Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Petherick, Wayne A.
Boston: Elsevier, 2014
364.3 PET p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Turvey, Brent E.
Oxford: Elsevier, 2012
363.258 TUR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nazarudin
"Analisa faktor -faktor yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan berantai yang dilakukan oleh kelompok pelaku (kasus W, S, & D), terjadi dalam rentang waktu tahun 2021 sampai dengan tahun 2023. Di lima lokasi pembunuhan berbeda di Bekasi dan Cianjur, yang mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak delapan orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Pengambilan data yang berada di lokasi Lapas Kelas II A Bekasi tempat W, S & D menjadi kompensasi. Data penelitian diperoleh melalui wawancara yang tidak terstruktur kepada narasumber dan Berita Acara Kepolisian (BAP). Analisa permasalahan dalam penelitian ini menggunakan teori Differential Association Edwin H. Sutherland dan Karir kriminal Edwin Lemert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejahatan utama dalam pembunuhan berantai adalah kejahatan penipuan penggandaan uang. Dalam analisa teori Differential Association Sutherland perilaku kriminal W sebagai pelaku yang dominan mempengaruhi lingkungan budaya. Interaksi dan komunikasi W kepada S&D dalam kelompok primer melalui relasi kuasa sosok fiktif "Aki Banyu" sebagai teknik untuk memudahkan kejahatannya. Meningkatnya kejahatan dan berulang kali terjadi penindasan ( Enforcement ) untuk berbagi macam keadaan lain untuk membunuh korbanya satu persatu dengan berbagai alasan baik keuntungan ekonomi, menghilangkan jejak kejahatan penipuan, dan sakit hati. Tindakan tersebut seolah-olah dibenarkan oleh pelaku. Kemudian karir kriminal kejahatan W, S & D sudah berada pada tahapan karir kriminal meskipun penyimpangan kejahatan penipuan dan pembunuhan yang dilakukan belum ada stigma, akan tetapi kejahatan sudah sampai tahap sekunder dalam menjalankan potensinya, reaksi sosial masyarakat belum muncul ketika kejahatan berlangsung karena tidak adanya stigma kejahatan yang diketahui oleh masyarakat dalam kejahatan penipuan dan pembunuhan, riwayat hidup W, S & D secara jelas memberikan gambaran dalam melakukan kejahatan ketiganya dipengaruhi latar belakang ekonomi yang kurang baik. Sehingga dalam teori ini dapat menggambarkan karir kriminal pelaku kejahatan pembunuhan berantai yang mempengaruhi perilaku penyimpangan kejahatan yang dilakukanya. Dimana dalam penerapan penelitian berguna dalam memahami kejahatan tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan kriminal akan tetapi latar belakang budaya yang mempermudah kejahatan dan melihat aspek individu dalam proses menjadi kriminal sebagai penjahat. Hal ini berguna bagi pihak yang berwajib dalam pencegahan kejahatan serupa.

Analisis faktor yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan berantai yang dilakukan oleh pelaku kelompok (kasus W, S, & D), terjadi dalam rentang tahun 2021 hingga 2023. Di lima lokasi pembunuhan berbeda di Bekasi dan Cianjur yang mengakibatkan delapan orang tewas. . Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Pengambilan data dilakukan di lokasi Lapas Kelas II A Bekasi dimana W, S & D merupakan warga binaan. Data penelitian diperoleh melalui wawancara tidak terstruktur terhadap narasumber dan Berita Acara Kepolisian (BAP). Analisis masalah dalam penelitian ini menggunakan teori Asosiasi Diferensial Edwin H. Sutherland dan karir kriminal Edwin Lemert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak pidana utama dalam pembunuhan berantai adalah tindak pidana penipuan penggandaan uang. Dalam analisis teori Asosiasi Diferensial Sutherland, perilaku kriminal W sebagai pelaku dominan dipengaruhi oleh lingkungan budaya. Interaksi dan komunikasi W dengan S&D pada kelompok primer melalui hubungan kekuasaan tokoh fiksi “Aki Banyu” sebagai teknik untuk memudahkan kejahatannya. Kejahatan yang meningkat dan berulang karena penguatan (Enforcement) hingga berbagi berbagai keadaan lain untuk membunuh korbannya satu per satu karena berbagai alasan antara lain keuntungan ekonomi, menghilangkan jejak kejahatan penipuan, dan sakit hati. Tindakan tersebut sepertinya dibenarkan oleh pelaku. Kemudian karir pidana kejahatan W, S & D sudah berada pada tahap karir kriminal walaupun kejahatan penipuan dan pembunuhan yang dilakukan belum mendapat stigma, namun kejahatan tersebut sudah mencapai tahap sekunder dalam menjalankan potensinya, yaitu reaksi sosial dari pelaku kejahatan W, S & D. masyarakat belum muncul pada saat kejahatan itu terjadi karena tidak adanya stigma kejahatan yang dikenal masyarakat dalam kejahatan penipuan dan pembunuhan, riwayat hidup W, S & D dengan jelas menggambarkan bahwa dalam melakukan kejahatan ketiganya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang buruk. latar belakang. Sehingga teori ini dapat menggambarkan karir kriminal para pembunuh berantai yang mempengaruhi perilaku menyimpang dari kejahatan yang dilakukannya. Dimana dalam penelitian ini implikasi yang berguna dalam memahami kejahatan tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan kriminal tetapi latar belakang budaya yang memfasilitasi kejahatan dan melihat aspek individu dalam proses menjadi penjahat sebagai penjahat. Hal ini berguna bagi pihak berwenang dalam mencegah kejahatan serupa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najma Aqila Putrivi
"Federal Bureau of Investigations menyatakan bahwa selain interaksi korban-pelaku, faktor risiko korban juga merupakan elemen kunci dalam proses investigasi kejahatan pembunuhan berantai, sebab memengaruhi kemungkinan terpilihnya korban. Namun, studi terkait korban dan pemilihan korban pembunuhan berantai saat ini masih cukup terbatas. Tulisan ini membahas aspek pemilihan korban dalam fenomena pembunuhan berantai dengan secara spesifik mengambil studi kasus pembunuhan berantai oleh Baekuni (1993 – 2010). Studi dilakukan dengan menganalisis data sekunder yang berasal dari berbagai dokumen seperti transkrip skripsi, buku, dokumen negara, dan publikasi artikel berita yang relevan. Penelitian ini didasari pada Teori Viktimisasi Terintegrasi untuk menjelaskan karakteristik korban yang terbagi atas empat karakteristik, yaitu: (1) kedekatan fisik (proximity); (2) paparan kejahatan (exposure); (3) daya tarik (target attractiveness); dan (4) kondisi penjagaan yang cakap (capable guardian) dan Teori Pilihan Rasional untuk menjelaskan motivasi pelaku yang menyebabkan terjadinya pemilihan korban, yaitu berfokus pada dua hsal: (1) kepuasan yang tinggi; dan (2) konsekuensi yang rendah. Hasil menunjukkan bahwa pemilihan korban pembunuhan berantai seksual oleh Baekuni disebabkan karena korban sesuai gambaran “korban ideal”, sebab memenuhi keempat karakteristik korban potensial dan dua motivasi yang mendorong Baekuni dalam melakukan kejahatannya tersebut.

Federal Bureau of Investigations states that along with the victim-offender interaction, the victim’s risk factors are another key element in investigating serial murder, because they affect the probability of victim selection. However, research on the victims and the victim selection is currently limited. This paper examines the aspect of victim selection in serial murder by specifically taking a case study of serial murder committed by Baekuni (1993 – 2010). The study was conducted by analyzing secondary data derived from various documents such as thesis transcripts, books, official state documents, and relevant news article publications. The research is based on the Integrated Theory of Victimization to explain victim characteristics which are divided into four characteristics, such as: (1) physical proximity; (2) exposure to the crime; (3) target attractiveness; and (4) capable guardianship and Rational Choice Theory to explain offender motivations that lead to victim selection, which focus on two things: (1) high benefits; and (2) low consequences. The result shows that the victim selection of the sexual serial murder committed by Baekuni was due to the fact that the victims fit the concept of an “ideal victim”, as they fulfilled all four characteristics of potential victims and two motivations that drove Baekuni to commit the crime."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Godwin, Grover Maurice
Boca Raton : CRC Press, 2000
364.15 GOD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Cahyo Sugito
"Skripsi ini membahas Peranan Balai Pemasyarakatan dalam proses Penyidikan Tindak Pidana Anak. Namun dalam melaksanakannya tugasnya masih banyak hambatan yang dihadapi baik oleh Balai Pemasyarakatan maupun oleh pihak Penyidik. Skripsi ini mengambil lokasi penelitian di Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Pusat dan Balai Pemasyarakatan Klas II Bogor sebagai perbandingan. Permasalahannya bagaimana Balai Pemasyarakatan menjalankan fungsinya dalam proses penyidikan tindak pidana anak, bagaimana hubungan antara Balai Pemasyarakatan dengan Penyidik dan apa saja hambatan yang dihadapi Balai Pemasyarakatan dalam menjalankan pendampingan tersangka yang masih anak-anak dalam proses penyidikan. Penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan data sekunder.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Dalam proses penyidikan sebenarnya Balai Pemasyarakatan selain memiliki tugas untuk membuat Penelitian Kemasyarakatan tetapi juga mempunyai tugas dan fungsi lain. Penulis juga mendapat kesimpulan bahwa Dilihat dari hubungan kerjasama terutama dengan pihak kepolisian sebagai penyidik belum terlihat adanya kerjasama yang baik, karena dalam proses penyidikan Balai Pemasyarakatan dalam banyak kasus selalu dilibatkan setelah proses penyidikan selesai. Selain itu dalam menjalankan tugasnya untuk mendampingi dan menangani anak yang berkonflik dengan hukum masih banyak kendala yang dihadapi oleh Pembimbing Kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan dan hambatan yang dialami oleh Penyidik.

This thesis discusses the role of Correctional Center in delinquency Investigation process. In carrying out these tasks, Correctional Center and Investigators are still facing many obstacles. This thesis research took place in Central Jakarta Class I Correctional Center and Bogor Class II Correctional Center as a comparison. The problem is how the Correctional Center perform its functions in the process of delinquency investigations, how the relationship between the Correctional center and the Investigator and what are the obstacles faced when assisting suspected delinquents who are still children in the process of investigation. The author uses the method of normative legal research, using secondary data.
This study concludes that in the actual investigation process, Correctional Center in addition to its duty to make Social Research also has other duties and functions. The author also concludes that in the terms of cooperational relationship, especially with the police as the investigators, there has not been a good cooperation because the Correctional Center are included after the investigation is completed. Because in the process of investigation Correctional Center in many cases always involved after the investigation is completed. Furthermore, in carrying out its duty to assist and deal with children in conflict with the law, there are still many obstacles faced by the Center and the Correctional Investigator.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lane, Brian
London: Headline, 1992
R 364.15 LAN n
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Memon, Amina
Chichester: Wiley, 2003
363.25 MEM p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Memon, Amina
Chichester: John Wiley & Sons, 2003
363.25 MEM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>