Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diandra Putri Adhani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat motif mahasiswa FISIP UI dalam menggunakan media untuk mencari musik dengan menggunakan teori uses and gratification. Sebagai bagian dari keseharian, musik telah menjadi kebutuhan, khususnya untuk young adult atau remaja akhir. Media memudahkan pencarian dan penemuan musik. Penelitian ini fokus pada mahasiswa FISIP UI yang merupakan kategori umur remaja akhir yang menyukai musik house yang dimana merupakan fenomena budaya pop baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif penggunaan media untuk memenuhi kebutuhan musik juga berdampak pada perilaku mereka sehari-hari karena mengidentifikasi model yang ada di media.

This study tries to identify the motives of using the media to search for house music so it gratifies the needs using uses and gratification theory. As a part of daily life, musik has become needs especially to young adults. Nevertheless, the media make it easier for them to find and discover music. This study connects the needs of FISIP UI students that listen to house music, as house music is the new pop culture phenomenon. This study finds that media exposure has a certain effect to young adult’s behavior when identifying the model they saw on media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Djuanda Nugraha Ibrahim W.
"Penelitian ini menguji dampak kecerdasan emosi (EI-Emotional Intelligence) terhadap eskalasi komitmen (EC-Escalation of Commitment) dan kinerja organisasi. Secara khusus, dampak langsung dan tidak langsung dari kecerdasan emosi diselidiki untuk mengevaluasi apakah EC harus dihambat atau dilanjutkan. Dengan menggunakan praktik perusahaan listrik di negara berkembang, kajian ini melibatkan 103 manajer area sebagai responden, dimana peran mereka sangat penting untuk mencapai sasaran penyebaran listrik di wilayah yang mereka pimpin. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan Model Persamaan Struktural (SEM-Structural Equation Model).
Hasilnya menunjukkan bahwa kecerdasan emosi memiliki dampak positif dan negatif terhadap eskalasi komitmen, dan juga terhadap kinerja. Dampak negatif terjadi jika komitmen lebih jauh terhadap proyek yang terindikasi gagal dievaluasi hanya dengan mempertimbangkan profitabilitas dan alokasi sumber daya semata. Namun, jika kecerdasan emosi dapat diartikulasikan dalam bentuk perilaku-perilaku berorientasi inovasi dan berorientasi pelanggan yang berdampak pada pencapaian tujuan organisasi lainnya, maka ia memiliki kapasitas untuk mendorong komitmen lebih jauh (misalnya ke arah eskalasi komitmen) menjadi kinerja yang baik. Semua temuan ini kemudian menyajikan penjelasan alternatif untuk mengevaluasi apakah eskalasi komitmen memang sebuah kesalahan pengambilan keputusan atau bukan.

This study examined the impact of emotional intelligence (EI) on the escalation of commitment (EC) and organizational performance. Specifically, the direct and indirect impacts of emotional intelligence was investigated to evaluate whether an EC should be hindered or continued. Using the practises in the Indonesian Electricity Company, this study involves 103 area managers as respondents, where their role is crucial to achieve the multiple goal states of electricity distribution in the area that they led. The collected data was then analyzed using structural equation model (SEM).
The result showed emotional intelligence has both negative and positive impact on escalation of commitment, and also on performance. The negative impact occurs if the further commitment on the existing loser projects was evaluated by considering profitability and resource allocation only. However, if emotional intelligence can be articulated in the form of innovation-oriented and customer-oriented behaviors, which impact on other firm goal states, it has capacity to drive further commitment (i.e. escalation of commitment) into a good performance. This findings then provide an alternative explanation to evaluate whether escalation of commitment is a decision error or not.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
D2348
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Endah Wahyuni
"Perkembangan zaman yang sangat pesat membawa masyarakat pada kehidupan sekuler, hedonistic dan matrealistik. Perubahan dalam pola kehidupan manusia, terutama kehadiran teknologi telah membentuk sistem ideologi baru yang telah menggeser tatanan sistem nilai, etika, dan moralitas religius. Dampaknya melahirkan suatu kelompok sosial yang konsumtif. Kelompok sosial ini gemar mengkonsumsi berbagai macam komoditi sekunder dan tertier sehingga menimbulkan kecemburuan sosial dan mengubah cara orang lain bertingkah laku.
Untuk itu diperlukan suatu nilai yang mampu menjembatani teknologi dengan nilai, etika, dan moralitas religius sehingga akan memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Emotional Intelligence merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan, sedangkan Zuhud merupakan karakter yang membentuk pribadi yang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat dan mengarahkan pada sikap kejernihan jiwa. Kedua nilai ini berpotensi mampu memberikan kontribusi positif bagi nilai-nilai kehidupan.
Dalam dunia kerja juga diperlukan sikap saling membantu dan bekerjasama dengan karyawan yang lain, yang lebih dikenal dengan istilah Organization Citizenship Behavior. Tugas-tugas pemimpin akan lebih ringan jika terdapat karyawan-karyawan dengan OCB tinggi, sehingga konsekuensinya akan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan.
OCB dipandang sebagai manifestasi dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial, maka akan sangat mungkin dipengaruhi oleh kompetensi sosial yang dimiliki oleh pegawai. Kecerdasan emosi merupakan suatu kapasitas yang mengidentifikasikan tingkat kompetensi personal dan sosial dari karyawan yang bersangkutan, sedangkan zuhud herperan dalam dunia pekerjaan, untuk meningkatkan aktivitas dan etos kerja.
Penelitian ini menganalisis kontribusi Zuhud dan Emotional Intelligence terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCR). Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan kajian teoritis. Kuisioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Populasi dalam penelitian ini adaiah RSU Bhakti Asili yang berjumlah 125 orang. Adapun Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak, sedangkan jumlah sampel penelitian sebanyak 73 orang.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, menerima hipotesis yang diajukan yaitu Zuhud dan Emotional Intelligence berkontribusi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Hal ini ditunjukkan melalui hasil analisis regresi berganda dengan nilai F sebesar 66,436 dan signifikasi 0,000. Nilai signifikasi tersebut berada di bawah signifikasi yang ditetapkan yaitu 0,05 dan positif. Dapat disimpulkan bahwa Zuhud dan Emotional Intelligence nu miliki hubungan yang positif terhadap OCR. Hal ini dapat dimaknakan, bila Zuhud dan Emotional Intelligence karyawan RSU Bhakti Asih mengalami kenaikan maka independen (Zuhud dan Emotional Intelligence) terhadap peruhahan variabel dependen (OCR) adalah sebesar 65,5% sedangkan sisanya sebesar 34,5% dipengaruhi oleh variabel yang lain selain variabel Zuhud don Emotional Intelligence.

The world has changed lastly and it has alTacted the society into a secular, hedonistic, and materialistic life. The change ini human life pattern, especially after the presence of technology has formed a new ideology which has changed the pattern of values, ethics and moralities system that already exist before. It is also hatched a consumtive social group as a result of the change. This social group like to crnnsume unnecessary commodity, there for their habits emerged social jelousy and changed other people behavior.
There for, it is necessary to establish a value that can connect technology with religious values, ethnics and morality, so that will give positive effect for life. Emotional Intelligence is an ability to use emotion effectively to reach the purpose, depelove a productive relationship and enreach the success. Meanwhile Zuhud is a character which forms an ind'vidual that will ignore unnecessary things and lead us to the purity of soul. Both values are potentially give positive contribution to the values of the life.
In working atmosphere it is also needed sense of help each other and cooperate with other employee, which is better known with term Organizational Citizenship Behavior (OCB). The leader's assignment will he lighter is there are employee with high 0C3, so that the productivity and success will raise shrewdly as a result of that.
OCR is regarded as the manifestation of human nature as social creatures, so it will easily be affected by social competency of the employee it self. The Emotional Intelligence is a capacity which identifies personal and social competency level of the employee, meanwhile zuhud has a role in working atmosphere to increase working ethos and activity.
The research will analyze the contribution of Zuhud and Emotional Intelligence upon Organizational Citizenship Behavior (OCB). The questioner u:ed in this research is made by the researcher based on theoritical study, The validity and reliability of the questioner has been tested. The population of the research is in public Hospital Bhakti Asih with 125 persons involve. The researcher used Simple Random Sampling, which is the sample are Laken randomly. The sample is about 73 persons.
The result of the research is accept the hypothesis, which is Zuhud and 1:Motional Intelligence have a contribution to Organization Citizenship Behavior (OCB). The result is proved by double regression analysis with F score with estimation 66,436 and 0,000 signification. The signification score is under the signification that has been decided, which is 0,05 and positive. The conclusion is Zuhud and Emotional Intelligence have a positive relationship with OCB. It means that, if Zuhud and Emotional Intelligence of the publik Hospital Bhakti Asih employees are increase, so the independent variable (Zuhud dan EI) against the change of dependent variabel OCB is about 65.5%, meanwhile the rest 34,5% is affected by another variable except Zuhud and El variable."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T 17557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovanca
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kecerdasan emosional terhadap persepsi atas politik yang terjadi diorganisasi, kepuasan kerja, perputaran kerja dan perilaku lalai pada salah satu perusahaan swasta di Indonesia, PT. XYZ. Data penelitian ini diambil dari 215 sampel karyawan dengan menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional hanya mempengaruhi kepuasan kerja, sedangkan kepuasan kerja, perputaran kerja danperilaku lalai lebih dipengaruhi secara signifikan oleh persepsi politik di perusahaan.

This study aims to determine the impact of emotional intelligence towards employee?s perception of organizational politics, job satisfaction, turnover intention and negligent behavior on private sector in Indonesia. The research data were collected from 215 samples of employees using a questionnaire. By Structural Equation Modeling method suggested that emotional intelligence significantly affected to job satisfaction, whereas job satisfaction, turnover intention and negligent behavior more significantly affected by perceived organizational politics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahma Firdhania
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat di Indonesia khususnya kota DKI Jakarta telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah gaya hidup dengan peningkatan aktivitas sedentari yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dan remaja, seperti bermain gadget dan menonton televisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas sedentari dengan kecerdasan emosional pada anak usia sekolah dan remaja di wilayah Jakarta Barat.
Desain penelitian menggunakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 107 responden, yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire ASAQ dan kuesioner kecerdasan emosional EQ.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak-anak memiliki tingkat aktivitas sedentari yang tinggi > 5 jam/hari. Aktivitas bermain handphone atau gadget merupakan aktivitas dengan rata-rata terbanyak yakni 152 menit/hari. Hasil uji statistik membuktikkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas sedentari dengan kecerdasan emosional pada anak usia sekolah dan remaja di wilayah Jakarta Barat, dimana p value 0,000.

Technological developments nowadays have increased in Indonesia, especially the city of DKI Jakarta has influenced various aspects of life, one of which is the lifestyle with the increase in sedentary activity conducted by school age children and adolescents, such as playing gadgets and watching television.
This study aims to determine the relation between sedentary activity with emotional intelligence in school age children and adolescents in the area of West Jakarta. This research used cross sectional study with a sample 107 respondents.
The method used in research is consecutive technique. The research instrument used 2 questionnaires namely Adolescent Sedentary Activity Questionnaire ASAQ questionnaire and emotional intelligence questionnaire EQ. The majority of children have high sedentary activity levels 5 hours day. Activity playing mobile or gadget is the activity with the highest average that is 152 minutes day.
The results of this research proved that there is a relationship between the sedentary activity with emotional intelligence in school age children and adolescents in West Jakarta, where p value 0,000.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wahyuningsih
"Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan tertinggi (ultimate Intelligence) yang dirniliki manusia. Kecerdasan ini menghantar manusia pada penemuan dan pernahaman akan makna dan nilai dalam menjalani atau melakukan sesuatu. Pencapaian kualitas kecerdasan spiritual (SQ), tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan dua kecerdasan terdahulu (IQ & EQ). Idealnya, ketiga kecerdasan utama tersebut harus saling sejajar, meskipun masing-masing memiliki kekuatan wilayah tersendiri dan dapat berfungsi secara terpisah. Karena kecerdasan dapat berkembang dan meningkat, maka diperlukan metode untuk peningkatannya. Dan literatur yang ada, diketahui bahwa riyadhah (olah jiwa) dan iqra' (kemampuan membaca ayat-ayat qauliyah dan kauniyah) memiliki pengaruh tcrhadup peningkatan kecerdasan spiritual (SQ). Oleh karena itu, perlu diketahui berapa besar pengaruh intensitas riyadhah dan intensitas iqra' terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ), apakah kedua variabel memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intensitas riyadhah dan intensitas iqra' terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ) pada jama'ah kajian Daarul Muwahhid Jakarta-Barat.
Desain penelitian adalah non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif serta mengguna';an metode ex post facto. Regresi tinier digunakan untuk menganalisis data dengan bantLan SPSS var. 11.5 for windows.
Populasi penelitian adalah kelornpok-kelompok kajian yang melakukan riyadhah dan. iqra' dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun sampel penelitian adalah jama'ah kajian' Daarul Muwahhid, dengan pertimbangan, jama'ah kajian ini selain mengkaji Al-Qur'an, Al-Hadits dan Al-Hikam untuk meningkatkan IQ, juga bersbsialisasi dengan masyarakat sekitar, guna meningkatkan EQ serta bertekad memperbaiki hubungan vertikal dengan Sang Khalik melalui peningkatan SQ.
Penelitian ini menggunakan metode pengtunpulan data berapa kusioner yang disebarkan kepada 40 responder, yang sebelumnya telah di try out pada jama'ah kajian Darin Tauhid Cipaku Jakarta-Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel memberi pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan spiritual (SQ) sebesar 85.5 %, sisanya dipengaruhi oleh factor-faktor yang lain.

Spiritual Quotient constitutes an ultimate intelligence owned by a human being. This intelligence accompanies a human being to the discovery and understanding of a meaning and value in performing something. As the intelligence may escalate an individual to a better Ievel, therefore a methed is required to enhance the intelligence. It is known from the existing literature that Riyadhah (spiritual processing) and Igra' (capability to read verses of gauliyah and kauniyah) have an effect towards the enhanc Arent of spiritual intelligence. Therefore it is necessary to know how much effect of the intensity of riyadhah and iqra' is with respect to the enhancement of SQ, whether both variables have a big influence in the enhancement of SQ.
The objective of this research is to know how much effect of the intensity of riyadhah and iqra' is with respect to the enhancement of spiritual intelligence in the community for Daarul Muwahhid study in West Jakarta.
Research design is non-experimental by using a quantitative approach and using method of ex post facto. Linear Regression is used to analyze data by help of SPSS ver. 11.5 for Windows.
Research population is groups who perform riyadhah and iqra' in their daily life. As regards research sample, the community for Daarul Muwahhid study in West Jakarta, with the consideration, that the study community besides studying al-Qur'an, Al-Hadits and Al-Hikant, to enhance IQ, also socializing with the surrounding community to enhance EQ, simultaneously with the faith to correct vertical relations with the Creator through the effort of SQ improvement.
This research uses data collecting method in the form of a questionnaire distributed to forty (40) respondents, the questionnaires of which have previously been tried out in the community of Daarut Tauhid Study, Cipaku, South Jakarta.
Research results show that riyadhah and iqra' have an effect of 85.5% with respect to the enhancement of spiritual intelligence.
"
2007
T17578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Velda Ruth Ruminar
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kecerdasan emosional dan coping to change terhadap ambidexterity pada perawat Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan analisis antar dimensi dari variabel yang diteliti. Variabel kecerdasan emosional memiliki empat dimensi, yaitu self emotion appraisal, others emotion appraisal, use of emotion dan regulation of emotion. Variabel coping to change tidak memiliki dimensi. Variabel ambidexterity memiliki dua dimensi yaitu eksploitasi dan eksplorasi. Penelitian dilakukan terhadap 122 perawat di pelayanan rawat inap Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS 21 yaitu analisis deskriptif dan general linear model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) self emotion appraisal memiliki pengaruh terhadap eksploitasi, sementara others emotion appraisal, use of emotion, regulation of emotion dan coping to change tidak memiliki pengaruh terhadap eksploitasi, 2) self emotion appraisal dan coping to change memiliki pengaruh terhadap eksplorasi, dimensi lainnya yaitu others emotion appraisal, use of emotion dan regulation of emotion tidak memiliki pengaruh terhadap eksplorasi.

The purpose of this study is to analyze the influence of emotional intelligence and coping to change to the ambidexterity by focussing the study on nurses that work at the Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta. This study is a quantitative study that analyze within dimensions from the variables emotional intelligence has four dimensions such as self emotion appraisal, others emotion appraisal, use of emotion, and regulation of emotion. While coping to change variable has no dimension. Moreover, the ambidexterity variable has two dimensions, such as exploitation and exploration. In addition, this study is conducted to 122 inpatientnurses at Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. The collected data then analyzed by using SPSS 21, using methods descriptive statistic and general linear model.
Furthermore, the result of the study shown us that 1) self emotion appraisal has an impact to the exploitation, while others emotion appraisal, use of emotion, regulation of emotion and coping to change have no impact to exploitation, 2) self emotion appraisal and coping to change have an influenced to the exploration. However, the other dimensions, such as others emotion appraisal, use of emotion, and regulation of emotion have no influence to the exploration.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Ardiana
"Perilaku caring perawat yang didasari kecerdasan emosional tinggi dapat mendorong pencapaian pelayanan keperawatan yang berkualitas. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku caring perawat. Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan sampel 92 perawat pelaksana dan 92 pasien. Analisis menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik berganda. Sebanyak 54 % perawat berperilaku caring menurut persepsi pasien. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi memahami dan mendukung emosi orang lain dengan perilaku caring perawat (p = 0,049). Perawat yang memiliki dimensi ini berpeluang 2,567 kali lebih caring. Rumah sakit perlu mengembangkan program pelatihan komunikasi efektif dan komunikasi terapeutik, sebagai salah satu bentuk perilaku caring.

Nurses caring behavior based on high emotional intelligence can encourage the achievement of quality nursing service. This research was to recognize the relationship between nurses emotional intelligence with their caring behavior according to patients perceptions. This is a descriptive correlation, with 92 nurses and 92 patients as samples. Analysis was using Chi Square and multiple logistic regressions. An approximately 54 % of nurses are caring. The result showed that the dimension of understanding and support of other people's emotions is significantly associated with nurses caring behavior (p= 0,049). Nurses who are having high level in this dimension are having opportunity as much as 2,567 times more caring. The manager of hospital can develop a sustainable training program on effective and terapheutic communication as one of nurses caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29396
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kanter, Diandra Epifania
"Emotional intelligence (EI) merupakan konsep yang menggambarkan bagaimana individu mengintegrasikan fungsi kognitif dan afektif serta memanfaatkannya di kehidupan sehari-hari (Salovey & Mayer, 1990; Mayer, Salovey, & Caruso, 2000; 2004). Mahasiswa psikologi seharusnya mengembangkan EI dari pengalamannya berkuliah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan EI antara mahasiswa tingkat akhir, yang telah memiliki banyak pengalaman belajar psikologi, dan mahasiswa baru, yang baru mulai belajar psikologi. Selain itu, EI dihubungkan dengan trait yang berkaitan dengan emosi, yakni Extraversion dan Neuroticism. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (wawancara terfokus) dengan melibatkan 125 mahasiswa program sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EI mahasiswa tingkat akhir lebih tinggi daripada mahasiswa baru namun tidak ditemukan perbedaan jenis kelamin pada EI. Pendidikan psikologi yang dipersepsikan mahasiswa tingkat akhir berkontribusi terhadap perkembangan EI mencakup mata kuliah yang membahas emosi dan yang menolong mereka mengenal diri sendiri dengan kegiatan belajar-mengajar yang bersifat reflektif. Minat terhadap topik emosi dan pengalaman dalam situasi yang melibatkan emosimembedakan mahasiswa dengan EI tertinggi dan terendah. Ditemukan hubungan positif dan signifikan antara Extraversion dan EI, namun, tidak ada hubungan antara Neuroticism dan EI. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan desain longitudinal, atau komparatif dengan melibatkan mahasiswa psikologi dari seluruh angkatan.

Emotional intelligence (EI) is a concept that represents individual differences in the ability to integrate cognitive and affective function and use it in daily lives (Salovey & Mayer, 1990; Mayer, Salovey, & Caruso, 2000; 2004). Psychology students, who have studied the science of human behavior and mental activity should have developed their EI from that knowledge. This research investigates the difference on EI between final year students, who have the most experiences in studying psychology, and first year students, who just started learning psychology. The relationship between EI and traits that are related to emotions, namely Extraversion and Neuroticism, is also explored.This study is conducted by using quantitative and qualitative approach (focused interview) which involved 125 students of undergraduate program at the Faculty of Psychology, University of Indonesia. Courses in the faculty that the final year students perceive contribute to the development of their EI include courses about emotion as well as courses that guide them to know about themselves and their emotional problems, with reflective learning as the characteristic of the learning process. Interest in the topic of emotion and involvement in emotional situations, such as social situations, differentiate between students with high and low EI. There is a positive and significant relationship between Extraversion personality trait, which indiciates individual’s preference to be involved in social interactions, and students’ EI. There is no relationship between Neuroticism personality trait and students’ EI, and there is no difference between the EI of male and female students. Similar studies in the future can be conducted using longitudinal design, or comparative design involving students from all years of study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Wijaya
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan komitmen organisasi terhadap kinerja pelayanan pegawai Kantor Pelayanan Tipe A Tanjung Priok III, baik secara parsial maupun secara simultan. Kecerdasan emosional menurut Coleman (I955: 57) adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dalam berinteraksi dengan orang lain. Komitmen menurut Greenberg dan Baron (2003: 159) adalah tingkat dimana orang mengidentifikasikan dan terlibat dengan organisasinya atau tidak tertarik untuk keluar dari organisasinya. Sedangkan kinerja menurut Robbins (1986: 410) adalah aktivitas yang menggambarkan bagaimana seseorang berusaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan juga merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan beruama.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok III yang berjumlah 249 orang. Sedangkan sampel penelitian diambil dengan metode stratified random sampling yaitu sebesar 60 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Sementara itu instrumen pengumpulan data disusun dalam angket yang menggunakan skala model Likert. Analisis data dilakukan pada taraf signifikansi 95 % dan hasilnya adalah:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap kinerja pelayanan. Koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,562. Dari angka korelasi ini maka taksiran koefisien determinasinya adalah 0,316. Angka ini dapat diinterpretasikan bahwa 31,6 % variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan dapat diprediksi oleh variabel kecerdasan emosional. Berdasarkan basil pengujian signifikansi ternyata bahwa korelasi X~ dengan Y sangat signifikan, hal disebabkan karena t hitung 4,743 > tabel 2,00, maka Ho ditolak yang berarti variabel kecerdasan emosional secara signifikan mempengaruhi kinerja pelayanan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan variabel komitmen organisasi terhadap kinerja pelayanan .Koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,626. Berdasarkan angka korelasi ini maka harga koefisien detenninasinya 0,391, yang berarti 31,9 % variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan dapat diprediksi oleh variabeI komitmen organisasi. Berdasarkan basil pengujian signifikansi ternyata bahwa korelasi X2 dengan Y sangat signifikan, hal disebabkan karena t hitung 5,681 > t tabel 2,00, maka Ho ditolak yang berarti variabel komitmen organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja pelayanan.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja pelayanan. Koefisien korelasi antara kedua variabel babas dengan variabel terikat adalah sebesar 0,751. Koefisien deterrninasinya dapat dihitung menjadi 0,564. Angka ini mencerminkan bahwa variansi kinerja pelayanan dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional dan komitrnen organisasi secara bersama-sama sebesar 56,4 %. Dengan kata lain variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara bersama-sama dapat memprediksi variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan sebesar 56,4 %, meiaiui regresi Y = 11,877+ 0,416 Xi + 0,429 X2. Uji keberartian dengan menggunakan uji F menghasilkan F hitung sebesar 36,793 Karena (Fh = 36,793 > F, 3,15), dengan demikian variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara serentak (simultan) berpengaruh terhadap kinerja pelayanan.
Saran-saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain (1) instansi DJBC diharapkan memberikan perhatian yang lebih terhadap faktor ini. Perhatian ini berupa pelatihan dan kursus yang diberikan sesuai jenjang dan kepangkatan serta sesuai kebutuhan--pekerjaannya berkaitan dengan pengguna jasa dan (2) ,pihak DJBC perlu memberikan perhatian kusus pada masalah komitmen organisasi. Peningkatankomitmen organisasi dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan serta mekanisme reward dan punishment untuk meningkatkan integritas yang arahnya kepada peningkatan komitmen pegawai.

The aim of the research is to identify the influence of emotional intelligence and organization commitment toward service performance at Customs Service Office Type A Tanjung Priok III. Emotional Intelligence is the ability to understand self emotion, manage emotion, motivate himself or herself, to recognize other people emotion and to make good relation between himself or herself with another. Commitment is the extent to which an individual identifies and is involved with his or her organization or is unwilling to leave_ Meanwhile performance is how well you do a please of work and activity.
Population of the research is all of customs officer at Customs Service Office Type A Tanjung Priok III which are 249 people. The sample was taken by using stratified random sampling method, namely 60 respondents. The method of research is associative method with quantitative approach. Meanwhile, instrument for data collection is questionnaire using Likert scale model. Data analysis is applied in significancy level of 95 % and the results are as follow :
1. There is a significant influence between emotional intelligence and service performance. Correlation coeficient of this both variable is 0.562. Determination coeficient is 0.316. It can be interpreted that 31.6 percent variance of service performance variable can be predicted by emotional intelligence variable. Based on significance test, correlation between X1 and Y is relatively significant. It can be seen from tcounted 4,743 which is bigger than ttable 2.39, so that Ho is denied. It means that emotional intelligence variable significantly influence the service performance.
2. There is a significant influence between organization commitment and service performance. Correlation coeficient of this both variable is 0.626. Determination coeficient is 0.391. It can be interpreted that 31.9 percent variance of service performance variable can be predicted by organization commitment variable. Based on significance test, correlation between X2 and Y is relatively significant. It can be seen from tcounted 5.681 which is bigger than ttable 239, so that Ho is denied. It means that organization commitment variable significantly influence the service performance.
3. There is a significant influence between emotional intelligence and organization commitment simultaneously toward service performance. Carrel-it-ion coefficient of the both independant variable and dependant variable is 0.751. Determination coeficient is 0.564. It can be interpreted that 56.4 percent variance of service performance variable can be predicted by organization commitment and emotional intelligence trough regression equation Y= 11.887 + 0.416 Xi + 0.429 X2. Trough F test found F counted is 36.793. Becaused Fcounted = 36.793 is bigger than Ftable =5.01, so that emotional intelligence and organization commitment variable simultaneously influence service performance.
Recommendations that can be suggested here are: (I) Customs should pay more attention on emotional intelligence. This attention can be in shape of trainning and course for customs officer that is suitable for their job needs. (2) Customs should pay special attention on organization commitment. It can be implemented trough course and trainning as well as reward and punishment mechanism in order to improve integrity and finally to improve organization commitment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>