Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Yudhistira
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Nilai tukar mata uang selalu berfluktuasi, tidak terkecuali dengan nilai tukar Rupiah yang juga selalu berfluktuasi terhadap nilai mata uang negara lain, seperti dengan Dolar Amerika Serikat ( USD ), Yen ( Jepang ) dan lain-lain. Fluktuasi nilai tukar mata uang ini, bila cukup besar dapat menimbulkan dampak yang cukup serius bagi dunia usaha, seperti pada kejadian pertengahan tahun 1997 yang berdampak pada munculnya krisis ekonomi yang banyak merugikan dunia usaha.
Usaha Perasuransian di Indonesia, seperti Usaha Asuransi Kerugian juga tidak luput terkena dampak dari fluktuasi nilai tukar mata uang ini sebab Harga Pertanggungan pada Usaha Asuransi Kerugian tidak terbatas pada mata uang Rupiah saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan mata uang negara lain, seperti dalam USD, Yen dan lain-lainnya. Dengan Adanya Harga Pertanggungan yang dinyatakan tidak dalam mata uang Rupiah, maka bagi perusahaan asuransi kerugian akan menghadapi resiko kerugian keuangan yang dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Terdapat Harga Pertanggungan yang dinyatakan dalam USD, misal; 50,000 USD untuk periode pertanggungan selama 12 bulan, dan pada awal periode pertanggungan dinyatakan nilai tukar 1 USD adalah sebesar Rp. 7.000,00; sehingga untuk pertanggungan ini, besarnya tanggung jawab perusahaan asuransi kerugian ( Penanggung ) maksimum adalah sebesar USD 50,000 atau Rp. 350.000.000,00.
2. Apabila dalam jangka waktu 6 bulan kemudian terjadi klaim total loss kerugian sebesar USD 50,000 dan pada saat itu nilai tukar 1 USD adalah sebesar Rp. 14.000, maka tanggung jawab Penanggung adalah :
- Jika dalam USD tetap sebesar USD 50,000.
- Namun dalam Rupiah naik menjadi Rp. 700.000.000,00 ( dua kali lipat pada saat awal pertanggungan ).
Adanya peningkatan jumlah klaim yang harus dibayar oleh Penanggung tersebut tidak dikenakan premi, sebab di awal pertanggungan pembayaran premi telah dilakukan dengan niai tukar yang berlaku di awal pertanggungan. Ini tentunya menimbulkan kerugian bagi Penanggung karena adanya pembayaran klaim yang tidak dikenakan premi. Selain itu, hal ini dapat pula bertentangan dengan prinsip-prinsip asuransi yang menyatakan bahwa resiko yang dialihkan harus sebanding dengan premi yang dibayar, dan penanggung bertanggung bertanggung jawab atas resiko yang dialihkan dengan menerima imbalan premi.
Disamping itu, fluktuasi nilai tukar mata uang juga dapat memunculkan beberapa permasalahan bagi Usaha Asuransi Kerugian, baik dari sisi penutupan asuransi ( aspek underwriting ) dan dari sisi pembayaran ganti rugi ( aspek klaim ), misalnya, antara lain :
Dari Sisi Underwriting ( Penutupan Asuransi ) :
a. Resiko Moral Hazard Tertanggung kemungkinan akan meningkat yang disebabkan munculnya beberapa kondisi, misalnya; kesulitan memperoleh bahan baku untuk berproduksi, turunnya volume penjualan dan bahkan dapat mengarah terjadinya kebangkrutan pada perusahaan Tertanggung.
b. Penetapan Harga Pertanggungan ( HP) yang sesuai dengan Harga Pasar menjadi agak sulit karena tidak stabilnya nilai tukar Rupiah yang menyebabkan harga barang menjadi tidak stabil pula. Juga Pertanggungan cenderung menjadi Under Insurance ( Pertanggungan di Bawah Harga ) yang disebabkan harga-harga barang mengalami kenaikan.
Dari Sisi Klaim Asuransi :
a. Klaim-klaim Constructive Total Lost ( CTL ) diperkirakan meningkat, karena adanya kecenderungan harga-harga barang naik.
b. Terjadinya perselisihan antara Penanggung dengan Tertanggung karena penyelesaian klaim menjadi bersifat prorata akibat faktor-faktor Under Insurance.
c. Kesulitan-kesulitan dalam penyelesaian klaim untuk pertanggungan yang bersifat agreed value, replacement value, new for old dan sejenisnya akibat Harga Pertanggungan yang menjadi tidak sebanding pada waktu terjadi klaim dibandingkan pada waktu awal periode pertanggungan dilakukan.
d. Secara keseluruhan, kondisi-kondisi tersebut diatas akan menyebabkan beban klaim diperkirakan akan meningkat di berbagai perusahaan asuransi.
Guna mengatasi masalah-masalah tersebut, terutama berkaitan dengan pemenuhan prinsip-prinsip asuransi, maka studi karya akhir ini bertujuan menerapkan perhitungan premi untuk menjamin resiko-resiko yang timbul akibat dari fluktuasi nilai tukar mata uang pada pertanggungan asuransi kerugian. Metode perhitungan premi yang digunakan adalah dengan pendekatan Binomial Tree dan Formula dari Black & Scholes yang banyak dipakai dalam literaturliteratur untuk menentukan harga instrumen derivatif, seperti; harga put dan call options. Usaha Asuransi Kerugian dipilih karena produk asuransi kerugian cukup banyak ragam dan jumlahnya, serta harga pertanggungannya pun tidak terbatas dalam Rupiah.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan menunjukan bahwa perhitungan premi resiko fluktuasi mata uang, baik dengan menggunakan pendekatan Binomial Tree atau dengan Formula Black & Scholes dapat dilakukan dengan mudah karena data-data yang dibutuhkan mudah diperoleh. Namun, dari hasil pembahasan menunjukan bahwa hasil perhitungan premi tersebut harus disesuaikan lagi karena premi yang dibebankan cukup besar ( umumnya melebihi premi jaminan pokoknya ), sehingga dikhawatirkan Tertanggung merasa keberatan atas menerapan premi terebut.
Salah satu saran yang diajukan adalah menerapkan faktor loss ratio ( perbandingan antara klaim dengan premi untuk resiko fluktuasi mata uang ) atas hasil perhitungan premi dari Metode Binomial Tree atau Black & Scholes. Penerapan faktor loss ratio ini perlu dipertimbangkan karena sebenarnya meskipun fluktuasi mata uang terjadi, namun apabila dalam periode pertanggungan tidak terjadi klaim, maka tidak ada ganti rugi yang akan dibayar oleh Penanggung. Oleh karena itu, penerapan faktor loss ratio ini perlu pula dilakukan untuk menerapkan premi yang seimbang dengan jaminan ganti rugi resiko fluktuasi mata uang yang dikaitkan dengan kemungkinan klaim yang terjadi atas pertanggungan pokoknya.
Oleh karena itu, penerapan premi fluktuasi mata uang perlu diberlakukan, terutama untuk memenuhi prinsip-prinsip asuransi yang berazaskan keseimbangan antara resiko yang dialihkan dengan premi yang dibayar. Penerapan premi ini dapat diberlakukan pada Usaha Asuransi Kerugian sebagai suatu Jaminan Tambahan ( Extended Cover ), sehingga sifatnya merupakan suatu optional ( pilihan ) bagi Tertanggung, sedangkan untuk penetapan besarnya premi dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk merumuskan perhitungan premi yang lebih adequate ( seimbang ) dengan resiko yang dialihkan."
Lengkap +
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Erna Sari Ulina
"Salah satu alternatif mengatasi persoalan dispersi mata uang adalah dengan membentuk mata uang tunggal, tetapi harus memenuhi berbagai persyaratan agar manfaat yang diperoleh lebih besar dari kerugian. Salah satu teori yang mendasari pembentukan mata uang bersama adalah Teory Optimum Currency Area (OCA), di mana nilai tukar negara-negara dalam OCA harus bergerak ke arah derajat yang sama (co-movement). Nilai tukar nominal akan mengambil alih peran variabel riil dalam melakukan penyesuaian terhadap goncangan. Co-movement nilai tukar harus dipengaruhi oleh indikator makro, yaitu inflasi, suku bunga, produk domestik bruto, dan jumlah uang beredar.
Arah permodelan dan teknik estimasi yang digunakan harus ditujukan untuk mendeteksi terpenuhinya ketiga karakteristik di atas, sehingga digunakan vector error correction model (VECM). Hasilnya, diketahui co-movement jangka panjang hanya diperoleh dari pergerakan ringgit Malaysia dan dolar Singapura. Namun, tidak semua indikator makro menjadi faktor penjelas dari pegerakan nilai tukar itu. Dengan demikian, secara keseluruhan tidak ditemukan indikasi pementukan mata uang tunggal dari pergerakan nilai tukar dan indikator makro ekonomi ASEAN5.

One alternative to overcome the dispersion problem is the currency by establishing a single currency, but must meet various requirements for benefits greater than the losses. One theory that underlies the formation of a common currency is the Theory of Optimum Currency Area (OCA), in which the exchange rate of countries in the OCA should be moving toward the same degree (comovement). Nominal exchange rate would takeover the role of real variables in making adjustments to the shocks. Co-movement rate should be influenced by economic indicators, namely inflation, interest rates, gross domestic product, and the money supply.
The direction of modeling and estimation techniques used should be directed to detect the fulfillment of the three characteristics above, so the used vector error correction model (VECM). The result, known to long-term co-movement is only obtained from the movement of Malaysian ringgit and Singapore dollar. However, not all macro indicators of movement explanatory factors of exchange value. Thus, overall indication to create not find a single currency exchange rate fluctuations and macroeconomic indicator ASEAN5.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28307
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfiandri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas alasan mengapa Cina tidak mengambangkan nilai tukar mata
uangnya. Meningkatnya aktivitas perekonomian internasional Cina membuat nilai
tukar mata uang Cina menjadi sorotan negara lain. Peran negara dalam mengontrol
nilai tukar mata uang serta arus modal keluar dan masuk menjadi salah satu aspek
keberhasilan Cina dalam kemajuan perekonomian. Kondisi impossible trinity
Mundell-Fleming memperlihatkan tiga aspek perekonomian yaitu stabilitas nilai
tukar, otonomi moneter dan mobilitas modal. Pada Cina, kondisi stabilitas nilai tukar
menjadi tujuan kebijakan nilai tukar mata uang Cina. Nilai tukar mata uang Cina,
yuan menjadi penting karena kuatnya perekonomian Cina.

Abstract
The purpose of this research is to elucidate the reason why China does not depegged
yuan renminbi. The increasing of China's international economic activities made
China's currency highlighted by other countries. The role of state in controlling
exchange rate and capital inflow/outflow become one aspect of China?s success in
economic advance. The Condition of impossible trinity shows three conditions in
economic, namely exchange rate stability, monetary autonomy and capital mobility.
On China?s case the stability of exchange rate become policy goal of china?s
exchange rate. The exchange rate of China, yuan is more important due to the strong
china?s economy."
Lengkap +
2012
T30451
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad H. Haikal
"Pada penelitian ini dilakukan perhitungan terhadap koefisien korelasi fluktuasi nilai tukar mata uang antar negara-negara Asia Tenggara. Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa nilai tukar mata uang negaranegara Asia Tenggara mayoritas berkorelasi dengan korelasi positif. Pada saat krisis moneter tahun 1998, distribusi koefisiennya bergeser kearah kanan terhadap bidang horizontal, manandakan bahwa mayoritas korelasi mereka adalah positif dan saling menguatkan.

In this research have done calculation towards correlation coefficient of exchange fluctuation between two currency in South East Asia. From calculation result obtained summary that currency exchange South East Asian Countries majority have correlation with positive correlation. On crash monetary in 1998, coefficient distribution shift to right towards horizontal, sign that majority of correlation them are positive and strong each other.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhidayati Dwiningsih
"Penelitian ini bertujuan memperoleh hasil pengujian pengaruh perbedaan variabel ekonomi makro yaitu Gross Domestic Product, Money Supply, Interest Rate dan Inflation Rate terhadap nilai tukar mata uang rupiah-Indonesia dengan mata uang dollar-Amerika dan rupiah-Indonesia dengan yen-Jepang. Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori ekonometrik dasar, teori ekonomi makro dan teori manajemen keuangan intemasional. Teori ekonometrik dasar digunakan untuk menelaah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan melakukan pengujian asumsi dasar klasik karena model yang digunakan adalah multilinear reggresion dengan paket program komputer SPSS 5.0 for windows. Untuk mendefinisikan variabel yang digunakan menggunakan teori ekonomi makro serta menggunakan analisis fundamental dari teori manajemen keuangan internasional. Setelah melakukan analisa secara statistik yang memberikan hasil bahwa diantara keempat variabel independen yang mempengaruhi nilai tukar adalah variabel GDP rid, maka analisa umum dikaitkan dengan definisi GDP dan cara mengukurnya menggunakan Production approach dari teori ekonomi makro.
Penelitian yang terdahulu belum melakukan uji asumsi dasar klasik, sehingga hasilnya secara statistik belurn mencerminkan kondisi yang sesungguhnya, maka dalam penelitian ini pengujian asumsi dilakukan dengan menggunakan cara modifikasi model sehingga didapatkan model yang memenuhi asumsi.
Penelitian ini dilakukan terhadap mata uang rupiah-indonesia yang merupakan wakil dari mata uang lemah (soft currency) terhadap mata uang dollar-Amerika dan yen-Jepang sebagai wakil mata uang yang dianggap kuat (hard currency), didukung pula dengan data tentang nilai ekspor indonesia ke negeri-negeri tujuan dan nilai impor indonesia dari negeri-negeri asal selama tahun 1985-1995, yang mana amerika serikat dan jepang nilainya signifikan dibanding lainnya (lampiran la dan lb).
Hasil yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah secara keseluruhan (bersama-sama) perubahan (delta) perbedaan variabel ekonomi makro yang digunakan secara signifikan mempengaruhi perubahan nilai tukar tetapi secara sendiri-sendiri perubahan perbedaan GDP rill yang mempengaruhi perubahan nilai tukar. Disamping itu ada faktor lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi nilai tukar diantaranya alternatif investasi yang lain misalnya IHSG (lndeks Harga Saham Gabungan) yang merupakan wakil dari pasar surat berharga dan juga variabel kualitatif misalnya kejadian sosial, politik dan keamanan yang mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para pemakai informasi nilai tukar diantaranya pemerintah dalam hal ini Bank Sentral dalam membuat kebijakan terutama kebijakan moneter yang berkaitan dengan pasar uang perlu memperhatikan faktor-faktor ekonomi makro dan faktor Iainnya karena pengaruh kebijakan ke berbagai sektor dan dalam jangka panjang. Bagi produsen maupun konsumen terutama yang berkepentingan dengan nilai tukar juga perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut karena kegiatan yang dilakukan difasilitasi tidak hanya mata uang dalam negeri tetapi juga mata uang asing yang bahkan mengandung resiko yang tidak kecil sehingga perlu memikirkan tentang program lindung nilai.
Penelitian ini hanya menggunakan data untuk kuartal 1 tahun 1985 sampai kuartal IV tahun 1995 karena ketersediaan data yang ada sehingga kurang menggambarkan kondisi masa sekarang akan tetapi paling tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan dengan topik tentang nilai tukar."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Handrian S.
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang diasumsikan dipengaruhi oleh para pelaku pasar dan spekulan sehingga mengakibatkan adanya bubbles dalam perekonomian. Periode penelitian ini dimulai dari kuartal 4 tahun 1997 sampai dengan kuartal 2 tahun 2008. Ada 3 (tiga) jenis variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel fundamental yang dapat diobservasi langsung, variabel fundamental yang tidak dapat diobservasi langsung, dan variabel ekspektasi nilai tukar. Variabel fundamental yang tidak dapat diobservasi langsung meliputi perbedaan shock to nominal interest rate, perbedaan output gap, dan perbedaan tingkat inflasi antara negara Indonesia dan Amerika Serikat serta risk premium, sedangkan variabel fundamental yang dapat diobservasi secara langsung ialah variabel perbedaan tingkat harga antara negara Indonesia dan Amerika Serikat. Sedangkan fokus pada penelitian ini adalah pada variabel ekspektasi nilai tukar dan risk premium. Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah variabel-variabel pada persamaan jangka panjang memiliki hubungan kointegrasi, digunakan uji kointegrasi Engle-Granger. Di sisi lain, metode Error Correction Model digunakan untuk mengestimasi persamaan jangka pendek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang dan jangka pendek variabel ekspektasi nilai tukar dan risk premium mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah, dimana hubungannya adalah positif. Namun, tidak terjadi speculative bubbles dalam jangka panjang dan jangka pendek yang mengindikasikan pergerakan nilai tukar rupiah relatif stabil. Berdasarkan hasil tersebut, maka ekspektasi nilai tukar dan risk premium harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan stabilitas nilai tukar.

This main purpose of this research is to analyze the movement of the exchange rate Indonesian rupiah against American dollar, which assumed being affected by the market agents and speculators, resulling bubbles in the economy. The period of this research is within the fourth quarter of 1997 and the second quarter of 2008. There are 3 (three) types of variable that being used in this research. First, fundamental variables that can not be observed directly (differential of shock to nominal interest rate, differential of output gap and differential of inflation between Indonesia and United States, and risk premium). Second, fundamental variables that can be observed directly (differential of price level between Indonesia and United States). The last one is exchange rate expectation variable. Engle-Granger Cointegration Test was used to determine whether in the long run there is cointegrating relationship between variables. On the other hand, Error Correction Model was used to estimate short-run equation. The empirical evidence provided here suggests that both in the long-run and short-run, exchange rate expectations and risk premium have significant impact on exchange rate Rp/USD, where the relationship is positive. However, there is no evidence—both in the long-run and short-run—that speculative bubbles occurred, which indicates the stability of Indonesian exchange rate movement. Based on the results of this research, policy maker should considered exchange rate expectation and risk premium in determining exchange rate stability."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26461
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linting, Andre Bramandita
"Tesis ini membahas pengukuran dan analisis besarnya proporsi risiko nilai tukar mata uang asing terhadap keseluruhan risiko sistematik dari portofolio investasi saham di Indonesia. Risiko sistematik diukur sebagai systematic Value at Risk (VaR). Risiko sistematik dapat diuraikan menjadi komponen-komponen marjinalnya, yaitu komponen risiko nilai tukar dalam bentuk foreign exchange (forex) marginal VaR dan komponen risiko ekuitas dalam bentuk equity marginal VaR dengan metode Value at Risk decomposition technique. Penelitian dilakukan dengan mengukur forex marginal VaR dari nilai tukar mata uang USD, JPY, KRW, GBP, dan SGD terhadap Rupiah pada periode Januari 2012 sampai April 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai forex marginal VaR dan proporsi forex marginal VaR terhadap systematic VaR terbesar dimiliki oleh mata uang JPY, sedangkan nilai forex marginal VaR dan proporsi forex marginal VaR terhadap systematic VaR terkecil dimiliki oleh mata uang USD.

The purpose of this study is to measure and analyze the contribution of foreign exchange risk to Indonesian portfolio systematic risk. The value of systematic Risk is measured as systematic Value at Risk (VaR), which can be decomposed into its marginal component of foreign exchange risk, measured as foreign exchange (forex) marginal VaR, and marginal component of equity risk, measured as equity marginal VaR using Value at Risk decomposition technique. This study investigates forex marginal VaR of five different foreign exchanges in Indonesia, which are USD, JPY, KRW, GBP, and SGD from January 2012 until 2014. The result shows that the highest proportion of forex marginal VaR to systematic VaR belongs to JPY and the lowest proportion of forex marginal VaR to systematic VaR belongs to USD.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Wahyu Hestya Budianto
"ABSTRAK
Penelitian ini mengukur besarnya risiko nilai tukar mata uang yang akan terjadi pada Sukuk menggunakan metode Value at Risk VaR dengan uji Exponential Weighted Moving Average EWMA . Data dalam penelitian ini menggunakan data kurs harian dimulai dari bulan September 2014 sampai dengan bulan September 2017. Sampel penelitian adalah Sukuk Global Indonesia berdenominasi mata uang USD. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat potensi risiko secara signifikan yang diakibatkan fluktuasi nilai tukar mata uang asing, khususnya USD. Hal ini menyebabkan posisi bobot kewajiban pembayaran kupon Sukuk juga membesar. Oleh karena itu, untuk menerbitkan Sukuk Global berikutnya, pemerintah harus memperkirakan besarnya risiko maksimal yang akan dihadapi dengan semakin terdepresinya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD. Di sisi lain, dengan penerbitan instrumen Sukuk Global ini, tingkat kepercayaan masyarakat internasional untuk berinvestasi semakin baik dan bisa menjadikan Indonesia negara investment grade.

ABSTRACT
This study measures the amout of exchange rate risk that will occur in the Sukuk using the Value at Risk VaR method with Exponential Weighted Moving Average EWMA test. The data in this research use daily rate data starting from September 2014 until September 2017. The sample is Global Sukuk Indonesia denominated in USD. It rsquo s concluded that there is a significant amount of risk caused by fluctuation of foreign exchange rate, especially USD. This causes the weighted position of the Sukuk coupon payment obligations to be enlarged. Therefore, to issue the next Global Sukuk, the government must estimate the maximum risk of exchange rate especially the depreciation of the Rupiah exchange rate against the USD. On the other hand, with the publication of this community rsquo s confidence level to invest is better and able to make Indonesia an investment grade country."
Lengkap +
2018
T49308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mhd Hanafi Kurniawan
"Keterbukaan perekonomian global menimbulkan suatu risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat ketidakpastian pergerakan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Dalam penelitian ini dipaparkan analisis mengenai pengaruh risiko nilai tukar mata uang asing terhadap imbal hasil saham perusahaan publik di Indonesia menggunakan metode Ordinary Least Square dan ARCH-GARCH. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan yang secara konsisten termasuk kedalam daftar perusahaan LQ45 pada BursaEfek Indonesia selama periode tahun 2009-2013. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dengan arah yang berbeda-beda dari nilai tukar enam mata uang asing terhadap imbal hasil saham perusahaan publik di Indonesia.Keenam mata uang tersebut adalah US Dollar, Singapore Dollar, Japanese Yen, Australian Dollar, British Poundsterling dan Euro, yang merupakan mata uang yang digunakan oleh mitra dagang utama Indonesia dalam aktivitas perdagangan internasional.

Given the global nature of business, companies are impacted by foreign currency movements largely. This study focused on analyzing the effect of the exchange rate risk on the stock return of the Indonesian public listed companies using Ordinary Least Square and ARCH-GARCH method. The sample of the research are the companies that consistently include on the LQ45 index on Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2013. The result show that stock return of the Indonesian public listed companies are significantly exposed to six foreign exchange rates that used by Indonesia major international trading partners US Dollar, Singapore Dollar, Japanese Yen, Australian Dollar, British Poundsterling and Euro with different directions and sensitivity level."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>