Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emilia Sulistyo
"ABSTRAK
Dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus, pengasuh mengalami kesulitan yang
memungkinkan mereka mengalami burnout. Burnout adalah sindrom kelelahan
emosional, depersonalisasi dan menurunnya hasrat pencapaian diri. Pengasuh
membutuhkan resiliensi dalam mengatasi burnout. Resiliensi adalah kemampuan
untuk bangkit kembali dari kesulitan. Kemampuan adaptasi terlihat dari
kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi resilien. Pengasuh yang resilien
diharapkan dapat mengatasi burnout dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus
di panti asuhan. Trait kepribadian dari Big Five Personality yang digunakan
adalah extraversión, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness.
Hasil penelelitian regresi berganda ini menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara resiliensi dan trait kepribadian dengan burnout pengasuh anak
berkebutuhan khusus di panti asuhan."
2009
T38120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh pengasuh panti dengan harga diri remaja di Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang tahun 2010. Jenis penelitian ini kuantitatif. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah remaja (12-21 tahun) yang tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang, sampel berjumlah 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pemyataan tentang data demografi, pola asuh, dan harga diri.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh mengasuh panti dengan harga diri remaja di Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang (p= 0,032) dengan tingkat kepercayaan 90%. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah pengasuh panti perlu menerapkan pola asuh yang baik agar remaja yang diasuh memiliki harga diri yang positif dan mengoptimalkan fungsi panti asuhan sejak remaja pertama kali masuk panti asuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5849
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Nurlaela Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan burnout guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Pengukuran self efficacy menggunakan alat ukur yang telah dikembangkan, yaitu Norwegian Teacher Self Efficacy for Reprodutive Health Education Scale (NTSES-RHE) dan pengukuran burnout menggunakan alat ukur hasil adaptasi Maslach Burnout Inventory (MBI).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan semua dimensi pada self efficacy dengan personal accomplishment pada burnout; keeping discipline pada self efficacy dengan semua dimensi pada burnout. Tidak terdapat perbedaan tingkat self efficacy pada guru berdasarkan data demografis; terdapat perbedaan tingkat burnout pada guru berdasarkan jenis kelamin, lama mengajar, dan pengalaman pelatihan inklusif. Dengan kata lain, kurangnya keyakinan guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi cenderung membuat guru memunculkan perasaan kurang efektif pada dirinya dan ketidakyakinanan guru membuat siswa patuh paling berpotensi memunculkan burnout. Pemberian pelatihan kepada guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi dapat meningkatkan self efficacy guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi; membantu guru menegakkan disiplin dapat menurunkan burnout guru di sekolah dasar inklusif.

This research was conducted to study the correlation between self efficacy and burnout among teacher in teaching reproductive health education to special need students at inclusive elementary school. Self efficacy was measured using a developed instrument named Norwegian Teacher Self Efficacy for Reproductive Health Education Scale (NTSES-RHE); and burnout was measured using a modification instrument named Maslach Burnout Inventory (MBI).
The results showed negative significant correlation between all of self efficacy dimentions and personal accomplishment in burnout; keeping discipline in self efficacy with all of burnout dimentions. There is no difference in teacher self efficacy level according to demographic data. There are differences in teacher burnout level according to gender, length of teaching, and inclusive training experience. It means, the lack of teacher self efficacy in teaching reproductive health education tend to make teacher feel uneffective; the lack of keeping discipline is the most potential burnout cause. Giving a reproductive health education training can improve teacher self efficacy in teaching reproductive health education; and help teacher keep discipline can reduce teacher burnout at inclusive elementary school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenita Oktora
"Suatu organisasi harus mampu beradaptasi dengan lingkungan agar dapat menjaga keefektifannya. Dalam hal ini, perubahan dibutuhkan agar organisasi mampu bertahan hidup. Salah satu bentuk perubahannya adalah restrukturisasi perusahaan. Agar perubahan berjalan dengan lancar, faktor manusia perlu diperhatikan karena merekalah yang menjalankan perubahan. Oleh karena itu, sikap karyawan terhadap perubahan harus menjadi perhatian dalam melakukan perubahan organisasi. Sikap karyawan dapat bervariasi menjadi menerima aktif, menerima pasif, menolak pasif, dan menolak aktif. Sikap karyawan tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah trait kepribadian yang dimiliki karyawan tersebut. Teori Kepribadian Lima Besar menyatakan bahwa terdapat 5 domain trait dalam diri seseorang, yaitu neuroticism, openness, extraversion, aggreableness, dan conscientiousness. Sedangkan penyebab seseorang bersikap terhadap perubahan dapat disebabkan oleh pengetahuan, kemampuan, dan kemauan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara trait kepribadian dengan sikap terhadap perubahan organisasi dan hubungan antara sikap terhadap perubahan organisasi dengan penyebab sikap. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Metode pengambilan sampel dari penelitian ini adalah menggunakan tehnik nonprobability sampling tipe purposive sampling dengan menggunakan sampel yang merupakan pegawai di PT.X sebanyak 34 orang, dengan pendidikan terakhir SLTA/sederajat, dan telah bekerja minimal 2 tahun. Data diambil menggunakan kuesioner dengan skala 1-6. Kuesioner terdiri dari 2 macam yaitu kuesioner trait kepribadian yang dibuat berdasarkan teori Kepribadian Lima Besar dari Costa & Mc.Crae (1998) dan kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi yang dibuat berdaasrkan teori beberapa tokoh. Trait yang ingin dilihat hubungannya adalah trait openness, trait extraversion, trait aggreableness, dan trait consciencetiousness.
Hasil penelititan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trait openness, trait extraversion, dan trait aggreableness dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Untuk hubungan antara trait consciencetiousness dengan sikap terhadap perubahan organisasi ditemukan hubungan yang positif signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi kadar trait consciencetiousness yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi penerimaannya pada perubahan. Hasil dari hubungan antara sikap dan penyebab sikap menemukan hubungan antara sikap terhadap perubahan dengan penyebab sikap pengetahuan dan kemampuan.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan tujuan untuk lebih memahami trait kepribadian dan sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu, masih perlu dilakukan perbaikan pada alat ukur dan metode pengambilan data. Selain juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berperan pada sikap terhadap perubahan organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S3199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Agustine
2004
S3432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helliyani Esterina Hakh
"Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan trait kepribadian The Big Five Factor dengan kematangan karir di SMA. Dalam penelitian ini, kematangan karir diukur menggunakan CDI (Career Developmental Inventory) dikembangkan oleh Super & Thompson (1979) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Trait kepribadian diukur menggunakan Short form for the IPIP-NEO (International Personality Item Pool Representation of The NEO PI-R) yang telah diadaptasi oleh Safitri (2007), kemudian dimodifikasi oleh Amalia (2008), dan dimodifikasi kembali oleh peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Partisipan penelitian ini adalah 267 siswa SMA kelas XI. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis korelasi berganda pada SPSS 17.0. Nilai F diperoleh sebesar 13,134 (p<.000) dan nilai R sebesar .453 yang berarti bahwa variabel trait kepribadian The Big Five Factor secara bersama-sama berhubungan dengan Kematangan Karir pada siswa SMA. Disamping itu juga ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara trait extraversion dengan kematangan karir siswa SMA.
The purpose of this research was to know the correlation between personality trait, The Big Five Factor and career maturity in high school student. In this research, survey of career maturity using CDI (Career Developmental Inventory) developed by Super and Thompson (1979), which adapted and modificated by researcher. Survey of personality traits using Short form for the IPIP-NEO (International Personality Item Pool Representation of The NEO PI-R), adapted by Safitri (2007), modificated by Amalia (2008), and re-modificated by researcher. This research is ex-post facto research and using questionnaire as a data collect tool. The participant in this research was 267 2nf grader high school student. The data was analized by multiple correlation technique on SPSS 17.0. The result shown that there were significant correlation between personality trait, The Big Five Factor and Career Maturity in high school student with F value shown as 13,134 (p <.000) and with R value (coefficient correlation) .4S3. Significant relationships have also been obtained between extraversion and career maturity in high school student."
2010
S3653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elias Wirotama
"ABSTRAK
Universitas merupakan lembaga pendidikan tertinggi yang pada dasarnya
memiliki tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui iulusan-lulusan
yang banyak dan berkualitas. Untuk mencapai tujuannya diperlukan dosen yang
memiliki komitmen pada universitas. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
komitmen adalah faktor pribadi, dalam hal ini irait kepribadian. Kesesuaian antara
kepribadian dosen dengan pekerjaannya diduga akan meningkatkan komitmen
dosen pada universitas. Penelitian mengenai komitmen dosen pada perguruan
tinggi perlu dilakukan karena komitmen dosen dapat meningkatkan mutu
pendidikan tinggi. Tujuan utama dilakukan penelitian ini adalah mengetahui
komponen trait mana yang memiliki hubungan yang positif dan bermakna dengan
komitmen dosen pada universitas.
Disain penelitian ini adalah studi lapangan, sedangkan teknik samplingnya.
berupa convenient sampling. Responden penelitian adalah dosen tetap dan telah
bekerja minimal satu tahun di Universitas "X". Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Organizational Commitment Questionnaire dari Allen dan
Meyer (1990) dan skala NEO-4 dari Costa & McCrae (1998). Keduanya telah
dimodifikasi oleh Ali Nina (2002). Metode analisis statistik yang dipakai adalah
koefisien korelasi Pearson Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait Agreeahleness mempunyai
hubungan yang positif dan bermakna dengan komitmen dosen pada universitas.
Hal ini berarti semakin dosen mementingkan kepentingan orang lain, bersimpati,
serta punya keinginan menolong orang lain, dosen semakin ingin tetap bekeija di
universitas.
Saran yang paling utama adalah Universitas ''X" dapat memperhatikan
trait kepribadian dalam menseleksi calon dosen. Untuk penelitian selanjutnya,
disarankan agar memakai jumlah sampel yang lebih besar sehingga hasil yang
diperoleh dapat digeneralisasikan. "
2003
S2821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lufiana Harnany Utami
"Kepercayaan pribadi adalah salah satu komponen yang harus ada pada individu seorang guru yang oleh Bandura diterjemahkan sebagai self efficacy guru. Self efficacy guru merupakan keyakinan guru akan kemampuannya untuk mengelola tugasnya secara profesional dalam proses pembelajaran, menjalankan peran-perannya sebagai seorang guru serta menghadapi tuntutan lugas lainnya dalam berbagai situasi yang terjadi Penelitian ini adalah mengenai self-efficacy guru di Sekolah Madania.
Tujuan penelitian ini ialah
(1) membuktikan apakah trait kepribadian sebagai faktor pribadi berhubungan dengan self-efficacy guru dan memberikan kontribusi pada pembentukan self-efficacy guru di Madania
(2) membuktikan apakah iklim psikologis sekolah sebagai faktor
lingkungan berhubungan dengan self-efficacy guru di Madania dan
(3) membuktikan bahwa apakah trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah secara bersama-sama berhubungan dengan self-efficacy guru serta melihat mana yang lebih besar kontribusinya pada pembentukan self-efficacy guru di Madania.
Sampel penelitian ini adalah 120 orang guru yang ada dalam tahun ajaran 2003/2004 di Sekolah Madania. Alat ukur yang digunakan adalah skala NEO big five yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae, skala self efficacy guru yang dikembangkan oleh Bandura serta angket iklim psikologis sekolah yang disusun bcrdasarkan dimensi iklim psikologis organisasi dari James dan Sells. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lrair kepribadian dengan self-efficacy menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan. Dari kelima trait kepribadian yang ada, ternyata trail kepribadian extraversion consctentionsnes dan openness yang memberikan kontribusi sccara signifikan dalam pembentukan self-qiicacy sedangkan trair kepribadian neuriticsm dan agreeableness terlihat tidak signifikan kontribusinya. Iklim psikologis sekolah dengan self-efficacy juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan Demikian pula dengan variabel trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah yang secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap self-efficacy secara signifikan.
Saran utama yang diajukan kepada Madania adalah memberikan perhatian pada penciptaan iklim psikologis sekolah yang positif guna mendorong meningkatnya self-efficacy guru. Berdasarkan hasil penelitian yan didapat, disarankan untuk melakukan penelitian yang melibatkan subyek dari beberapa sekolah agar hasilnya dapat digeneralisir untuk populasi yang lebih luas. Sebaiknya dibedakan pula self-efficacy guru secara umum seperti yang dilakukan pada penelitian ini dengan self-efficacy yang terfokus pada pengajaran di kelas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Putri Anandiva
"Kualitas pertemanan merupakan hal yang paling penting untuk dilihat dalam meneliti mengenai pertemanan anak-anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara keterampilan komunikasi dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas pertemanan dari anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini, keterampilan komunikasi diukur dengan menggunakan alat ukur Social Skills Improvement System SSIS dimensi komunikasi yang dikembangkan oleh Gresham dan Elliott 2008, sedangkan kualitas pertemanan diukur dengan menggunakan alat ukur Friendship Quality Questionnaire FQQ yang dikembangkan oleh Parker dan Asher 1993. Partisipan dari penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus yang berusia antara 7 hingga 12 tahun, hanya memiliki satu jenis kebutuhan khusus, memiliki tingkat gangguan yang tergolong ringan, dan memiliki kemampuan membaca N = 108. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan komunikasi dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Dengan kata lain, semakin tinggi keterampilan komunikasi dari anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif, semakin tinggi pula kualitas pertemanannya. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kualitas pertemanan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif berdasarkan jenis kelamin.

Friendship quality is the most important thing to be seen when studying about friendship of children, including children with special needs. The aim of this study was to examine the relationship between communication skills and friendship quality among children with special needs in inclusive primary school. This study was also aimed to examine the difference of friendship quality of children with special needs in inclusive primary school by gender. In this study, communication skills was measured by the communication dimension of Social Skills Improvement System SSIS Gresham Elliott, 2008, meanwhile friendship quality was measured byFriendship Quality Questionnaire FQQ Parker Asher,1993. Participants of this study consisted of children with special needs aged between 7 and 12 years, only have one type of special needs, have a mild level of disability, and have the ability to read N 108 . This study was a correlational study which was conducted with a quantitative approach. The results of this study showed a significant relationship between communication skills and friendship quality among children with special needs in inclusive primary school r 0.613, p 0.01. This meansthe higher the communication skills of children with special needs, the higher their friendship quality is. The result of this study also showed a significant difference of friendship quality of children with special needs in inclusive primary school by gende."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helvira Novianti Pratiwi
"Fenomena bullying pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif cukup menghawatirkan. Hal tersebut dapat disebabkan karena kurangnya keterampilan kerjasama yang dimiliki anak berkebutuhan khusus. Keterampilan kerjasama diasumsikan memiliki hubungan dengan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Penelitian yang bersifat korelasional ini menggunakan sampel anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah dasar inklusif negeri maupun swasta dengan rentang usia middle childhood atau 6-12 tahun sebanyak 108 partisipan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Social Skills Improvement System Gresham Elliot, 2008 dan Friendship Quality Questionaire Parker Asher, 1993.
Hasil analisis korelasional keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Dengan kata lain, semakin tinggi keterampilan kerjasama anak berkebutuhan khusus, maka akan semakin tinggi pula kualitas pertemanan yang dimiliki. Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan berdasarkan jenis kelamin. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan yang lebih tinggi daripada anak laki-laki. Orang tua dan guru di sekolah dasar inklusif disarankan untuk mengembangkan keterampilan kerjasama guna meningkatkan kualitas pertemanan anak berkebutuhan khusus.

The rate of bullying against children with special needs in inclusive primary schools is highly alarming. Children with special needs are at greatest risk of being bullied because they typically lack of cooperation skills. It is assumed that cooperation skills would determine the quality of friendship in children with special needs.The purpose of this study is to examine whether there is a correlation between cooperation skills and the quality of friendship in children with special needs in in inclusive primary schools. This correlational study used a sample of children with special needs who attend inclusive primary schools. They were in middle childhood, aged 6 to 12 years. In total, 108 participants were involved for this study. Social Skills Improvement System Gresham Elliot, 2008 and Friendship Quality Questionaire Parker Asher, 1993 were used as research instruments.
The findings of this study indicate that there is a positive and significant correlation between cooperative skills and the quality of friendship in children with special needs. In other words, it appears that higher cooperation skills lead to a high quality friendship in special needs children. Moreover, this study found that cooperation skills and the quality of friendship in special needs children would vary significantly by gender. Girls reported to have better cooperation skills, thus having a higher quality of friendship than boys.The results advocate that developing cooperation skills for children with special needs is important because it helps them build friendships in an inclusive environment. They provide an insight to parents and teachers in inclusive primary schools that these cooperations skills should be reinfornced to maintain quality of friendship in children with special needs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>