Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Fadjrina
"Makalah ini berupaya memahami tren replikasi dalam industri televisi Indonesia hari ini dengan mengambil kasus "Goyang Caisar". "Goyang Caisar", yang awalnya merupakan satu segmen dalam pogram Yuk Kita Sahur Trans TV, menampilkan para penonton, kru, dan pengisi acara menari bersama mengikuti koreografi yang dipimpin oleh Caisar Putra Aditya, dengan lagu-lagu dangdut sebagai musik latar pengiring ‘goyang’ ini. Trans TV kemudian menayangkan siaran ulang Yuk Kita Sahur dalam Best Moments of YKS dan membuatnya menjadi acara tetap melalui Yuk Keep Smile dan YKS, sehingga "Goyang Caisar" pun dapat menyapa pemirsa televisi Indonesia setiap hari dalam seminggu. Dalam setiap acara tersebut, rating dan share yang diperoleh Trans TV terus tinggi. Kesuksesan "Goyang Caisar" ini lantas disusul dengan kemunculan beberapa ‘goyang’ lain di acara-acara hiburan televisi Indonesia lainnya. Makalah ini akan berusaha menjelaskan bagaimana fenomena "Goyang Caisar" merupakan salah satu bentuk industri budaya (Adorno & Horkheimer, 2002) dengan praktik imitasi, komodifikasi, serta mass-deception atau pengelabuan massa.

This paper tries to understand the replication trend in Indonesian television industry today by taking the case of "Goyang Caisar" (Caisar’s Moves). "Goyang Caisar", which was initially one of the segments in the program Yuk Kita Sahur Trans TV, shows the program’s audience, crew, and performers dancing together by following the choreography led by Caisar Putra Aditya, with dangdut songs as its background music. Trans TV then broadcasts the reruns of Yuk Kita Sahur in Best Moments of YKS, and then Yuk Keep Smile and YKS, thus making "Goyang Caisar" available in Indonesian television seven days a week. In each of those programs, Trans TV received a high and steady numbers of rating and share. This success of "Goyang Caisar" is then followed by the emergence of other ‘dances’ in Indonesian television. This paper argues that the phenomenon of "Goyang Caisar" is a manifestation of Indonesian television as a culture industry (Adorno & Horkheimer, 2002), especially on the practices of imitation, commodification, and mass-deception.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Tamala
""White Snake Legend (白蛇传)" television series is a story based on novel that firstly published in Song Dynasty. This television series told us about love story between a husband and wife named Xu Xian and Bai Shu Zhen that was prohibited by a monk named Fa Hai,because Bai Shu Zhen is a ghost. The purpose of this research is to express various myths in this television series and to discuss its development in Chinese society?s life. The method of this research is qualitative method. This research told that myth and Chinese society?s life are inseparable, so less or more Chinese society?s life is influenced by them.

Serial televisi "Legenda Ular Putih (白蛇传)" adalah cerita yang diangkat berdasarkan novel yang muncul pertama kali pada masa dinasti Song. Serial televisi ini bercerita tentang kisah cinta sepasang suami istri yang bernama Xu Xian dan Bai Shu Zhen yang ditentang oleh seorang biksu yang bernama Fa Hai dikerenakan sang istri adalah seorang siluman. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan mitos-mitos yang ada dalam serial televisi "Legenda Ular Putih (白蛇传)" dan membahas perkembangan mitos-mitos tersebut dalam kehidupan masyarakat Cina. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa mitos sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Cina, sehingga mempengaruhi kehidupan mereka."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuliharza
"PT. Televisi Transformasi Indonesia atau Trans TV adalah salah satu televisi swasta nasional yang ada di Indonesia. Trans TV hadir sebagai televisi swasta ke delapan yang mengudara di Indonesia sejak memperoleh izin siarnya pada Oktober 1998. Bersiaran pertama kali pada 15 Desember 2001, perusahaan yang dimiliki oleh Chairul Tanjung ini telah hadir dan berkembang sebagai salah satu televisi swasta yang berbeda dan diperhitungkan di Indonesia. Sebagai stasiun televisi yang besar, Trans TV diharuskan memiliki manajemen produksi yang solid dan menganut ?zero mistakes? pada setiap produksi tayangan-tayangannya. Hal ini tentu saja membutuhkan tim yang solid yang dapat mewujudkan manajemen produksi yang baik sehingga program-programnya dapat ditayangkan dengan sempurna.
Salah satu bagian penting dari manajemen produksi ini adalah seorang asisten produksi. Seorang asisten produksi diharuskan memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dari pra-produksi, produksi, pasca-produksi, hingga evaluasi setelah program tersebut ditayangkan. Begitu juga dengan asisten produksi di dalam Trans TV. Laporan magang ini akan menjelaskan secara lengkap bagaimana tugas dan kewajiban seorang asisten produksi secara teori dan bagaimana pekerjaan seorang asisten produksi di Trans TV. Selain itu, pada laporan magang ini juga diberikan saran bagi akademis dan perusahaan.

PT. Television Transformation Indonesia or Trans TV is one of the national television in Indonesia. Trans TV is the eighth television that got the legal permission in broadcasting in Indonesia at October 1998. Was first broadcast on December 15, 2001, the company owned by Chairul has been present and grow as one of the different television in Indonesia. As a major television station, Trans TV must have a solid production management and adopt 'zero mistakes' on each production. This point of course requires a solid team that can achieve good production management so that programs can be aired perfectly.
One of the important part of the management production is a production assistant. A production assistant must understand and carry out the duties and obligations of preproduction, production, post-production, and evaluation after the program aired. And so must production assistant at the Trans TV. This internship report will explain fully how the duties and responsibilities of a production assistant theoretically and jobdesk of production assistant at Trans TV. In addition, this internship report is also provided some suggestion for academic and corporation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maritta Cinintya Rastuti
"Tipe program berita morning show di Indonesia mengalami kenaikan popularitas beberapa tahun belakangan ini, bahkan ada yang menamakannya 'televisi primetime baru'. Berbeda dari program berita konvensional, morning show memiliki keunikan. Makalah ini meneliti isi dari tiga morning show yang tayang di stasiun televisi nasional - Apa Kabar Indonesia Pagi (tvOne), 8-11 Show (Metro TV), dan Indonesia Morning Show (NET.) - dengan tujuan memaparkan usaha-usaha para produser dalam membedakan program mereka dengan program saingannya.
Dengan analisis kualitatif terhadap morning show, makalah ini berargumen mengenai kompleksitas dan inovasi dalam industri televisi, yang kemudian memunculkan disagregasi dalam program berita. Meskipun fenomena morning show di stasiun televisi komersial menunjukkan adanya homgenisasi, ditemukan bahwa demi menjangkau segmentasi yang berbeda, ketiga program yang diteliti mencoba membedakan muatan dan menunjukkan adanya inovasi serta arah baru.

As a type if news programme, Indonesian morning shows are experiencing an increase in popularity in the past few years. Some have even labeled them as 'new prime time television'. Morning shows differ itself from conventional news programmes, and posses several unique traits. This article examines three morning shows currently being aired on national television stations - Apa Kabar Indonesia Pagi (tvOne), 8-11 Show (Metro TV, and Indonesia Morning Shows (NET.) - to describe the attempts made by their producers to differentiate their programme from their competitors.
By using qualitative analysis on morning shows, this paper argues on the complexities and innovations within the television industry, which further leads to disaggreagtion in news programmes. Although the phenomenon of morning shows in commercial television stations show homogenisation, it is found that in order to reach different segments, these three studied programmes attempt to produce distinctive content that shows innovation and new directions.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Parameswari Susantono
"Salah satu fungsi penyiaran yang disebutkan dalam Pedoman Pelaksanaan Penyiaraan dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah fungsi edukasi. Namun melihat kondisi dan situasi penyiaran di Indonesia saat ini, rasanya fungsi edukasi pada media penyiaran khususnya televisi tidak berjalan dengan baik. Ketersediaan tayangan edukatif sangat sedikit dibandingkan dengan ketersediaan sinetron dan FTV. Ternyata data statistik menyatakan bahwa demand akan tayangan edukatif di televisi (TV) nasional sangat rendah. Melalui penelitian ilmiah ini, penulis terdorong untuk mempelajari lebih lanjut minat masyarakat Indonesia terhadap tayangan edukatif dengan harapan dapat memberikan solusi bagi pembenahan program penyiaran di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data primer melalui survey, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil yang ditemukan adalah bahwa banyak penonton yang mengaku minat namun kenyataannya tidak menonton tayangan edukatif. Keterbatasan pilihan dan kurang baiknya kualitas tayangan edukatif di TV nasional menjadi faktor kuat kurangnya minat masyarakat terhadap tayangan edukatif.

One of the broadcasting functions mentioned in the Guide for Broadcasting Conducts and Broadcasting Program Standards (P3SPS) - issued by the Indonesian Broadcasting Commission - is education. Observing Indonesia’s broadcasting situation nowadays, it seems like this education function is carried out poorly. There is very low availability of educative television (TV) programs compared to the number of soap operas and television dramas. Statistics suggest that the demand for educative programs on Indonesian national TV is also very low. This research is conducted to examine the Indonesian viewers’ interests towards educative television programs in the hopes to propose a solution in fixing the flaws of Indonesias broadcasting program. The research is conducted by collecting primary data through survey, which is then analyzed descriptively. The writer’s findings suggest that many Indonesian viewers claim that they are interested but the reality is they do not watch edicative programs. The lack of variation and quality of educative programs on national TV is a strong factor of the viewers’ lack of interest towrds educative programs.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Bonara
"Twitter menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan berbagai hal, mulai dari opini, kritik hingga gosip. Perbincangan mengenai program acara televisi kini marak dilakukan oleh pengguna Twitter karena 40% orang juga mengunjungi situs jejaring sosial ketika sedang menonton televisi (news.yahoo.com, 2011). Twitter kerap menjadi media yang ramai saat ada topik hangat tengah berlangsung.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan Twitter yang dilakukan oleh program acara televisi terhadap peningkatan Rating dan Share. Penelitian ini mengambil studi kasus pada salah satu industri televisi nasional yang berkantor pusat di DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan analisis statistik inferensial dan teknik analisis regresi linier. Variabel penelitian didapat dari studi literatur mengenai metrik media sosial dan Rating Share setiap program acara televisi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan Twitter pada program acara di televisi memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap peningkatan Rating dan Share dengan nilai koefisien korelasi 0,760 dan 0.769, dimana Follower, Mention, Rasio Followers To Following dan Hashtag(#) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan Rating dan Share. Namun hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa akun Twitter program acara televisi gagal membangun engagement yang seharusnya dilakukan di media sosial Twitter.
Terbatasnya cakupan penelitian, kurangnya beberapa data serta tidak adanya hubungan sebab-akibat antara pengaruh penggunaan Twitter terhadap peningkatan Rating dan Share pada program acara televisi menjadi saran bagi penelitian selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini.

Twitter has become a massive platform to deliver variety of things such as opinion, criticism and gossip. The discourse about television program are now commonplace by Twitter’s user as 40% people also visiting social media networking while watching television (news.yahoo.com, 2011). Twitter is often became a crowded media when there is a hot topic discussed in real world.
This research aimed to see whether the usage of Twitter applied by television program affect the enhanced Rating and Share. This research took a case study on one of the national television industry headquartered in Jakarta.
This research use quantitative methodology with inferential statistical analysis and regression linier analysis technic. Variables are obtained from study literature of Social Media Metrics and television program Rating and Share.
The results prove that Twitter have a strong correlation to the enhanced Rating and Share television program with coefficient correlation 0,760 and 0.769, where Follower, Mention, Rasio Followers To Following and Hashtag(#) have significant effect. However, these results also indicate that the Twitter account of television programs failed to build engagement that supposed to do in social media.
Although Twitter prove to have an impact to the enhanced Rating and Share television program, but the limited scope of study, the lack of some data and the absence of causal relationship between Twitter and Rating and Share television program are become the next suggestion for further research.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fachruddin
Jakarta: Kencana, 2012
384.553 AND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This research intends to reveal how simulation process works on TV news. Emplouing Baudrilliards's theory on hyperreality and taking Metro TV as a case study, it concludes that news reality on TV is manufactured by simulation process called simulacra. In other words, TV news itself is a production of hyperreality."
Thesis: Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi, VI (1) Januari-April 2007: 1-18, 2007
TJPI-VI-1-JanApr2007-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elena Zachnas
"Program "Indonesian Idol" adalah program reality show dalam bentuk kontes menyanyi dimana memiliki pesaing terbesar dalam tayangan sejenis yang lebih dulu muncul yaitu program Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Pihak stasiun televisi dalam hal ini RCTI dan Fremantle Media sebagai pemilik format "Idol" bekerjasama untuk membuat program 'Indonesian Idol? menjadi program yang dipilih oleh seluruh kalangan pemirsa televisi di Indonesia.
Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana preferensi khalayak terhadap tayangan Indonesian Idol" dilihat dari perubahan rating yang diperoleh sebagai dasar rujukan sebuah kesuksesan tayangan. Bagaimana strategi komunikasi promosi pemasaran yang telah diiakukan agar membuat program ?Indonesian Idol? ditonton oleh khalayak luas yang dilihat dari kenaikan rating program.
Teori mengenai media khususnya televisi, khalayak dan komunikasi pemasaran digunakan sebagai kerangka pemikiran yang mendasari penelitian dan menjawab permasalahan tesis ini.
Hasil dari penelitian adalah program "Indonesian Idol" menjadi pilihan program yang diminati oleh hampir seluruh kalangan dengan fokus pada usia remaja dan dewasa dengan kelas sosial ekonomi menengah keatas. Program "Indonesian Idol" dipilih karena dianggap mampu memberikan tayangan hiburan yang memiliki kualitas yang bagus baik dari segi kemasan maupun kualitas suara para finalis. Dalam pelaksanaan strategi promosi terdapat perubahan-perubahan yang dilakukan untuk dapat membuat "Indonesian Idol" digemari masyarakat yang lebih luas dengan perolehan rating program yang lebih baik. Rekomendasi akademik untuk penelitian ini adalah dengan melakukan ekplorasi faktor lain yang berpengaruh pada preferensi pemirsa dengan melihat efektifitas promosi dan evaluasi preferensi pemirsa."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jorine Utari Soetjahjo
"Industri televisi mengalami perkembangan sejak dikeluarkannya ijin pendirian stasiun televisi oleh swasta pada tahun 1988, dengan dipelopori oleh PT Rajawali Citra Indonesia (RCTI), yang selanjutnya diikuti stasiun-stasiun lainnya, seperti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Surya Citra Televisi (SCTV), Andalas Televisi (ANTV) dan Indosiar. Perkembangan televisi ini dimungkinkan karena kelonggaran-kelonggaran perijinan yang diberikan pemerintah, kecepatan antisipasi pihak swasta dan perkembangan teknologi pertelevisian itu sendiri.
Situasi dan kondisi eksternal yang cepat berubah menjadikan suatu tantangan tersendiri bagi manajemen RCTI untuk mampu bersaing di Industri televisi nasional. Kejelian manajemen RCTI dalam melakukan positioning pasar dan perencanaan keputusan yang tepat akan sangat menentukan dalam mengantisipasi peluang yang ada. Tujuannya adalah untuk peningkatan kepuasan pelanggan dan citra terbaik perusahaan di masa yang akan datang.
Hasil analisis SWOT dari posisi bersaing RCTI di industri televisi telah menunjukkan strategi agresif dapat dilakukan. Hasil analisis menunjukkan keunggulan relatif RCTI dalam hal kualitas siaran, inovasi program, inovasi teknologi, dan citra. Kelemahan relatif RCTI terletak pada faktor pelayanan dan ketersediaan faktor iklan.
Keberhasilan RCTI di masa yang akan datang sangat tergantung dari upaya penyempurnaan kinerja dan sikap profesionalisme manajemen yang tinggi dalam meningkatkan mutu siaran dan pelayanan pelanggan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>