Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.K. Pringgodigdo
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1939?
899.222 PRI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini semula berisi berbagai macam teks, namun kini hanya tinggal tiga teks saja, kemungkinan teks-teks lainnya dijilid dalam naskah tersendiri. Hal ini terlihat dari penomoran halaman asli dari naskah ini dan sebagian teks yang dianggap tidak ada, dengan memberi coretan silang. Ketiga teks tersebut berisi uraian berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran moral. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini terdiri dari tiga teks, yaitu: panitisastra, wulang PB II dan wirid bujangga Surakarta PB III. Pigeuad memperoleh naskah ini dari Jayasaputra pada tanggal 19 Mei 1930, lalu dibuat ringkasannya berupa cuplikan pada pertama dan pada terakhir, oleh staf Pigeaud sebanyak dua eksemplar pada bulan Juli 1930 (satu eksemplar terlampir). Di dalam naskah juga terdapat sebuah kertas kecil berisi catatan mengenai isi naskah yang terbagi dalam tiga teks seperti yang disebutkan di atas. Pada h.58 terdapat catatan dengan pensil mengenai ajaran manusia dapat bersikap baik dan menerima takdir Tuhan. Teks pertama adalah panitisastra, sebuah teks yang sangat populer dan mengalami berbagai macam proses transmisi dan komposisi ulang. Antara lain, terdapat redaksi sebagai berikut: kakawin panitisastra berbahasa Jawa Kuna; saduran kawi miring gubahan Yasadipura I (1798); versi jarwa Yasadipura II (1808); dan versi prosa oleh R. Panji Puspawilaga (1819). Selain itu Poerbatjaraka (1964) juga menyebutkan bahwa ada serat panitisastra yang hanya terdiri satu tembang dhandhanggula dengan 97 pada, yang memiliki candrasengkala ?nem catur gora ratu? atau 1746 J (1819 M). Panitisastra dalam naskah ini satu versi dengan versi terakhir yang disebutkan di atas. Keterangan selengkapnya tentang korpus panitisastra lihat Sudewa 1991: 20-23, 83. Teks kedua, wulang dalem Pakubuwana II, merupakan ajaran moral berpedoman pada dalil dan kadis, dengan menggunakan perlambang sastra Jawa dan Arab. Teks ini tersusun dalam enam pupuh, sebagai berikut: 1) sinom; 2) dhandhanggula; 3) pangkur; 4) durma; 5) gambuh. Terdapat kolofon yang menyebutkan saat penyalinan teks pertama dan kedua,yaitu Jumat Pahing, 15 Sura, Jimawal 1773 (24 januari 1845). Sedangkan nama penulisannya (kang nganggit) adalah Sunan Nglangkungan (PB II). Teks ketiga, wirid bujangga Surakarta Pakubuwana III, merupakan wulang atau ajaran mengenai tatacara mengabdi pada raja atau kalangan besar lainnya. Dilanjutkan dengan uraian uraian mengenai pengalaman penulis ketika belajar mempelajari tatacara sembahyang pada kalangan alim ulama. Teks ini terdiri dari dua pupuh, sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom. Naskah ini disalin pada hari Saptu, 5 Sawal, Je 1790 (5 April 1862), oleh R. Panji Mangkusubrata. Disebutkan penyalin berasal dari Kusumanagaran, Surakarta (h.63)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.46-NR 80
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ngabehi Pujaharja
"Naskah berisi dua teks, yaitu Serat Pamular dan Serat Bramatisar, keduanya dikarang oleh R. Pujaharja, di Surakarta, sekitar tahun 1921. Keduanya merupakan teks didaktik, menjabarkan moral Jawa berkenaan dengan fungsi dan penggunaan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia. Lihat CL.69 untuk eksemplar lain dari teks yang sama."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.68-K 13.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah salinan, berisi teks yang sama dengan FSUI/CL.68. Lihat deskripsi naskah di atas untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.69-K 13.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Rochmawati Minarno Putri
"Salah satu tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan dan ketentraman. Berbagai cara dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkannya. Riset ini membahas naskah klasik Jawa berjudul Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan yang didalamnya memberikan pengetahuan kepada manusia untuk mencapai ketentraman hidup. Naskah ini ditulis menggunakan aksara Jawa dan bahasa Jawa pada tahun 1922 dan 1923. Tujuan penelitian ini menyajikan hakikat Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan serta mengkaji ajaran moral mengenai ketentraman hidup yang terkandung di dalamnya. Pembahasan ajaran moral dalam teks ini diawali dengan membaca naskah melalui cara kerja filologi agar teks dapat dibaca oleh masyarakat luas. Proses analisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah tersebut memuat ajaran untuk mencapai ketentraman. Kebahagiaan dan ketentraman dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas diri dan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara lahir dan batin. Dalam teks Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan malu dan lapar merupakan cara untuk mencapai kebahagiaan dan ketentraman. Malu dan lapar adalah generator penggerak sistem laku kehidupan manusia.

Various ways are done to achieve the goals. This research discusses the classic Javanese manuscript entitled Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan in which provides knowledge to humans to achieve peace of life. This manuscript was written using Javanese script and Javanese language in 1922 and 1923. The purpose of this study is to present the truth of Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan and examine the moral teachings about the tranquility of life contained therein. Discussion of moral teachings in this text begins with reading the text through the work of philology so that the text can be read by the common people. Descriptive qualitative methods were used to analyze this book. Qualitative research are methods to explore and understand meaning ascribed to social or humanitarian problems. The results showed that the manuscript contains teachings to achieve peace. Happiness and peace can be achieved by increasing the quality of self and the ability to live a balanced life between body and mind. In the text of Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan shame and hunger are ways to achieve happiness and peace. Shame and hunger are the generators that drive the behavior system of human life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berupa kumpulan tiga buku yang dibendel menjadi satu. Masing-masing buku tersebut berisi tiga teks yang berjudul: serat sriyatna (h. 1-73), dongeng banudaya I (81-141), dan dongeng banudaya II (149-209). Teks serat sriyatna berisi catatan raja-raja Kasunan Surakarta (PB I-X), Kasultanan Yogyakarta (HB I-VII), Mangkunagaran Surakarta (MN I-VII), dan Pakualaman Yogyakarta (PA I-VII), dari lahir sampai meninggal. Di dalamnya juga disebutkan masing-,asing nama kecilnya. Kelahirannya (tempat, weton, wuku, bulan), saat menjadi raja (umur, hari, tanggal, wuku, bulan Jawa, tahun Jawa, sengkala, lamanya), waktu meninggalnya, dan tempat pemakamannya. Diceritakan juga tentang perpindahan kerajaan Mataram dari Kartasura ke desa Sala. Pada bagian akhir disebutkan bahwa serat sriyatna I ini akan diteruskan dengan buku II yang berisi catatan para pejabat tinggi keempat kerajaan itu. Teks serat sriyatna yang ada dalam naskah ini tidak sama dengan teks serat sriyatna yang terdapat dalam serat-serat anggitan dalem Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Ariya Mangkunagaran IV jilid III (Jakarta: Noorhof Kolf, 1953, hlm.32), maupun yang ada dalam MSB/P.203. Teks dongeng banudaya I dan dongeng banudaya II berbentuk prosa. Isinya tentang negara Purwakanda dengan rajanya Prabu Banudaya, permaisuri Retna Rastuti, anaknya R. Umbaran, dan tentanbg keadaan kehidupan rakyatnya. Diakhiri dengan pengangkatan R. Umbaran menjadi Prabu Umbaran, Prabu Banudaya menjadi pendeta bergelar Begawan Legawa. Periksa juga MSB/W.10. Berikut daftar pupuh: 1) sinom; 2) sinom; 3) asmarandana; 4) mijil; 5) dhandhanggula; 6) pucung; 7) maskumambang; 8) megatruh; 9) kinanthi; 10) dhandhanggula; 11) durma; 12) gambuh; 13) pangkur; 14) sinom; 15) asmarandana; 16) dhandhanggula; 17) kinanthi; 18) maskumambang; 19) pucung; 20) megatruh; 21) dhandhanggula; 22) sinom; 23) kinanthi; 24) sinom; 25) asmarandana; 26) pangkur; 27) dhandhanggula; 28) gambuh; 29) maskumambang; 30) kinanthi."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.97-A 39.10
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rozak Zaidan
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997
899.222 ABD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mpu Tantular
Jakarta: Komunitas Bambu, 2009
959.8 MPU k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
Jakarta: Depdikbud, 1982
899.222 YAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tantular, Mpu
Depok: Komunitas Bambu, 2019
959.8 MPU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>