Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheyla Taradia Habib
"Penelitian ini meneliti penggunaan campur kode dalam Twitter di kalangan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia yang cenderung melakukan code mixing dalam percakapan sehari-hari karena terbiasa menggunakan bahasa Inggris di lingkungan perkuliahan sehari-hari. Namun, fokus penelitian ini adalah komunikasi tertulis pada akun Twitter mereka. Penelitian ini memiliki dua poin utama. Pertama, penjelasan tentang code switching itu sendiri berdasarkan teori “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languanges” dari Hoffman (1991). Kedua, alasan mengapa mahasiswa melakukan code switching pada akun sosial media mereka, seperti Twitter. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari tweet sepuluh responden yang merupakan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia. Selanjutnya, responden diwawancara terkait penggunaan campur. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa terdapat enam alasan penggunaan campur kode, yaitu talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (Inserting sentence fillers or sentence connectors), pride and limited Words or Unknown Translation. Akan tetapi, persentase penggunaan campur kode yang paling tinggi digunakan adalah interjection karena menurut responden, mereka dapat menunjukkan perilaku bahasa ini sengaja atau tidak sengaja dalam komunikasi tertulis untuk mengungkapkan perasaan mereka.

This paper examines the use of code mixing in Twitter among students of English Studies 2010 at Universitas Indonesia who tend to do code mixing in their daily conversation since they are used to speak English every day in their courses. However, this research focuses more on written communication in their Twitter account. There are two major points that this paper attempts to make. First, the description of code mixing itself according to the theory “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languages” given by Hoffman (1991). Second, the reasons why those students use code mixing in their media social account, such as Twitter. In order to get the result, descriptive qualitative method is used to analyzed the data from the twitter account of ten students of English studies 2010 at Universitas Indonesia. Moreover, a structured interview regarding the code mixing practised was conducted. The results of this research indicate that code mixing occurs among students for six reasons: talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (inserting sentence fillers or sentence connectors), indicating pride and limited words or not knowing the equivalent word in Indonesian language. However, the most common practice is of code mixing is the use of interjection because according to the respondents, they may show this language behavior accidentally or intentionally in written communication to express their feelings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Sejati Chrisalit
"Sebagaimana manusia belajar dan menggunakan bahasa lain selain bahasa ibu mereka, pencampuran bahasabahasa tersebut dalam satu ucapan sangat mungkin terjadi. Campur kode ini terjadi tidak hanya dalam ucapan lisan, tetapi juga dalam ucapan tertulis. Dewasa ini, ucapan tertulis populer dalam bentuk komunikasi dengan media komputer (CMC). Twitter sebagai salah satu sarana populer CMC juga menangkap gejala ini dan membuatnya menjadi lebih jelas.
Ada dua hal utama yang akan dibahas dalam makalah ini. Pertama adalah bagaimana campur kode dilakukan di Twitter. Hal ini berhubungan dengan proses campur kode dan hasilnya. Kedua adalah mengapa campur kode dilakukan. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang memotivasi orang-orang untuk melakukan campur kode. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa program studi Inggris Universitas Indonesia yang seringkali melakukan campur kode dalam Bahasa Inggris dan Indonesia di Twitter.
Mereka terbiasa dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, tetapi mereka tidak menggunakan Bahasa Inggris sebanyak dan sekonstan Bahasa Indonesia. Dengan menggunakan teori proses campur kode Muysken dan teori dari beberapa ahli mengenai motivasi campur kode, makalah ini berusaha untuk menyoroti gejala campur kode pada masyarakat non-bilingual.

As people learning and using languages other than their native language, it is possible that they mix the languages into one utterance. Not only does this code mixing happen in the spoken utterance, but also in the written utterance. Nowadays, the written utterance is popular in form of Computer Mediated Communication (CMC). Twitter as one of some popular means of CMC also captures this phenomenon and makes it more obvious.
There are two major points that this essay tries to make. First is how code mixing is done on Twitter. It is related to the process of code mixing and the result of it. Second is why code mixing is done. It is related to the factors that motivate people to do code mixing. The participants of this research are the students of English Studies of Universitas Indonesia that sometimes mix their utterances on Twitter using English and Bahasa Indonesia.
They are familiar to English as the second language, but they do not use it as much as Bahasa Indonesia. Applying Muysken's three processes of code mixing and based on some experts theories on motivations of code mixing, this essay attempts to highlight the code mixing phenomenon among non-bilingual people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tika Anggraini
"Globalisasi membawa pengaruh terhadap cara manusia berkomunikasi dengan sesamanya. Di zaman sekarang, orang-orang menguasai setidaknya dua bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Hal ini juga terjadi pada Mahasiswa Sastra Inggris 2010 di Universitas Indonesia yang biasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Fenomena ini dapat memicu terjadinya campur kode di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan campur kode dalam komunikasi tertulis. Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dan fungsi campur kode yang digunakan oleh mahasiswa Sastra Inggris 2010 di sosial media. Makalah ini akan didukung oleh berbagai data yang diambil dari status mahasiswa di Media Sosial. Studi kasus ini akan menganalisa alasan-alasan mahasiswa dan tipe campur kode berdasarkan teori Hoffman. Lebih lanjut, studi kasus ini akan menjelaskan alasan tambahan dari penggunaan campur kode berdasarkan teori Saville-Troike. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa Sastra Inggris menggunakan Intra-Sentential di status media sosial mereka untuk menunjukkan kebanggaan berbahasa.

Globalization gives a lot of impacts to humankind in the way they communicate with others. Most people are mastering at least two languages in their daily conversation. It also happens among the English Literature students 2010 in Universitas Indonesia who are able to speak English in their communication. This phenomenon may causes code-mixing in society. The purpose of this research is to find the use of code mixing in written communication. This will be supported by all the captured-statuses that have been taken by the researcher. This case study wants to analyze the students’ reasons and the types of code mixing in their social media' status based on Hoffman' s theories. Furthermore, purpose of this research is to find the use of code mixing in written communication. This paper investigates the types and functions of code mixing that are used by English Literature students 2010 in social media. This case study will also determine the additional reason of code-mixing using Saville-Troike’s theory. The findings reveal that most English Literature students use Intra-sentential code-mixing in their statuses and mix their code into English because of pride.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Hardianti
"ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan campur kode yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Rusia, Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dalam percakapan sehari-hari dan alasan mengapa mereka
menggunakan campur kode dalam percakapan sehari-hari di lingkungan kampus maupun di media sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode penulisan deskriptif analisis dengan
metode pengumpulan data: angket, wawancara, dan pengamatan terlibat. Teori yang digunakan dalam
menganalisis masalah tersebut adalah teori campur kode. Hasil penelitian ini adalah campur kode bahasa Rusia-
Indonesia terjadi pada mahasiswa program studi Rusia, Universitas Indonesia dalam percakapan di kelas dan
kantin, serta di media sosial: Line dan Instagram dengan berbagai alasan. Berdasarkan hasil analisis campur kode
lebih banyak ditemukan dalam percakapan secara lisan di kelas dan kantin dibandingkan dalam tulisan melalui
media sosial.
ABSTRACT
This article explains the code mixing carried out by students of the Russian studies, Faculty of
Humanities, Universitas Indonesia in daily conversations and the reasons why they use code mixing in daily
conversations on campus and social media. This research is a qualitative research that uses descriptive analysis
writing method with data collection methods: questionnaire, interviews, and involved observations. The theory
used in analyzing the problem is code mixing theory. The results of this study are mixed Russian-Indonesian
language codes that occur in students of Russian studies, Universitas Indonesia in conversations in classrooms
and canteen, as well as on social media: Line and Instagram for various reasons. Based on the results of mixed
code analysis, more is found in verbal conversations in class and canteen than in writing through social media."
2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Hardianti
"ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan campur kode yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dalam percakapan sehari-hari dan alasan mengapa mereka menggunakan campur kode dalam percakapan sehari-hari di lingkungan kampus maupun di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode penulisan deskriptif analisis dengan metode pengumpulan data: angket, wawancara, dan pengamatan terlibat. Teori yang digunakan dalam menganalisis masalah tersebut adalah teori campur kode. Hasil penelitian ini adalah campur kode bahasa Rusia-Indonesia terjadi pada mahasiswa program studi Rusia, Universitas Indonesia dalam percakapan di kelas dan kantin, serta di media sosial: Line dan Instagram dengan berbagai alasan. Berdasarkan hasil analisis campur kode lebih banyak ditemukan dalam percakapan secara lisan di kelas dan kantin dibandingkan dalam tulisan melalui media sosial.

ABSTRACT
This article explains the code mixing carried out by students of the Russian studies, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia in daily conversations and the reasons why they use code mixing in daily conversations on campus and social media. This research is a qualitative research that uses descriptive analysis writing method with data collection methods: questionnaire, interviews, and involved observations. The theory used in analyzing the problem is code mixing theory. The results of this study are mixed Russian-Indonesian language codes that occur in students of Russian studies, Universitas Indonesia in conversations in classrooms
and canteen, as well as on social media: Line and Instagram for various reasons. Based on the results of mixed code analysis, more is found in verbal conversations in class and canteen than in writing through social media."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Charin Setiawatiningrum
"Penelitian ini meneliti mengenai beberpa macam alih kode dalam percakapan sehai-hari mahasiswa Universitas Indonesia, program studi Inggris angkatan 2009. Banyaknya orang-orang yang saat ini menggunakan lebih dari satu bahasa atau dua bahasa maka sering ditemukan alih bahasa dalam percakapan tersebut. Penelitian ini meneliti tentang bagaimana alih kode terjadi di dalam percakapan, baik dalam situasi dalam kelas maupun luar kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor yang menyebabkan alih kode baik yang secara sadar maupun tidak sadar yang terjadi pada mahasiswa Universitas Indonesia, program studi Inggris. Temuan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa alih kode sering muncul dalam mahasiswa yang sering berinteraksi atau berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris yang bukan merupakan bahasa ibu mereka. Alih kode juga dikatakan sangat berfungsi dala, beberapa kelompok tertentu untuk berkomunikasi.

This paper examines various kinds of code-switching in daily conversations among UI students of English studies 2009. Since today there are lots of people use more than one language or bilingual language, code-switching is often founded at the conversation. This research investigates how code-switching occurs in the conversation, both in the classroom and outside classroom. This study proposes to identify and evaluate the factors that affect code switching of students among UI English studies Students switch their languages either consciously or unconsciously. The research concludes that code-switching often appears in the students who often interact or communication in English language which is not their own mother tongue. Code-switching is very useful for such groups in the communications
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andari Ditya
"Masyarakat kini lebih terglobalisai dibandingkan sebelumnya, dan kebanyakan dari mereka mampu berbicara lebih dari satu bahasa. Hal ini juga terjadi diantara siswa sastra Inggris angkatan 2009 UI yang mampu berbicara dalam bahasa Inggris dalam percakapan sehari hari. Ini bisa berujungg kepada sebuah fenomena yang dinamakan ?Code-mixing?. Namun demikian, ?Code-mixing? lebih berfokus pada komunikasi tertulis di dalam status media di jejaring sosial mereka. Ada dua hal utama yang hendak disampaikan dalam jurnal ini. Pertama, deskripsi makna dari ?Code-mixing? itu sendiri berdasarkan teori yang diberikan oleh Wardhaugh (1986) dan Hoffman( 1991), dan bagaimana hal ini terrefleksikan dalam komunikasi harian, secara khusus komunikasi secara tertulis. Hal ini juga didukung dengan sejumlah foto yang diabadikan sebagai status di jejaring sosial. Dengan menggunakan teori ini, sebuah upaya dibuat untuk menggali lebih dalam sekaligus menganalisa berbagai alasan penggunaan ?Code-mixing? dalam status jejaring sosial dan kata-kata apa yang paling sering digunakan dalam sejumlah topik perbincangan.

People today are more globalized than before, and most of them are now able to speak more than one language. It also happens among the English Literature students 2009 in Universitas Indonesia who are able to speak English in their daily conversation. This may lead to the phenomenon called code-mixing. However, this code-mixing focuses more on written communication in their social media's status. There are two major points that this paper attempts to make. First, the description of code-mixing itself according to the theory given by Wardhaugh (1986) and Hoffman (1991), and how it is reflected in daily communication, especially in written communication. Second, the reasons why those students tend to do code-mixing in their written communication. This will be supported by all the captured-pictures of their status in their social media. Using this theory, an attempt is made to dig deeper and analyze the students? reasons for using code-mixing in their social media?s status and what words are commonly used in certain topics of conversation.."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dyah Octaviani
"Dikenal secara global, idola K-Pop banyak diminta untuk menunjukkan kemampuan Bahasa Inggris mereka saat mempromosikan diri di kalangan penggemar internasional. Gagasan bahwa idola K-Pop harus mampu berbicara Bahasa Inggris pun ditekankan oleh seorang pembawa acara dalam variety show berjudul The Immigration yang ditayangkan di K-Style TV. Ia menegaskan bahwa sangat penting bagi idola K-Pop untuk mampu berbicara Bahasa Inggris sebelum hadir di berbagai acara, khususnya acara di luar negeri. Akan tetapi, banyak idola K-Pop yang belum terbiasa berbicara Bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan adanya penggunaan alih-kode dan campur-kode oleh idola K-Pop. Untuk mencari tahu berbagai faktor yang berpengaruh dalam penggunaan alih dan campur-kode, studi ini meneliti tiga episode dari The Immigration. Selain itu, studi ini juga menggunakan kuesioner dari Google Forms untuk mengetahui opini para penonton internasional setelah menyaksikan The Immigration. Hasil studi menunjukkan bahwa idola K-Pop cenderung menggunakan alih-kode dan campur-kode untuk menjaga kesinambungan topik pembicaraan dan menjaga solidaritas antar anggota. Selain itu, survei menunjukkan bahwa pandangan yang muncul dari partisipan, baik laki-laki maupun perempuan, terhadap idola K-Pop bergantung pada rasa kedekatan mereka terhadap komunitas penggemar K-Pop.

Well-known worldwide, K-Pop idols are expected to maintain their fame by speaking in English to promote themselves to international viewers. The idea of K-Pop idols ought to speak English is even emphasised by a host of a variety show called The Immigration, aired on K- Style TV. The host stated that speaking English is essential for K-Pop idols before attending any overseas performance. Nonetheless, some of the K-Pop idols are still unaccustomed to English, which leads to phenomena called code-switching and code-mixing. To find out this matter, this study used three episodes of The Immigration to find out the influential factors behind code-switching and code-mixing phenomena. Besides, this study also used a questionnaire which was filled through the Google Forms to gather opinions from the international viewers after watching the shows. The result shows that K-Pop idols tend to switch and mix the languages to maintain the topic and solidarity between the group members. Furthermore, the survey shows that the perception from participants of both sex groups towards K-Pop idols may vary due to their sense of belonging to the K-Pop fandom.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Besty Ryana
"[ABSTRAK
Ragam bahasa yang digunakan pada situs jejaring sosial Twitter disesuaikan dengan keadaan dan tujuan dari
masing-masing pengguna, baik individu maupun kelompok. Campur kode sering digunakan oleh pengguna
Twitter yang menguasai dua bahasa atau lebih. Penelitian ini membahas mengenai kata-kata bahasa Inggris yang
muncul dan penggunaannya pada Twitter @MEIDENmagazine. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif. Dari penelitian ini campur kode pada Twitter @MEIDENmagazine banyak ditemukan dalam
bentuk kata dan termasuk ke dalam kelas kata sifat, interjeksi dan nomina. Kata bahasa Inggris yang digunakan
kebanyakan digunakan di awal dan akhir kalimat.ABSTRACT Language variation used in social networking site Twitter is adapted based on the situation and purpose of each
user, whether it is individual or group. Code mixing is often used by twitter users who are fluent in two
languages or more. This research discusses the usage of English words on Twitter account @MEIDENmagazine
by using the descriptive method. In this study found that usage of code mixing are frequently apparent in
@MEIDENmagazine twitter in the form of words and classified as adjectives, interjections, and nouns. The
English words are used mostly in the beginning and end of sentences.;Language variation used in social networking site Twitter is adapted based on the situation and purpose of each
user, whether it is individual or group. Code mixing is often used by twitter users who are fluent in two
languages or more. This research discusses the usage of English words on Twitter account @MEIDENmagazine
by using the descriptive method. In this study found that usage of code mixing are frequently apparent in
@MEIDENmagazine twitter in the form of words and classified as adjectives, interjections, and nouns. The
English words are used mostly in the beginning and end of sentences., Language variation used in social networking site Twitter is adapted based on the situation and purpose of each
user, whether it is individual or group. Code mixing is often used by twitter users who are fluent in two
languages or more. This research discusses the usage of English words on Twitter account @MEIDENmagazine
by using the descriptive method. In this study found that usage of code mixing are frequently apparent in
@MEIDENmagazine twitter in the form of words and classified as adjectives, interjections, and nouns. The
English words are used mostly in the beginning and end of sentences.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shastia Chita Adedisza
"Campur kode adalah fenomena bahasa ketika terdapat penggunaan lebih dari satu bahasa dalam suatu tuturan atau wacana. Fenomena campur kode dapat ditemukan dalam wacana lisan dan tulis. Penggunaan campur kode dalam data tertulis banyak terdapat dalam karya fan fiksi alternate universe (AU) di Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan bentuk dan jenis campur kode yang terdapat dalam AU. Data bersumber dari kumpulan AU karya akun Twitter @NAAMER1CANØ. Karya yang digunakan adalah AU dari cerita Jagat & Sodkat periode Agustus 2022, yaitu (1) “Dipertemukan pendidikan, disatukan kesalahpahaman, namun harus dipisahkan oleh masa depan”; (2) “Saya bukan Jagat yang dulu”; dan (3) “Belajar Gitar”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan berlandaskan teori campur kode. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil berupa campur kode berbentuk kata, frasa, klausa, baster, reduplikasi kata, dan idiom. Selain itu, ditemukan 3 jenis campur kode, yaitu campur kode ke dalam, campur kode ke luar, dan campur kode campuran.

Code-mixing is a language phenomenon when there is the use of more than one language in an utterance or discourse. The phenomenon of code-mixing can be found in spoken and written discourse. There are many uses of code-mixing in written data, one of which is in the work of alternate universe fan fiction (AU) on Twitter. This study aims to explain and describe the form and type of code-mixing contained in AU. The data comes from a collection of AUs by the Twitter account @NAAMER1CANØ. The works used are AUs from the Jagat & Sodkat story in the August 2022 period, namely (1) “Dipertemukan pendidikan, disatukan kesalahpahaman, namun harus dipisahkan oleh masa depan”; (2) “Saya bukan Jagat yang dulu”; and (3) “Belajar Gitar”. This research uses descriptive qualitative method based on the theory of code-mixing. Based on the research, the results obtained in the form of code- mixing in the form of words, phrases, clauses, baster, word reduplication, and idioms. In addition, 3 types of code-mixing were found, namely inner code-mixing, outer code-mixing, and hybrid code-mixing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>