Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinuriza Lauzi
"ABSTRAK
Tugas Akhir denganjudul " Rancangan Penelitian Segmentasi Pasar
dan Brand Positioning Asuransi Syariah X" dibuat berdasarkan
permasalahanyang sedang dialami oleh PerusahaanAB.
Perusahaan AB bermaksud untuk menjadi pemimpin pasar di bidang
asuransi syariah. Namun keinginan tersebut masih menghadapi beberapa
kendala. Hal ini disebabkan pesaing Perusahaan AB lebih unggul karena
dianggap konsumen memiliki pengalaman yang lebih lama di bidang
syariah dibandingkan AB. Selain itu, persepsi masyarakat masih
menganggap bahwa asuransi syariah sama saja dengan asuransi
konvensional. Hal lain yang menjadi kendala adalah belum terbentuknya
segmentasi pasar yang jelas serta Brand Positioning BS di kalangan
konsumen, meskipun AB adalah perusahaan eisuransi temama. Oleh karena
itu, AB merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap Brand
Positioning asuransi syariah BS. Dalam membentuk Brand Positioning ada
beberapa strategi yang perlu dilakukan. Pertama menentukan segmentasi
pasar berdasarkan faktor psikografls dan sosiokultural. Kedua
meningkatkan persepsi konsumen terhadap komitmen AB di bidang
asuransi syariah. Ketiga adalah menentukan identitas merek dan proposisi
nilai yang hams dimiliki BS. Penelitian akan dilakukan terhadap responden
yang berdomisili di Jabotabek. Hasil yang diharapkan AB dari penelitian ini
adalah menggali upaya-upaya yang perlu dilakukan AB agar kepercayazin
masyarakat dapat terpenuhi dan menciptakan strategi brand positioning BS
agar mampu menjadi pemimpin pasar di bidang asuransi syariah.
Dengan memperhatikan berbagai hal yang terkait dengan Brand
Positioning, maka direkomendasikan bagi AB untuk mengadakan penelitian
kualitatif, dengan metode FGD dan IDI. Penelitian dilakukan dalam 2 (dua)
tahap yang masing-masing mengheisilkan euialisa segmentasi pasar asuransi
syariah dan positioning produk- produk asuransi syariah serta uraian tentang usulan bentuk iklan dari produk asuransi yang sudah ada.

ABSTRACT
This Final Task, "Research Design of Market Segmentation and
Brand Positioning X Syariah Insurance ", is written to answer problems
faced by TheAB Company.
The AB Company wants to become a market leader in Syariah
Insurance. Nevertheless, this desire still facing some problems. Because of
The AB's competitor in consumer's perception have more experience than
The AB. Beside, consumer's perception still thinking that Syariah Insurance
same as Conventional Insurance.
Other things that can be obstacle are the BS's Brand Positioning
and market segmentation is not working yet, eventhough The AB is a
famous company. Therefore, The AB needs to hold research on Brand
Positioning. There ara few strategies to build Brand Positioning. First,
determining a market segmentation based on psychographic and
socioculture. Second, increasing consumer's perception to The AB's
Commitment in Syariah Insurance. Third, determining brand identity and
value proposition. Research will be given to respondents in Jakarta, Bogor,
Tangerang,Bekasi and Depok Result that would be expecting from this
research is to elaborate efforts need to be done by The AB in creating
Brand Positioning strategies to become a market leader in Syariah
Insurance and also building trust for consumer. Related to this issue, it is
highly recommended that The AB Company can make a qiuilitative
research with Focused Group Discussion (FGD) and In Depth Interview
(IDI) methods. Research will be held in two steps which produce market
segementation and positioning Syariah Insurance, also resulting description ofadvertising conceptfrom Syariah Insurance product.
"
2006
T37945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhenald Kasali
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998
658.8 RHE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Irawan, Author
"ABSTRAK
Dalam beberapa tahun ini, telah bermunculan bank-bank syariah baru yang menerapkan prinsip syariah selain Bank Muamalat Indonesia yang merupakan pelopor bank syariah. Tercatat antara lain, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, Bank lfl Cabang Syariah, Bank Bukopin Cabang Syariah, BII Syariah, Bank Danamon Syariah dan BRI Syariah, telah mulai beroperasi di sektor perbankan syariah Indonesia.
BMI, yang pada awalnya merupakan pemain tunggal di pasar perbankan syariah sejak tahun 1992, kini mempunyai telah berhadapan dengan sedikitnya 7 kompetitor diperkirakan akan makin banyak bank-bank lain yang akan masuk ke industri perbankan syariah ini. Jika dulu BMI dengan mudah memposisikan dirinya sebagai bank Islam atau banknya ummat Islam melalui penerapan konsep syariah, saat ini kemudahan tersebut tidak akan bisa dinikmati lagi. Kini BMI harus bersaing dalam berebut mind share dan market share. Tak ketinggalan pula pemain baru seperti BSM atau pun BNI Syariah dan juga bank-bank syariah lainnya juga menghadapi tantangan yang sama.
Dalam menghadapi perubahan peta persaingan tersebut, BMI kemudian memposisikan dirinya melalui penetapan positioning statement yang berbunyi "Pertama Murni Syariah". Kalimat itu merupakan cerminan strategi positioning yang berupaya mempertegas kembali eksistensi BMI sebagai bank yang sesuai syariah dan bersih dari unsur riba, paling murni dalam penerapan dan pengoperasian konsep syariah sekaligus bank yang paling berpengalaman karena merupakan pionir di sektor perbankan syariah Indonesia. Hal itu didasari pada status BMI sebagai entitas keuangan syariah yang berdiri sendiri, tidak bercampur dengan praktek pengelolaan bank konvensional. Serta modal dasar pendirian perusahaan-yang berasal dari pemerintah dan masyarakat, bukan dana dari lembaga keuangan konvensional. Namun positioning tersebut masih perlu diuji kinerjanya ketika berhadapan dengan entitas keuangan syariah yang berdiri sendiri seperti BSM. Bank yang dilahirkan oleh Bank Mandiri tersebut, yang notabene perusahaan induknya ini, praktis hanya berbeda dari segi proses pendirian saja dengan BMl Maka dengan asumsi dan hipotesa yang ada, maka dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui gambaran yangjelas tentang karakteristik kedua bank tersebut.
Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa memang BMI dan BSM merupakan pemain yang head-to-head dalam perebutan pasar, karena memiliki dan membidik segmentasi pasar yang sama dari segi demografis. Lebih spesifik lagi, berdasarkan karaktersitik status social ekonomi dan komposisi usia nasabah masing-masing bank tersebut, baik BMI dan BSM membidik segmen masyarakat kelas menengah yang masih produktif (21-50 tahun).
Temuan selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara persepsi antara nasabah BMI dan BSM terhadap citra merek masing-masing bank yaitu BMI memiliki indeks tingkat persepsi yang lebih tinggi dari BSM pada semua komponen citra merek baik pada dimensi emosional dan rasional. Namun menurut nasabah masing-masing, representasi citra merek antara BMI dan BSM sedikit berbeda. Citra merek BSM hanya tercermin lewat dimensi rasional saja yang diwakili oleh tiga komponen citra yaitu (i) bank yang lebih adil (fair) dan transparan, (ii) kualitas dan reputasi bank yang baik. Dan terakhir, (iii) kinerja pertumbuhan bank yang sangat baik Sedangkan BMI, hampir merefleksikan seluruh komponen citra merek yang ada pada dimensi emosional dan resional. Hanya citra sebagai bank yang memiliki kinetja pertumbuhan sangat baik saja (dimensi rasional) yang tidak tercermin dari BMI.
Sedangkan mengenai persepsi nasabah BMI dan BSM terhadap variabel kualitas layanan masing-masing bank diperoleh hasil, bahwa secara keseluruhan tingkat kualitas pelayanan BMI lebih unggul atas BSM. Lalu apabila ditinjau berdasarkan dimensi kualitas layanan, BMI juga unggul di sebagian besar dimensi yaitu dimensi tangibles, dimensi responsiveness, dan dimensi emphaty. Pada kedua dimensi lainnya yaitu reliability dan assurance, kualitas pelayanan kedua bank cenderung seimbang. Keunggulan kualitas Iayanan BMI direfleksikan oleh komponen-komponen kualitas yang tersusun atas 4 faktor yaitu (i) faktor jaminan kepercayaan, (ii) faktor fasilitas dan suasana religius, (iii) faktor kepedulian, dan (iv) faktor ketrampilan teknis perbankan.Sementara itu kualitas layanan BSM direfleksikan oleh 6 faktor antara lain (i) faktor perhatian, (ii) faktor fasilitas, (iii) faktor ketrampilan, (iv) faktor ketentraman, (v) faktor kecepatan pelayanan, dan (vi) faktor suasana religius. Dari semua faktor tersebut, faktor kecepatan pelayanan adalah faktor yang tidak mewakili kualitas layanan BMI. Sedangkan BSM kurang menonjol dari faktor jaminan kepercayaan.
Sementara itu, temuan yang cukup penting adalah bahwa dalam memilih merek bank, ternyata faktor-faktor non agama (rasional) justru lebih kuat dibandingkan dengan faktor yang terkait dengan agama (emosional). Faktor agama yang berpengaruh bagi konsumen untuk beralih perilaku adalah faktor menghindari riba.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disimpulkan bahwa positioning BMI melalui pernyataan "Pertama Mumi Syariah", yang lebih menonjolkan dimensi emosional, tampaknya terlalu "sempit'' dibandingkan dengan keunggulan yang dimiliki oleh BMI sendiri. Dalam jangka waktu 2-3 tahun ke depan ketika pasar perbankan syariah sudah established, positioning tersebut juga menjadi kurang efektif dalam kompetisi. Hal ini karena faktor-faktor non agama seperti jaminan keamanan, reputasi, profesionalisme, dan kualitas pelayanan akan lebih dominan menentukan persaingan antar bank syariah di Indonesia.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunadi
"Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan pemerintah (PP) No. 81/99, yang kemudian direvisi menjadi PP No. 38/2000, Khususnya tentang pengaturan pembatasan kadar nikotin 1,5 mg dan tar 20 mg dalam setiap batang rokok, akan lebih meramaikan pasar rokok di Indonesia, khususnya segmen rokok rendah tar dan nikotin, di mana akan meningkatkan persaingan antar sesama produsen (merek) yang jumlahnya terus bertambah.
Perkembangan industri rokok di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan adanya peningkatan permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin, di mana permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin telah meningkat sampai tahun 2000 lalu, mencapai sekitar 10% dari total konsumsi rokok kretek yang berjumlah 199 milyar batang.
Oleh karena itu, produsen rokok harus dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi produknya, agar dapat memenangkan persaingan. Dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat, Produsen perlu melakukan positioning dan segmentasi, untuk mengetahui bagaimana konsumen menerima berbagai alternatif rokok rendah tar dan nikotin yang ada, bagaimana persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Selanjutnya, karakteristik demografi konsumen apakah yang berpengaruh pada konsumen dalam memilih produk yang akan menjadi umpan balik bagi produsen untuk menentukan strategi pemasaran. Dalam kaitan, perlu dilakukan pengamatan dan analisa pasar untuk dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan perokok, sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi pada pelanggan (market oriented).
Dilatarbelakangi permasalahan tersebut maka penulis mencoba meneliti masalah mengenai analisis segmentasi, target pasar dan postioning konsumen rokok rendah tar dan nikotin di Jakarta.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelompokkan segmentasi benefit berdasarkan atribut yang dipentingkan konsumen dari produk rokok rendah tar dan nikotin, menjelaskan target pasar dituju yang dianggap mewakili suatu segmen tertentu dari profit segmen terbentuk, serta untuk melihat kedekatan persepsi sembilan merek rokok rendah tar dan nikotin di benak konsumen yang dikaitkan dengan peta posisi persaingan.
Penelitian menggunakan sampel perokok rendah tar dan nikotin yang berada di wilayah Jakarta. Penarikan sampel dilakukan secara convinience sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, yang disebarkan langsung kepada responden, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk pengelompokan segmentasi benefit digunakan bantuan program Cluster dan Case V. Sedangkan untuk mengetahui profil segmen, digunakan program Crosstab dari SPSS, sedangkan untuk peta posisi persaingan digunakan program Kyst dari MDS.
Hasil penelitian, menghasilkan tiga segmen. Segmen pertama, terdapat 60 responden (30%). Segmen kedua, dengan 92 responden (45%), Sedangkan segmen ketiga, dengan 48 responden (24%). Masing-masing segmen memiliki atribut utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rokok. Suatu atribut dikatakan penting, jika skala Thurstonenya melebihi nilai 1.5. Segmen 1, lebih mementingkan atribut berturut turut : peformance (3.38), image (3.36), time & energy cost (3.05), style (2.89), reliability (2.47), durability (2,31) dan feature (2.26). Segmen 2, lebih mementingkan atribut performance (3.85), image (3.83), feature (3.14) style (3.13), reliability (2.86), durability (2.40) dan anal/ability (1.87). Segmen 3, lebih mementingkan atribut performance (3.07), image (3.03), feature (2.85), reliability (2.85), availability (2.34), durability (2.31) dan time & energy cost (1.84).
Target segmen yang dipilih adalah segmen 2 (46%), dengan profil segmen sebagai berikut: pria dengan usia 20-30 tahun dan di atas 30 tahun, pendidikan S1/D3, pendapatan di atas satu juta rupiah per bulan, menyukai rokok kretek, dengan rata-rata konsumsi lebih dari 10 batang per Hari, memiliki perilaku pembelian cenderung membeli produk yang terekam/terlintas dalam pikiran, memiliki hobi berolah raga dan menonton pagelaran musik, suka nonton tv, terutama acara jaringan tv swasta lama (RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve dan TPI), suka membaca majalah/tabloid olah raga/hobi/politik (Otomotif, Bola, Adil) dan majalah wanita (Nova, Gadis, Femina).
Analisis peta posisi persaingan menunjukkan, bahwa jarak antara A Mild dan LA Lights sangat dekat, dibanding Star Mild, sehingga kedua merek tersebut menurut konsumen banyak memiliki kesamaan, di mana persaingan antara keduanya sangat ketat. Kansas Light dan Dunhill Light jaraknya cukup dekat, sehingga persaingan antara keduanya juga terjadi. Kansas Light, Pall Mall Light dan Marlboro Light, jarak ketiganya juga dekat, berarti konsumen menganggap bahwa ketiganya cukup mirip dan adanya persaingan satu sama lain. Sedangkan Bentoel Mild, jaraknya berjauhan dengan merek lain, serta memiliki ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh merek rokok rendah tar dan nikotin lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 2005
659.1 POS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sofwan Farisyi
"Hoist crane secara kategori termasuk barang industri kategori capital item kelompok alat berat. Sedang secara teknis termasuk ke dalam kategori peralatan pengangkat. Peralatan pengangkat adalah alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau barang berat dan titik awal ke titik tujuan dalam jarak yang relatif pendek dan terbatas.
Seiring dengan berkembangnya berbagai industri dl Indonesia maka kebutuhan akan hoist crane juga mengalami peningkatan. Walaupun karena krisis ekonomi permintaan hoist crane juga mengalami penurunan tetapi masih ada segmen pasar yang cukup potensial, yaitu segmen-segmen yang tidak begitu terpengaruh oleh krisis ekonomi ini.
PT Bangun Panca Sarana Abadi melihat peluang ini dan tertarik untuk masuk pasar hoist crane, Permasalahannya, PT Bangun Panca Sarana Abadi selama ini bergerak sebagal kontraktor bidang listrik dan mekanik pembangunan Pusat Listrik Tenaga Disel (yang mengalami penurunan penjualan karena krisis ekonomi) sehingga walaupun kompetensi keahlian yang dimiliki (secara teknis) masih berhubungan, PT Bangun Panca Sarana Abadi masih belum mengetahui tentang kondisi pasar hoist crane di Indonesia.
Untuk melakukan targeting terhadap pasar yang paling potensiai maka perlu dilakukan analisa segmentasi pasar hoist crane secara makro dan mikro. Karena tìngkat Persaingan dalam industri ini sangat tinggi perlu dilakukan strategi positioning terhadap Produk hoist crane agar sesual dengan image yang ingin kita tanamkan di benak konsumen. Selanjutnya untuk membidik pasar tersebut perlu dilakukan strategi komunikasi dengan menetapkan positioning statement terhadap produk hoist crane.
Penelitian ini membutuhkan data primer yang diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada para responden dan segmen industri yang dipilïh. Sedangkan data sekunder didapat penulis dari PT Bangun Panca Sarana Abadi, PT Sucofindo, majalah infocommercial, dan informasi dari media cetak yang erat kaitannya dengan topik yang penulis bahas.
Pada saat melakukan segmentasi mikro, penelitian dibatasi hanya pada dua sektor industri yaitu industri besi baja dan industri perkebunan gula. Pertimbangan untuk memilih dua sektor industri ini (1) inclustri besi baja merupakan industni yang paling banyak menggunakan hoist crane dibandingkan industni lainnya; (2) industri perkebunan memiliki prospek yang cerah pada masa krisis ini. Khusus untuk industri perkebunan penulis memilih industri gula karena dibandmgkan industri perkebunan lain, hanya industri gula yang banyak menggunakan hoist crane dalam proses produksinya.
Berapa temuan penting yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya perbedaan karakteristik dari industri besi baja dan industri perkebunan gula. Hal ini terlihat pada cara memperoleh informasi hoist crane, cara menentukan keputusan pembelian, pendapat dan keluhan terhadap agen hoist crane yang ada di indonesia.
Perbedaan itu penting untuk melakukan targeting dan positioning. Saat targeting faktor-faktor yang dilihat adalah pertumbuhan pasar, besar pasar, daya tarik pasar, dan kemampuan dari perusahaan (misalnya: jumlah sumber daya manusia, tingkat keahliannya., dan modal yang dimiliki). Berdasalkan data tersebut maka PT Bangun Panca Sarana Abadi disarankan membidik pasar industri perkebunan gula.
Strategi positioning yang dilakukan oleh PT Bangun Panca Sarana Abadi dibuat berdasarkan karakteristik yang ada pada industri perkebunan gula. Karakteristik yang penulis peroleh pada saat melakukan segmentasi mikro di perkebunan gula yaitu faktor yang menentukan pada saat memutuskan pembelian adalah kualitas dan keandalan dari produk. Selain itu produk tersebut harus didukung oleh kemampuan teknis dan agen di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka ada dua strategi positioning yang dapat dilakukan. Pada level produk, hoist crane ini disarankan untuk diposisikan di benak konsumen sebagai produk yang berkualitas dan andal, Sedangkan pada level korporat, PT Bangun Panca Sarana Abadi (sebagai agen) disarankan untuk diposisikan sebagai perusahaan yang memiliki kemampuan teknis engineering.
Langkah selanjutnya adalah membentuk value melalui pengembangan produk (menjadi agen hoisi crane merek Kuli Hebezuege dari Jerman), pengembangan pelayanan (meningkatkan kemampuan teknis untuk pelayanan purna jual), penetapan harga (yang sedikit di bawah harga produk dengan kuaiitas yang sama), dan terakhir mempersiapkan jalur distribusi untuk mendukung penjualan dan pelayanan purna jual.
Berdasarkan strategi positioning maka dibuat strategi komunikasi dengan menetapkan positioning statement. Untuk level produk yang menunjukan kualitas tinggi maka positioning statement yang disarankan untuk dipakai adaiah ?Quality and Reliability.? Sedangkan untuk level agen penjualan hoist crane yang menunjukkan kemampuan tekriis engineering maka positioning statement yang disarankan untuk dipakai adalah ?The Real Engineering Company"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Burhanuddin
"Besarnya portofolio produk pembiayaan non bagi hasil pada perbankan syariah temyata diikuti oleh peningkatan pembiayaan bermasalah. Padahal produk pembiayaan non bagi basil dianggap sebagai pembiayaan yang memiliki risiko yang lebih kecil dibanding produk pembiayaan bagi hasil. Berawal dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh produk, sektor usaha, segmentasi dan plafond pembiayaan terhadap penciptaan pembiayaan bermasalah. Agar dapat mencapai tujuan penelitian digunakan model regresi logistik sebagai metode analisisnya.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa produk, sektor usaha, segmentasi dan plafond pembiayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penciptaan pembiayaan bermasalah. Produk bagi basil seharusnya menjadi pilihan utama dalam penyaluran pembiayaan. Janis usaha petemakan, perbkanan, industri makanan, minuman dan tembakau, perdagangan eceran, industri kayu dan basil olahan kayu, jasa perumahan sederhana, jasa penunahan mewah, jasa pendidikan merupakan kelompok usaha yang memiliki pangsa pembiayaaan bermasalah yang besar. Segmentasi usaha kecil dan menengah dalam kerangka pembiayaan usaha kecil (UKM-KUK) memiliki pangsa pembiayaan bermasalah yang besar.

The amount of non profit sharing financing product portfolio in syariah banking proves to be followed by the increase of non performing financing. Actually, non profit sharing financing is regarded as financing that has smaller risk as compared to profit sharing financing product. Based on that issue, this study is aimed at viewing product influence, business sector, segmentation and financing limit in respect of the creation of non performing financing. To achieve the study objective, logistic regression model is used as its analysis method.
The result of the study concludes that product, business sector, segmentation and financing limit have significant impact on the creation of non performing financing. Profit sharing product should be the main option in financing channeling. Livestock business. fishery, food industry, beverage and tobacco, retail business, timber industry and timber products, low cost housing project, luxurious housing project, educational service project are business group that have significant non performing financing share. Small and middle business segmentation in the context of small business financing (UKM-KUK) have significant bad financing share.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adventius Hermawan Wibowo
"Penelitian dilakukan dengan tujuan memilih media promosi yang tepat, menentukan pasar sasaran dan mengkaji citra layanan Bank AX. Penelitian dilakukan terhadap nasabah Bank AX yang tercatat pada kantor cabang dan cabang pembantu Bank AX di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Penelitian dilakukan secara acak, dengan kriteria nasabah pemilik rekening tabungan dan atau giro pada Bank AX, dan sekurang-kurangnya satu rekening tabungan dan atau giro pada bank yang lain, sebagai unsur pembanding bagi responden dalam menyampaikan pendapat dan komentarnya. Rekening tabungan dan giro menjadi fokus dalam penelitian ini, karena merupakan sumber dana murah yang selalu berusaha untuk diraih dalam jumlah besar oleh perbankan.
Berdasarkan wawancara dengan nasabah yang terpilih menjadi responden, dilakukan penelitian dengan kriteria segmentasi demografis, psikografis (gaya hidup), perilaku (behavioral) dan teknografis, sehingga nampak segmentasi nasabah Bank AX, yang selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pasar sasaran (target market) yang akan datang, sesuai dengan kebijakan bisnis dan kemampuan sumber daya yang dimiliki Bank AX. Dengan ditetapkannya kriteria nasabah yang menjadi pasar sasaran, maka melalui pemahaman tentang kekuatan dan kelemahan media dalam menyampaikan pesan/nilai (value) tertentu yang akan disampaikan, serta dengan membandingkan pencapaian portofolio tabungan dan giro selama periode penelitian tahun 1999 sampai dengan 2001, maka Bank AX dapat memilih jenis media promosi yang paling tepat untuk dapat mencapai positioning tertentu dalam benak nasabahnya.
Pengukuran kekuatan dan arah hubungan statistik antara 'peningkatan portofolio tabungan dan giro' (sebagai variabel terikat) dengan 'biaya promosi' yang dikeluarkan pada tahun 1999 sampai dengan 2001 (sebagai variabel babas), dilakukan dengan menghitung korelasi (Pearson) antara kedua variabel tersebut, namun dengan memperhatikan variabel 'citra layanan' sebagai variabel kontrol yang keberadaannya diperkirakan merupakan semacam 'katalis' yang ikut menentukan keberhasilan peningkatan portofolio tabungan dan giro pada Bank AX. Terhadap sejumlah variabel independen yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, kemudian dilakukan perhitungan regresi untuk meramalkan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen (portofolio tabungan dan giro) jika dilakukan aksi atau perubahan terhadap variabel independen (pemilihan media, yang diukur dari pengeluaran biaya promosi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank AX selama ini tidak tepat dalam memilih media promosi, belum menentukan pasar sasaran secara tepat, dan memiliki citra layanan yang kurang baik, sehingga biaya promosi yang dikeluarkan hanya dapat mempertahankan, namun belum dapat meningkatkan portofolio tabungan dan giro."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Diana Sari
"Tesis ini merupakan sebuah penelitian di bidang manajemen pemasaran rumah sakit yang bertujuan untuk mengetahui Segmen, pembidikan pasar dan posisi pasar Rumah Sakit Umum Zahirah pada unit rawat jalan tahun 2010 dalam rangka peningkatan angka kunjungan pasien umum.
Penelitian ini merupakan survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatifl Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebagai instrumen terhadap 106 respon yang menggunakan fasilitas rumah sakit di unit rawat jalan socara wawancara mendalam terhadap rumah Sakit pihak manajemen rumah sakit sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran terhadap dokumen dan data laporan bulanan Rumah Sakit.
Diharapkan penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan tentang segmen pasar rawat jalan di RSU Zahirah sehingga dapat secara lebih tujuan membidik pasar, sasarannya untuk dituangan dalam suatu penetapan dan pernyataan pusisi yang akan dipergunakan sebagai dasar strategi pemasaran untuk pengembangan RSU Zahirah kedepannya.

This thesis is about a research in the field of hospital marketing management conducted at Zahirah General Hospital. The aim of the research is to identify the market segment, target market and market position of the above hospital, primarily in the outpatient unit during 2010. The outcome of this research will be used as a guideline to increase the number of visits of general patient.
This research used a survey method with the quantitative and qualitative approach. Primary data were captured using questioner instrument distributed to 106 respondents who used the hospital's outpatient unit facilities and comprehensive interviews of the hospital boards or management. Secondary data were gathered from the analyses of the hospital documents or tiles and monthly reports.
With this research, it is expected that Zahirah General Hospital will be able to comprehensively understand the market segment of their outpatient unit so that they can be more accurate in identifying their target market. This is crucial to be documented in their revolution and position statement which will be used as the basis of their marketing strategy for future development of Zahirah General Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33215
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Anindito
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian segmentasi yang telah ditetapkan oleh stasiun radio dan mengidentifikasi karakteristik stasiun radio yang dipersepsikan mirip. Positioning berhubungan dengan strategi komunikasi, yaitu bagaimana konsumen memberikan persepsi akan suatu produk atau jasa di dalam otaknya. Salah satu teknik analisis data untuk mengetahui persepsi konsumen adalah dengan menggunakan Multi Dimensional Scaling (MDS). MDS merepresentasikan persepsi dan keinginan dari responden.
Unit analisis dari penelitian ini adalah radio yang komposisi isi siarannya minimal 20% berisi news atau talk Dari data pada Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) didapatkan ada sembilan buah radio yang masuk dalam kategon ini. Populasi unit pengamatan adalah mahasiswa FISIP UI yang masih kuliah mulai dari angkatan 1998 sampai dengan angkatan 2002. Unit pengamatannya sendiri adalah individu. Teknik penarikan sample menggunakan teknik Cluster Sampling. Metode pengumpulan data primer menggunakan teknik survey dengan kuesioner sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari studi dokumen.
Secara keseluruhan Radio Elshinta dinilai sebagai Radio yang paling memenuhi tuntutan untuk Faktor Akurasi serta Faktor Aktualitas dan Relevansi. Pada urutan kedua diduduki oleh Radio Sonora dan Radio ARH pada urutan ketiga.
Radio yang dipersepsikan mirip oleh responden adalah Radio ARH dengan Radio Sonora. Radio MS Tri dipersepsikan mirip dengan Radio Ramako. Radio MS Tri dipersepsikan mirip dengan I Radio dan Radio Pas dipersepsikan mirip dengan Radio Ramako. Penelitian ini menunjukkan bahwa radio-radio yang mengelompok pada satu kuadran mempunyai ciri-ciri segmentasi pendengar yang hampir sama.
Positioning radio dengan format apapun yang dipilih, harus memperhatikan empat buah aspek yaitu : quality, originality, interactivity dan availability.
Quality, meliputi keseluruhan komponen yang ditawarkan oleh stasiun radio tersebut. Kualitas jasa dan pelayanan terhadap stake holder stasiun radio harus selalu menjadi pertimbangan utama dari pihak manajemen. Kualitas utama dari stasiun radio adalah program yang ditawarkan kepada para pendengarnya. Selain itu juga berhubungan dengan unsur people yaitu pekerja radio itu sendiri dan para pendengar radio yang memberikan persepsi akan jasa yang diberikan stasiun radio tersebut.
Originality sebuah stasiun radio berhubungan dengan penciptaan dan mutu dan program-program yang dibuat oleh stasiun radio tersebut. Makin banyaknya stasiun radio yang mengudara dengan segmen pendengar yang beraneka ragam membuat stasiun radio mempunyai kesutitan untuk membedakan diri mereka dengan stasiun radio lain yang mempunyai format yang mirip. Stasiun radio perlu membuat suatu program yang dapat mengisi ceruk yang kosong "Niche Programming".
Interactivity berhubungan dengan komunikasi antara stasiun radio dengan para pendengarnya. Karma radio merupakan media satu arah maka stasiun radio harus mengupayakan para pendengamya untuk memberikan input maupun saran dengan penciptaan program yang dapat melibatkan para pendengarnya.
Availability berhubungan dengan place, lokasi pemancar dan daerah cakupan yang dapat diliput oleh sebuah stasiun radio, selain itu lama waktu siaran juga memegang peranan dalam hal ini. Jika saran dan prasarana serta faktor keuangan dapat mendukung maka sebuah stasiun radio seharusnya siaran 24 jam.
Jika kita lihat dari segi target pendengar setiap stasiun radio maka yang paling mendekati format stasiun radio News-Talk adalah Radio Elshinta dengan target pendengar berusia 30 - 50 tahun. Jika dilihat berdasarkan pada format isi siaran maka Radio Sonora paling tidak sesuai dengan format Radio Informasi karena pada saat prime time di pagi hari, radio ini justru tidak menyiarkan berita melainkan menyiarkan acara talk dan pada saat prime time di sore hari, justru diisi dengan acara musik dengan selingan program interactive.
Format siaran Radio Elshinta pada saat prime time di pagi dan sore baru menyiarkan berita (news) . Acara dibuka dengan relay berita dari BBC Siaran Indonesia padsa pukul 06.00 dan dilanjutkan dengan relay berita dari Stasiun TV Indosiar jam 06.30 sampai 07.00. Pada sore harinya ada relay berita dari BBC Siaran Indonesia pukul 18.00 dan dilanjutkan dengan relay berita dari Stasiun TV Indosiar jam 16.30 sampai 17.00.
Selain waktu prime time di pagi dan sore hari, Radio Elshinta juga menyiarkan berita dan perbincangan. Jika kita lihat berdasarkan format stasiun Radio Informasi dengan spesialisasi News-Talk maka dapat dikatakan bahwa Radio Elshinta yang paling mendekati konsep radio News-Talk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>