Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erika Kurnia
"Bahasa Arab dan bahasa Ibrani adalah dua bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Semit. Walaupun keduanya berhubungan secara genetik, namun apakah kedua bahasa tersebut saling berkorespondensi? Untuk membuktikan sejauh mana kekerabatan di antara keduanya, linguistik historis komparatif dapat dijadikan metode untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan merekonstruksi fonem dalam setiap kosakata berpasangan yang ditemukan dalam teks Perjanjian Lama, Kitab Kejadian 1: 1-5 yang masing-masing ditulis dalam bahasa Arab dan Ibrani dengan menggunakan metode dasar leksikostatisitk dan glotokronologi. Pada akhir artikel jurnal ini, ditemukan bahwa persentase kosakata berkerabat adalah 55% dari jumlah 16 pasang kosakata. Kemudian waktu pisah antara bahasa Arab dan Ibrani, dihitung dari tahun sekarang, adalah 1.428 tahun.

Arabic and Hebrew are members of the Semitic language family. Although both languages are genetically related, do the languages correspond to each other? To attempt the more understanding of the relationship between these languages, comparative linguistics theory can be learned as a method to answer the question. This study examined the Arabic and Hebrew from the text in The Old Testament, Genesis 1: 1-5 through phonological reconstruction using lexicostatisic and glottochronology methods. At the end of this article, we can see that the amount of related words between Arabic and Hebrew language are 16 words and the percentage rate between those two languages is 55%. And then, the time depth of the languages is 1428 years, counting from now (2013).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqiatul Mardiah
"Disertasi ini membahas semantik spasial preposisi ala dan nomina spasial fawqa dengan memanfaatkan ancangan linguistik kognitif, khususnya semantik kognitif. Dengan sumber data dari corpus.kacst.edu.sa dan model polisemi berprinsip dari Tyler dan Evans (2003), serta konfigurasi dari Ferrando dan Gosser (2011), kajian ini menemukan makna primer ala dan fawqa yaitu yang menyatakan makna lebih tinggi dari atau posisi di atas. Perbedaan kedua leksem itu terletak pada ada atau tidaknya kontak pada salah satu sisi permukaan entitas yang berelasi. Untuk makna perluasan ala, secara dominan menunjukkan relasi kuasa dan relasi tumpuan, sedangkan makna perluasan fawqa menunjukkan makna melebihi atau melampaui. Data dari korpus juga memperlihatkan kecenderungan jumlah makna perluasan ala lebih banyak dibanding makna perluasan fawqa. Selain itu, makna perluasan ala lebih banyak menunjukkan hubungan yang erat antara verba atau nomina derivatifnya dengan ala, sedangkan makna perluasan fawqa tidak menunjukkan hal yang sama. Temuan tentang makna primer dan makna perluasan masing-masing ala dan fawqa disajikan dalam bentuk jejaring semantis. Jejaring semantis itu menggambarkan relasi polisemis antara makna-makna perluasan dengan makna primernya. Sebagai dua leksem yang bersinonim, fawqa dapat menggantikan ala pada situasi tertentu, dan begitu pula sebaliknya.

This dissertation discusses the spatial semantics of preposition ala and spatial noun fawqa by utilizing cognitive linguistic approaches, specifically cognitive semantics. With data sources from corpus.kacst.edu.sa and principled polysemy models from Tyler and Evans (2003), as well as configurations from Ferrando and Gosser (2011), this study found the primary sense of ala and fawqa, which states higher meaning or position above. The difference between the two lexemes lies in the presence or absence of contact on one side of the surface of the related entity. For the extended senses of ala, dominantly show the power relation and pedestal relation, while the extended senses of fawqa indicate the exceeding or beyond. Data from the corpus also show the tendency of the number of the extended senses ala more than the extended senses of fawqa. furthermore, the extended senses of ala show the close relationship between the verb or its derivative nouns with ala, while the extended senses of fawqa does not indicate the same thing. The findings of the primary sense and the extended senses of each ala and fawqa are presented in the frame of semantic network, which illustrates the polysemic relation between extended senses and their primary sense. As two synonymous lexemes, fawqa can replace ala in certain situations, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidah
Ambon: Kantor Bahasa Maluku Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
499.225 2 WAH k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaksis kongruensi dan reksi dalam bahasa Arab dengan mengkaji unsur sintaksis yang menyertainya. Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan jenis-jenis kongruensi dan reksi dalam bahasa Arab yang selama ini belum terungkap. Unsur sintaksis yang terlibat dalam proses kongruensi dan reksi adalah kategori sekunder seperti persona, bilangan, gender, definisi, kasus, mood, dan aspek. Baik kongruensi maupun reksi berfokus pada hubungan antara konstituen dalam satu konstruksi. Kedua istilah tersebut dapat dibedakan dengan melihat kategori yang terlibat. Kongruensi berfokus pada hubungan antara konstituen dalam satu konstruksi yang ditandai dengan munculnya kategori yang sama, misalnya, kategori persona, bilangan, dan gender memegang peranan penting dalam hubungan antara subjek dan predikat verbalnya, sedangkan reksi berfokus pada hubungan yang ditandai dengan munculnya kategori tertentu yang dihasilkan dari hubungan antara satu konstituen dengan konstituen lainnya. Misalnya, kasus akusatif dalam fungsi objektif merupakan hasil hubungan antara objek dan predikatnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam bahasa Arab, kongruensi dan reksi dapat ditemukan pada tingkat klausa dan frasa.

This study aims at describing syntactic behaviour of congruence and rection in Arabic by examining the syntactic element attached to them. This study also aims at determining types of congruence and rection in Arabic that have not been revealed so far. Syntactic element that is involved in the process of congruence and rection is the secondary category such as person, number, gender, defineteness, case, mood, and aspect. Both of congruence and rection focuse on relation between constituents in one construction. The two term can be distinguished by looking at the category involved. Congruence focuses on the relation between constituents in one construction that is marked by the appearance of the same category, for example, the category of person, number, and gender play an important role in the relation between a subject and its verbal predicate, while rection focuses on relation that is marked by the appearance of a certain category resulted from the relation between one constituent and another example, accusative case in the objective function is a result of relation between an object and its predicate. This study concludes that in Arabic, congruence and rection can be found at the clause and phrase level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muta`ali
Arabic Teachers Assosiation of Indonesia, 2011
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Letmiros
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lalitia Apsari
"ABSTRAK
Dua kata yang memiliki relasi semantik dalam kalimat terhubung oleh tautan
dependensi. Jarak dan panjang tautan dependensi tersebut dapat digunakan untuk
mengkaji efisiensi kalimat terkait memori kerja manusia, terutama untuk bahasa dengan
urutan kata bebas seperti bahasa Indonesia. Penelitian ini meninjau pengaruh panjang
kalimat, arah tautan dependensi, dan valensi kata terhadap efisiensi kalimat dari segi
dependensi pada bahasa Indonesia ragam tulis dan lisan. Tinjauan ini memanfaatkan dasar
teori dan luaran penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa manusia akan mendekatkan
kata-kata yang memiliki relasi semantik. Dengan memanfaatkan korpus jurnalistik bahasa
Indonesia berskala besar, temuan penelitian ini memperlihatkan perbedaan kedua ragam
dalam mengkonstruksikan kalimat secara efisien. Kalimat pendek ragam lisan cenderung
mengalami pengurangan sintaktis seperti pengurangan kata karena ada keterbatasan
memori kerja dalam mengkonstruksikan kalimat lisan yang panjang. Sebaliknya,
ketersediaan waktu untuk memproduksi kalimat tulis dan penerapan tata bahasa yang
lebih baik tercermin pada struktur sintaktis yang lebih efisien. Perbedaan ini dapat
menjadi keunikan masing-masing ragam dan berkaitan dengan pengembangan ilmu
sintaksis yang lebih deskriptif terhadap ujaran nyata. Luaran penelitian ini menjadi bekal
untuk penelitian lanjutan yang berupaya untuk memahami tuntutan keterbatasan memori
kerja manusia dan hubungannya dengan tata bahasa.

ABSTRACT
Dependency distance, the distance between semantically related words in a
dependency relation, has been a key measure of interest in the studies of syntax and
transdisciplinary linguistics. This concept can be utilized to study the relation of
language efficiency and human working memory, particularly for languages with free
word order such as Indonesian. This thesis investigates the possible influence sentence
length, dependency direction, and word valency may have on language efficiency and
dependency relations in written and spoken Indonesian language. This study supports the
long standing idea that human language tends to organize word orders so semantically
related words can be close in the linear order of a sentence. By analyzing a large-scale
corpus of formal texts in Indonesian, the outcomes show significant differences between
both speech modes. Syntactic reduction are commonly found in shorter sentences in
the spoken language as a manifestation of working memory limitations in constructing
longer sentences verbally. On the other hand, written language exhibits a more efficient
syntactic pattern that might be motivated by longer production time, allowing speakers to
better apply grammar rules in its utterance. The findings pose further research questions
for future studies of dependency relations in order to better understand the correlation
between syntactic complexity and cognitive demands."
2018
T50374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hannah Sekarwati
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji perilaku kolokasi mata dalam bahasa Indonesia. Setiap bahasa mempunyai kebiasaan masing-masing untuk mengombinasikan sebuah kata dengan kata tertentu secara teratur yang disebut sebagai kolokasi, seperti air mata, pelupuk mata, mata angin, dan mata kuliah. Sumber data dalam penelitian ini adalah korpus Indonesian Web as Corpus IndonesianWac yang terdapat pada aplikasi Sketch Engine. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan linguistik korpus. Kata mata sebagai fokus penelitian ini karena kata tersebut merupakan kata yang bersifat universal dan frekuensi kemunculannya paling tinggi di antara kata yang mengacu pada pancaindra lainnya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kata mata sebagai poros kolokasi dengan kolokat-kolokatnya dapat membentuk 27 pola kolokasional. Pola kolokasional tersebut dapat berjenis pola leksikal dan gramatikal. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa kolokat-kolokat yang bersanding dengan kata mata berada di antara 12 ranah semantis dari pengelompokan 19 ranah semantis dalam Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia. Dalam komposisionalitas, kata mata bersanding dengan kolokat kiri pada umumnya menunjukkan tingkat kolokasi komposisional, sedangkan dengan kolokat kanan pada umumnya menunjukkan tingkat kolokasi komposisional terbatas.

ABSTRACT
This thesis evaluated the behaviors of mata eye collocations in Indonesian. Every language has its own patterns to combine a word with other word regularly that is called collocation, e.g. air mata, pelupuk mata, mata angin and mata kuliah. Data resources in this thesis is Indonesian Web as Corpus IndonesianWac which available at Sketch Engine application. The method in this study is combination of qualitative and quantitative method by corpus linguistic approach. This research focuses on the word mata because it is a universal word that has higher frequency of appearance compared to the other words related to the five senses. This study found out that mata as a node of collocation with collocates could form 27 patterns. The collocation patterns can be lexical or grammatical. This study also found that mata collocates consisted of 12 domains among 19 semantic domains in Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia The Thematic Thesaurus in Indonesian . In terms of compositionality, the word mata in pair with the left collocates usually indicate the level of compositional collocations while with the right collocates usually indicate the limited level of compositional collocations."
2018
T50163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiqa Azmi
"Skripsi ini membahas kajian semantik-leksikal kosakata kuliner bahasa Arab pada majalah مطبخ قودي /maṫbakh qūdī/. Analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan dengan toeri pembentukan kata dari segi semantik dan relasi makna. Data dalam skripsi ini diambil dari majalah مطبخ قودي edisi 2014. Hasil analisis dari teori pembentukan dari segi semantik kata menyatakan bahwa kosakata kuliner bahasa Arab dibentuk dari proses neologisme, metafora, dan pinjam terjemah. Dari teori relasi makna, kosakata kuliner bahasa Arab memiliki relasi makna keidentikan yang mencakup relasi makna homonimi, polisemi, dan sinonimi; relasi makna peliputan yang mencakup relasi hiponimi dan meronimi; dan relasi makna pertentangan yang mencakup relasi antonimi.

This thesis discusses the lexical semantic study of arabic vocabularies about culinary in Goody Kitchen Magazine. The analysis that used in this thesis is qualitative method with a descriptive-analyzed. The analisys is done by Arabic word-formation theories and semantic relation theories. The data in this thesis are taken from Goody Kitchen Magazine 2014 edition. The result of this research from word-formation in semantic term states that Arabic culinary vocabularies are formed from neologism, methapor, and borrowing translation process. From the semantic relation theory states that Arabic culinary vocabularies have identical semantic relation, including homnymy, polysemy, and synonymy relation; coverage semantic relation, including hyponymy and part-whole relation; and opposite semantic relation, only including antonymy relation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S59341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iyus Rosdiana
"Skripsi ini menjelaskan tentang metode pengajaran bahasa Arab Mustaqilli yang diterapkan di lembaga kursus bahasa Arab Depok Arabic Center. Penerapan metode Mustaqilli ini meliputi kemahiran mendengar, kemahiran berbicara, kemahiran membaca, dan kemahiran menulis. Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini sebagian besar adalah metode kuantitatif, namun metode kualitatif juga digunakan sebagai pendukung dalam menganalisis data yang diperoleh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menggabarkan penerapan serta keefektifitasan metode pengajaran bahasa Arab Mustaqilli di lembaga kursus bahasa Arab Depok Arabic Center. Hasil penelitian ini merupakan deskripsi penerapan metode Mustaqilli pada empat kemahiran bahasa Arab serta penjabaran tingkat efektifitas metode pengajaran bahasa Arab Mustaqilli.

This research describes Arabic teaching method Mustaqilli in Arabic Course Institute Depok Arabic Center. The application of Mustaqilli method includes language proficiency of listening, speaking, reading, and writing skill. The research method used in this paper is quantitative. Besides, qualitative method is also used as a support in analyze the data obtained. The purpose of this research is to explain and describes the application and efectivity of Arabic teaching method Mustaqilli in Arabic course institute Depok Arabic Center. The result of this research are descriptions Arabic teaching methods of four skills Arabic language and the efectivity level of the teaching method Mustaqilli.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>