Ditemukan 6653 dokumen yang sesuai dengan query
Sydney: Angus & Robertson, 1959
822.029 ONT
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Triana Laksmi Humani
"Transkripsi drama radio Kembang-kembang Pucuk Gunung (KKPG) ini merupakan pelengkap dari skripsi Drama Radio Kembang-kembang Pucuk Gunung, Suatu Analisis Struktural. Transkripsi ini diperoleh dari 12 (duabelas) buah kaset yang direkam dari radio swasta Radio Kayu Manis karena drama radio KKPG ini pernah disiarkan di sana. Drama radio KKPG ini ternyata terdiri dari 6 (enam) episode, yang tiap episode memakan waktu siaran 90 menit atau 2 (dua) buah kaset. Tiap-tiap episode berisi 12 adegan, dimana pada tiap permulaan episode dimulai dengan sebuah gending pembukaan, dan pada tiap pergantian adegan diselingi dengan gending yang pendek, demikian juga pada akhir episode diakhiri dengan gending yang pendek. Karena drama radio KKPG ini sudah cukup lama diputar atau disiarkan di radio Kayu Manis, maka dalam proses transkripsi ini ditemukan beberapa dialog yang tidak dapat tertangkap oleh pendengaran. Tetapi ternyata dialog-dialog ini tidak mengganggu jalannya cerita. Dengan dilakukan transkripsi dari Drama Radio KKPG ini diharapkan kiranya dapat membantu melancarkan para pembaca skripsi Drama Radio Kembang-Kembang Pucuk Gunung; Suatu Analisis Struktural"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11429
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Self, David
London: Macmilan, 1984
791.45 SEL t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sofia Zahra Amalina
"Patriarki diyakini sebagai penyebab munculnya ketidaksetaraan dan diskriminasi gender. Permasalahan tersebut
mengakibatkan pergerakan perlawanan yang identik dengan gerakan feminis. Representasi perlawanan terhadap
patriarki juga dapat dilihat dalam produk budaya populer, seperti drama televisi. Dua drama televisi menjadi tempat untuk mengangkat isu perlawanan terhadap patriarki. Dua drama Korea yang mengangkat isu ini adalah Love to Hate You dan Doctor Cha. Kedua drama tersebut menghadirkan tokoh perempuan yang berbeda dengan stereotip perempuan di Korea Selatan, tokoh tersebut adalah Yeo Mi-ran dan Cha Jeong-suk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perlawanan Yeo Mi-ran dan Cha Jeong-suk terhadap patriarki dalam kehidupan mereka. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif sebagai metode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan Yeo Mi-ran dan Cha Jeong-suk dilakukan melalui tindakan, perkataan, dan pemilihan kata atau kalimat. Perlawanan Yeo Mi-ran disebabkan oleh praktik patriarki yang diterapkan oleh ayahnya. Yeo Mi-ran berusaha melawan ketidakadilan yang diterimanya sebagai seorang anak perempuan. Di sisi lain, perlawanan Cha Jeong-suk adalah sebuah keputusan untuk melepaskan diri dari peran gender tradisional seorang ibu.
Patriarchy is believed to be the cause of gender inequality and discrimination. The emerging problems resulted in the emergence of a resistance movement that is identical to the feminist movement. Representations of patriarchal resistance can also be seen in popular culture, such as television dramas. Two television dramas are a place to raise the issue of resistance toward patriarchy. Two Korean dramas that raises this issue are Love to Hate You and Doctor Cha. These two dramas present female character who are different from the stereotypes of women in South Korea, the characters are Yeo Mi-ran and Cha Jeong-suk. This research aims to find out determine Yeo Mi-ran and Cha Jeong-suk's forms of resistance toward patriarchy in their lives. This research uses descriptive qualitative as the research methods. The results showed that Yeo Mi-ran and Cha Jeong-suk's resistance was carried out through actions, word, and selection of words or sentences. Yeo Mi-ran's resistance was caused by patriarchal practices applied by her father. Yeo Mi-ran tried to fight the injustice she received as a daughter. On the other hand, Cha Jeong-suk's resistance is a decision to break away from the traditional gender role of a mother."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kezia Tatyakirana
"Tulisan ini membahas tentang keluarga Korea yang ditunjukkan dalam drama televisi yang berjudul Reply 1988. Drama ini menceritakan kehidupan lima orang sahabat dengan keluarga mereka masing-masing yang tinggal berdekatan di daerah Ssangmundong, Seoul, Korea Selatan. Drama ini berlatar belakang pada tahun 1980-an akhir. Tema utama yang diangkat dalam drama Reply 1988 adalah keluarga. Dengan menggunakan metode kepustakaan dan kualitatif, peneliti memfokuskan analisis pada nilai-nilai keluarga yang terdapat di dalam drama. Peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai landasan teori penelitian karena teori ini mendukung analisis semiologi dalam bentuk drama televisi dan membantu penulis dalam mencari nilai keluarga yang ditunjukkan melalui gambar dan/atau ucapan tokoh dalam drama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apa saja dan bagaimana nilai-nilai keluarga Korea direpresentasikan melalui tanda visual dan audio dalam serial drama Reply 1988. Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa keluarga Korea pada tahun 1988 masih menerapkan nilai-nilai Konfusianisme, meskipun pengaruh Konfusianisme di Korea pada masa itu sudah semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai kekeluargaan yang ditemukan masih berhubungan dengan hubungan pokok ajaran Konfusianisme antara ayah dengan anak, suami dan istri, serta yang tua (kakak) dan muda (adik).
This paper studies the Korean family portrayed in the television drama named Reply 1988. This drama tells a story about five neighborhood friends and their families who lived together in Ssangmundong, Seoul, South Korea. This drama is situated back in the late 1980s. The main theme of the drama is family. Using qualitative and study of reference as the research method, the author focused on analyzing the family values portrayed in the drama. This research used Roland Barthes semiotic theory as the researchs theoretical base because it facilitates semiology analysis in the form of drama and helps the author in perceiving the family values portrayed by the acts and conversations inside the drama. The purpose of this research is to find what kind of values are showed and how they were expressed through audio and visual signs in the drama. The author found that Korean family values are still affected by Confucianism in 1988, despite the Confucianism influence that has weakened in that era. It is proven by the connection between values and Confucianisms teaching in main relationships between father and son, husband and wife, and senior (older child) and junior (younger child)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Chester, Giraud
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1978
384.540 973 CHE t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Markus, John, 1911-
New York: McGraw-Hill, 1961
621.384 MAR t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jasmeen Nadya Putri
"Dalam drama televisi sering ditemukan tema yang diambil dari topik-topik sosial di masyarakat pada zamannya. Di Jepang, drama televisi ber-genre percintaan cenderung menyelipkan topik sosial dalam ceritanya. Salah satu drama televisi tersebut Nigeru wa Haji da ga Yaku ni Tatsu, yang sempat menjadi fenomena sosial di masyarakat Jepang, dan menceritakan pasangan yang menikah kontrak untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Penelitian ini menggunakan teori feminis media oleh Suzanne Leonard, yang menjabarkan tentang munculnya kecemburuan terhadap pernikahan. Hasil analisis menemukan bahwa drama tersebut menggambarkan pernikahan sebagai suatu ideal yang diinginkan semua orang, suatu posisi yang patut dicemburui, serta status pembeda antara perempuan. Meskipun drama pada awalnya membawakan bentuk pernikahan dengan karakteristik non-konvensional, pernikahan tersebut pada akhirnya ditemukan berubah ke bentuk konvensional.
Television drama often feature social issues of its time. In Japan, romance drama often shows social issues in its story. One example of that is a drama called Nigeru wa Haji da ga Yaku ni Tatsu which was once a social phenomenon in Japan. It tells the story of a couple who enter a marriage contract to fulfill each of their needs. This research adopts Suzanne Leonard’s feminist media theory. Result shows that the drama portrays marriage as a desirable ideal, an enviable position, and a status divider between women. Although at first the drama presents a non-conventional model of marriage, at the end of its story the model would then return to the conventional model of marriage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Vanessa Kholisotun Hasanah Suherman
"Representasi sejarah dalam film-film sejarah merupakan cara penulis menggambarkan atau menceritakan bagian tertentu dari peristiwa-peristiwa sejarah. Lewat film sejarah, para pembuat film dapat memperkenalkan berbagai perspektif yang berbeda tentang suatu peristiwa sejarah. Salah satu sejarah di Korea Selatan yang menarik perhatian para pembuat film dan drama televisi adalah gerakan demokratisasi Gwangju terjadi pada 18 Mei 1980. Peristiwa tersebut melibatkan institusi militer dan warga sipil serta merupakan salah satu titik balik dari perjuangan demokratisasi di Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan representasi agensi militer dalam gerakan demokratisasi Gwangju dalam objek penelitian berupa drama televisi Korea Selatan berjudul Youth of May di tahun 2021. Untuk memahami bagaimana peran agensi militer terutama militer pada peristiwa gerakan demokratisasi Gwangju direpresentasikan dalam drama Youth of May, penulis menggunakan konsep representasi dari Stuart Hall dan Foucault. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif untuk menganalisis data transkrip film berupa dialog, monolog, non-dialog, dan potongan gambar yang ada di dalam drama. Hasil analisis pada drama Youth of May menunjukkan adanya dua bentuk representasi agensi militer dalam gerakan demokratisasi Gwangju, yaitu kekuasaan tidak terbatas yang dimiliki institusi militer dan gerakan demokratisasi menjadi proses yang mengarah pada tragedi.
Historical representation in historical films is the filmmaker’s way of describing or telling historical events in their works. Through historical films, filmmakers can introduce different perspectives on a historical event. One of the historical events in South Korea that has caught the attention of film and television drama makers is the Gwangju Democratization Movement that occurred on May 18, 1980. This event involved military institutions and civilians and was one of the turning points of the struggle for democratization in South Korea. This study aims to explain the representation of security agencies and the government in the Gwangju Democratization Movement in the object of research, namely one of the South Korean television dramas entitled Youth of May in 2021. To understand how the role of security agencies and the government, especially the military in the events of the Gwangju Democratization Movement is represented in drama Youth of May, the author uses the concept of representation by Stuart Hall and Foucault. This study used a descriptive qualitative analysis method to analyze film transcript data in the form of dialogues, monologues, non-dialogues, and stills in the drama. The results of the analysis in the drama Youth of May show that there are two forms of representation by military agency in the Gwangju Democratization Movement, namely the unlimited power possessed by military institutions and the democratization movement which is a process that leads to tragedy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Cazeneuve, Par Jean
Paris: Presses Universitaires de France, 1963
301.52 CAZ s
Buku Teks Universitas Indonesia Library