Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrio Nugroho Pratomo
"Waktu tunggu pelayanan di unit rawat jalan terutama pada poliklinik spesialis yang lebih dari waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan data penghitungan waktu tunggu didapat 6 poliklinik spesialis yang memiliki waktu tunggu pelayanan > 60 menit. Poliklinik tersebut adalah PD1 (107.6 menit), PD5 (168.7 menit), P2 (66 menit), PD2 (68 menit), PJ (60.6 menit), dan THT (62.1 menit) Permasalahan ini disebabkan oleh faktor - faktor seperti keterlambatan waktu dokter dalam memulai praktik, pola kedatangan pasien, jumlah pasien dan jadwal praktik, peralihan sistem informasi manajemen rumah sakit, sistem pendaftaran, serta lokasi yang kurang strategis antar unit pelayanan rawat jalan.

The waiting times in outpatient setting specifically for specialist polyclinics takes longer than it recommended by the goverment as stated in Ministry of Health Decision Letter No. 129/Menkes/SK/II/2008 about Minimum Standar of Hospital Services. This research are conducted by using a qualitative and quantitative method. According to the waiting time data countings there are 6 specialist have experiencing an patient waiting times more than 60 minutes. There are PD1 (107.6 minutes), PD5 (168.7 minutes), P2 (66 minutes), PD2 (68 minutes), PJ (60.6 menit) dan THT (62.1 menit). The issues are caused by the doctor lateness habits on starting practice, arrival pattern of patient, amount of pasien and unadequate practice schedule, alteration of hospital information sistem, hospital admission and registration sistem, futhermore the unstrategic location between units."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T40811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Nugroho Pratomo
"Waktu tunggu pelayanan di unit rawat jalan terutama pada poliklinik spesialis yang lebih dari waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan data penghitungan waktu tunggu didapat 6 poliklinik spesialis yang memiliki waktu tunggu pelayanan > 60 menit. Poliklinik tersebut adalah PD1 (107.6 menit), PD5 (168.7 menit), P2 (66 menit), PD2 (68 menit), PJ (60.6 menit), dan THT (62.1 menit) Permasalahan ini disebabkan oleh faktor – faktor seperti keterlambatan waktu dokter dalam memulai praktik, pola kedatangan pasien, jumlah pasien dan jadwal praktik, peralihan sistem informasi manajemen rumah sakit, sistem pendaftaran, serta lokasi yang kurang strategis antar unit pelayanan rawat jalan.

The waiting times in outpatient setting specifically for specialist polyclinics takes longer than it recommended by the goverment as stated in Ministry of Health Decision Letter No. 129/Menkes/SK/II/2008 about Minimum Standar of Hospital Services. This research are conducted by using a qualitative and quantitative method. According to the waiting time data countings there are 6 specialist have experiencing an patient waiting times more than 60 minutes. There are PD1 (107.6 minutes), PD5 (168.7 minutes), P2 (66 minutes), PD2 (68 minutes), PJ (60.6 menit) dan THT (62.1 menit). The issues are caused by the doctor lateness habits on starting practice, arrival pattern of patient, amount of pasien and unadequate practice schedule, alteration of hospital information sistem, hospital admission and registration sistem, futhermore the unstrategic location between units."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha
"Penelitian ini membahas tentang proses pelayanan prima di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, agar rumah sakit dapat terus meningkatkan pelayanan sehingga menimbulkan dampak positif bagi citra rumah sakit sendiri. Dalam pelaksanaan proses pelayanan prima yang sesuai standart kepuasan pelanggan tidaklah mudah, dilihat dari segi input, proses dan outputnya. Setelah seluruh proses berjalan dengan baik barulah dapat terlaksana pelayanan prima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah data sekunder.
Penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pelayanan prima di instalasi rawat jalan sudah berjalan dengan baik walaupun dalam proses pelaksanaannya belum berjalan secara optimal. Beberapa kekurangan dari segi jumlah sumber daya manusia, masih kurangnya sarana prasarana dan pelaku sistem informasi yang belum dapat mengintegrasikan sistem dengan baik dan jam buka pelayanan yang belum sesuai SOP. Tetapi sampai saat ini Instalasi Rawat Jalan terus melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.

This research described about the process of prime service at outpatient unit in Persahabatan General Hospital, thus this hospital can increase the service to establish positive impact for its image. It is not so easy to run the process of prime service which appropriate with the customers’ demand, from input, process, and output stages. After finishing all the good process, the process of prime service will be run. This research used qualitative method with in-depth interview, observations and secondary data analysis.
This research described that the implementation of prime service at outpatient unit has been running very well even though it is still not achieving an optimum level. Some of lacks are human resources, facilities and actors information system that has integrated system well, and hours open service not follow the standard of procedures. In the mean time, this unit keeps trying to perform improvement continuously to increase the quality of services for customers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S45515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylva Dinie Alinda
"Belum maksimalnya kegiatan pemasaran di RS MMC mengakibatkan sedikitnya jumlah pasien baru dibandingkan dengan pasien lama rawat jalan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran karakteristik konsumen rawat jalan untuk menjadi dasar analisis penetapan segmen, target dan posisi layanan rawat jalan RS MMC. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner pada pasien rawat jalan RS MMC bulan April- Mei 2013 sejumlah 110 responden dan wawancara mendalam dengan informan pihak manajemen RS MMC. Kerangka konsep penelitian ini menggunakan pendekatan segmentasi geografis, demografis dan psikografis, kemudian dilakukan penetapan target dan posisi.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa pasien layanan rawat jalan RS MMC tahun 2013 terbagi menjadi tiga segmen konsumen yaitu Loyal Veteran Customers, Urban Rookie Customers dan Urban Mommies Customer yang juga merupakan target pasar rawat jalan RS MMC kedepannya. Posisi layanan rawat jalan RS MMC adalah pilihan utama di wilayah Jakarta Selatan, Timur dan Pusat yang menyediakan pelayanan holistik oleh dokter subspesialis bagi upper-class urban worker dan keluarga yang berusia produktif dengan nilai utama patient safety, patient satisfaction dan patient trust. Sesuai dengan segmen dan target pasar, RS MMC perlu mengembangkan Esthetic Center bagi Urban Mommies Customer, Express Clinic bagi Urban Rookie Customers dan Family Center bagi target keluarga urban.

The marketing activities in MMC Hospital has not reached maximum poin that has been targeted and has resulted least number of new patients compared to number of old patients of outpatient services. This study aims to picture on consumer characteristics of outpatient services base on the determination of segment analysis, targeting and positioning MMC Hospital outpatient services. This research is quantitative and qualitative research by distributing questionnaires in MMC Hospital outpatient services from April-May 2013 which consist of 110 respondents and in-depth interviews with informants MMC Hospital management officers as informants. This study uses conceptual framework by approaching to geographic, demographic and psychographic segmentation, then conducted targeting and positioning.
The results illustrate that the patients MMC Hospital outpatient services in 2013 is divided into three segments, which are Loyal Veteran Customers, Urban Rookie Customers and Urban Mommies Customer which is also the target of MMC Hospital outpatient services market in the future. MMC Hospital outpatient services location is the top choice in South Jakarta, East and Centre that provides holistic care to subspecialty physicians for urban upper-class worker and families who are in productive age with the core values of patient safety, patient satisfaction and patient trust. According to segment and market target, MMC Hospital is urged to develop Esthetic Centre for Urban Mommies Customer, Express Clinic for Urban Rookie Customers, and Family Center for urban families.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Sistha Prima
"Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 di rumah sakit Puri Cinere terlihat bahwa ada penurunan angka BOR dan BTO. Menurunnya angka BOR dan BTO pada pasien rawat inap tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya penurunan dalam pemanfaatan fasilitas rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, dimana pemanfaatan fasilitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kwalitas pelayanan.
Penelitian ini ingin melihat lebih lanjut mengenai pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, terutama pada lama waktu dari pelayanan pembayaran terhadap semua jenis pembayaran dan kelas perawatan yang berasal dari pasien rawat inap, dimana dengan mengetahui hal tersebut diharapkan dapat melihat lama waktu pelayanan yang diperlukan dan hambatan-hambatan yang terjadi pada pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi langsung pada bagian verifikasi dan kasir pelayanan rawat inap, yang berupa lama waktu yang diperlukan bagi verifikator dan kasir untuk menyelesaikan administrasi pasien rawat inap yang akan pulang, selain itu juga dilakukan pengambilan data yang berasal dari rekam medis guna mendapatkan waktu perintah kepulangan pasien oleh dokter yang bersangkutan. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien rawat inap yang ada dirumah sakit puri cinere. Sedangkan sampel penelitian yang diambil adalah pasien rawat inap yang akan pulang terhitung mulai tanggal 30 November sampai dengan tanggal 7 Desember 2012, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 100 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dirumah sakit Puri Cinere terdapat perbedaan dan hubungan antara waktu pelayanan dengan jenis pembayaran, selain itu lama waktu pelayanan berdasarkan kategori kelas perawatan menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik.
Peneliti menyarankan, perlu adanya system yang mampu mengukur waktu tanggap (respon time) di Rumah Sakit Puri Cinere agar pihak manajemen lebih mudah melakukan pengawasan terhadap kinerja dari masing-masing titik pelayanan yang ada.

Based on the BTO and BOR inpatients data rate in 2010 to 2011, the Puri Cinere hospital had declines BOR and BTO inpatients rate. The reduced number of BOR and BTO in hospitalized patients indirectly suggests a decrease in the utilization of inpatient facilities at Puri Cinere hospital, where the utilization of these facilities are closely linked with the quality of service.
This study would like to see more on inpatient care in Puri Cinere hospital, especially on service time for all types of payment and hospital care classes derived from hospitalized patients who will go home, it is expected that the service time required and the obstacles on inpatient care in hospitals Puri Cinere could occur.
This type of research is a descriptive study with cross sectional approach. The data in this study were obtained through direct observation on the the cashier and verification of inpatient services, which form how long does it take for the verifier and the cashier to complete administration of inpatients who will go home, other data was also taking from the medical records, the purpose is to gain the patient return time, concerned by a physician orders. Population in the study were all inpatients who was in the Puri Cinere hospital. While the study sample is taken from hospitalized patients from 30 November to 7 December 2012, and the number of sampling as many as 100 samples.
The results showed that there are time differences and relationships between service time with type of payment, in addition, the service time based hospital class category showed a statistically significant difference.
Researchers suggest, the need for systems that can measure the response time at Castle Hospital Cinere in order to make management easier on monitoring the performance of each existing service points.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Elawati
"Pendahuluan: Waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan non racikan dan racikan di Instalasi Farmasi RS Mitra Husada belum mencapai standar nasional yaitu ≤30 menit untuk obat non racikan dan ≤60 menit obat racikan sehingga masih menjadi keluhan bagi RS. Penelitian ini bertujuan menganalisis waktu tunggu pelayanan obat dengan menggunakan konsep Lean Hospital di Instalasi Farmasi RS Mitra Husada.
Metode: Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan action research, pengambilan data dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2022 di Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Sampel yang diambil berjumlah 98 resep obat non racikan dan 100 obat racikan. Pengamatan langsung menggunakan lembar observasi VSM dan lembar waste, wawancara dengan informan menggunakan lembar wawancara. Analisis kuantitatif menggunakan SPSS dan kualitatif dengan mengolah data primer, sekunder dan wawancara.
Hasil: Pada kondisi current statewaktu yang dibutuhkan untuk pelayanan setiap 1 resep (lead time) untuk resep non racikan adalah 63,54 menit dari standar nasional ≤ 30 menit dengan waste 87,5% nya, sedangkan lead time untuk resep racikan adalah 106,5 menit dari standar nasional ≤ 60 menit dengan waste 81,82%. Pada analisa kegiatan non value added terdapat 22 kegiatan yang termasuk dalam waste, tertinggi ada pada kategori waste waiting dantransportation. Root cause analysis dengan metode 5 why’smenyimpulan bahwa akar masalah utama pada penelitian ini pada man.
Kesimpulan: Dengan metode lean hospital dapat mengetahui capaian waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan, waste dan akar penyebab masalah hingga desain rancangan perubahan sebagai upaya perbaikan berupa desain perbaikan jangka pendek yaitu menggunakan lean kaizen, PDCA, 5S, Visual management dan heijunka, jangka menengah dan panjang.

Introduction: The waiting time for non compounding and compounding outpatient services at the Pharmacy Installation of Mitra Husada Hospital has not yet reached the national standard, namely 30 minutes for non compounding drugs and 60 minutes for compounding drugs so it is still a complaint for hospitals. This study aims to analyze the waiting time for drug services using the Lean Hospital concept at the Pharmacy Installation of Mitra Husada Hospital.
Methods: This research is descriptive qualitative with action research, data collection was carried out in May and June 2022 at the Outpatient Pharmacy Installation. The samples taken amounted to 98 non compounding drug prescriptions and 100 compounding drugs. Direct observations using VSM observation sheets and waste sheets, interviews with informants using interview sheets. Quantitative analysis using SPSS and qualitative by processing primary, secondary and interview data.
Results: In the current state, the time required for service for every 1 recipe (Lead Time) for non-compounding recipes is 63.54 minutes from the national standard 30 minutes with 87.5% waste, while the Lead Time for compounding recipes is 106, 5 minutes from the national standard 60 minutes with 81.82% waste. In the analysis of non-value added activities there are 22 activities that are included in the waste, the highest is in the category of waste waiting and transportation. Root cause analysis with the 5 why's method concludes that the main root cause of this research is man.
Conclusion: With the lean hospital method, we can find out the waiting time for outpatient drug services, waste and the root causes of the problem to the design of the change design as an improvement effort in the form of short,with lean kaizen, PDCA, 5S, Visual management and heijunka tools and medium and long term improvement designs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pelayananinstalasi farmasi rawat jalan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumahsakit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan mixed method dengan melakukan wawancara mendalam serta observasi waktutunggu pelayanan obat yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisisunivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan obatracik dan paten di rumah sakit ini melebih standar waktu yang ditetapkan,ditemukan beberapa penghambat seperti ketersediaan sumber daya manusia, saranaprasarana dan fasilitas kerja yang merupakan hambatan terbesar dalam pelayananini.
Disarankan kepada rumah sakit untuk dapat redisain layout farmasi,menghitung ulang pola ketenagaan serta pengaturan tugas sesuai dengankompetensinya.

This study aims to improve the efficiency of service time of outpatientpharmacy installation in order to improve the quality of hospital services. Theresearch method used is the method of combined research mixed method byconducting in depth interviews and observation of drug service waiting time whichthen analyzed by using univariate analysis.
The result of the research shows that the waiting time for the service of racikand patent medication in this hospital exceeds the standard time set, found someobstacles such as availability of human resources, infrastructure and work facilitieswhich is the biggest obstacle in this service.
It is advisable to the hospital to be ableto redesign the pharmacy layout, recalculate the pattern of the workforce as well asthe arrangement of tasks in accordance with its competence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Stany Yonathan
"Rumah sakit merupakan suatu sarana yang memberikan pelayanan dibidang kesehatan bagi masyarakat luas, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memiliki pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk menjaga kualitas layanan yang diberikan. Pemerintah telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam Keputusan Mentri Kesehatan No.129 Tahun 2008 sebagai suatu acuan dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit. Instalasi Rawat Jalan  Rumah Sakit Vania merupakan pelayanan prioritas bagi Rumah Sakit Vania karena volume kunjungan pasien terbanyak. Poliklinik Dokter Spesialis Penyakit dalam merupakan layanan spesialistik dengan jumlah pasien tertinggi selama tahun 2019 hingga tahun 2022 dengan rata-rata jumlah kunjungan 1500-1700 pasien per bulan. Dari hasil laporan capaian  mutu dan observasi didapatkan bahwa waktu tunggu proses pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Vania belum mencapai standar sesuai dengan acuan Standar Pelayanan Minimal bahwa waktu tunggu rawat jalan maksimal ≤60 menit  sedangkan waktu tunggu pelayanan resep yaitu ≤30 menit untuk obat non racikan dan ≤60 menit obat racikan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis waktu tunggu rawat jalan Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam dengan pendekatan Lean Hospital untuk dapat memperbaiki mutu layanan.
Metode Penelitian ini adalah operasional research dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2022 di Instalasi Rawat Jalan dengan bservasi langsung. Sampel yang diambil berjumlah 41sampel dari berbagai jaminan. Dilanjutkan dengan wawancara dengan informan dan telaah dokumen.
Hasil : Pasien dengan cara bayar Jaminan Kesehatan Nasional yang melakukan pendaftaran online memiliki Lead Time sebesar 1 jam 47 menit 59 detik, dengan Value Added  35%, Non Value Added 65 %, pasien dengan cara bayar Jaminan Kesehatan Nasional yang melakukan pendaftaran onsite/manual memiliki Lead Time sebesar 2 jam 12 menit 21 detik, dengan Value Added 32%, Non Value Added 68 %, Pasien Non Jaminan Kesehatan Nasional yang melakukan pendaftaran onsite/manual memiliki Lead Time sebesar 1 jam 12 menit 30 detik, dengan Value Added 74%, Non Value Added 26 %. Pada analisis kegiatan non value added terdapat 13 kegiatan yang dinilai sebagai waste, tertinggi ada pada kategori waste waiting. Root cause analysis dilakukan dengan metode 5 why’s
Kesimpulan : Dengan metode lean hospital dapat mengetahui capaian waktu tunggu pelayanan rawat jalan dan resep, waste dan akar penyebab masalah hingga desain rancangan perubahan sebagai upaya perbaikan dan

The hospital is a facility that provides services in the health sector for the wider community, therefore hospitals are required to have quality services in accordance with established standards to maintain the quality of services provided. The government has set Minimum Service Standards for Hospitals in the Decree of the Minister of Health No.129 of 2008 as a reference in the implementation of hospital services. The Vania Hospital Outpatient Installation is a priority service for Vania Hospital because of the highest volume of patient visits. The Internal Medicine Specialist Polyclinic is a specialist service with the highest number of patients from 2019 to 2022 with an average number of visits of 1500-1700 patients per month. From the results of the quality achievement report and observations, it was found that the waiting time for the outpatient service process at Vania Hospital had not reached the standard according to the Minimum Service Standard reference that the maximum outpatient waiting time was 60 minutes while the waiting time for prescription services was 30 minutes for non-concoction drugs. and 60 minutes of concoction drugs. This study aims to analyze the outpatient waiting time of the Internal Medicine Specialist Polyclinic with a Lean Hospital approach to improve service quality.
Methods: This research is operational research with a qualitative approach. Data collection was carried out in June 2022 at the Outpatient Installation with direct observation. The samples taken amounted to 41 samples from various guarantees. Followed by interviews with informants and reviewing documents.
Results: Patients by paying for the National Health Insurance who register online have a Lead Time of 1 hour 47 minutes 59 seconds, with Value Added 35%, Non Value Added 65%, patients by paying Health Insurance Nationals who register onsite/manual have a Lead Time of 2 hours 12 minutes 21 seconds, with Value Added 32%, Non Value Added 68%, Non-National Health Insurance Patients who register onsite/manual have a Lead Time of 1 hour 12 minutes 30 seconds, with Value Added 74%, Non Value Added 26%. In the analysis of non-value added activities there are 13 activities that are considered as waste, the highest is in the category of waste waiting. Root cause analysis was carried out using the 5 why's method. Conclusion: With the lean hospital method, we can find out the achievement of waiting time for outpatient and prescription services, waste and root causes of problems to design changes as an effort to improve and future state mapping.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Wahyuningsih Attas
"Tesis ini bertujuan mengetahui rencana aksi pelayanan berkesinambungan di rawat jalan RSUP Fatmawati guna meningkatkan citra RS Fatmawati. Analisis dilakukan secara mikro melalui wawancara pasien, manajemen, serta petugas kesehatan dan secara makro melalui analisis kebijakan.
Hasil menunjukkan bahwa gap pada pelayananan rawat jalan terdapat pada kesesuaian kualitas (kecepatan layanan, kelengkapan obat, kenyamanan) dan komunikasi. Masalah ketidakpuasan yang terjadi di Fatmawati merupakan pengembangan dari akar masalah yaitu meningkatnya kunjungan pasien akibat sistem rujukan yang tidak berjalan.
Rencana aksi yang dirancang dibuat secara makro yaitu memperbaiki sistem rujukan dengan fokus menyeimbangkan peran Unit Kesehatan Masyarakat dan Unit Kesehatan Perseorangan dan juga secara mikro melalui perbaikan internal rumah sakit.

This thesis aims to find the continuous action plan in the Fatmawati general hospital outpatient services in order to increase the Fatmawati General Hospital's image. The micro-analysis was conducted by interviewing patients, managements, health workers and the macro analysis was done through policy analysis.
The results showed that the gap in outpatient service were in the compatibility quality (service speed, drug completeness, comfort) and communication. The dissatisfaction problems that occur in Fatmawati general hospitals was the cultivation of the main root problem which was the rising number of patients as a result of the referral system ineffectiveness.
The action plan designed in a macro scale is to improve the referral system with a focus on balancing the role of public health unit and individual health unit, in the micro scale the action plan is conducted through out hospitals internal improvements. This efforts also needs to be strengthened with Primary Health Care System as a strategy to ensure the affordability of essential health services provided universally to the public in order to achieve the common goal of a better health
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feronika Hardanti
"Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang dalam melakukan aktivitasnya, tidak boleh lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat persaingan yang semakin ketat dikalangan usaha Rumah Sakit mempersyaratkan adanya daya saing bagi Rumah Sakit agar dapat memenangkan persaingan yang ada. Salah satu bentuk daya saing yang harus diciptakan oleh usaha Rumah Sakit adalah kualitas layanan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas layanan Rumah Sakit perlu terus menerus dilakukan. Kepemimpinan sebagai salah satu indikator kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi termasuk rumah sakit. Dengan kepemimpinan yang baik, maka diharapkan dapat mempengaruhi komitmen, loyalitas dan kinerja karyawan yang dampak akhirnya adalah peningkatan mutu pelayanan. Penelititan ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional (potong lintang). Analisis digunakan adalah analisis korelasi dengan menganalisis hubungan antara variable dependen dengan variable independen. Data diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan responden dipilih secara acak. Hasilnya adalah gaya kepemimpinan yang paling dominan adalah gaya kepemimpinan Demokratik/Partisipatif dimana tingkat komitmen, loyalitas dan kinerja karyawan serta ,mutu pelayanan sudah sukup baik hanya belum mencapai harapan. Variable yang paling mempengaruhi mutu pelayanan diketahui dari penelitian adalah variable loyalitas.

Background. The hospital is one of the services that in conducting its activities should not be separated from the development of science and technology. The level of competition among enterprises increasingly requires Hospital to compete in order to win the competition. One form of competitiveness must be created by the efforts of the hospital’s quality of service. Therefore, the improvement of the quality of hospital service needs to be continuously carried out. Leadership as one of the indicators of the quality of human resources are the factor that determine the success of an organization including hospital. With good leadership, it is expected to affect the commitment, loyalty and work performance and ultimately impact the quality of service. This study is an analytical descriptive study with a quantitative approach. The research design used was cross sectional. Analysis of the correlation was used to analyze the relationship between the dependent variable and the independent variable. Data obtained from questionnaires distributed and respondents chosen randomly. The result is the dominant leadership style is the Democratic style, while the level of commitment, loyalty and work performance of the employee as well as the service quality is good but below the expectations. The variable that affects the service quality the most is the loyalty variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>