Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107544 dokumen yang sesuai dengan query
cover
He, Tjing-Tje
Peking: Pustaka Bahasa Asing, 1958
899.29 HET d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
He, Tjing-Ce
Jakarta: Lentera Dipantara, 2003
899.29 HET d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Hasta Mitra, 1981
899.22 PRA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
Magelang: Indonesiatera, 2004
899.221 09 APS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Scherer, Savitri
Depok: Komunitas Bambu, 2012
928 SAV p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boef, August Hans den
Depok: Komunitas Bambu, 2008
899.22 BOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kaffa Nugroho
"Pada penelitian ini, fokus dari penelitian adalah strategi yang digunakan dalam upaya penerjemahan metafora lirik Frozen Original Soundtrack “Let It Go” dan “Love is an Open Door” dari bahasa Inggris ke bahasa Rusia berdasarkan teori metafora oleh Madrid L. Larson. Dibuatnya penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu strategi apa yang paling banyak dipakai untuk menerjemahkan metafora di sebuah soundtrack film yang kaitannya sangat erat dengan film itu sendiri. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang sifatnya deskriptif. Hasil penelitiannya adalah bahwa strategi yang paling banyak digunakan adalah metafora menjadi Makna metafora dapat dijelaskan tanpa menggunakan citra metaforanya.

In this study, the focus of the research is the strategy used in translating the metaphorical lyrics of the Frozen Original Soundtrack “Let It Go” and “Love is an Open Door” from English to Russian based on the metaphor theory by Madrid L. Larson. This research was conducted to find out what strategies are most widely used to translate metaphors in a film soundtrack that are very closely related to the film itself. The method used in this research is a descriptive qualitative method. The result of the research is that the most widely used strategy is that the meaning of the metaphor can be explained without using the image of the metaphor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Achdiat S.
"
ABSTRAK
Situasi kesejarahan yang diciptakan dalam karya-karya Pramoedya Ananta Toer menjadikan karya_-karyanya dianggap mempunyai acuan sejarah pada kurun tertentu. Dengan demikian terciptalah proses perekaman peristiwa-peristiwa sosial dalam masyarakat. Hal itulah yang terlihat dalam Arus Balik. Arus Balik mempunyai latar waktu yang jelas, seperti dalam kebanyakan karya-karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu abad ke-16 Masehi. Latar waktu tersebut mempunyai konsekuensi yang jelas terhadap masalah-masalah yang ada dalam karya Karya-karya Pramoedya Ananta Toer yang menggambarkan situasi dan kondisi sebuah masyarakat, yang didasarkan keinginannya memperlihatkan kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam masyarakat diejawantahkan dengan konsep kenyataan hulu dan hilir.
Masa transisi yang terjadi di Jawa pada abad ke-16 Masehi menyebabkan timbulnya berbagai masalah sosial dalam masyarakat. Salah satu masalah yang timbul dalam masyarakat adalah munculnya konflik atau benturan dalam masyarakat. Masalah tersebut erat kaitannya dengan masalah kekuasaan perniagaan dan penyebaran agama yang terjadi saat itu. Pokok-pokok persoalan itulah yang dibicarakan dalam skripsi ini.
Analisis dalam skripsi ini dibatasi pada tokoh dan latar cerita. Pengambilan .kedua unsur tersebut disebabkan kedua unsur tersebut dianggap unsur yang menghubungkan antara kenyataan yang terdapat dainrtr teks dan yang terdapat di luar teks bila dibandingkan dengan unsur-unsur lainya, seperti alur dan tema. Pendekatan yang dilakukan dalam analisis ini adalah sosiologi sastra sehingga tinjauan skripsi ini bersifat sosiologis.
Selain itu, dalam skripsi ini juga digambarkan bagaimana keadaan sosial masyarakat Jwaa pada abad ke-16 Masehi. Masalah-masalah seperti penyebaran agama, perdagangan, dan penyebaran agama menjadi tilik sentral dalam pembahasan novel ini.
Peristiwa dan kejadian dalam Arus Balik lebih banyak terjadi dan terpusat di Pesisir Utara Jawa dan Tuban. Kehidupan pesisir yang penuh dengan gejolak akibat aktivitas kegiatan masyarakat di sekitarnya menciptakan suasana tersendiri dalam karya ini. Banyaknya orang asing yang berkeliaran di pesisir juga menimbulkan masalah dalam masyarakat. Benturan-benturan dari berbagai kebudayaan terlihat di sini. Penciptaan pesisir sebagai latar cerita oleh pengarang adalah suatu hal yang tepat untuk melihat kondisi masyarakat pada abad ke-I6 Masehi. Selain itu, pesisir diperlihatkan sebagai pembentuk watak kepribadian masyarakat yang ada saat itu. Keuntungan-keuntungan yang didapat dari aktivitas pesisir menyeabkan munculnya tokoh-tokoh seperti Adipati Tuban dan Syahbandar Tuban. Pesisir juga meneiptakan watak-watak keras dan berani seperti yang diperlihatkan ldayu dan Galeng. Gambaran pesisir dalam karya ini merupakan gambaran kondisi masyarakat abad ke- 16 Masehi.
Salah satu daerah pesisir yang dijadikan acuan dalam melihat masalah sosial masyarakat adalah Tuban. Sebagai sebuah bandar terkenal di Jawa, Tuban digambarkan dengan atribut kemegahan yang dicerminkan dalam kehidupan sosial Adipati Tuban dan istananya. Tuban digamharka n sebagai sebuah conloh kehidepaut sosiai masyarakat abad ke-16 Masehi yang didasari berbagai kepentingan di dalamnya.
Penggambaran tokoh dalam cerita ini telah dikonsep sejak awal oleh pengarangnya. Hal itu berkaitan erat dengan situasi abad ke-16 Masehi. Tokoh-tokoh tersebut telah ditempatkan pengarangnya mewakili berbagai golongan, kepentingan, status, dan kelas berdasarkan kehidupan sosial yang terdapat dalam cerita. Masing_-masing tokoh hadir dengan latar belakang budaya dan kepentingan yang berbeda, yang seringkali menyebabkan benturan di antara mereka.
Dalam analisis terhadap novel ini disimpulkan bahwa ada tiga kontlik yang menonjol dalam cerita ini. Konflik-koflik itu erat kaitannya dengan situasi yang terjadi saat itu. Konflik-kontlik itu diwakili masing-_masing tokoh di dalam cerita, sehingga setiap tokoh dapat dikatakan mewakili salah satu konflik yang terdapat di dalamnya meskipun ada beberapa tokoh yang dominan muncul dalam setiap konflik, seperti Adipati Tuban dan Galeng. Di sini pengarang berusaha menampilkan fakta dan fiksi sebagai sebuah kesatuan cerita.
Skripsi ini tidak membahas apakah novel ini termasuk sebuah novel sejarah atau tidak. walaupun oleh pengarangnya karya ini disebut sebagai sebuah novel sejarah. Hal itu disebabkan terdapat konsekuensi tertentu dalam membicarakan apakah sebuah karya masuk ke dalam klasifikasi novel sejarah. Konsekuensi itu berhadapan dengan data, fakta. tanggapan, dan rekonstruksi yang dilakukan pengarang terhadap sebuah peristiwa sejarah yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang hanya berkaitan dengan peristiwa sejarah di dalamnya sedangkan isi cerita atas sesuatu yang ingin diungkapkan lewat karya itu pada akhirnya akan dilakukan begitu saja.
"
1997
S10949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Husna
"Novel Gadis Pantai mempunyai latar belakang cerita mengenai perbedaan kedudukan antara pribumi dan priyayi. Kehidupan sosial masyarakat dalam novel Gadis Pantai sangat kental dengan pengaruh budaya Jawa. Aspek sosial dan budaya Jawa merupakan unsur ekstrinsik yang dibahas dalam perspektif sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui kajian pustaka. Kajian dilakukan dengan menganalisis aspek sosial dan budaya Jawa yang tercermin dalam novel Gadis Pantai yang merupakan unsur ekstrinsik dari novel Gadis Pantai. Makalah ini menjelaskan kontras atau perbedaan-perbedaan kehidupan priyayi dan rakyat pesisir Jawa dilihat dari aspek sosial dan budaya. Penulis berkesimpulan bahwa terdapat kontras yang sangat tajam antara kehidupan priyayi dan rakyat pesisir Jawa serta keberpihakan Pramoedya Ananta Toer sebagai pengarang pada rakyat pesisir Jawa. Hal tersebut terlihat dengan jelas dalam pelukisan Gadis Pantai sebagai rakyat kecil dan perilaku kesewenang-wenangan yang ditunjukkan oleh kaum priyayi dalam novel Gadis Pantai.

Gadis Pantai novel has background story about the difference level between the native and the aristocracy. The social life of people in Gadis Pantai novel is heavily influenced by Javanese cultural. Social and Javanese cultural aspects are extrinsic elements discussed from sociology literature perspective. The method that used in this study is qualitative method through literary view. This analysis is conducted by analyzing social and Javanese cultural aspects reftected in Gadis Pantai novel which part of extrisic elements in Gadis Pantai novel. This paper explains contrast or differences between aristocracy‟s life and people in Java coastal from the view of social and cultural aspects. The author of this paper concludes that there is a very noticeable contrast between the lives of aristocracy and people in the Java coastal and Pramoedya Ananta Toer‟s bias towards people in the Java coastal. That is proved clearly through Gadis Pantai as poor people and arbitrariness shown by the aristocracy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sjolokov, Michail
[Place of publication not identified]: Pentja, [date of publication not identified]
899.29 SJO k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>