Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahman Pujiarto
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2009
910SINP030
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Zahriadi
"Ujian Nasional (UN) berfungsi untuk mengukur sejauhmana system pendidikan telah mencapai standar mutu lulusan yang telah ditetapkan secara nasional dan mendorong peserta didik, guru dan pengelola pendidikan untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini berkaitan dengan skor batas lulus/batas kelulusan yang harus ditetapkan untuk memisahkan siswa yang lulus dan tidak Iulus UN. Batas kelulusan menjadi penting untuk menetapkan siswa yang berhak lulus dengan kompetensi yang dimilikinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa, pengaruh batas kelulusan sesuai dengan ketetapan pemerintah dan Metode Angoff (1971) serta penentuan kelulusan siswa. Analisis terhadap kemampuan siswa menggunakan Teori Tes Klasik dan Teori Tes Modern (IRT, khusus Rasch Model). Penerapan Metode Angoff dimaksudkan untuk mengetahui judgement guru terhadap kompetensi minimal yang harus dimiliki siswa untuk dapat lulus UN. Selanjutnya, tingkat kesukaran soal klasikal akan dikorelasikan dengan judgement guru dan tingkat kesukaran soal dalam IRT model 1, 2 dan 3 parameter logistik.
Analisis dilakukan terhadap data UN Matematika SMP/MTs tahun 2005 Kabupaten BeIitung, judgement dan perkiraan guru. Jumlah siswa sebanyak 1.718 orang dari 24 sekolah yang ada di Kabupaten Belitung. Sedangkan jumlah guru dari seluruh sekolah tersebut sebanyak 47 orang. Untuk mendukung pembahasan dan penarikan kesimpulan dianalisis juga data pendukung berupa informasi latar belakang guru, persiapan mengajar, kesesuaian antara materi yang diajarkan dan diujikan dan pembelajaran yang dilakukan.
Hasil analisis secara klasikal dan IRT menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai kemampuan yang rendah. Sebagian besar soallmateri ujian belum dikuasai siswa. Soal-soal yang diujikan tersebut sedikit lebih sulit dari rata-rata kemampuan siswa. Namun demikian Paket 2 UN relatif cocok diujikan di Kabupaten Befitting karena hanya ada dua orang siswa yang kemampuannya tidak bisa diestimasi. Hasil judgement guru menunjukkan angka yang lebih besar dari 4,25 yang berarti masih terjangkau oleh siswa dengan kemampuan minimal. Pertimbangan terhadap kemampuan minimal siswa bisa lebih tinggi bila didasarkan pada kesesuaian antara mated yang diajarkan dan diujikan. Namur judgement guru tersebut tidak diikuti oleh kenyataan bahwa batas kelulusan sebesar 4,25 menyebabkan separuh dari keseluruhan siswa tidak lulus. Karenanya, batas kelulusan tersebut masih tinggi dari kemampuan siswa-siswa yang tidak lulus. Untuk itu, dalam pembelajaran di sekolah, guru perlu memaksimalkan kemampuan siswa (belajar tuntas) sehingga siswa tidak kesulitan dalam menjawab soal UN.
Sebagian besar judgement guru pada kunci jawaban ataupun pada pengeeoh, kurang menunjukkan adanya korelasi, bahkan ada yang bemilai nol atau negatif (-). Hal tersebut bisa berarti guru tidak memahami atau tidak serius dalam melakukan judgement. Nilai judgement yang dibarapkan menurut Metode Angoff adalah bersesuaian dengan tingkat kesukaran soal klasikal, sehingga batas kelulusan yang dimaksudkan adalah 4,42.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Roesmarlina
"Penerapan pendidikan berbasis kompetensi (kurikulum 2004) merupakan keputusan pemerintah untuk menghadapi persaingan pada era global. Persaingan yang terjadi pada era ini pada dasarnya terletak pada kualitas sumber daya manusia, yaitu kemampuan yang dapat dilakukan oleh sumber daya manusia. Kemampuan ini disebut juga kompetensi.
Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai fungsi dan tujuan pendidikan nasional meliputi tiga kawasan yaitu kawasan pengetahuan (kognitif) mencakup cakap dan berilmu, kawasan ketrampilan (psikomotor) mencakup kreatif, dan kawasan sikap (afektif) mencakup berakhlak mulia, sehat, beriman dan bertakwa, mandiri dan demokratis. (Pedoman Umum Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompeiensi SMP, Departemen Pendidikan Nasional, 2004).
Untuk mengetahui perkembangan kompetensi peserta didik perlu dilakukan penilaian. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian dan yang sering digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran, penilaian, dan evalilmi bersifat hierarkis, artinya kegiatan dilakukan secara berurutan, yaitu dimulai dengan pengulcnran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.
Pengukuran menurut Guilford (1982) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Tes berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang memiliki jawaban benar sedangkan non-tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar.
Penilaian menurut Griffin & Nix (1991) adalah pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan. Kegiatan penilaian oleh karenanya tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja tetapi juga mencakup karakteristik metode pembelajaran, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Pengembangan instrumen penilaian meliputi masalah metode, prosedur formal atau informal, untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik, bisa berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya.
Sesuai jiwa otonomi daerah, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan silabus nasional dan sistem penilaian sedangkan materi pokok, indikator, dan sistem penilaian dikembangkan oleh masing-masing daerah atau sekolah sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Selain itu sumber daya manusia di semua daerah akan diberdayakan.
Lembaga pendidikan swasta Al Izhar Pondok Labu sebagai salah satu penyelenggara pendidikan dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas, dimana penulis bekerja sebagai pendidik, sangat concern dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Usaha peningkatan kualitas pendidikan meliputi usaha peningkatan prestasi belajar selain perbaikan silabus, metode, dan pendekatan pembelajaran adalah usaha peningkatan dan perbaikan sistem penilaian, termasuk di dalamnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam hal ini guru-guru dalam pengembangan sistem penilaian yang tepat.
Usaha peningkatan sistem penilaian hasil belajar yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut antara lain dengan mengadakan pelatihan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang penilaian pendidikan dan membentuk sebuah unit kerja "Bank Soal". Unit kerja itu dibentuk untuk melakukan penelitian dan analisa sehingga diperoleh alat ukur penilaian pendidikan yang tepat, cermat, dan akurat khususnya untuk kalangan Perguruan Islam Al lzhar Pondok Labu.
Kegiatan pengembangan bank soal menurut Van der Linden dan Eggen, (1986) adalah mengumpulkan sejumlah besar item/butir soal tes yang mengukur sifat atau domain ilmu pengetahuan yang sama, menyimpannya dalam komputer dengan dilengkapi estimasi dari parameter-parameter item tersebut (Hari Setiadi dan Ronald K. Hambleton, Item Bank To Improve Assessment Practises, 1996).
Mekanisme lebih lanjut adalah mengklasifikasi item, memperkenalkan item baru, mengedit, dan menghapus item-item yang tidak bermanfaat (Prosser, 1974). Memiliki sistem tertentu untuk merawatnya agar berisi item-item yang berkualitas (Newbould & Massey, 1977), atau memiliki item-item dengan tingkat kesulitan yang terkalibrasi dalam satu skala yang sama (Mead, 1981)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eviati Adawiyah
"Masih tingginya angka kematian bayi dan rendahnya status gizi bayi di provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bayi. Status gizi merupakan salah satu proksi untuk mengukur kelangsungan hidup anak (Mosley & Chen, 1984; Pelletier & Frongillo, 2003). Tujuan penelitian untuk mengetahui pola hubungan faktor sosial-ekonomi terhadap kelangsungan hidup bayi melalui faktor proksi determinan di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2007.
Penelitian ini memanfaatkan data sekunder dari hasil Survey Perilaku Kesehatan Ibu dan Anak serta Pola Pencarian Pengobatan di Tingkat Masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2007. Sampel pada penelitian ini adalah bayi berumur 0-ll bulan dan mcmenuhi syarat kelengkapan data yang dibutuhkan oleh peneliti, sehingga total sampel adalah 1937 bayi. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel pengeluaran per kapita, status bekerja ibu dan tingkat pendidikan ibu (faktor sosial-ekonomi), variabel stunting, underweight dan wasling (kelangsungan hidup bayi), variabel umur ibu, paritas dan jarak kelahiran (faktor maternal), sumber air minum, jenis jamban, kepadatan rumah, jenis dinding, jenis atap, dan jenis lantai (faktor kontaminasi lingkungan), variabel pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan kesesuaian pemberian makan mmbahan (faktor delisiensi nutrisi), dan kelengkapan imunisasi, kunjungan neonatal pertama dan kedua (faktor penoegahan dan perawatan kesehatan bayi). Metode analisis statistik yang digunakan adalah uii chi-square dan Structural Equation Modeling (SEM).
Proporsi status gizi lcurang berkisar antara 13-16% pada kedua provinsi untuk ketiga jenis pengukuran status gizi (stzmting, wasting dan zmderweight). Terdapat perbedaan bermakna, propoisi bayi wasting antara bayi dengan rumah yang padat dibandingkan yang kurang padat (p<0,05). Terdapat perbedaan bermakna., proporsi bayi stunting, under-weight atau wasting, pada variabel asi eksklusif kesesuaian pemberian makanan tambahan, dan kelengkapan imunisasi (p<0,01). Underweight merupakan indikator yang paling dominan di antara smniing dan wasting dalam menjeiaskan kelangsungan hidup bayi sebemr 96% (Xte1standar20,70; VE20,50; ClL>:0,70). Pada faktor defisiensi nutrisi, variabel pemberian kolostrum dan air susu ibu merupakan indikator yang baik, sedaugkan variabel kunjungan neonatal kedua merupakan indikator yang balk dalam menjelaskan falctor pencegahan dan perawatan kesehatan bayi sebesar 98% (7(,terstandar20,70; VB20,50; CR20,70). Terdapat pola hubungan antara faktor sosial-ekonomi terhadap kelangsungan hidup bayi melalui faktor proksi (faktor matemal, kontaminasi lingkungan, dan defisiensi gizi) (GFI>0,90; CFI>0,92).

The high rate of infant mortality and the low rate of nutritional status of infant in Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur province affect the survival of infant in the area. Nutritional status is one of the proxies in measuring infant survival (Mosley & Chen, 1984; Pelletier & Frongillo, 2003). The objective of the research is to find out the relationship pattern of socioeconomic to infant survival, through proxy determinant factors in West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara province in the year 2007.
The research utilizes secondary data derived ii'om the “Health Behavior of Mother and Child” survey and the “Medication Outlook Pattern” survey in the society level _in Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur province year 2007. The samples taken are infant aging 0-ll months, and is inline with the researcher’s standard of data, therefore the total number- of samples are 1937 infants. The variables studied in the research are expenditure per capita., maternal working status, and maternal educational status (socioeconomic factors), stunting, tmderweight, and wasting (infant survival), matemal age, parity, birth distance (maternal factors), Source of drinking water, type of toiletry, house density, type of house wall, type of house floor (environmental contaminants factors), colostrums providing, exclusive breastfeeding and the proper supplementary food providing (nutritional deficiency factors), completeness of immunization, first and second neonatal visits (infant health prevention and treatment factors). The method of statistic analysis used is the chi-square test and the Structural Equation Modeling (SEM).
The proportion of poor nutritional status is around 13-16% in the two provinces for the three types of nutritional status measurement (srunring, wasting, and underweighr). There is a significant difference in the proportion of infant wasting among infants living in high density housing compared to the infants living in the lower density housing (p<0.05). 'I`l1ere is a significant difference in the proportion of infant stunting, underweight, or wasting in the exclusive breastfeeding variable, proper supplementary food providence, and completeness of immunization (p<0.0l). Undenveighr is the most dominant indicator among stunting and wasting in explaining infant survival as much as 96% (x standardized;0.70; VE20.50; CIQO.70). In the nutritional deficiency factor, the colostnxms providing and breastfeeding variables are good indicators, second neonatal visit variable is the proper indicator in explaining the factors of health infant prevention and treatment, as much as 98% (x standardized20.70; VE?_0.50; CF20.70). There is a relationship pattern between the socioeconomic factors and the infant survival through proxy factor (matemal, environmental contamination, nutritional deficiency factors) (GF I>0.90; CF l>0.92).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T33880
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Evy Trianasari
"Pemantauan kekeringan di lahan pertanian dalam skala luas dapat dilakukan real time dengan menggunakan teknologi satelit penginderaan jauh, salah satunya dengan menggunakan satelit Terra/Aqua MODIS (Moderate Resolution Imaging Spektroradiometer). NMDI (Normalized Multi-band drought index) adalah metode yang digunakan dalam penginderaan jauh satelit Terra/Aqua. NMDI dapat digunakan untuk mendeteksi pola spasial potensi tingkat kekeringan di lahan pertanian provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selama periode tahun 2007-2008.
Pola spasial potensi tingkat kekeringan berdasarkan nilai NMDI di wilayah provinsi NTB menunjukkan bahwa potensi tingkat kekeringan rendah (NMDI > 0.70) terjadi di wilayah Pulau Lombok selama periode bulan Desember-April, sedangkan potensi tingkat kekeringan tinggi (NMDI < 0.64) terjadi di wilayah Pulau Sumbawa selama periode bulan Juni-Oktober.
Berdasarkan hasil analisis statistik hubungan pola spasial tingkat kekeringan (NMDI) dan curah hujan bulanan di wilayah NTB menunjukkan bahwa proses akan terjadinya kekeringan (Time lag) bervariasi selama tahun tersebut. Time lag akan terjadinya potensi tingkat kekeringan antara 1-2 bulan umumnya terjadi di wilayah Pulau Sumbawa, sedangkan untuk wilayah di Pulau Lombok mempunyai time lag akan terjadi kekeringan antara 2-3 bulan.

Monitoring of drought on agricultural land in large scale can be done real time by using satellite remote sensing technology, one of them by using the satellite Terra / Aqua MODIS (Moderate Resolution Imaging Spektroradiometer). NMDI (Normalized Multiband drought index) is a method used in remote sensing satellite Terra / Aqua. NMDI can be used to detect the level of spatial patterns of drought on agricultural land province of West Nusa Tenggara (NTB) during the period 2007-2008.
The Spatial patterns of drought based on the level of potential value in the province of West Nusa Tenggara NMDI showed that low levels of potential drought (NMDI> 0.70) occurred in the area of Lombok Island during the month of December to April period, While the potential for high levels of drought (NMDI < 0.64) occurred in the region of Sumbawa island in the period from June to October.
Be based on estimation algorithm at moderate resolution was developed base on relationship between Normalized Multi-band drought index (NMDI) and monthly rainfall in region province Nusa Tenggara Barat (NTB) shows the process of drought (Time lag) vary during the year. Potential time lag between 1-2 months of drought levels generally occur on the island of Sumbawa. While for the area in the island of Lombok has a lag occurs between 2-3 months of drought.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T29017
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vienny Juliawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas dan karakteristik soal Ujian Nasional matematika Paket B tahun 2005 juga ingin mengetahui kemampuan matematika peserta didik paket B. Populasi penelitian ini adalah semua peserta didik Paket B di Jawa Tengah yang mengikuti Ujian Nasional 2005 periode pertama yang berjumlah 12.559 orang yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Jawa tengah.
Metode analisis yang dipergunakan untuk menjawab penelitian ini adalah analisis butir soal dengan dua pendekatan, yakni dengan menggunakan classical test theory dan teori test modern item Response Theory (IRT). Dari hasil analisis item secara klasikal (ITEMAN) maupun modern (BIGSTEPS) didapatkan bahwa soal fit dengan model. Koefisien reliabilitas alpha yang didapat dari hasil analisis dengan ITEMAN sebesar 0.668 yang berarti tes tersebut cukup konsisten dan dapat dipakai untuk mengukur variabel laten ability matematika. Kualitas soal dikategorikan sedang dan mudah dengan daya pembeda dalam kategori diterima dan diterima dengan sedikit perbaikan dengan kriteria itu maka hasil tersebut menunjukkan kemampuan butir soal untuk membedakan peserta tes yang memiliki kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah.
Pada analisis BIGSTEPS hanya dilakukan dua tahap analisis, karena tidak ada soal yang dibuang pada saat analisis dengan ITEMAN dan Ujian Nasional Matematika Paket B hanya menggunakan satu paket sehingga analisis tahap keempat tidak dilakukan. Hasil analisis ini terlihat bahwa Map of Persons and Item kedua pola distribusi cukup match, namun rentang sebaran pada persons terlihat lebih lebar jika dibandingkan dengan sebaran tingkat kesulitan; Ini berarti soal relative mudah untuk peserta tes Ujian Nasional Matematika Paket B di provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan dari misfitting analisis, yakni data-data item dan data-data orang yang tidak sesuai dengan model telah dihilangkan, dan pada analisis tahap dua telah dilakukan drop terhadap peserta tes sebanyak 154 orang outfit statistiknya diatas 2.0 dan ada 29 orang memiliki point biserialnya negative yang juga didrop. Dengan demikian seluruh butir-butir soal menjadit fit dengan model.
Berdasarkan analisis kemampuan berdasarkan j enis kelamin, Mean skor yang diperoleh dari laki-laki adalah sebesar 19,92 dan mean skor yang diperoleh perempuan adalah 20,07. ini menandakan adanya perbedaan yaitu sebesar 0,15; Koefisien reliabilitas alpha untuk kedua kelompok ini juga sama yaitu 0,67 arti keajegan/konsistensi dari tes ini cukup konsisten dan sangat dipercaya.
Hasil analisis kemampuan berdasarkan kabupaten/kota, kota Pekalongan mendapatkan estimasi mean (rata-rata skor) maksimum yaitu = 23,03 dan estimasi Mean (rata-rata skor) minimum yaitu kota Tegal dengan nilai 16,66, angka-angka tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar peserta yang mengikuti Ujian Nasional Matematika Paket B pada setiap kabupaten/kota diprovinsi Jawa Tengah ini memiliki kemampuan sedang, dan dari 35 kabupatenikota di Jawa tengah juga terlihat hasil analisis data yang sangat bervariasi, ini menandakan pelaksanaan tes di provinsi ini dinilai objektif.
Hasil kemampuan analisis berdasarkan usia terlihat bahwa peserta Ujian Nasional Matematika Paket B yang berusia dibawah dan sama dengan 16 tahun memiliki mean scorenya adalah 19,65 dengan mean peserta berada pada usia 16 tahun sedangkan peserta ujian yang berusia diatas 16 tahun mean scorenya adalah 20,03 dengan mean peserta berada pada usia 28 tahun, koefisien reliabilitas alpha untuk kedua kelompok ini yaitu 0.68 dan 0.67 arti keajegan/konsistensi dari tes ini cukup konsisten dan sangat dipercaya.
Hasil analisis terhadap konten (materi) tes kedua paket tersebut, ada 50% materi yang diujikan pada Ujian Nasional matematika SMP tidak diujikan pada Ujian Nasional matematika paket B."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Fahlevi
"Salah satu penyebab tingginya tingkal kematian bayi dan banyaknya balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia adalah terkait dengan praktek pemberian ASI yang dilakukan. Scpcrti bclum adanya kesadaran akan pentingnya pemberian ASI secara eksklusifl pemberian kolostrum, pemberian MP-ASI yang tidak tepat, kualitas gizi dari ASI itu sendiri, dan lain-lain.
Untuk mengamati permasalahan tersebut, maka tesis ini khusus akan mempelajari tentang risiko penghentian pemberian ASI pada balita berdasarkan faktor-faktor sosial, ekonomi dan demograii pada tiga walayah pengamatan, yaitu Indonesia, DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang pengaruh masing-masing karakteristik pengamatan tcrhadap risiko pcnghcntian pemberian ASI pada balita. Metode yang digunakan adalah dengan tabulasi silang untuk analisis desk1iptii§ dan Regresi Cox untuk analisis inferensialnya.
Hasilnya secara umum menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka pengaruhnya semakin besar tcrhadap risiko penghentian pemberian ASI, begitu juga dengan status ekonomi rumahtangga. Sedangkan umur ibu saat melahirkan menunjukkan pola bahwa semakin muda ibu saat melahirkan maka kecenderungan untuk mengalami risiko penghentian pemberian ASI juga semakin besar. Dilihat dari status bekezja ibu, maka ibu yang mempunyai kecenderungan lebih besar untuk mengalami risiko penghcntian pernberian ASI adalah ibu yang bekeqja di luar rumah, teruzama jika dibandingkan dengan ibu yang tidak bekenja. Sedangkan untuk urutan anak, maka bayi yang merupakan anak ttmggal cenderung lebih cepat mengalami penghentian pemberian ASI. Kernudian dari vaxiabel keberadaan famili lain dalam rllmahiangga, temyata ada atau tidak adanya famili Iain dalam rumahtangga tidak rnenunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap risiko penghentian pemberian ASI pada balita.

One of the causes of high infant mortality rate and high malnutrition rate in Indonesia is breastfeeding (Air Susu lbu) activity. The causes are such as no awareness of the importance of breastfeeding exclusively, colostrums giving activity, inappropriate MP-ASI, the nutrition's quality of breastfeeding, and others.
To observe the problems, this thesis will describe and learn risk of termination on breastfeeding. The case is based on social factor, economic factor and demographic factor on three regions; there are Indonesia, DKI Jakarta and West Nusa Tenggara. The aim of this research is to give description about the influence of each characteristic into the risk of termination on breastfeeding. The research's methods are cross-tabulation for descriptive analysis and Cox regression for inference analysis.
The research's result is about education level. The higher mother's education and household economic status influences higher risk of breastfeeding termination. Based on the mother's age of birth, the yotmger mother influences higher risk of termination on breastfeeding. Based on mother's working status, compared by housewife, the mother works outside of home affects the higher risk of termination on breastfeeding. Based on order of child, single baby is tendency to higher risk of termination on breastfeeding. Based on relative families in the household variable, there is no significant correlation on the risk of breastfeeding.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34250
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubna Luthfi Gathmyr
"Dalam sistem pendidikan di Indonesia dikenal sebuah alat ukur untuk mengukur kompetensi siswa termasuk dalam bidang Matematika yaitu instrument yang dikenal sebagai Test Ujian Nasional atau TUN. Sebagai alat ukur, tentu saja test Ujian Nasional bidang studi Matematika dapat diklaim berhasil menjalankan fungsi ukurnya bila dapat memberikan hasil pengukuran yang cermat dan akurat. Artinya, test tersebut mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan yang ada pada objek ukur.
Penelitian ini memiliki tujuan: (1) menganalisis karakteristik item Matematika dalam Ujian Nasional SMPIMTs tahun Pelajaran 2004/2005 se-Kabupaten Bangka Barat, (2) mengetahui kemarnpuan daya serap siswa terhadap materi Matematika.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMPIMTs tahun pelajaran 2004/2005 se-Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kepulauan Bangka Befitting yang berjumiah 1649 orang yang mengikuti Ujian Nasional 2005.
Hasil analisis data dengan menggunakan Program ITEMAN di dapat rata-rata skor siswa adalah 13,385 yang berarti di bawah rata-rata ideal (15,000). Harga varians skor 20,958 yang berarti distribusi skor peserta kurang bervariasi. Hal ini juga ditunjukkan dari rentang skor mulai dari 2,000 sampai dengan 29,000 dan kurtosisnya - 0,390. Dislribusi skor peserta tes membentuk larva yang sedikit juling ke kanan. Hal ini dapat dilihat dari rat-rata yang sedikit lebih besar daripada median (13,385 > I3,000) dan harga skew 0,283. Kurva yang sedikit juling ke kanan atau juling positif ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapat skor rendah. Reliabilitas tes ditunjukkan dengan Alpha 0,710. Sementara tingkat kesukaran butir rata-rata 0,446 dan rata-rata daya pembeda butir 0,318. Sedangkan basil analisis data dengan menggunakan Program BIGSTEPS pada RUN tahap pertama terdapat 63 orang yang terdelete dan pada akhir RUN tahap ketiga terdapat 1 item yang terdelete."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Hidayati
"Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perkembangan pariwisata terhadap ketimpangan pendapatan penduduk di 10 Kabupaten/Kota yang ada di NTB pada kurun waktu 2007 - 2012. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan tersebut adalah regresi data panel dengan pendekatan fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pariwisata (SHTour) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketimpangan pendapatan penduduk Kabupaten/kota di NTB, ceteris paribus. Adapun variabel yang berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan adalah jumlah penduduk tingkat Pendidikan tinggi (Pend_tinggi) dan rata-rata lama belajar, dengan hubungan negatif terhadao ketimpangan pendapatan penduduk Kabupaten/kota di NTB, ceteris paribus. Variabel pendapatan per kapita juga berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap ketimpangan pendapatan penduduk Kabupaten/kota di NTB, ceteris paribus. Untuk menekan ketimpangan pendapatan penduduk melalui sektor pariwisata pemerintah daerah perlu mengurangi kebocoran ekspor dan impor di sektor pariwisata antara lain melalui peningkatan kapasitas masyarakat lokal serta kualitas dan kuantitas produk lokal agar dapat bersaing di pasar lokal, regional, dan global.

This thesis aims to identify the effects of tourism development to income inequality in 10 cities in NTB during 2007-2012. Research methods used in this study is panel data regression with fixed effect approach. The results showed that development of tourism didn?t significantly affect to income inequality at cities in West Nusa Tenggara. Variables that significantly influence income inequality is high education level of population and year of school population. Its has negative correlation to income inequality, ceteris paribus. Income per capita is the other significant variable that affect income inequality in Cities in West Nusa Tenggara, ceteris paribus. In order to reduce population income inequality in Cities in West Nusa Tenggara through tourism development, local government and other stakeholders should reduce import and export leakages by increasing the capacity of local community, also increasing quality and quantity of local product to be competitive at local, regional, and international market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>