Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Griselda Tassa Hosiana
"Karakterisasi negatif pada karakter perempuan dalam karya sastra tidak dapat dipisahkan dari pengaruh masyarakat patriarki yang terjadi sejak terbentuknya suatu sistem masyarakat. Dalam masyarakat patriarkal, seorang wanita harus memenuhi peran tradisionalnya agar dapat dikatakan sebagai seorang wanita yang ideal. Sebaliknya, apabila seorang wanita tanpa karakteristik yang tidak biasa, dia akan dinilai negatif. Dalam tulisan ini, saya meneliti karakter tokoh Daisy Buchanan dalam film berjudul The Great Gatsby. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama yang ditulis oleh Scott Fitzgerald pada tahun 1925. The Great Gatsby menceritakan kehidupan seorang pria muda kaya bernama Jay Gatsby yang mengejar cinta sejatinya, Daisy Buchanan. Daisy Buchanan merupakan karakter yang penuh tantangan untuk dianalisa karena karakternya terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda. Ada banyak penilaian negatif sebelumnya melawan karakternya, namun penilaian tersebut sebagian besar berasal dari perspektif pria yang didasarkan pada stereotip tradisional gender. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menganalisa stereotip karakter wanita melalui karakter Daisy Buchanan. Dia karakter yang menarik dan terdiri dari karakteristik yang berbeda. Meskipun pada banyak penelitian dan karya ilmiah lain menitikberatkan Daisy Buchanan sebagai tokoh antagonis, dia sebenarnya korban dari stereotip pada masyarakat patriarkal.

Negative portrayal of women characters in literary works cannot be separated from the patriarchal influence that has occurred since the society first begun. In a patriarchal society, a woman has to fulfill traditional gender roles to be categorized as an ideal woman. In contrast, without the unusual characteristics, she will be negatively judged. In this paper, I examine Daisy Buchanan character from the movie entitled The Great Gatsby. The movie was adapted from a novel with the same title written by Scott Fitzgerald in 1925. The story was about a young wealthy man named Jay Gatsby who pursues his true love, Daisy Buchanan. She is a challenging character to identify because her character is full of layers. There are many previous negative judgments against her character, yet those judgments mostly come from the male perspectives which are based on the false stereotypes of gender roles. Therefore, this work is aimed to analyze the false stereotype of female characters through the character of Daisy Buchanan. Her character is intriguing and consists of different layers. Even though many previous studies have portrayed Daisy Buchanan as a devilish figure, she is actually a victim of the patriarchal society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Winarni
"Makalah ini membahas jenis-jenis strategi berterima kasih dan pilihan kata yang digunakan oleh karakter pria dan wanita dalam novel karya Kiera Cass yang berjudul The Selection. Difokuskan pada analisis jenis-jenis ekspresi berterima kasih dan pilihan kata yang digunakan oleh karakter pria dan wanita dalam novel ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karakter pria dalam novel ini mengungkapkan rasa terima kasih mereka dengan memberikan apresiasi terhadap tindakan yang dilakukan. Bagi karakter pria, sudah cukup untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan kredit kepada tindakan dermawan. Sebaliknya, sebagian besar karakter wanita mengungkapkan rasa terima kasih mereka dengan memberikan penghargaan kepada subjek yang melakukan tindakan tersebut. Strategi ini disebut dengan berterima kasih secara tidak langsung, akan tetapi lebih mengacu pada aturan untuk berterima kasih. Hal ini menunjukkan bahwa dalam percakapan, karakter wanita lebih menunjukkan afeksi daripada pria. Selain itu, karakter pria dan wanita memilih kata-kata yang berbeda dalam mengekspresikan rasa terima kasih mereka. Wanita lebih sering menggunakan empty adjective atau kata sifat tidak bermakna, sedangkan pria lebih memilih untuk menggunakan kata sifat netral.

This paper examines the types of thanking strategies and word choices used by men and women characters in The Selection, a novel by Kiera Cass. It is focused on analyzing types of gratitude expressions and word choices used by men and women characters in this novel. This study applies descriptive qualitative method in finding gratitude expressions and gratitude response strategies that are used by the characters. The results of the study show that men characters’ mostly express their gratitude by giving appreciation towards the act. These expressions are used to give credit to the benefactor directly. For men characters, it is enough to say thank you and give credit to the act of the benefactor. In contrast, women characters mostly express their gratitude by giving appreciation to the person who did the act. This strategy does not express gratitude directly; however, it refers to the felicity conditions or rules for thanking. The person who has received a favor feels grateful and expresses her appreciation towards the benefactor. It indicates that women show more affection in conversation than men do. Moreover, women and men choose different words in expressing their gratitude. Women use ‘empty’ adjectives more often while men prefer to use neutral adjectives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Amalia
"Penelitian ini membahas munculnya stereotip gender pada pekerjaan yang disajikan dalam buku ajar bahasa asing dari aspek visual. Bab 7 berjudul Berufe dalam buku ajar bahasa Jerman studio [21] A1 dipilih menjadi korpus penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menjelaskan fenomena stereotip gender dalam pekerjaan yang tersaji dalam gambar menggunakan teori visual grammar dari Kress dan van Leeuwen (2006) dan teori gender nature dan nurture dari Wilson (1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori nature lebih banyak digambarkan pada jenis-jenis pekerjaan dalam buku ajar, seperti die Sekretärin dan die Kinderbetreuerin yang mencerminkan peran domestik, serta der Kfz-Mechatroniker, der Sport- und Fitnesskaufmann dan der Chef yang juga mencerminkan nature pada laki-laki yaitu menjadi logis, kuat, dan menjadi pemimpin. Akan tetapi, ada jenis-jenis pekerjaan yang tidak dikhususkan untuk gender tertentu atau mencerminkan teori nurture, seperti der Koch dan die Köchin serta der Friseur dan die Friseurin.

This study discusses the emergence of gender stereotypes in occupations presented in foreign language textbooks from the visual aspect. Chapter 7 entitled Berufe in the German textbook studio [21] A1 was chosen as the research corpus. The method used in this research is qualitative and purposive sampling technique. This research aims to see and explain the phenomenon of gender stereotypes in work presented in images using Kress and van Leeuwen's (2006) visual grammar theory and Wilson's (1975) nature and nurture gender theory. The results show that the nature theory is mostly depicted in the occupations in the textbook, such as die Sekretärin and die Kinderbetreuerin which reflect domestic roles, as well as der Kfz-Mechatroniker, der Sport- und Fitnesskaufmann and der Chef which also reflect the nature in men, namely being logical, strong, and being a leader. However, there are occupations that are not gender-specific or reflect nurture theory, such as der Koch and die Köchin and der Friseur and die Friseurin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Lestari
"Makalah ini membahas bagaimana film Hollywood tahun 2009 yang berjudul, The Proposal merepresentasikan kekuasaan wanita dalam karir, percintaan dan hubungan keluarganya. Dalam beberapa dekade terakhir, para wanita di negara-negara maju tak jarang memimpin dan memulai perubahan di dalam komunitas lokal mereka sendiri. Sebagai contoh, wanita Amerika kini menjadi lebih tegas dibandingkan sebelumnya. Mereka menegaskan peran baru dan menuntut kebebasan yang sama seperti pria. Saat ini, kebanyakan dari mereka mengambil peran sebagai pemimpin di tempat kerja mereka. Representasi wanita karir dalam posisi kepemimpinan telah menunjukkan adanya dominasi wanita terhadap pria. Ini dapat berujung kepada sebuah fenomena yang dinamakan kekuasaan perempuan. Melalui karakter Margaret Tate, gagasan kekuasaan perempuan dapat berkembang menjadi isu yang lebih luas. Namun demikian, isu seputar kekuasaan perempuan dalam film The Proposal ini lebih berfokus pada pemahaman relasi kuasa perempuan, yang mempengaruhi sikap Margaret. Ada tiga hal utama yang hendak disampaikan dalam makalah ini. Pertama, makalah ini menganalisis bagaimana Margaret menggunakan kekuasaannya sebagai wanita karir di tempat kerja. Kedua, makalah ini membahas tentang kekuasaan perempuan dalam hubungan percintaan Margaret yang dihadirkan dengan sudut pandang yang kompleks. Ketiga, makalah ini memaparkan hubungan antara isu seputar keluarga dan kekuasaan perempuan. Akhir kata, makalah ini menyimpulkan bahwa gagasan relasi kuasa perempuan memainkan peran penting dalam menggambarkan perubahan sikap Margaret.

This paper examines how a 2009 Hollywood movie, The Proposal represents female power in women?s career, love and family relationship. In recent decades, women in developed countries often take the lead and initiate change in their own local communities. Current American women, for instance, become more assertive than before. They assert new roles and demand the same freedom as men. Nowadays, most of them take up leadership roles in their workplaces. The representation of women in leadership positions has showed women?s dominance toward men. This may lead to the phenomenon called female power. The notion of female power in the movie The Proposal illustrates a broader issue of female power through the character of Margaret Tate. However, this female power focuses more on the understanding of female power relation, which affects Margaret?s attitudes. There are three major points that this paper attempts to make. First, it analyzes how Margaret uses her power capably as a career woman in the workplace. Second, it discusses the female power in Margaret?s love relationship in multiplex viewpoints. Third, it views on the relation between the idea of family and female power. At last, the paper concludes that the notion of female power relation can actually play a substantial role in depicting the change of Margaret?s attitudes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Fizlian Agusti
"Memahami dan memprediksi perilaku orang lain (atau dikenal sebagai mindreading), merupakan aspek penting dalam berinteraksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender terhadap kecepatan dan ketepatan mindreading pada perempuan dewasa muda. Partisipan penelitian ini berjumlah 70 perempuan dewasa muda dengan rentang usia 18-21 tahun. Eksperimen ini dilaksanakan secara luring di Universitas Indonesia menggunakan aplikasi MindProbe yang berisi alat ukur Strange Stories Task dan The Multiple Dimension of Gender Stereotype. Hasil analisis Multiple Regression menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender pada aspek kecepatan mindreading dengan kontribusi sebesar 24,1%. Selain itu, interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender juga memiliki pengaruh sebesar 10,8% pada ketepatan mindreading.

Understanding and predicting the behavior of others (known as mindreading), is an important aspect of human social interaction. This study aimed to investigate how the target’s sex and gender stereotypes might influence mindreading in young adult women. The study involved 70 participants between the ages of 18 and 21 and was conducted at the University of Indonesia using the MindProbe application, which includes the Strange Stories Task and The Multiple Dimensions of Gender Stereotype measurement tools. The results of the Multiple Regression analysis indicated that the speed of mindreading in young adult women were influenced by the interaction of target gender and gender stereotypes with a contribution of 24.1%. Additionally, the interaction of target gender and gender stereotypes was found to have a 10.8% impact on mindreading accuracy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James, Henry, 1843-1916
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 2016
813.4 JAM d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Joana Pingkan Adventia
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk melihat perbedaan sikap peran gender pada 225 ibu di Jabodetabek yang memiliki anak usia 3-5 tahun dan pernah bersekolah. Tingkat pendidikan ibu akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tingkat pendidikan tinggi (S1-S3) dan tingkat pendidikan rendah (SD-diploma). Selain itu, hubungan antara sikap peran gender dan keinginan mainan dengan stereotip gender mainan ibu juga akan terlihat. Skala NGRA (Normative Gender Role Attitude) akan digunakan untuk mengukur sikap peran gender ibu. Alat ukur keinginan mainan digunakan untuk melihat penilaian ibu terhadap mainan anak dan mainan stereotip gender digunakan untuk melihat stereotip gender pada mainan yang diterapkan ibu. Ada perbedaan yang signifikan sikap peran gender pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan dengan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dengan nilai t (117,26) = 4,24, p = 0,000. Sikap peran gender ditemukan terkait dengan keinginan mainan cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) dan keinginan netral mainan (r = -0.173, p <0.01). Mainan stereotip gender menunjukkan korelasi yang signifikan dengan sikap peran gender, dengan nilai korelasi (r = 0,361, p <0,001) untuk mainan stereotip maskulin, (r = 0,361, p <0,001), (r = -0,268, p <0,001 ) untuk mainan stereotip feminin, dan (r = 0.194, p <0.001) untuk mainan netral.

This research is a quantitative study conducted to see the differences in gender role attitudes among 225 mothers in Jabodetabek who have children aged 3-5 years and have attended school. The mother's education level will be divided into two groups, namely high education level (S1-S3) and low education level (SD-diploma). In addition, the relationship between gender role attitudes and desire to play with gender stereotypes of mother toys will also be seen. The NGRA (Normative Gender Role Attitude) scale will be used to measure the mother's gender role attitudes. The toy desire measurement tool is used to see the mother's assessment of children's toys and gender stereotyped toys are used to see gender stereotypes in toys that are applied by mothers. There is a significant difference in gender role attitudes among mothers with a low level of education compared to mothers with a high level of education with a value of t (117.26) = 4.24, p = 0.000. Gender role attitudes were found to be associated with desire for cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) and desire for neutral toys (r = -0.173, p <0.01). Gender stereotype toys showed a significant correlation with gender role attitudes, with correlation values ​​(r = 0.361, p <0.001) for stereotypical masculine toys, (r = 0.361, p <0.001), (r = -0.268, p <0.001) for feminine stereotypical toys, and (r = 0.194, p <0.001) for neutral toys."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Zahra Laxmitha
"Dewasa ini kekerasan terhadap perempuan  baik itu secara verbal maupun non-verbal semakin marak dikarenakan adanya diskriminasi dan stereotype yang disematkan lingkungan kepada perempuan. Banyak karya sastra termasuk novel Jawa mengonfigurasikan isu-isu ketidakadilan dan kekerasan berbasis gender. Novel kumpulan roman dari Suparto Brata berjudul Ser! Randha Cocak menggambarkan tentang perjuangan kehidupan perempuan di tengah ranah publik dan stigma janda. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi tindakan tokoh perempuan dalam menghadapi lingkungan yang mendiskriminasi mereka? Tujuan penelitian ini adalah menguraikan strategi perempuan Jawa dalam menyelesaikan masalah diskriminasi dan stigma digambarkan oleh Suparto Brata melalui ketiga tokoh perempuan utama dalam Novel Ser! Randha Cocak. Landasan konseptual yang digunakan adalah konsep hidup nrima dan prinsip rukun hormat Jawa, dengan pendekatan kritik sastra feminis. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Showing dan Telling. Kesimpulan penelitian menunjukkan keberhasilan ketiga tokoh perempuan utama dalam memperjuangkan kesetaraan gender, yakni berhasil mengubah habitus lingkungan tentang ekpektasi-ekspresi terhadap perempuan dengan tindakannya. Perjuangan ketiga tokoh perempuan tersebut melahirkan keterbukaan atau pelepasan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan sehingga perempuan mendapatkan peran serta kedudukan yang sama dengan laki-laki, dalam rangka memajukan kehidupan diri serta berperan dalam masyarakat.

In recent years, The number of Abuse of Women is reaching a new high caused by discrimination and negative stereotyping toward women. There are numerous literature, Javanese novels included, configured issues of injustice and gender-based abuse. An Anthology by Suparto Brata titled "Ser! Randha Cocak" tells a story of struggles and stigmatization of being a widow in the public eye. The main problem formulation of this study is "how the female protagonist strategized her action againts hostile environments she lived in?". Conceptual foundation of this study is the concept of "acceptance" and "Javanese harmony", with feminist literature critical approach. this study utilized  Qualitative Descriptive analytical method. Data for this research is collected with "Showing & telling" technique. This study concludes that the three female protagonists succeed in their struggle promoting gender equality, by changing environment's habitus about expression-expectation on women and their actions. The protagonists finally realized openness or the release of society's expectation on women, allowing them to gain equal status to men in advancing both the lives of society and their own lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prilly Priscillia Harventhy
"ABSTRAK
Dalam sebagian besar film Hollywood dengan genre action-spionase spy , protagonis utama dimainkan oleh seorang agen rahasia laki-laki, sementara karakter perempuan dimainkan sebagai ldquo;kaki tangan rdquo; dari agen rahasia tersebut. Namun, film Spy 2015 menantang stereotip dan peran jender yang dikaitkan dalam film action-spionase pada umumnya dengan memerankan wanita sebagai protagonis agen rahasia utama dan menggambarkan karater laki-laki kebalikan dari stereotip agen rahasia. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pergeseran stereotip dan peran jender sebagai agen rahasia tersebut digambarkan dalam film Spy. Analisis tekstual digunakan untuk menyelidiki pergeseran dan pengaruhnya, dan kerangka teoritis yang digunakan adalah Women Existence in Espionage Movies oleh Amalina 2015 dan The Evolution of Female Gender Roles oleh Bayard 2015 . Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada perubahan yang signifikan antara karakterisasi tokoh perempuan dan laki-laki sebagai agen rahasia.

ABSTRACT
AbstractIn most of Hollywood action espionage movies, the main protagonists are male secret agents, while female characters play the role of the secret agents rsquo sidekicks. However, Spy 2015 challenges the stereotypes and the attributed gender roles in action espionage movies by having female protagonist as the lead secret agent and depicting the male characters the opposite of secret agent stereotypes. This research focuses on how the shift of stereotypes and gender role of secret agents are portrayed in Spy. Textual analysis is used to investigate the shifts and its effects, and the theoretical frameworks used are Women Existence in Espionage Movies by Amalina 2015 and The Evolution of Female Gender Roles by Bayard 2015 . The research findings reveal that there are significant changes between the female and the male characterizations as secret agents.Keywords Gender Role, Stereotype, Secret Agent"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Datu Beru
"Sekilas, film The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch, and the Wardrobe (2005) sering kali terlihat sebagai sebuah cerita mengenai kebaikan melawan kejahatan di mata anak-anak, dengan binatang-binatang yang dapat berbicara dan pertempuran tanpa pertumpahan darah. Namun, ketika dipelajari pada tingkat yang lebih dalam, film tersebut menggambarkan peranan gender secara tradisional yang menyebabkan stereotip gender. Tulisan ini mencoba untuk menemukan bagaimana isu gender muncul dari peran dan karakterisasi karakter-karakter minor, bagimana mereka menyebarluaskan stereotip tradisional mengenai gender dengan membuat karakter-karakter utama menginternalisasi stereotip tersebut sebagai bagian permanen dari kepribadian mereka, dan penguatan nilai-nilai patriarki yang dilakukan oleh karakter-karakter minor melalui penyebaran stereotip tersebut. Teori gender Millett dan teori skema gender Bem adalah teori-teori yang digunakan untuk mejawab masalah penelitian yang diajukan. Pandangan Brannon mengenai stereotip gender juga menuntun kepada temuan adanya stereotip gender yang diseberluaskan oleh karakter-karakter minor di dalam film. Pada akhirnya, tulisan ini sampai pada kesimpulan bahwa penyebaran stereotip tradisional mengenai gender yang dilakukan oleh karakter-karakter minor menyebabkan karakter-karakter utama menginternalisasi stereotip tersebut yang memperkuat nilai-nilai patriarki.

In a glance, the film The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch, and the Wardrobe (2005) was often seen as tale of good versus evil through the eyes of children, with talking animals and non-bloody battles. However, when studied at a deeper level, the film depicted traditional gender roles that led to gender stereotyping. This paper attempted to find how the issue of gender emerged from the role and characterization of minor characters, how they disseminated the traditional gender stereotypes and made the major characters internalize the stereotypes as permanent parts of their personalities, and the reinforcement of patriarchal values through the dissemination of traditional gender stereotypes done by the minor characters. Millett’s gender theory and Bem’s gender-schema theory were theories used to answer the research issues proposed. Brannon’s view on gender stereotypes also led to the findings of minor characters’ gender stereotypes in the film. In the end, the paper came to a conclusion that the dissemination of traditional gender stereotypes done by minor characters made the major ones internalizing the traditional gender stereotypes that reinforced the patriarchal values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>