Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinar Meltiara
"Berdasarkan CPOB, produk parenteral harus terjamin kualitas dan keamanannya, terutama karena produk tersebut masuk dan berinteraksi langsung dengan jaringan dalam tubuh. Bila terdapat suatu kontaminan atau pengotor dalam produk, akan sangat membahayakan keselamatan pasien. Industri farmasi harus mempertimbangkan dan mengkaji berbagai potensi sumber partikulat, metode analitik yang tepat untuk memantaunya, dan strategi mitigasi untuk mencegah keberadaannya dalam produk akhir. Salah satu cara PT. Kalbio Global Medika menjamin produk bersih dari pengotor adalah melalui sejumlah pengujian pasca produksi. Salah satu pengujian awal sebelum produk jadi diedarkan yang paling sederhana adalah dengan melakukan manual inspeksi oleh operator dengan mendeteksi pengotor yang dapat terlihat. Divisi Quality Assurance memastikan bahwa standard kit terkualifikasi melalui Knapp Test dengan menentukan masing-masing produk ke dalam 3 zona (hitam, abu-abu dan putih) dimana produk dengan zona putih dan abu-abu dapat digunakan dalam test kit. Dari 3 batch (300 produk) dalam standard kit, didapatkan hasil 9 produk termasuk dalam zona hitam, 17 produk termasuk dalam zona abu-abu dan 274 produk termasuk dalam zona putih.

Based on CPOB, the quality and safety of parenteral products must be guaranteed, especially because these products enter and interact directly with tissues in the body. If there is a contaminant or impurity in the product, it will seriously endanger patient safety. The pharmaceutical industry must consider and assess the various potential sources of particulates, appropriate analytical methods to monitor them, and mitigation strategies to prevent their presence in the final product. PT. Kalbio Global Medika guarantees that products are free from impurities through a number of post-production tests. One of the simplest initial tests before the finished product is distributed is to carry out a manual visual inspection by the qualified operator to detect visible impurities. The Quality Assurance Division ensures that standard kits are qualified through the Knapp Test by determining each product into 3 zones (black, gray and white) where products with white and gray zones can be used in test kits. From the 3 batches (300 products) in the standard kit, the results showed that 9 products were included in the black zone, 17 products were included in the gray zone and 274 products were included in the white zone."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riandito Prakoso
"

Instalasi listrik adalah salah satu bentuk kehidupan di bangunan saat ini. Institusi perawatan kesehatan, seperti klinik dan rumah sakit, membutuhkan perawatan yang sangat baik dari instalasi karena klinik ini digunakan terutama untuk keperluan umum. Skripsi ini akan membahas tentang analisis instalasi listrik di Klinik Satelit UI Makara, sebuah klinik yang berlokasi di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia. Karena setiap bangunan harus diaudit dan dipantau untuk memenuhi peraturan standardisasi instalasi. Analisis dilakukan dengan dua metode, inspeksi visual dan pengukuran di Klinik Satelit UI Makara. Studi ini menunjukkan bahwa klinik harus diaudit untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan seperti korsleting atau kebakaran. Saran ini bagus untuk menjaga kualitas klinik dalam hal aspek kelistrikan. Selain mematuhi persyaratan umum PUIL, perencana desain harus mempertimbangkan tentang desain interior di setiap kamar. Itu bisa membuat instalasi listrik menjadi efisien dan bermanfaat.

 


Electrical installation is one of the life form in buildings nowadays. Healthcare institution, such as clinic and hospital, requires a great care of the installation because this clinic is used mainly for public uses. This undergraduate thesis will discuss about the electrical installation analysis at Klinik Satelit UI Makara, a clinic located in Universitas Indonesia, Depok, West Java, Indonesia. Because every building have to be audited and monitored to meet the regulation of installation standardization. The analysis was done by two methods, visual and measurement inspection in Klinik Satelit UI Makara. The study suggests that the clinic have to get audited to prevent any unwanted incident such as short circuit or fire. The suggestion is great to maintain the clinics quality in terms of electrical aspect. Aside from obeying the general requirements of PUIL, the design planner should consider about the interior design in each room. It could make the electrical installation is efficient and usable.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda
"ABSTRAK
Di Indonesia, kanker Ieber rahim menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur (15-49 tahun). Penyebab utama kanker servik adalah Human Papilloma Virus. Faktor-faktor rsiko yang berhubungan dengan kejadian kanker servik adalah usia, status sosial ekonomi, usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun. IVA (inspeksi visual asam asetat) adalah altematif skrining untuk mendeteksi kanker serviks.
Melihat hubungan usia, pendidikan, paritas, usia berhubungan seksual pertama kali
(<20 tahun), riwayat keturunan kanker serviks, riwayat infeksi menular seksual dan
merokok dengan test IVA pada wanita usia subur. Disain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 230 orang. Analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0, untuk membandingkan rerata dipakai uji independensi (t - test) dan untuk melihat adanya hubungan antara dua variabel menggunakan uji kai kuadrat. Pengujian hipotesis dengan memakai uji regresi logistik sederhana dan analisis multivariat. Hasil uji IVA positif terdapat pada 194 orang (84,3%) dan test IVA negatif sebanyak 36 orang (15,7%). Hasil analisis multivariat diperoleh hubungan antara usia berhubungan seksual pertama kali <20 tahun, riwayat keturunan kanker serviks dan riwayat infeksi menular seksual. Riwayat infeksi menular seksual (OR= 21) paling dominan hubungannya dengan basil uji IVA positif dibandingkan dengan usia berhubungan seksual pertama kali < 20 tahun dan riwayat keturunan kanker serviks.
Promosi kesehatan lewat penyuluhan tentang kanker serviks lebih difokuskan untuk mencegah hubungan seksual pertama kali pada usia <20 tahun, khususnya remaja agar tidak terpapar infeksi menular seksual sejak dini yang disebabkan oleh perilaku seks bebas dengan berganti ganti pasangan.
"
2010
T38361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri Saputra
"

In-Line Inspection (ILI) merupakan salah satu metode asesmen pipa dalam manajemen integritas pipa di industri minyak dan gas (migas) menggunakan alat ILI Pipeline Inspection Gauge (PIG). Akan tetapi, persiapan dan operasi PIG sangat mahal dan rumit, serta jaringan pipa yang bisa dilewati terbatas karena sistem gerak yang dimiliki. In-Line Pipe Inspection Robot (IPIR) adalah perkembangan terbaru alat ILI dengan mengimplementasikan teknologi robot kepada sistem gerak dan teknologi inspeksi alat untuk mengurangi kelemahan PIG. Karena IPIR merupakan teknologi yang relatif baru perkembangan yang diberikan belum dipertimbangkan mengikuti standar inspeksi pipa sehingga belum diketahui bisa menjadi alternatif PIG yang dapat digunakan dalam industri migas. Oleh karena itu, penelitian ini menelusuri standar dan persyaratan lain aspek industri yang dapat dikaitkan dengan IPIR termasuk standar ILI, persyaratan desain dan operasi pipa yang merupakan tempat operasi alat ILI, dan peran IPIR sebagai kendaraan otomatis pembawa beban yaitu teknologi inspeksi dalam pipa. Hasil penelusuran standar berupa daftar spesifikasi IPIR termasuk persyaratan kapabilitas alat dalam melakukan inspeksi kondisi pipa dan persyaratan desain dan operasi alat dalam melakukan operasi dalam pipa.


In-Line Inspection (ILI) is one of the pipeline assessment methods in pipeline integrity management in the oil and gas industry using the ILI tool Pipeline Inspection Gauge (PIG). However, the preparation and operation of PIG is extremely costly and complex, and the type of pipeline that can be passed is limited due to its locomotion system. In-Line Pipe Inspection Robot (IPIR) is the latest development of ILI tool by implementing robot technology to the motion system and inspection tool technology to reduce the weakness of the PIG. Because IPIR is a relatively new technology, its development has not been considered to follow pipe inspection standards, so it is not yet acknowledged to be an alternative PIG that can be utilized in the oil and gas industry. This study therefore explores the standards and other requirements that can be related to IPIR including standards for ILI, design and operation requirements for the pipeline where the ILI tool operates, and the role of IPIR as a load-carrying automated vehicle with the pipeline inspection technology instrument as the load. The results of this exploration of standards are a list of IPIR specifications including the tool capability requirements in performing pipeline condition inspections and the tool design and operation requirements in conducting operations inside a pipeline."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anintha Syifa Kinanti
"Pengawasan ketenagakerjaan merupakan salah satu fungsi dari pemerintah yang cukup krusial. Selain untuk mendukung proses penegakan hukum, hal ini juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan iklim industrial antara tenaga kerja dengan suatu perusahaan. Maka dari itu, pemerintah melalui Kemnaker RI meluncurkan layanan WLKP online guna mendukung efektivitas pengawasan ketenagakerjaan oleh pemerintah. Namun, layanan WLKP dihadapi kendala yang menghambat proses pengawasan ketenagakerjaan. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas layanan WLKP melalui konsep perspektif efektivitas melalui pendekatan teori sistem oleh Gibson et al (2011). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist yang didukung dengan data primer melalui wawancara mendalam dan sekunder melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan layanan WLKP sebagai upaya mewujudkan penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan yang sistematis dan terintegrasi masih belum efektif dikarenakan kendala yang ditemukan. Dari 8 indikator dengan 3 dimensi, terdapat 3 indikator yang belum terpenuhi diantaranya keterbatasan anggaran guna mendukung pengembangan sistem WLKP dan diseminasi informasi terkait layanan WLKP melalui sosialisasi, proses pengawasan yang terhambat akibat kendala integrasi data antar isntansi, sinergi strategi teknis serta krisis kebijakan yang berdampak pada hasil pengawasan yang kurang optimal yang ditunjukan dengan kasus pelanggaran norma ketenagakerjaan yang masih tinggi. Sehingga dinilai perlu untuk meninjau bagaimana WLKP bekerja dalam mensinergikan strategi dari masing-masing pihak terlibat di dalamnya agar pengawasan ketenagakerjaan yang optimal dapat terwujud.

Labor inspection is one of the crucial functions of the government. In addition to supporting the law enforcement process, this is also done to maintain the balance of the industrial relations between labor and a company. Therefore, the government through the Ministry of Manpower of the Republic of Indonesia launched the online WLKP service to support the effectiveness of labor inspection by the government. However, WLKP services face obstacles that hinder the labor inspection process. Therefore, this study aims to analyze the effectiveness of WLKP services through the concept of effectiveness perspective through a systems theory approach by Gibson et al (2011). The method used in this study is post-positivist supported with primary data through in-depth interviews and secondary through literature studies. The results showed WLKP services as an effort to realize the implementation of systematic and integrated labor inspection is still not effective due to the obstacles found. From 8 indicators with 3 dimensions, there are 3 indicators that are unfulfilled including budget constraints to support the development of the WLKP system and dissemination of information related to WLKP services through socialization, the monitoring process is hampered due to data integration constraints between agencies, technical strategy synergies and policy crises that have an impact on the results of supervision that are less than optimal as indicated by cases of violations of labor norms which are still high. So, it is considered necessary to review how WLKP works in synergizing the strategies of each party are involved in it so that optimal labor supervision can be realized."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Pratama Putra
"Industri Pertambangan dapat berpengaruh aktif dalam pembangunan berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif terhadap degradasi lingkungan, seperti kegagalan peralatan. Dimana jumlah perpipaan yang sangat besar lebih kompleks dalam distribusi dari pada jenis peralatan lainnya. Pada umumnya, dibandingkan dengan jenis peralatan lain di industri ini, lebih banyak kesulitan dalam perencanaan inspeksi yang dihadapi. Namun, inspeksi yang kurang atau inspeksi berlebih dapat terjadi karena kurangnya persyaratan yurisdiksi pada interval inspeksi dan metode perpipaan, atau interval inspeksi yang hanya didasarkan pada klasifikasi layanan perpipaan dalam peraturan yang ada, seperti API 581. Hal ini dapat mengakibatkan risiko yang tidak dapat diterima, bersama dengan hilangnya sumber daya yang mahal. Untuk mengurangi tingkat risiko perpipaan, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi dan menerapkan metodologi inspeksi berbasis risiko (RBI), yang mengarah kepengurangan risiko. Sesuai standar API 581 dengan menggunakan metode risk-based inspection (RBI) untuk mengoptimalkan strategi pemeriksaan perpipaandengan pendekatan Kuantitatif, dapat menghitung probability dan consequency dari kegagalan yang akan terjadi pada pipa penyalur Slurry di tambang Tembanga. Tujuan dari penelitian adalah menentukan rencana inspeksi yang optimal pada pipa penyalur slurry ditambang emas dan tingkat risikonya. Inspeksi berbasis risiko dilakukan pada pipa penyalur slurry berukuran 18 inci yang datanya diperoleh dari hasil in-line inspection .Didapatkan nilai Damage Factor 6.474 dari 3 lokasi titik inspeksi, dan diketahui ketebalan pipa sebesar 3 inch. Maka didapatkan nilai PoF sebesar 2 yang dikategorikan sebagai nilai kekeritisan rendah nilai Rating dari Consequence of Failure (CoF) yaitu sedang tinggi (4) dari perkalian antara stand by availibility, lokasi dan finansial. Maka secara engineering calculation masih bisa dioperasikan dengan jadwal inspeksi setiap 4 tahun. Dengan metoda inspesi menggunakan UT Flow Ditector.

The Mining Industry can play an active role in sustainable development by reducing negative impacts on environmental degradation, such as equipment failure. Where a very large amount of piping is more complex in distribution than other types of equipment. In general, compared to other types in this industry, more difficulties in inspection planning are encountered. However, under-inspection or over-inspection can occur due to a lack of jurisdictional requirements on inspection intervals and inspection methods, or interval inspections based solely on the classification of piping services in existing regulations, such as API 581. This can lead to unacceptable risks, along with the loss of an expensive resource. To reduce the level of pipeline risk, more and more are adopting and implementing risk-based inspection (RBI) methodologies, leading to risk reduction. Following API 581 standards using the risk-based inspection (RBI) method to optimize a pipeline inspection strategy with a quantitative approach, it can calculate the probability and consequences of failure that will occur in the Slurry pipeline at the Tembanga mine. The purpose of this research is to determine the optimal inspection plan for the gold mine slurry distribution pipe and its level. Risky inspections were carried out on 18-inch slurry distribution pipes whose data were obtained from in-line inspection results. Damage Factor 6.474 was obtained from 3 inspection point locations positions, and it was found that the pipe thickness was 3 inches. Then the PoF value obtained is 2 which is entered as a medium-high criticality value so that the and the Rating value of the Consequence of Failure (CoF) is medium-high (4) from an increase between stand by availability, location and financial. The lowest MAWP is 4083 psi while the working pressure is 1150 psi, so technically it can still be operated with an inspection schedule every 4 years with UT Flow Ditector tools for inspection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Becker, Norman
New York: McGraw-Hill , 1980
643.1 BEC c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Henkin, Louis
New York: Columbia University Press, 1958
355.033 HEN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ricad Ragapati Prihandini
"Kemajuan di bidang teknologi dan kecerdasan buatan memungkinkan inspeksi otomatis dapat dilakukan. Sebuah drone dilengkapi kamera yang dapat mengidentifikasi permasalahan struktur kapal seperti korosi akan membuat proses inspeksi kapal menjadi lebih efisien dari segi waktu dan biaya yang dibutuhkan sekarang. Pada studi ini dibuat model yang dilatih untuk dapat mengidentifikasi korosi secara otomatis dengan algoritma Convolutional Neural Network memanfaatkan metode transfer learning. MobileNetV2 dipilih sebagai artsitektur model klasifikasi yang memanfaatkan transfer learning dari ImageNet ke dalam dataset yang digunakan. Berdasarkan model yang telah dibuat model mencapai nilai akurasi training sebesar 92,86% dengan loss sebesar 0.0578 dan akurasi validasi sebesar 90,66% dengan loss sebesar 0.0091. Secara keseluruhan, model mempunyai performa yang baik dalam proses training maupun validasi dataset. Tidak ada indikasi overfitting berdasarkan kurva akurasi dan loss.

Advancements in technology and artificial intelligence make automated inspections become possible to do. A drone which is mounted with a camera identifying ship structural issues such as corrosion will make ship inspections become more efficient for a fraction of time and cost that is currently needed. In this study, a trained model is made in order to automatically identify corrosion using Convolutional Neural Network employing transfer learning method. MobileNetV2 is chosen as a classification model architecture which leverages transfer learning from ImageNet to the dataset. According to the data, the model achieved a training accuracy of 92,86% with loss 0.0578 and a validation accuracy of 90,66 with loss 0.0091. Overall, the model performs well on both the training and validation datasets. There is not any indication of overfitting based on their accuracy and loss curves."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Hendra Wahyudi
"Inspeksi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam operasi sebuah Plant dan juga banyak menghaniskan sumber daya. Pemilihan metode inspeksi yang tepat sangatlah penting dengan tujuan untuk meminimalkan sumber daya inspeksi dengan t anpa mengurangi kehandalan sebuah Plant. Risk Based Inspection (RBI) adalah sebuah metode yang menggunakan resiko sebagai dasar untuk mengatur program inspeksi. Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keuntungan menerapkan metode inspeksi RBI dibandingkan dengan metode yang diterapkan dalam peraturan pemerintah Indonesia yaitu Time Based Inspection. Metodologi RBI dijelaskan. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan peraturan pemerintah didalam industri MIGAS.

Inspection is one of main important factor in Plant operation which also consume large amount of resources, selection of inspection system shall be determined carefully in order to minimize inspection resource without elimination of plant reliability. Risk Based Inspection (RBI) is a method for using risk as a basis for managing an inspection program. Risk Based Inspection provides the ability to target inspection resources at the areas of plant where inspection will provide the most benefit in reducing risk. Risk is defined as the combination of the probability of failure and the consequences of failure. This Study was intended primary to capture the cost benefit of RBI implementation comparing with Statutory inspection in Indonesia which implementing Time Based Inspection. Indonesia Statutory requirement and Methodology of RBI implementation are explained. This study is expected to give input for development of Indonesia Oil & Gas Statutory requirements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S1831
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>