Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ponteil, Felix
[T.t.] Sirey 1966
370.944 P 320
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suma Riella Rusdiarti
"Oh Les Beaux Jours adalah salah satu karya terbaik Samuel Beckett di samping karya-karyanya yang lain seperti, En Attendant Godot, Fin de Partie, La Demiere Bande, dan Pas Mol. Hampir sernua karyanya menggambarkan kondiai manusia yang terjebak dalam ruang dan waktu yang sangat sulit dipahami. Dalam Oh Les Beaux Jours, sosok manusia diwujudkan melalui tokoh Winnie, seorang wanita tua yang terkubur hingga sebatas pinggang pads babak 1 dan hingga sebatas leher pada babak II, di puncak sebuah bukit yang gersang. Sepanjang drama ini, Winnie selalu berusaha berkomunikasi dengan tokoh lain, yaitu kekasihnya Willie yang jarang sekali menampakkan diri karena berada di sebuah liang di balik bukit, Hanya saja komunikasinya tidak berhasil.
Skripsi ini bertujuan memperlihatkan usaha Winnie berkomunikasi dengan Willie dan memperlihatkan sebab-sebab kegagalan komunikasi mereka. Teori yang dipergunakan adalah teori analiaia drama Anne Ubersfeld dalam bukunya Lire le Theatre, yang meliputi alur dan skema aktan, tokoh, ruang, waktu, dan komunikasi dalam teks drama.
Hasil analisa memperlihatkan bahwa karsa utama Winnie adalah berkomuniasi dengan Willie. Hal ini didorong oleh keadaannya yang tak berdaya, terkubur di puncak buit gersang, terasing dari bagian semesta yang lain. Ia membutuhkan seseorang untuk membunuh kesunyian di seitarnya. Baginya, hari yang indah adalah hari ketika ia mendengar suara. Winnie tak pernah membiarkan waktu berlalu tanpa suara. Ia terus berbicara kepada Willie dan kepada dirinya sendiri. Winnie berusaha dengan segala cara agar Willie menanggapinya. Baik itu dengan berbicara, dengan gerakan-gerakan, atau gabungan keduanya. Namun usaha Winnie ini tidak didukung oleh ruang tempat ia berada dan wakktunya yang sangat terbatas. Winnie tidak hanya terkubur secara fisik di dalam tanah, tetapi juga terkubur dalam kenangan masa lalunya. ia sadar bahwa tak lama lagi ia akan mati, tetapi ironianya ia memutuskan untuk menjalani sisa hidupnya dengan cara yang ia pilih. Ia tetap optimis dengan usahanya berkomunikasi dengan Willie. Hingga akhir drama, keduanya masih tetap mencoba berkomunikasi dengan saling memandang. Seruan Oh Les Beaux Jours yang keluar dari mulut Winnie hanyalah tinggal sebuah usaha untuk menghibur diri, karena ia gagal berkomuniasi dengan orang yang paling dekat dengan dirinya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aragon
Paris Danoel 1950
843.91 A 360 b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barbier, Pierre
Paris : Gallimard , 1959
780.903 4 BAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fatimah Dzurriyah Shalihah
"François Schuiten and Benoît Peeters' comic series, Les Cités Obscures, played a significant role in the 1980s shift towards recognising bande dessinée as a media for architecture criticism. Their use of dual utopian/dystopian narratives in comic album form collectively addresses urban issues that were impactful enough to inspire the urban artist and author, allowing critics to engage in extensive dialogues that place the comic’s narrative within its urban context. This undergraduate thesis learns from their first album, Les murailles de Samaris (1983), meaning “The Great Walls of Samaris,” depicting a Xhystos officer, Franz Bauer, investigating the distant city of Samaris to eventually realise the obscured spatiality of the cities being simulated and totalitarian. The objective is to discover the architecture criticisms in the comic album by deconstructing the comic’s ‘infrastructure’ – including the grids, gutters, panels and the urban indicators within them – to reveal the duality of utopia/dystopia in Xhystos and Samaris. This duality will be put into a critical dialogue with the 1980s French debate on the ‘end of modernity,’ involving the architectural utopia/dystopia in Paris and French peripheries, extracted from literary research. This writing addresses urgent urban issues in France depicted in the comic, focusing on the conflicting visions of French national architecture and the lingering trauma from Haussmann and Napoleon III's urban renewals and the Franco-Prussian War from the late nineteenth century, which evidently influenced the consciousness of French architects and urban planners. This led to repeated dystopian outcomes in the 1980s including totalitarianism, class segregation and superficiality of the projects. The analysis reveals the comic’s criticism of French architecture, inviting readers to reflect on the broader implications of urban design and its collective impact on urban structure.

Serial komik François Schuiten dan Benoît Peeters, Les Cités Obscures, memainkan peran penting dalam pengakuan bande dessinée sebagai media kritik arsitektur pada tahun 1980an. Penggunaan narasi utopia/distopia dalam bentuk album komik memungkinkan para kritikus untuk terlibat dalam dialog ekstensif yang menempatkan narasi komik dalam konteks perkotaannya. Dialog kritis yang diperluas dari komik urban ini penting bagi arsitektur dan ubanitas dalam mengungkap keprihatinan mendesak yang cukup berdampak untuk menginspirasi seniman dan penulis urban. Tesis sarjana ini belajar dari album pertama mereka yang berjudul Les murailles de Samaris (1983), atau “Tembok Besar Samaris,” yang menggambarkan Franz Bauer dari Xhystos menyelidiki kota Samaris dan akhirnya menyadari spasialitas kota yang disimulasikan dan totaliter. Tujuan tesis ini adalah untuk menemukan kritik arsitektur dalam album komik dengan mendekonstruksi 'infrastruktur' komik – termasuk grid, gutter, panel dan indikator perkotaan di dalamnya – untuk mengungkap dualitas utopia/distopia dalam Xhystos dan Samaris. Dualitas ini akan dimasukkan ke dalam dialog kritis dengan perdebatan 1980an tentang ‘akhir modernitas’, yang melibatkan utopia/distopia arsitektur di Paris dan wilayah pinggiran Perancis, diambil dari penelitian sastra. Tulisan ini membahas isu-isu perkotaan urgent di Perancis, fokus pada visi arsitektur nasional Perancis yang tidak selaras dan trauma dari akibat urban renewal Haussmann dan Napoleon III serta Perang Perancis-Prusia dari akhir abad kesembilan belas yang sangat mempengaruhi arsitek dan perencana kota Perancis, dan menyebabkan kejadian distopia berulang di 1980an. Analisis tersebut menunjukkan kritik komik terhadap keadaan arsitektur Perancis dan mengajak pembaca untuk merefleksikan implikasi yang lebih luas dari desain perkotaan dan dampak kolektifnya terhadap struktur perkotaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo, Victor
Paris: Hachette, 1950
843.8 H 427 m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Grousset, Rene
Paris Cres 1929-1930
950 G 360
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rousseau, Jean-Jacques, 1712-1778
Paris: Charles Gosselin, 1822
844.5 R 321 c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>