Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutama Epkamarsa
"Perkembangan konvergensi media merupakan perkembangan yang didasari oleh perkembangan teknologi dalam menyokong komunikasi. Oleh itu pembicaraan masa depan konvergensi media sendiri tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang ada untuk menyokong proses komunikasi yang lebih baik dan efisien. Selain itu pengaruh dari perubahan bentuk penyampaian pesan (dari print menjadi siaran dan kini internet) juga akan berdampak kepada bentuk organisasi yang ada. Dampak organisasi ini tentunya juga menjadi satu bagian tersendiri yang tidak terlepas dari perbincangan masa depan konvergensi media, terutama dalam manajemen media massa dan struktur dari news room. Konvergensi media terjadi di Amerika Serikat sudah sejak lama sebelum Indonesia memulainya. Namun bukan berarti konvergensi yang terjadi di Indonesia sama persis seperti di Amerikat Serikat. Perbedaaan ini tidak hanya dalam bentuk penyampaian pesan, tetapi juga dalam industri media yang menjalankannya. Di Amerika, perusahaan media akan membentuk divisi baru untuk menangani bentuk media yang baru. Hal tersebut berbeda dengan di Indonesia, untuk menangani bentuk media yang baru perusahaan media bukan membuat divisi baru melainkan membuat atau membeli perusahaan lain. Oleh karenanya media-media ini tidak terintegrasi sehingga dapat mengorbankan kualitas pesan yang diberikan oleh media tersebut. Untuk itu dibutuhkan peran pemerintah agar perusahaan media dapat memaksimalkan konvergensi media.

The development of media convergence is governed by technology development in support of communication. Thus the talk of the future of media convergence is inseperable from the devolopment of technology that exists to support the process of better communication and more efficient. In addition to the influence of the change of the form of delivery of messages (from print to broadcast and now internet) also will affect to form organization. The impact of these organizations would also be one part which is inseparable from the future of media convergence discussion, particularly in the management and structure of mass media news room. Media convergence occuring in United States had long before Indonesia start it. But that doesn’t mean media convengence that occured in indonesia exactly the same as in United States. A distinction is not only in the delivery of a message, but also in industry media who run it. In United States, the media company will establish a new division to deal with new form of media. It is different in Indonesia, to deal with new forms of media, company not create new divisions but make or buy another company. Therefore this media not integrated so as to be sacrificing quality message given by the media. For that it needs the role of Goverment so that media companies can maximize the convergence of media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Prasetyadi
"Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini membawa perubahan signifikan terhadap media. Media massa konvensional semacam radio, televisi, surat kabar, film, rekaman suara (sound recording) terkonvergensi berkat berkat kehadiran teknologi digital dan internet yang mampu meleburkan industri media, komputer, dan telekomunikasi menjadi satu. Dengan demikian, penulisan sejarah media konvensional yang cenderung memisah-misahkan berbagai bentuk media kini tidak relevan lagi. Sejarah media mesti ditulis ulang secara terkonvergensi sebagai sebuah kesatuan utuh. Makalah ini berupaya mengkaji sejarah media secara terkonvergen dalam konteks keindonesiaan dengan menggunakan konsep-konsep dalam buku “Media Convergence History” sebagai pisau analisisnya. Makalah ini merupakan kajian literatur yang tidak menggunakan pendekatan kronologi dalam pembahasannya dan memilih pendekatan ‘flashback’ sebagaimana digunakan dalam buku “Media Convergence History” (Janet Staiger dan Sabine Hake, 2009). Dari kajian literatur-literatur yang diperoleh, menyimpulkan bahwa konvergensi media di Indonesia terutama bergerak dalam dimensi industri (industrial convergence) dan budaya (cultural convergence). Technological convergence menuju media baru web 2.0 terhambat oleh lemahnya penegakan hukum terhadap cyber crime.

The development of information and communication technology today brings significant changes to the media . Conventional mass media such as radio , television , newspapers , films , sound recordings are converged due to the presence of digital technology and the internet which also merge the media industry , computer , and telecommunications . Thus , the writing of conventional media history which tend to isolate various forms of media now no longer relevant . The history of media must be rewritten as a converged and unified entity . This paper seeks to examine the history of media in the context of Indonesia through convergence perspective by using amount of concepts adopted from the book " Media Convergence History " ( Janet Staiger and Sabine Hake , 2009) as the tools of analysis. This paper does not use a chronological approach to its discussion, yet chooses the ' flashback approach' as used in the book " Media Convergence History ". The result of literaure study conducted concluds that the convergence of media in Indonesia is mainly engaged in industrial dimensions ( industrial convergence ) and cultural dimension (cultural convergence ) . Technological convergence towards new media web 2.0 is hampered by the lack of law enforcement against cyber crime .
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Lutfia Craffitasari
"Seiring dengan kehadiran konvergensi media di segala aspek kehidupan manusia, maka banyak pula aspek-aspek kehidupan manusia yang terkena pengaruh dan berubah sehingga memunculkan budaya baru, yaitu budaya konvergensi. Budaya konvergensi sendiri dapat ditinjau dari tiga buah aspek yang tidak dapat saling dilepaskan: konvergensi media, kecerdasan kolektif, dan budaya partisipasi. Dalam perkembangannya, situs internet Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak nyata dari budaya konvergensi sendiri. Karakteristik Wikipedia.org menjadi salah satu contoh terbaik dalam melihat cara budaya konvergensi hadir dan bekerja dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan dari tahun ke tahun, Wikipedia.org menjadi salah satu ensiklopedia dalam jaringan (daring) yang paling lengkap. Wikipedia.org pun menghadirkan berbagai pilihan bahasa di dalamnya, salah satunya Wikipedia Bahasa Indonesia. Berangkat dari hal ini, peneliti ingin melihat seberapa jauh penetrasi dan pembentukan budaya konvergensi di Indonesia dengan mengambil Wikipedia.org sebagai contoh kasus. Dengan menggunakan Wikipedia.org diharapkan hal ini dapat menjelaskan mengenai Indonesia mengadaptasi budaya konvergensi dalam aspek pengoptimalan penggunaan konten serta fungsi yang disediakan oleh internet.

As media convergence becoming part of human life, there are a lot of human aspects got influenced and changed. The changes often make a new culture: the convergence culture. The convergence culture itself can be seen from three point of views that is related to each other: media convergence, collective intelligence and participation culture. In later development, Wikipedia.org is a website of real artefacts of the convergence culture itself. The website itself is one of the best examples to see convergence culture in very daily basis. Years passed, Wikipedia.org becomes one of the most complete online encyclopaedias. Nowadays, Wikipedia has developed several language options; one of them is Wikipedia Indonesia. But there are still a lot of. Start from here, the researcher wants to know how deep the penetration of convergence culture in Indonesia by taking Wikipedia Indonesia as samples. Besides that, this research also hopes to find about Indonesian adapting convergence culture in optimalizing content use.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meissara Jovie Rosiana
"Konvergensi media menjadi salah satu strategi media bertahan dalam persaingan industri yang cukup kuat di era digital seperti saat ini. Kompas yang telah hadir lebih dari setengah abad sebagai media yang dipercaya masyarakat sebagai salah satu sumber berita yang kredibel pun ikut beradaptasi dengan mempraktikkan konvergensi media, sehingga lahir entitas baru salah satunya online. Sebagai entitas baru, Kompas.com melakukan rebranding untuk mempertegas positioning-nya.
Tesis ini menguraikan bagaimana strategi dalam proses rebranding Kompas.com. Penelitian ini dilakukan agar media baru yang semakin kompetitif dapat mempelajari strategi untuk penguatan branding dari salah satu media terbesar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan strategi yang digunakan adalah Umbrella Branding Strategy yang menggunakan merek tunggal sebagai payung yakni, Kompas. Kemudian hasil dari strategi rebranding ini berimplikasi pada model bisnis Kompas.com untuk pertumbuhan pasar yang positif.

Media convergence became one of the media strategies to survive in digital era as it is today. Kompas has been present for more than half a century as a printed media which has trusted by the public as one of the credible news sources also participate in adapting to practice media convergence, so that the birth of new entities one of them online. As a new entity, Kompas.com rebranding to reinforce its positioning.
This thesis describes how the strategy in the process of rebranding Kompas.com. This research is conducted in order for an increasingly competitive new media to learn strategies for strengthening branding from one of the largest media in Indonesia. This research uses qualitative approach.
The results of this study shows that the strategy used is Umbrella Branding Strategy that uses a single brand as an umbrella namely, Kompas. Then the results of this rebranding strategy have implications on the market growth.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Nur Andini
"Perkembangan konvergensi media dalam bidang multimedia, informasi dan juga komunikasi menyebabkan berkembangnya teknologi-teknologi terbaru, salah satunya adalah Internet TV. Internet TV adalah suatu mekanisme baru dalam berkomunikasi dalam penggunaan multimedia dimana teks, suara, gambar dan grafis dapat diakses sekaligus dalam satu media. Terdapat beberapa faktor yang mendasarai berubahnya gaya menonton para generasi muda di era konvergensi saat ini, di samping karakteristik khas dari Internet TV itu sendiri.

The progress of media convergence in multimedia, information, and communication sector has triggered the development of new technology, one of which is Internet TV. It is a new mechanism to communicate using multimedia, where text, sound, picture, and graphic can be accessed easily from a single medium. This study will discuss fundamentals that lead Indonesian youth to shift their watching style from the conventional to the Internet-based TV. Besides, special characteristics of the Internet TV that shape viewer’s character will also be the focus of this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rezky Agustyananto
"Sebagai sebuah fenomena yang mengubah banyak hal dalam kehidupan dunia, perkembangan konvergensi sudah seharusnya dipayungi oleh regulasi yang sesuai, karena regulasi memberikan kepastian hukum yang jelas. Begitu pentingnya regulasi bagi konvergensi membuat negara-negara maju di dunia seperti Inggris atau Korea Selatan bahkan sudah sejak lama membentuk regulasi khusus untuk menjadi payung hukum dari perkembangan konvergensi. Apakah Indonesia sudah memiliki regulasi untuk menjadi payung dari konvergensi ini? Dan apakah regulasi yang sudah ada saat ini sudah ideal untuk menjadi payung hukum bagi perkembangan konvergensi?
Makalah ini ingin melihat perkembangan regulasi konvergensi di Indonesia beserta permasalahan-permasalahan yang muncul dengan melihat isi Rancangan Undang-Undang Konvergensi yang telah disusun serta melihat pendapat ahli baik di media maupun lewat wawancara langsung.

As a phenomenon that has change a lot of things in the world, the development of convergency is must be protected by the proper regulation, because it can gives a legal certainty for the convergency. Once the importance of regulation for convergency made some more developed countries like England or South Korea already made special regulation for convergency since years ago. But how about Indonesia? Do we already have had a special regulation for convergency? Are the regulations proper enough?
This paper will see the development of the regulation for convergency and all the problems that appear by observing the content of convergency draft law and hearing the experts opinion in media or by interviewing them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Rajab
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui proses komodifikasi informasi di newsroom kantor berita sebagai suatu bentuk reposisi ekonomi politik kantor berita di era konvergensi saat ini. Reposisi ekonomi politik menjadi keharusan karena kondisi kantor berita nasional saat ini berada di ambang kebangkrutan sebagai efek dari maraknya penggunaan internet, sementara dari sisi pemberitaan kantor berita nasional juga tidak berdaya mengimbangi dominasi kantor berita internasional.
Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif utamanya dengan metoda etnograti, dengan variabel penelitian meliputi (1) reposisi kantor berita nasional, (2) komoditikasi informasi, dan (3) dominasi kantor berita global. Panduan teoritis yang digunakan adalah kajian ekonomi politik kritis varian strukturalisme.
Kantor berita nasional yang dijadikan subjek penelitian adalah kantor berita dari Indonesia (Antara). Sebagai pembanding dilihat juga dinamika yang berlangsung di kantor berita nasional Malaysia (Bernama) dan kantor berita internasional dari Inggris (Reuters), Amerika Serikat (AP), dan Perancis (AFP).
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kantor berita nasional melakukan reposisi strulctur ekonomi-politiknya di era konvergensi sekarang ini?; (2) Eagaimana kantor berita nasional memposisikan komoditas informasi sebagai produk untuk dijual di era konvergensi?; (3) Bagaimana proses komodifikasi informasi berlangsung dalam newsroom kantor berita nasional?; dan (4) Bagaimana dominasi kantor berita internasional terjadi atas kantor berita nasional?
Kesimpulan penelitian ini adalah: pertama, akibat perkembangan teknologi lnformasi berbasis komputer-internet dan masih kuatnya pengaruh dominasi struktur kapitalisme global, kantor berita nasional didorong untuk melakukan reposisi struktur ekonomi-polltiknya agar mampu menghasilkan suatu informasi yang bersifat langka (scarcity). Reposisi tersebut dilakukan dengan mengadakan: (1) kerjasama pertukaran berita (ownership convergence); (2) berbagi materi berita dengan kantor berita lainnya (tactical convergence); (3) melakukan penulisan ulang terhadap materi berita untuk disesuaikan dengan jenis media yang digunakan (structurat convergence); (4) menciptakan reporter super (information gathering convergence); dan (5) menyediakan peralatan canggih bagi reporter untuk mendukung komodifikasi informasi yang diharapkan (storyteiting convergence). Kantor berita saat ini juga mereposisi orientasi bisnisnya dari semula wholesaler, agen informasi untuk media massa, juga menjadi retailer mengunjungi publik melalui website maupun peralatan konvergensi media lainnya.
Kedua, komodifikasi informasi di newsroom terjadi dalam bentuk komodifikasi isi yang meliputi proses penentuan komoditas informasi berita, foto, dan data untuk dijual melalui proses dinamis yang berlangsung diantara pekerja dalam salu level (horisontal) maupun level berbeda (vertikal) dalam aktivitas rutin keseharian untuk produksi informasi (rapat redaksi, rapat dewan redaksi, dan rapat direktur).
Ketiga, teriadi dominasi infon'nasi global oleh kantor berita internasional dalam bentuk besaran kuantitatif persebaran informasi dan perolehan pendapatan finansial, persebaran sumberdaya, serta relasi profesional, Kantor berita nasional tidak berdaya menghadapi dominasi tersebut karena sebagian besar pendapatan kantor berita nasional justru berasal dari kerjasama dengan kantor berita internasional Begitu juga jaringan kerjasama regional yang dibentuk untuk menghadapi dominasi kantor berita internasional, tidak berfungsi efektif karena terjadinya berbagai polarisasi kepentingan dari masing-masing kantor berita anggota Meskipun demikian, wacana resistensl terhadap dominasi kantor berita internasional bukannya tidak terjadi dalam proses komodiiikasi informasi kantor berita nasional.
Salah satu implikasi menarik dari temuan dalam penelltian ini adalah keberadaan kantor berita nasional yang seolah-olah berada di simpang jalan untuk memilih antara kepentingan politik atau kepentingan ekonomi. Dari gambaran reposisi strulctur ekonomi-politik yang dilakukan kantor berita nasional semacam Antara, sebenarnya sudah menjawab arah dominan yang akan dituju kantor berita nasional dalam era teknologi komunikasi berbasis komputer-internet sekarang ini. Kepentingan ekonomi tampaknya bakal mengalahkan kepentingan politik di balik eksistensi kantor berita nasional. Nostalgia historis pemunculan kantor berita nasional yang sarat dengan nasionalisme bakal tergerus dengan kepentlngan ekonomi.

This study is intended to know the information commoditication process in the newsroom of a news agency as a fomi of the ecopolitical reposition of a news agency in the current media. convergence era. The ecopolitical reposition becomes a must as a national news agency is currently in the brink of bankruptcy as an effect of the internet use on a large scale, while a national news agency?s news dissemination is unable to offset those of international news agencies.
The research was conducted descriptively using qualitative approaches. notably, the ethnographic method, with research variables consisting of (1) reposition of a national news agency, (2) infomation commoditication and (3) domination of global news agencies. The theoretical guidance which is used is a critical ecopolitical study on the variant of structuralism.
The national news agency which becomes the subject of the research is a news agency from Indonesia (Antara). As comparisons, it is also worth observing Malaysia's national news agency (Bernama) and the international (transnational) news agencies from Britain (Reuters), the United States of America (AP) and France (AFP).
Subject matters in the research are (1) l-low does a national news agency make a reposition on its ecopolitical structure in the current media convergence era'?; (2) How does a national news agency position the information commodity as a product for sale in the media convergence era'?; (3) How does the process of information commodification take place in a national news agency's newsroom; and (4) How does domination of international (transnational) news agencies against national news agencies occur?
The research concludes that: Firstly, due to the development of computer-internet based information technology and the still strong influence of domination of the global capitalism structure, a national news agency is encouraged to make a reposition of its ecopolitical structure in order to produce scarce information. The reposition is made by (1) setting up cooperation on news exchange (ownership convergence); (2) sharing news materials with other news agencies (tactical convergence); (3) rewriting news materials for adjustment to the type of media in use (structural convergence); (4) creating super reporters (information gathering convergence); and (5) providing sophisticated instruments for reporters in support of the expected information commoditication (storytelling convergence). Currently, a news agency also repositions its business orientation from formerly a wholesaler, an information agent for mass media, also becomes a retailer and visits the public through website or other convergence instruments.
Secondly, the information commoditication in the newsroom occurs in the fomn of content commodilication encompassing the process of deciding the information commodities of (text) news, photos and data for sale through dynamic process which takes place among workers on a (horizontal) level and a (vertical) level in the daily routine activities to produce information (editorial meeting, board of editors meeting and board of directors meeting).
Thirdly, there are domination of global information by international news agencies in the form of quantitative value of information dissemination and financial income, and distribution of resources and professional relations. A national news agency is unable to face the domination as most of its income even comes from cooperation with international news agencies. The regional cooperation networking designed to face international news agencies? domination is also ineffective as there is polarization of different interests among member news agencies. However, it does not mean that the discourse on the resistence against the domination of international news agencies does not happen in the information cornmodilicatiori process of a national news agency.
One of the interesting implications from the findings in the research is the presence of a national news agency which as if stays on an intersection to choose the political or economic interest. The picture on the reposition of ecopolitical structure conducted by such a national news agency as Antara has actually answered the dominant direction to be reached by a national news agency in the current era of computer-internet based communication technology. The economic interest seems to outdo the political interest behind the existence of a national news agency. The historical nostalgia on the emergence of a national news agency which is full of nationalism values will be eroded by the economic interest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
D849
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Mearlysha Aninda Rahmatyana
"The phenomenon of the Hallyu wave or South Korean pop culture has emerged globally since the late 1990s. Back then, fans used to consume the product given by the producer. As time evolves, nowadays, K-pop fans do not only consume the products provided by the producer. Instead, fans can actively interact, participate and become the producer within the K-pop fandom with the existence of participatory culture. However, the visual content created by fans on social media often contains imaginary content that might cause fanatic and delusional behavior towards the K-pop idols. Therefore, this paper aims to understand the concept of Suler’s online disinhibition (2004) theory, explaining how visual content enables fanatic and delusional behavior of Indonesian K-pop fans in cyberspace through dissociative anonymity, invisibility, solipsistic introjection, and minimization of status and authority. This study uses qualitative methods, observation on social media, and secondary data collection that will be used to analyze the fanatic and delusional behavior of K-pop fans in Indonesia using the online disinhibition theory through the imaginary and fictive visual content they created in social media.

Fenomena gelombang Hallyu atau budaya pop Korea Selatan telah muncul secara global sejak akhir 1990-an. Saat itu, penggemar hanya terbiasa untuk mengkonsumsi produk yang diberikan oleh produsen. Seiring berkembangnya zaman, kini para penggemar K-pop tidak hanya mengkonsumsi produk-produk yang disediakan oleh produsennya saja. Sebaliknya, penggemar dapat secara aktif berinteraksi, berpartisipasi, dan menjadi produser dalam fandom K-pop dengan adanya Participatory Culture. Namun, konten audio-visual yang dibuat oleh penggemar di media sosial seringkali mengandung konten imajinasi yang dapat menyebabkan perilaku fanatic dan delusional terhadap idola K-pop. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memahami konsep teori Online Disinhibition Suler (2004), yang menjelaskan bagaimana konten audio-visual memungkinkan terjadinya perilaku delusi dan fanatik penggemar K-pop Indonesia di dunia maya, melalui dissociative anonymity, invisibility, solipsistic introjection, dan minimization of status and authority. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, observasi di media sosial, dan pengumpulan data sekunder yang akan digunakan untuk menganalisis perilaku fanatic dan delusi penggemar K-pop di Indonesia dengan menggunakan teori Online Disinhibition, melalui konten visual imajinasi dan fiktif yang mereka buat di sosial media. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Mardiyah
"Di tengah gempuran teknologi yang dahsyat, berbagai media cetak berusaha mempertahankan eksistensi dirinya. Selain konvergensi media sebagai upaya perluasan digital, beberapa media cetak pun menggunakan strategi crossmedia untuk melengkapinya. Pada saat beberapa media lain tidak menerapkan strategi tersebut secara utuh dan konsisten, majalah Harper’s Bazaar Indonesia mampu menerapkan strategi crossmedia secara utuh dan konsisten hingga saat ini. Crossmedia yang baik adalah crossmedia yang tidak hanya sekadar menggunakan banyak media, tetapi juga menyesuaikan konten dengan karakteristik medianya. Berdasarkan hasil analisis, Harper’s Bazaar Indonesia telah mempersiapkan dengan baik upaya perluasan digital yang dilakukan. Majalah tersebut pun cukup baik dalam menyesuaikan konten dengan berbagai media yang dimiliki, yaitu majalah cetak, e-magz, media online, dan media sosial. Jurnal ini akan membahas bagaimana upaya perluasan digital Harper’s Bazaar Indonesia, penerapan strategi crossmedia oleh Harper’s Bazaar Indonesia, dan penyesuaian konten terhadap karakteristik tiap media yang dimiliki

Amidst the onslaught of technology, several printed media manage to maintain their existence. Besides media convergence as their digital expansion, some printed media use the crossmedia strategy to complement it. When many media don’t apply that strategy completely dan consistently, Harper’s Bazaar Indonesia magazine is capable to apply it completely and consistently until now. A good crossmedia strategy is a crossmedia that not only expand their media, but also adjust the content with the characteristics of each media or medium. Based on the outcome of the analysis, Harper’s Bazaar Indonesia has prepared the digital expansion well. The magazine is also quite good at adjusting content with every media they have, such as printed magazine, e-magz, online media, and social media. This journal will discuss how Harper’s Bazaar Indonesia expand their digital, apply the strategy of crossmedia, and adjust the content with every media they have"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Abdurrahman
"Konvergensi media yang sedang terjadi di berbagai dunia kini telah dan sedang mengalami perkembangan di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, konvergensi mengalami tantangan pada setiap ranah dan negara yang berbeda. Dalam hal ini, ranah ruang berita atau newsroom menjadi perhatian yang cukup penting dikarenakan media bertanggung jawab atas penyebaran informasi kepada khalayak.
Erat kaitannya antara konvergensi di dalam organisasi berita dengan kemunculan internet dan media online sebagai basis baru bagi ruang berita yang mengadopsi nilai-nilai konvergensi. Internet memiliki banyak keunggulan dalam menyampaikan pesan dan informasi. Kelebihan ini menjadikan internet sebagai media baru dengan karakteristik multimedia, interaktifitas, pengarsipan, dan virtualitas.
Internet memiliki fitur serta iklim yang berbeda dengan media tradisional lainnya yang selama ini digunakan oleh media sebagai ruang berita. Struktur penting dari media baru ini adalah adanya integrasi antar komunikasi, data, dan komunikasi secara masif. Dan hal tersebut dicapai dalam sebuah medium. Praktek jurnalisme yang diterapkan dalam ruang berita yang baru inilah yang akan dikaji dan ditelaah perkembangannya di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>