Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44943 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Jakarta Festival, 1978
739.7 HIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarah Adhyatma
Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia, 1981
738.095.98 SUM k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Himpunan Keramik Indonesia , 1984.
738.3 HIM t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarah Adhyatma
"Antique ceramics have played a prominent part in the traditional customs and beliefs of Indonesians since early times. Findings of pottery in prehistorical burial places indicate their importance as funeral goods. Antique ceramics are still used in important cermonies and fertility rites in the royal courts of Java and in many remote villages.Shapes and motifs of foreign ceramics can be traced on local ceramics, bronzes and textiles. ... The text on the origins of antique ceramics found in Indonesia is updated with some new findings of foreign ceramics and data on their origins and fifty new photographs have been added. Since the publication of this book in 1981, awareness of ceramics as objects of art has considerably increased. Antique and modern ceramics are eagerly bought as collector's and decorative items."
Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia, 1990
R 738.2 SUM a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Museum Nasional Indonesia, 2000
738.359 8 TIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanti U. Dradjat
"ABSTRAK
Keramik Cina merupakan salah satu artefak panting dalam penelitian arkeologi. Di Indonesia keramik Cina seringkali ditemukan di berbagai situs, baik dari masa prasejarah, masa Hindu Budha maupun masa pengaruh agama Islam, bahkan berlanjut hingga masa kolonial. Dari berbagai hasil penelitian arkeologi yang telah dilakukan, terungkap bahwa fungsi keramik Cina tenyata beraneka ragam, ada yang digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari, alat upacara, dipakai sebagai bekal kubur dan juga dimanfaaikan sebagai wadah kubur. Lain daripada itu ditemukan pula sejumlah tipe barang keramik Cina, yang memiliki aneka ragam warna hiasan serta bahau dasar. Bertolak dari yang dapat diamati, maka penanggalan keramik Cina tersebut dapat diketahui, yakni berasal dari masa dinasti Han sampai dengan dinasti Ching. Kehadiran keramik Cina di berbagai wilayah tanah air kita ini, setidaknya dapat dijadikan data dasar bagi rekonstruksi masalah lalu terutama bertalian dengan negeri Cina, seperti hubungan Cina dengan beberapa pusat kekuasaan, yang ternyata bukan hanya karena perdagangan.
Kehadiran keramik Cina di berbagai wilayah Nusaniara ini ternyaia bukan hanya sebagai barang komoditi yang banyak dipenjual belikan, tetapi eksistensinya disababkau pula karena beberapa hal. Secara sepintas dapat diketahui bahwa pada masa lampau, keramik ini dipergunakan pula sebagai upeti atau hadiah persembahan dari raja Cina untuk beberapa orang raja di sini. Oleh karenanya maka dapat dikatakan sudah ada pula hubungan politik antara kedua negara. Selain itu ada pula keramik Cina yang sengaja dibawa sebagai peralatan yang digunakan oleh para awak kapal yang berkunjung dari daratan Cina."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dewan Himpunan Keramik Indonesia,, 1974.
738.07 SEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarah Adhyatma
Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia , [1980]
738.07 SUM at
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widiati
"Keramik kuno merupakan salah satu jenis benda yang diproduksi oleh manusia masa lalu untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka di dalam hidupnya. Pada prinsipnya pengertian keramik adalah setiap benda yang dibuat dari tanah liat, dan yang kemudian dibakar untuk memenuhi fungsinya. Pengertian dari istilah tersebut mancakup tiga macam benda yang dalam kepustakaan arkeologi dikenal sebagai: (1) "porselin" (porcelain), (2) "bahan-batuan" (stoneware), dan (3) "tembikar" (earthenware) (Ayat rohaedi et al. 1978:83; McKinnon et al. 1991). Porselin dan bahan-batuan dapat dibedakan secara tegas dengan tembikar karena kedua jenis benda keramik yang disebut terdahulu pada umumnya mempunyai beberapa ciri utama yaitu: benda tersebut dibuat dari bahan dasar tanah liat berwarna relatif putih yang dicampur dengan bahan-batuan tertentu (petuntze); permukaannya dilapisi dengan lapisan glasir; dan dibakar dengan suhu tinggi antara 1150° hingga 1350° C. Sementara tembikar memiliki beberapa ciri utama yang berbeda yaitu: benda dibuat dari bahan dasar tanah liat (biasa) yang dicampur dengan pasir, atau pecahan kerang, atau sekam pada permukaannya tidak dilapisi dengan lapisan glasir, dan dibakar dengan suhu rendah sekitar 900° C.
Oleh sebagian orang di Indonesia keramik berglasir sering disebut sebagai "keramik asing" (Ridho 1977, 1980, 1984; Hadimuljono 1980, 1985), sebaliknya tembikar disebut sebagai "keramik lokal". Kedua istilah tersebut untuk pertama kalinya muncul dalam penelitian yang dipimpin oleh Teguh Asmar dan B. Bronson di Rembang (Asmar et al. 1975). Dalam rangka kegiatan penelitian situs-kota oleh Indonesian Field School of Archaeology (IFSA) di Trowulan yang dipimpin oleh Mundardjito dan J. Miksic diputuskan bahwa istilah keramik mencakup pengertian dari ketiga macam benda seperti tersebut di atas (Mundardjito et al. 1992). Bagi para peneliti masa prasejarah Indonesia, istilah keramik lokal sering disebut sebagai "gerabah" (Soegondho 1993, 1995) atau juga sering disebut "kereweng" jika ditemukan dalam bentuk pecahan seperti dalam penelitian di Ratubaka (Asmar dan Bronson 1973). Namun beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak semua benda tembikar atau gerabah adalah keramik lokal yang dibuat di Indonesia. Ada di antara himpunan benda tembikar itu merupakan barang impor atau yang dibuat di luar Indonesia (Miksic dan Tack 1988, 1992). Pengertian keramik dalam tesis ini mencakupi "keramik berglasir" dan "keramik tidak berglasir" yang keduanya dapat dipastikan berasal dari luar Indonesia dan merupakan barang impor.
Berdasarkan ciri-ciri fisik yang tampak pada keramik-keramik tersebut dapat diindentifikasi asal daerah pembuatannnya dan pertarikhannya. Keramik-keramik impor yang ditemukan di Indonesia berasal dari berbagai negara seperti: Cina, Asia Tenggara (antara lain Thailand, Vietnam, dan Khmer), Timur Tengah, Jepang, dan Eropa (seperti Belanda, dan Jarman). Di antara negara-negara penghasil keramik tersebut, keramik dari Cina merupakan temuan yang paling banyak (de Flines 1969; Ridho 1993/94:20). Sementara itu cara memberi pertarikhan (dating) atas benda keramik ditemukan oleh masa pemerintahan dinasti-dinasti Cina, yang tahun awal dan akhir kekuasaannya dapat diketahui. Tarikh tertua dari keramik yang pernah ditemukan di Indonesia diketahui dari masa dinasti Han yang berkuasa di Cina tahun 202 SM hingga 202 M (Ridho 1977). Namun yang banyak ditemukan di Indonesia terutama keramik-keramik yang dibuat dari masa sesudahnya, yaitu dari masa dinasti Tang (abad VII-X), Lima dinasti (abad X), dinasti Song (abad X-XIII), dinasti Yuan (abad XIII-XIV), dinasti Ming (abad XIV-XVII), dan terakhir dinasti Ching."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T12558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>