
Hasil karakterisasi XRD dan TEM menunjukkan nanosphere Fe3O4-PEG-Dy2O3 dan nanorod Dy(OH)3 yang disintesis berukuran ±13,67 nm dan ± 96,50 nm dengan diameter ± 19,30 nm. Kedua jenis nanopartikel yang dihasilkan menunjukkan sifat fotoluminesensi yang sesuai dengan sifat fotoluminensi senyawa disprosium yaitu memiliki emisi warna kuning pada panjang gelombang 575 nm.
Hasil karakterisasi SEM menunjukkan perubahan penampakan permukaan lensa kontak sebelum dan sesudah termuat nanopartikel yaitu dengan penampakan agregat partikel pada permukaan lensa kontak. Efisiensi penempelan dan profil pelepasan nanopartikel pada lensa kontak menunjukan hasil efisiensi muatan terbaik yaitu sebesar 36,12 % oleh nanorod Dy(OH)3 pada konsentrasi 0,50 mg/mL, sedangkan efisiensi muatan terbaik oleh nanosphere Fe3O4-PEG-Dy2O3 adalah sebesar 30,72% pada konsentrasi 0,50 mg/mL. Pelepasan nanopartikel dari permukaan lensa kontak terjadi pada jam ke-6 hingga jam ke-10, yang menunjukan potensi kedua jenis nanopartikel untuk sistem penghantaran obat melalui permukaan lensa kontak.

Ophtalmic drug delivery system via eye drops shows low residence time and low bioavailability. This paper proposes an approach to increase residence time of drug, study conducted of loading magnetic and dysprosium nanoparticles to soft contact lenses for ophthalmic drug delivery. Nanospheres Fe3O4-PEG-Dy2O3 and Dy(OH)3 nanorods have successfully synthesized, then the nanoparticles are loaded to the surface of poly-2-hydroxyethylmethacrylate (p-HEMA) contact lenses.
TEM and XRD characterization results showed that Fe3O4-PEG-Dy2O3 nanospheres and Dy(OH)3 nanorods have sizes of ±13,67 nm dan ± 96,5 nm with diameter ± 19,3 nm respectively. Both nanoparticles showed photoluminescence characteristics of dysprosium which shows emission at 575 nm of yellow luminescent.
SEM image of contact lens showed the difference of blank contact lens and the nanoparticle loaded contact lens with the appereance of particle aggregates on the surface of contact lenses. Nanoparticles attachement efficiency and the nanoparticles release profile were measured shows the best loading efficiency is from Dy(OH)3 nanoparticle with concentration of 0.5 mg/mL, while nanospheres Fe3O4-PEG-Dy2O3 shows 30,72% loading efficiency with concentration of 0.5 mg/mL. Complete nanoparticle release from contact lens happens in 6-10 hours, thus shows the potential of this nanoparticles for drug delivery system via contact lens.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia
"Sistem informasi merupakan perkembangan sistem dengan menggabungkan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi. Sistem informasi membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek kehidupan manusia yang terbantu dengan adanya sistem informasi adalah bisnis atau perdagangan. Saat ini pemasaran sudah berkembang menjadi bentuk pemasaran digital yang lebih modern. PT. Farmasia Inovasi Megatrading merupakan salah satu perusahaan distributor yang bergerak dibidang farmasi yang didirikan pada tahun 2021. Produk utama dari PT. Farmasia Inovasi Megatrading adalah bahan aktif (API), bahan bahan zat tambahan, vitamin dan mineral. Perusahaan ini ingin lebih dikenal oleh masyarakat luas maupun perusahaan industri farmasi sebagai perantara pemasok bahan baku farmasi terbaik. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana media elektronik sebagai wadah untuk memperkenalkan perusahaan PT. Farmasia Inovasi Megatrading di era digitalisasi yang mudah diakses dan diterima oleh masyarakat dengan cara mempromosikan melalui email yang akan dikirimkan ke pihak tujuan. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Kemudian membuat content melalui aplikasi canva sebagai isi promosi yang akan dilampirkan pada email. Setelah pihak terkait berminat maka akan timbul interkasi jual beli, kemudian distributor akan membuat tingkat kepuasan pelanggan. Namun, sebagai apoteker harus dapat terampil dalam berkomunikasi dengan pelanggan dan mampu menguasai strategi marketing apabila bergerak dalam bidang bisnis, misalnya seperti membuat komunikasi yang efektif dalam merespon, rutin terhubung dengan pelanggan, meminta feedback dari pelanggan.
Information systems are system developments that combine computer technology with telecommunications. Information systems help humans create, change, store, communicate and/or disseminate information in various aspects of human life. One aspect of human life that is helped by information systems is business or trade. Currently, marketing has developed into a more modern form of digital marketing. PT. Farmasia Innovation Megatrading is a distributor company operating in the pharmaceutical sector which was founded in 2021. The main product from PT. Megatrading Innovation Farmasia are active ingredients (API), additional ingredients, vitamins and minerals. This company wants to be better known by the wider public and pharmaceutical industry companies as an intermediary supplier of the best pharmaceutical raw materials. Therefore, electronic media is needed as a forum to introduce the PT company. Farmasia Megatrading Innovation in the era of digitalization is easily accessible and accepted by the public by promoting it via email which will be sent to the destination party. This research uses a literature review method. Then create content via the Canva application as promotional content that will be attached to the email. Once the relevant parties are interested, buying and selling interactions will arise, then the distributor will determine the level of customer satisfaction. However, as a pharmacist you must be skilled in communicating with customers and able to master marketing strategies when operating in the business sector, for example creating effective communication in response, regularly connecting with customers, asking for feedback from customers."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Nadya Syahira
"Pengelolaan persediaan obat di fasilitas kesehatan merupakan aspek penting dalam mendukung pelayanan kesehatan. Sistem pengelolaan yang tidak efektif dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok, sehingga menghambat distribusi obat kepada pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi Puskesmas Duren Sawit menggunakan metode FSN (Fast, Slow, Non-Moving) selama periode Januari – Desember 2023. Metode FSN membantu mengidentifikasi perputaran obat berdasarkan tingkat konsumsi, yang dibagi menjadi kategori fast moving (cepat bergerak), slow moving (lambat bergerak), dan non-moving (tidak bergerak). Hasil analisis menunjukkan bahwa dari keseluruhan obat, 52,16% masuk dalam kategori fast moving, 22,84% termasuk slow moving, dan 25% dikategorikan sebagai non-moving. Pada program Pasien Rujuk Balik (PRB), sebagian besar obat juga masuk dalam kategori fast moving, yang menunjukkan tingginya tingkat penggunaan obat tertentu. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pengelolaan stok yang efisien, terutama bagi obat fast moving, untuk menghindari risiko kekurangan maupun surplus stok. Rekomendasi yang diajukan meliputi penerapan metode FEFO (First Expired First Out) guna memprioritaskan penggunaan obat berdasarkan tanggal kedaluwarsa serta pelaksanaan audit berkala. Dengan langkah ini, pengelolaan persediaan dapat dioptimalkan sehingga distribusi obat lebih tepat sasaran dan mutu layanan farmasi di fasilitas kesehatan meningkat.

The management of medicine inventory in healthcare facilities plays a crucial role in supporting patient care services. Ineffective inventory management may lead to stock shortages or surpluses, disrupting medicine distribution to patients. This study aimed to analyze the control of medicine inventory in the Pharmacy Installation of Duren Sawit Public Health Center using the FSN (Fast, Slow, Non-Moving) method during the period of January -December 2023. The FSN method categorizes medicines based on their consumption rate into three categories: fast-moving, slow-moving, and non-moving. The analysis results revealed that 52.16% of medicines were categorized as fast-moving, 22.84% as slow-moving, and 25% as non-moving. In the Pasien Rujuk Balik (PRB) program, the majority of medicines also fell under the fast-moving category, indicating high utilization rates. This study highlights the importance of efficient stock management, especially for fast-moving medicines, to mitigate the risks of stock shortages or surpluses. Recommendations include implementing the FEFO (First Expired First Out) method to prioritize medicines nearing expiration and conducting regular audits. These measures aim to optimize inventory management, ensure timely medicine distribution, and improve pharmacy service quality in healthcare facilities. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, Loyd V., Jr.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health, 2014
615.1 ALL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ohshima, Hiroyuki
Oxford: Elsevier, 2014
615.2 OHS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan sebagai distributor serta penghubung antara pemasok bahan baku ke industri farmasi, maupun industri farmasi ke fasilitas kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai distributor obat dan/atau bahan obat, diperlukan standar untuk mengatur cara distribusi yang baik untuk memastikan terjaganya mutu selama proses distribusi. Salah satu hal penting dalam proses distribusi oleh PBF adalah penyimpanan yang memiliki ketentuan berbeda tergantung kategori atau jenis produknya. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kesesuaian penyimpanan obat reguler, cold-chain product, psikotropika, dan prekursor farmasi di salah satu PBF terbesar di Indonesia, yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) terhadap CDOB 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan di lapangan (observasi) dan melalui kegiatan tanya-jawab dengan narasumber (wawancara). Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian menggunakan metode evaluasi deskriptif dan analisis campuran dengan skala Guttman, PT APL-JDC telah memenuhi 90,91% (10 dari total 11 poin) ketentuan penyimpanan obat reguler menurut CDOB 2020, 83,33% (5 dari total 6 poin) ketentuan penyimpanan cold-chain product menurut CDOB 2020, serta 100% (3 dari total 3 poin) ketentuan penyimpanan psikotropika dan prekursor farmasi menurut CDOB 2020.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) act as distributors and intermediaries between suppliers of raw materials to the pharmaceutical industry, as well as the pharmaceutical industry to healthcare facilities. In carrying out its role as a distributor of drugs and pharmaceutical materials, PBF requires a standard to regulate suitable distribution methods to ensure quality is maintained during the distribution process. One of the crucial things in the distribution process by PBF is storage which has different provisions depending on the category or type of product. This study evaluated the suitability of regular drug storage, cold-chain products, psychotropics, and pharmaceutical precursors at one of the largest PBFs in Indonesia, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) for CDOB 2020. Data was collected through field observations and question-and-answer activities with informants (interviews). Based on the results of the conformity evaluation using the descriptive evaluation method and mixed analysis with the Guttman scale, PT APL-JDC has complied with 90.91% (10 out of a total of 11 points) of the regular drug storage requirements according to CDOB 2020, 83.33% (5 out of a total of 6 points) provisions for storage of cold-chain products according to CDOB 2020, and 100% (3 out of a total of 3 points) provisions for storage of psychotropics and pharmaceutical precursors according to CDOB 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Uli Artha Br
"Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat di fasilitas distribusi harus mematuhi peraturan perundang-undangan. Kondisi penyimpanan untuk obat dan/atau bahan obat harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non-farmasi yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) merupakan masalah yang sangat kompleks. Produk Rantai Dingin atau Cold chain product (CCP) merupakan obat-obatan yang peka terhadap suhu adalah produk yang bersifat mudah rusak dan memerlukan pengawasan dan distribusi di lingkungan yang terkendali. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza dan CCP. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya) di KFTD Bogor dan evaluasi penyimpanan terhadap Produk Rantai Dingin/ Cold Chain Product (CCP) di KFTD Bogor. Hasil menunjukan penyimpanan napza dan CCP di KFTD Bogor dianggap telah memenuhi persyaratan yang terdapat di dalam CDOB.

Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat di fasilitas distribusi harus mematuhi peraturan perundang-undangan. Kondisi penyimpanan untuk obat dan/atau bahan obat harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non-farmasi yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) merupakan masalah yang sangat kompleks. Produk Rantai Dingin atau Cold chain product (CCP) merupakan obat-obatan yang peka terhadap suhu adalah produk yang bersifat mudah rusak dan memerlukan pengawasan dan distribusi di lingkungan yang terkendali. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza dan CCP. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya) di KFTD Bogor dan evaluasi penyimpanan terhadap Produk Rantai Dingin/ Cold Chain Product (CCP) di KFTD Bogor. Hasil menunjukan penyimpanan napza dan CCP di KFTD Bogor dianggap telah memenuhi persyaratan yang terdapat di dalam CDOB"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dewi Lestari
"Dokumentasi di Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan salah satu bagian penting dari sistem manajemen mutu yang diatur dalam Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Kegiatan dokumentasi bertujuan untuk menjamin pelaksanaan distribusi berjalan sesuai dengan panduan mutu serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan anak perusahaan dari PT Kimia Farma Tbk. yang bergerak di bidang pelayanan distribusi dan perdagangan produk-produk farmasi, Cold Chain Product (CCPs), alat kesehatan, hingga kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian surat pesanan dan faktur sebagai bentuk dokumentasi kegiatan yang berjalan di Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Jakarta 2 berdasarkan CDOB. Kelengkapan yang dinilai mencakup aspek identitas penanggung jawab sarana pemesan, identitas dan legalitas sarana pemesan, identitas PBF, identitas surat pesanan dan faktur, serta identitas produk pesanan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 20 surat pesanan yang dievaluasi belum ada yang memenuhi syarat kelengkapan secara sempurna, sementara untuk evaluasi faktur terdapat 14 faktur yang memenuhi kelengkapan dari 20 faktur yang dievaluasi.

Documentation at Pharmaceutical Wholesalers is an important part of the quality management system regulated in Good Distribution Practice (GDP). Documentation activities aim to ensure that the implementation of the distribution goes according to the quality guidelines and applicable laws and regulations. PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) is a subsidiary of PT Kimia Farma Tbk. which is engaged in the distribution and trading services of pharmaceutical products, Cold Chain Products (CCPs), medical devices, and cosmetics. This study aims to assess the suitability of orders and invoices as a form of reporting on ongoing activities at Kimia Farma Trading and Distribution Branch Jakarta 2 based on GDP. Completeness assessed includes aspects of the identity of the person in charge of the health facility, identity and legality of the health facility, Pharmaceutical Wholesaler identity, identity of order letters and invoices, and identity of ordered products. Based on the research results, it is known that of the 20 evaluated order letters, none of them fulfilled the completeness requirements perfectly, while for invoice evaluation, there were 14 invoices that fulfilled the completeness of the 20 evaluated invoices."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>