Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: E.P. Dutton, 1959
796 BES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Osney Mead, Oxford, OX ; Malden, Mass.: Blackwell Science, 2000
613.71 END
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: William Clowes & Sons,
355.058 BRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Windria Setiatama
"Tesis ini membahas tentang fungsi edukasi dari museum. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa sangat sedikit program edukasi untuk pengunjung yang ada di Museum Olahraga Nasional, padahal salah satu tanggungjawab museum adalah pelayanan edukasi terhadap masyarakatnya. Pembahasan dalam penelitian ini berupaya untuk membuat dan merancang suatu program edukasi yang sesuai dengan keadaan dan situasi yang ada di Museum Olahraga Nasional. Bentuk program edukasi Museum Olahraga Nasional perlu menggunakan teori pendidikan. Teori belajar Kontruktif digunakan untuk mengaplikasikan program edukasi di Museum Olahraga Nasional.

This thesis discusses the educational functions of the museum. This research is qualitative. The results of this study indicated that very few educational programs for visitors at the National Sports Museum, but the museum is one of the responsibilities of educational services to its citizens. The discussion in this study seeks to create and design an educational program that is appropriate to the circumstances and situations that exist in the National Sports Museum. Form of educational program of the National Sports Museum will need to use the theory of education. Constructive learning theory is used to apply the educational programs at the National Sports Museum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taipei: Jun-Pin SU,
079 TPJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyarbi Alkaromi
"Tingginya populasi gamers di Indonesia yakni sebanyak 34 juta jiwa,serta pencapaian prestasi esports di Indonesia menjadikan esports di Indonesia layak untuk dijadikan olahraga prestasi. Pemerintah Indonesia melalui Kemenpora bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) meresmikan esports sebagai cabang olahraga prestasi di Indonesia, dan menunjuk Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) sebagai induk cabang olahraga esports. Kebijakan keolahragaan secara umum memuat kebijakan-kebijakan terkait dukungan dana, kelembagaan olahraga, partisipasi, pembinaan prestasi, dan penyediaan fasilitas yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 11 Tentang Keolahragaan Tahun 2022, dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Tahun 2021. Kebijakan-kebijakan keolahragaan tersebut dilakukan sebagai upaya membenahi permasalahan keolahragaan yang salah satu diantaranya adalah pembinaan prestasi belum dilakukan secara sistematis, dan penyediaan fasilitas menjadi masalah utama yang dihadapi berbagai cabang olahraga. Dalam pelaksanaan keolahragaan pencapaian maupun kendala yang muncul dalam keolahragaan akan dapat dilihat dengan mengkaji pelaksanaan kebijakan keolahragaan pada cabang olahraga esports yang relatif masih baru, namun telah memberikan prestasi terukur dalam waktu relatif singkat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan keolahragaan bidang esport sebagai cabang olahraga prestasi di Indonesia ditinjau dari faktor determinannya yakni teori Edward III tentang implementasi kebijakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist, Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan data primer, studi literatur sebagai, dan dokumentasi sebagai data skunder serta teknik analisis yang digunakan menggunakan illustrative methode. Hasil dalam penelitian ini adalah secara normatif Kemenpora, PB ESI, dan KONI telah mengimplementasikan kebijakan keolahragaan, kendati demikian olahraga esports masih dalam tahap proses adaptasi menjadi olahraga prestasi. Adapun faktor determinan yang paling memberpengaruh terimplementasinya kebijakan keolahragaan di bidang esports yakni partisipasi stakeholders yang berada di ekosistem esports yang sangat mendukung.

The population of gamers in Indonesia reach 34 million people and the achievement of esports in Indonesia has made esports as performance sports in Indonesia. The Government of Indonesia with Ministry of Youth and Sports (Kemenpora) and National Comitee of Sports Indonesia (KONI) decided esports as performance sports and choose PB ESI as the association who handle esports in Indonesia. The sports policy generally contain some policy related to financial support, sports institutions, participation, and performance development, and facilities as contained in Undang-Undang Nomor 11 Tentang Keolahragaan Tahun 2022, and Peraturan Presiden Nomor 86 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Tahun 2021. These sports policies are carried out as an effort to solved sports problem, which is that performance sportst hasn’t yet been carried as systematically, and the provision of facilities is the main problem that various sports faced. In the implementation of sports, the achievement and an obstacles that arise in sports can be seen by examining the implementation of sports policies in esports, that which are relatively new, but has measureable achievement in a relatively short time. This study aims to explain the implementation of sports policies in the field of esports as a performance sports in Indonesia that analayze by the determinant factor that Edward III told about theory of policy implementation. The method that used in this research is post-positivist approach, data collection techniques with in-depth interviews to obtain primary data, literature studies and documentation as secondary data, and analysis technique used illustrative method. The results in this reseach showed that normatively Kemenpora, PB ESI, and KONI have implemented sports policies, even though esports are still in the process of adaptation to performance sports. The determinant factor that most influences the implementation of sports policies in esports is the participation of stakeholders is very supportive as esports ecosystem."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertens, K. [Kees]
Bandung: Daras, 2005
190 BER p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Kurnia Sari
"Perubahan suatu wilayah secara fisik tidak selalu diikuti dengan perubahan kultur atau kebiasaan masyarakatnya. Ini juga yang terjadi pada kasus kawasan prostitusi Boker yang dirubah oleh pemerintah menjadi Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas. Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk merubah kebiasaan generasi muda setempat dalam memanfaatkan waktu luang untuk berolahraga. Namun hal itu tidak terjadi karena berbagai faktor. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan survey ringkas. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa keberadaan fasilitas olahraga Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas tidak berhasil merubah perilaku masyarakat sekitar, khususnya generasi muda yang tinggal di sana. Adanya keterbatasan akses (ekonomi), memiliki kegiatan olahraga alternatif, adanya tempat kegiatan olahraga alternatif dan adanya kegiatan alternatif menjadi hal yang mempengaruhi rendahnya partisipasi generasi muda untuk berolahraga di sana. Oleh karena tidak berhasil merubah perilaku untuk berolahraga di gelanggang olahraga, dan cenderung untuk memilih kegiatan lain selain olahraga. Hal ini mengindikasikan bahwa habitus yang sudah lama ada tidak mampu digantikan oleh Habitus baru meskipun telah terjadi perubahan kondisi objektif, dalam bentuk didirikannya fasilitas olahraga.

The change of a region physically was not always followed by cultural change or custom in a people. This also occured to Bokers region of prostitution was changed by the government become Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas. Propose of the construction to change youths custom in leisure to attending sport. However, this was not occured cause several factors. This study used qualitative method which employed indepth interview, observation and survey. The results of this research found where Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas was not success to change peoples behavior, especially the youth. The limited access (economy), have alternative sport activities, alterative location to sport activities, and have alternatve activities these become several factors which influenced the low youth participation fot attending sport there. Because of not success change the behavior for attending sport in sport facilities, and tended to choose the other activities except sport. This indicated that habitus was internalized for long ago could not replaced by the new habius although was occured objectives conditions change, especially construction the sport facility.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Septiani Kurnia Putri
"ABSTRAK
Gelanggang Olahraga GOR merupakan sarana yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Namun, saat ini gelanggang olahraga mengalami pergeseran fungsi. Walaupun GOR tidak ditujukan untuk kegiatan yang membutuhkan akustik yang baik, namun GOR kerap digunakan untuk kegiatan konser dan perlombaan Marching Band. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kriteria-kriteria desain dan akustik GOR yang baik, serta kriteria-kriteria akustik agar GOR dapat diperuntukkan untuk kegiatan Marching Band. Penelitian ini dilakukan pada Gelanggang Olahraga Ciracas Jakarta Timur pada kondisi pertandingan Futsal Universitas Respati Indonesia dan perlombaan Marching in Harmony. Hasil penelitian didapatkan bahwa Gelanggang Olahraga Ciracas memerlukan perbaikan lebih lanjut agar memenuhi akustik untuk mendukung kegiatan olahraga dan Marching Band .
ABSTRACT<>br>
Sports Hall GOR is used for sports activities. However, these days the sports hall have a shift in function. Eventhough sports halls are not intended for activities that require good acoustics, they are often used for concert and marching band. Therefore, this study aims to examine the good design and acoustic criteria of sports hall and the acoustic criteria for sports hall can be used to marching band activities. This research was conducted at Ciracas Sports Hall of East Jakarta at Futsal condition of Universitas Respati Indonesia and Marching in Harmony contest. The result of research showed that Ciracas Sports Hall require further improvement in acoustic to support sports and music activities.Keyword Sports hall, acoustics, futsal game, marching band contest, reverberation time, noise"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Taruna Boedihardja
"Tesis ini membahas business plan untuk mendirikan one-stop sports center di Bintaro dalam konteks manajemen keuangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif berupa Innovation Plan yang difokuskan untuk menciptakan konsepkonsep baru tentang inovasi di bidang jasa. Untuk penyusunan strategi, penelitian ini menggunakan Diamond Model Strategy sebagai acuannya. Selain itu, penulisan ini berfokus pada analisis kelayakan investasi terhadap perencanaan bisnis ini. Dalam melakukan analisis kelayakan investasi, tools yang digunakan adalah nilai bersih sekarang, tingkat pengembalian internal, periode pengembalian, periode pengembalian yang didiskon, indeks profitabilitas, dan pengembalian akuntansi.

This thesis discusses the business plan to establish one-stop sports center in Bintaro in the context of financial management. This study is a qualitative study that focused innovation plan to create new concepts of innovation in services. For the preparation of the strategy, this study uses Diamond Model Strategy as a reference. In addition, this paper focuses on analyzing the feasibility study of investing in this business plan. In conducting the feasibility analysis of investment, the tools used is the net present value, internal rate of return, payback period, discounted payback period, profitability index, and accounting return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>