Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89555 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Rizky Puteri
"Perusahaan perlu memelihara hubungan dengan pelanggannya dan humas memiliki peranan yang penting dalam hal tersebut. Adanya new media dapat membantu humas untuk melakukan peranannya, salah satunya adalah customer relations untuk mencapai customer engagement. Customer Engagement adalah tingkat yang ditandai dengan adanya partisipasi pelanggan dalam hubungan mereka dengan organisasi yang berupa partisipasi fisik, kognitif, dan emosional (Patterson, 2006). Untuk mencapai customer engagement tersebut, perusahaan dapat melakukan Customer Relationship Management (CRM) dengan memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Twitter, YouTube, Blog, dsb.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat cara National Geographic Indonesia melakukan customer relations melalui Twitter. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah cara National Geographic Indonesia memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi, seperti media sosial untuk memperkuat ikatan dengan pelanggannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis konten dan analisis kualitatif semiotika pada akun Twitter National Geographic Indonesia (@NGIndonesia) dengan melihat cara yang dilakukan National Geographic Indonesia dalam berinteraksi dengan pelanggannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis customer engagement National Geographic Indonesia adalah jenis vertical engagement yang dapat dilihat dari adanya komunikasi dua arah dan menunjukkan bahwa National Geographic Indonesia sudah baik dalam mengelola hubungan dengan pelanggan sehingga tercipta customer engagement yang berujung kepada partisipasi dan loyalitas pelanggan.

Company need to maintain relationship with customers and public relations officer of the company has the important role. The existence of new media can help public relations officer perform that role, one of them is customer relations to achieve customer engagement. Customer Engagement is a level of a customer’s various “presence” in their relationship with a service organisation including physical presence, emotional presence and cognitive presence (Patterson, 2006). To achieve customer engagement, company could perform Customer Relationship Management (CRM) with utilizing social media such as Facebook, Twitter, YouTube, Blog, etc.
This research aims to analyze how National Geographic Indonesia does customer relations through Twitter. The major issue in this study is how National Geographic Indonesia utilize the advancement of communication technology like social media, to reinforce the engagement with customers. Qualitative approach using content analysis and semiotic analysis method of National Geographic Indonesia's Twitter account (@NGIndonesia) used to see how National Geographic Indonesia interacts with its customers.
The result shows that the type of customer engagement of National Geographic Indonesia is vertical engagement which can be seen from two-way communication and National Geographic Indonesia shows good performance in managing relationship with customers that leads to participation and customer's loyalty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Diah Nurdamayastri
"Dalam rangka menciptakan customer engagement, praktisi Public Relations (PR) dapat melakukan berbagai cara, mulai dari meningkatkan komunikasi dua arah hingga melakukan berbagai kegiatan promosi menggunakan taktik Marketing Public Relations (MPR). Terdapat berbagai taktik MPR yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan, bukan hanya produk, namun juga citra dan brand perusahaan. Untuk membantu menyebarkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan MPR, perusahaan sering menggunakan media sosial dan akun resmi di aplikasi pesan instan.
Dengan fakta tersebut, pembahasan inipun ditujukan untuk mengkaji hasil customer engagement Vanilla Hijab yang menggunakan marketing public relations melalui akun instagram @VanillaHijab dan akun resmi LINE @VanillaInfo. Selain itu dibahas juga taktik MPR yang digunakan serta sejauh mana hasil customer engagement yang dilakukan oleh Vanilla Hijab bila diukur menggunakan konsep tahapan customer engagement menurut Dave Evans. Setelah melakukan pengkajian, ditemukan bahwa Vanilla Hijab telah melaksanakan keempat tahapan customer engagement tersebut, yaitu mulai dari consumption, curation, creation, hingga collaboration.

In order to create customer engagement, public relations (PR) practitions can do many things, starting from increasing two way communications until doing many kinds of promotional activities using Marketing Public Relations tactics. There are many kinds of MPR tactics that usually used by companies to promotes not only their products, but also their company’s reputation and their brand. To help spreading informations about their MPR activities, companies often use social media and official account in instant messaging application.
Based on that fact, this review focusing to analyze customer engagement Vanilla Hijab by their MPR activities through their instagram account @VanillaHijab and Official LINE @VanillaInfo. Another objective of this review is to finds out what kind of MPR tactics that been used by them and how far is the level of their customer engagements that they had been done measured based on Dave Evans’ customer engagement stage. After doing an analysis, researcher finds that Vanilla Hijab has done all four stages of Dave Evans’ customer engagement, starting from consumption, curation, creation, until collaboration stage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasir Yulias Apriansyah
"Persaingan di pasar perbankan di Indonesia saat ini sangat kompetitif, hal ini juga mengakibatkan lambatnya perkembangan perbankan syariah. Untuk mendukung perkembangan perbankan syariah di Indonesia, diperlukan berbagai strategi, salah satunya dengan melibatkan nasabah secara langsung dalam memasarkan produk dan layanan perbankan syariah melalui engagement behavior. Penelitian ini didasarkan pada teori keterlibatan dan literatur pemasaran hubungan untuk mengusulkan bahwa Customer Perceived Value (CPV) dan Relationship Quality (RQ) yang diwakili oleh tiga dimensinya, yaitu Satisfaction, Commitment dan Trust, adalah anteseden Customer Engagement (CE). Selain itu, hubungan mediasi antara CPV dan CE melalui Satisfaction, Commitment dan Trust akan diuji untuk lebih memahami pengaruh CPV pada CE. Kesadaran Nilai Pelanggan (CVC) dimasukkan ke dalam model sebagai moderasi dari kondisi dampak positif yang dihipotesiskan dari CPV pada Kepuasan, Komitmen, Kepercayaan dan CE. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membantu memasarkan produk dan layanan perbankan syariah sehingga dapat mempercepat perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

The competition in the banking market in Indonesia is currently very competitive, this has also resulted in the slow development of Islamic banking. To support the development of Islamic banking in Indonesia, various strategies are needed, one of which is to directly involve customers in marketing Islamic banking products and services through engagement behavior. This study is based on engagement theory and the relationship marketing literature to propose that Customer Perceived Value (CPV) and Relationship Quality (RQ) represented by its three dimensions, namely Satisfaction, Commitment and Trust, are antecedents of Customer Engagement (CE). In addition, the mediating relationship between CPV and CE through Satisfaction, Commitment and Trust will be tested to better understand the effect of CPV on CE. Customer Value Consciousness (CVC) was entered into the model as a moderation of the hypothesized positive impact conditions of CPV on Satisfaction, Commitment, Trust and CE. The findings of this study are expected to contribute in helping to market Islamic banking products and services so as to accelerate the development of Islamic banking in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatullah
"Perkembangan suatu tren gaga hidup baru dalam pasar Indonesia dapat dicermati dari bermunculannya produk-produk yang diklaim produsennya dapat membantu menjaga kesehatan konsumen. Menjamurnya tempat-tempat kebugaran, spa, dan produk-produk elektronik seperti pendingin udara yang dapat membunuh bakteri dan mengeluarkan vitamin C menandakan konsumen Indonesia mulai memperhatikan prodk-produk yang menawarkan value kesehatan.
Demam health-conscious ini juga tidak mau dilewatkan dengan begitu raja oleh pemain-pemain di industri part moving consumer goods. Bermunculannya banyak merek minuman isotonik seakan-akan tidak mau membiarkan sang pioneer Pocari Sweat menikmati tren ini sendirian. Mayora sengaja memilih timing seperti ini untuk pada tahun 2006 membuka divisi baru, divisi beverage, dan mengeluarkan Vitazone pada bulan Naret sebagai produk pertama dari divisi tersebut. Walaupun Vitazone hadir dengan kemasan botol yang sama dengan kemasan head on competitor Mizone, Mayora mencoba untuk tidak secara head-to-head menantang merek-merek yang sudah ada terlebih dulu. Mayora mencoba membuka kategori baru lewat Vitazone dalam industri minuman ringan, kategori Air Minum Bertivitamin (Vitamin Water).
Pemasaran dewasa ini mulai berusaha untuk mensinergikan pesan-pesan yang ingin disampaikan ke konsumen melalui berbagai media/saluran komunikasi yang berbeda yang bertujuan untuk memaksimalkan impact atas segmen yang dituju. 1MC memberikan alternatif bagaimana pemasar menggabungkan secara optimal berbagai alat dalam bauran promosi dan komunikasi pemasaran sebuah merek sehingga tercipta sinergi yang mempunyai nilai lebih tinggi dalam memberi impact yang lebih kepada konsumen sehingga dapat mementuk image yang diinginkan. Dania pemasaran sudah menerima kenyataan bahwa komunikasi yang efektif sangat signifikan dalam membentuk brand awareness dan brand image yang membangun dan menguat brand equity suatu merek, dimana terjadi peningkatan kepekaan terhadap merek, timbul asosiatif positif terhadap merek, meningkatkan loyalitas konsumen, dan persepsi terhadap kualitas yang baik. Brand equity telah menjadi satu sumber yang berharga dalam membentuk keunggulan bersaing bagi banyak perusahaan.
Sebagai pemain termuda dalam kategori minuman isotonik, Vitazone meluncurkan serangkaian program komunikasi above the line dan below the line yang cukup gencar. Atas dasar pemahaman di atas, penulis tertarik untuk memilih Vitazone menjadi obyek penelitian dibatasi pada penilaian brand equity- Vitazone dari hasil komunikasi pemsarannya berdasarkan konsep Cusrotner-Based Brand Equity yang melihat elemen-elemen dari brand equity (brand envareness. brand loyalty, perceived quality, hi-and association) dari merek Vitazone. Selain iru juga penulis meneliti atribut-atribut apa saja yang dipersepsikan konsumen panting terdapat dalam minuman isotonik.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode riset, yaitu riset eksploratori dan riset deskriptif yang menggunakan sumber data primer mela1ui metode sample survey dengan instrumen utama berupa kuisioner dengan skala Likert dimana variable-variabel dalam diambil dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Riset eksploratori dilakukan melakui studi pastaka. Focus group discussion dengan beberapa konsumen yang berasai dari Large pasar Vitazone, dan wawancara dengan pihak perusahaan dalam hal ini PT. Mayora Indah, Tbk.
Dari hasil analisa riset pemasaran yang dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0 diperoleh beberapa temuan panting. Bahwa dari lima hipotesis yang diungkapkan hanya tiga hipotesis yang terbukti, yaitu Hipotesis 0 bahwa image Vitazone sebagai 'Vitamin Water' kurang kuat terbentuk sebagai hasil dari komunikasi pemasaran Vitazone; Hipotesis Od bahwa Harga premium Vitazone dipersepsikan tidak sebanding dengan kualitas dan value yang ditawarkan; Hipotesis Ot bahwa unique selling proposition Vitazone tidak membangun loyalitas merek. Kemudian atribut-atribut minuman isotonik terpenting menurut persepsi konsumen dari basil penelitian adalah mengganti ion tubuh, bebas bahan pengawet, dan ada informasi produk.
Saran-saran yang diberikan penulis dalam karya akhir ini ditujukan untuk pihak produsen Vitazone, dalam hal ini Mayora. Agar mendapatkan gambaran yang image Vitazone dari kacamata target konsumennya serta menjadi masukan untuk implementasi strategi komunikasi pemasaran di masa yang akan datang.
Penelitian ini memiliki kelemahan terbatasnya jumlah responden serta metode sampling yang bersifat non probability. Untuk mendapatkan basil yang lebih maksimal perlu dilakukan riset sejenis dengan metode pemilihan sampling secara acak atau yang bersifat probabititas dan dengan jumlah responden yang lebih banyak lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Classica Harsya Nawastha
"Industri fashion merupakan industri yang perkembangannya selalu meningkat dan Indonesia berkontribusi terbesar kesembilan di dunia. Perkembangan industri fashion dalam negeri didukung dengan adanya kampanye untuk mencintai produk lokal. Fashion brand lokal memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk berkomunikasi dengan pelanggannya untuk menciptakan customer engagement. Sehingga penting untuk mengetahui faktor yang mendorong customer engagement seperti advice seeking, self-image expression dan fashion involvement. Selain itu, customer engagement juga berpengaruh akan terbentuknya brand intimacy. Penelitian ini membangun customer engagement sebagai second-order construct yang didalamnya terdapat consumption, contribution, dan creation. Survei dilakukan secara online dengan 262 responden yang kemudian diolah datanya menggunakan pemodelan Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa factor yang mempengaruhi customer engagement adalah advice seeking, self-image expression, dan fashion involvement, customer engagement memiliki pengaruh terhadap brand intimacy dan diketahui pula bahwa perbedaan generasi tidak mempengaruhi hasil secara signifikan.

Fashion industry is an industry whose development is always increasing and Indonesia contributes the ninth largest in the world. The development of the domestic fashion industry is supported by a campaign to love local products. Local fashion brands use social media as a platform to communicate with their customers to create customer engagement. So it is important to know the factors that drive customer engagement such as advice seeking, self-image expression and fashion involvement. In addition, customer engagement also affects the formation of brand intimacy. This study builds customer engagement as a second-order construct in which there is consumption, contribution, and creation. The survey was conducted online with 262 respondents and the data was analyzed using Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) modeling. The results showed that the factors that influence customer engagement are advice seeking, self-image expression, and fashion involvement, customer engagement has an influence on brand intimacy and it is also known that generational differences do not significantly affect results."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Prasetyawati
"Pelanggan merupakan kata kunci utama dalam implementasi berbagai strategi, pelanggan ibarat nyawa atau kehidupan perusahaan. Dalam persaingan yang semakin kompetitif, pelanggan yang semakin pinter, ingin kebutuhannya didengar dan dimengerti oleh pemasar, ingin karakteristik dan perilakunya dipahami, "feel" lebih penting dari "think, maka keunggulan bersaing perusahaan lebih banyak ditentukan oleh "feel" benefit. Pendekatan strategi CRM merupakan altematif pilihan yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan.
CRM (Customer Relationship Management), merupakan strategi marketing dengan fokus mengenai pelanggan terbaik (yang menguntungkan) melalui database pelanggan dan mempercayainya dengan meningkatkan pemahaman akan kebutuhan sebagai individu serta memenuhi harapannya.
Melalui peran komunikasi interpersonal yang efektif dari Sales Force yang merupakan asset Sumber daya manusia yang handal, dengan menampilkan atraksi interpersonalnya maka data base dapat direspons dengan baik.
Dengan database pelanggan sebagai pengetahuan perusahaan yang akan disikapi dan dikelola dengan baik diharapkan akan terjalin ikatan emosional antara perusahaan dan pelanggan. Dengan demikian maka akan terjadi perubahan perilaku pembelian dari status yang paling rendah ke status yang paling tinggi yaitu suspek sampai dengan prospek.
Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui kualitas karakteristik seorang penjual dalam efektivitas komunikasi interpersonal dan daya tarik dan pemanfaatan data base dalam setiap interaksi dengan pelanggan serta untuk mengukur aspek kinerja baik secara proses maupun hasil.
Dalam pengumpulan data, untuk mendapatkan data yang lebih hidup dan holistic, selain penulis melakukan pengamatan berperan serta dengan rekaman audio visual, tape recorder, juga melakukan wawancara mendalam kepada Tenaga penjual (Medical Representative), pelanggan (Dokter), Apotik (Asisten Apoteker) dan Pejabat terkait di PT Kalbe Fanna. Data tertulis diambil dari Distributor, Survey IIMS, Survey Apotik, serta dari Corporate Secretary PT Kalbe Farma.
Dengan sifat penelitian kualitatif, metode studi kasus, dan metode analisa data perbandingan yaitu analisa persamaan dan perbedaan, maka diketahui bahwa, selalu rajin, ulet, gigih, cermat dalam memanfaatkan momentum penting, berusaha menampilkan kesamaan sikap, memberi penghargaan serta memberi kesan familier; semakin memberi peluang untuk terjadinya komunikasi yang disukai dan menyenangkan pelanggan.
Sikap terbuka tentang latar belakang pendidikan, daerah asal, kebiasaan tertentu dalam batas yang wajar dan sikap mendukung, merupakan kualitas karakteristik Tenaga Penjual (Medical Representative) dalam melakukan komunikasi efektif dengan pelanggan (Dokter).
Data base yang terus dimanfaatkan, dikembangkan dan direspons dengan baik melalui komunikasi interpersonal yang efektif dan daya tank interpersonal dapat membangkitkan ikatan emotional dan mempengaruhi pembelian menjadi meningkat. Sebaliknya, data base yang tidak dikembangkan dengan baik karena tidak didukung karakteristik kualitas komunikasi dan daya tank interpersonal yang baik akan menurunkan penjualan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan status pelanggan dapat dimungkinkan dengan merespons data base melalui kualitas komunikasi interpersonal dengan sikap terbuka, mendukung serta mengembangkan hubungan baik melalui daya tank pribadi, yaitu dengan memberi penghargaan, menampilkan kesan familier, serta pendekatan faktor kesamaan dengan pelanggan. Kualitas tersebut dapat saling mendukung dalam evaluasi kinerja tenaga penjual (Medical Representative) baik berupa aspek proses maupun aspek hasil.
Penelitian lanjutan dapat dipertimbangkan untuk mengetahui berapa besar pengaruh aspek kualitas komunikasi interpersonal dalam implementasi strategi CRM melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan dapat didukung dengan pendekatan kualitatif.
Perlu segera menggunakan program software yang baik walaupun diawali dengan minimal database yang hares tersedia serta perlu perhatian yang serius dari pihak manajemen untuk menata ulang proses rekrutmen dan pengembangan aspek kualitas komunikasi interpersonal medical representative pada PT Kalbe Farma,Tbk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Mayasari
"The objective of this research ls to determine what is the most appropriate lMC strategy to apply in Indonesia market and to analyze the brand equity of EMC products in Indonesia market. EMC is information infrastructure global market leader. But at the moment, there is an issue that EMC considered very late compared to its competitors in dealing with Indonesia market. EMC is not yet becoming Indonesia market leader. Indonesia consumen also have perception that EMC place is very high againts others. The lateness of EMC in entering Indonesian market triggers the whole part of PT. EMC Information Systems to move more aggressively and effectively. The right implementation of Integrated Marketing Communication would be the main factor to create the brand awareness that would then growth the brand loyally towards the consumers in Indonesian market. The Research Method used in the thesis writing consists of two main parts, which are Survey and in-depth Interview. Data analysis shows that Word of Mouth (WOM) and Personal Selling nrc tbc 1110st effective way to increase brand awareness."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32423
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Putra Marindra
"Program magang ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana berlangsungnya proses pemasaran dari Unit Bisnis Pet Care Purina Pro Plan PT XYZ Indonesia, mulai dari perencanaan pemasaran hingga pengevaluasian pemasarannya, dimana konsep ini dinamakan dengan istilah Integrated Marketing Communication (IMC). Laporan magang ini secara berurutan membahas tentang peninjauan perencanaan pemasaran, analisis situasi program promosional, analisis proses komunikasi, penentuan anggaran, pengembangan, pengintegrasian dan pengimplementasian program IMC, serta pengawasan, pengevaluasian dan pengendalian program IMC. Sehingga, pembaca dapat memeroleh gambaran besar mengenai bagaimana proses yang terjadi pada Unit Bisnis Pet Care Purina Pro Plan PT XYZ Indonesia dalam melakukan dan mengelola aktivitas pemasaran yang terintegrasi.

The purpose of this internship program is to learn about how marketing process implemented by Pet Care Purina Pro Plan Business Unit, PT XYZ Indonesia, start from marketing planning to marketing program evaluation, which is this concept is called by Integrated Marketing Communication (IMC). This report discusses about review of marketing plan, analysis of promotional program situation, analysis of communication process, budget determination, develop, integrate and implement IMC program, and monitor, evaluate & control IMC program. Thus, readers can acquire the big picture of the process that happened in Purina Pro Plan Business Unit, PT XYZ Indonesia about how to do and manage the integrated marketing communication.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Esthy Reko Astuty
"Pada akhir abad 20an, distribusi informasi melalui teknologi telekomunikasi telah mengalami perubahan yang sangat cepat dan masih terus berkembang tidak saja pada media komputer, tetapi juga pada jaringan dimana komputer merupakan media untuk dapat saling berkomunikasi.
Penggunaan teknologi telekomunikasi ini telah mentransformasi tatanan masyarakat dalam berkomunikasi baik komunikasi satu arah, dua arah atau lebih, yang setidaknya telah mendekatkan para pelaku komunikasi dari penghalang jarak dan waktu.
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang kondusif semacam ini terus mendorong kecenderungan bergesernya masyarakat di seluruh dunia menjadi suatu masyarakat global. Perkembangan tersebut menyadarkan, bahwa globalisasi informasi telah sangat mempengaruhi iklim peradaban kehidupan manusia di seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi tersebut, perkembangan kepariwisatan juga mengglobal, mengakibatkan meningkatnya kompleksitas persaingan bisnis kepariwisataan di dunia internasional,
Terpuruknya citra Indonesia khususnya pariwisata Indonesia yang diawali sejak akhir tahun 1997 di mata calon wisatawan mancanegara dari berbagai negara pasar utama dan potensial, salah satu penyebab diantaranya sangat dipengaruhi oleh berkembangnya informasi tentang Indonesia yang tidak selayaknya. Disamping itu, dipengaruhi pula oleh bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam mengcounter berita, dan mengkomunikasikan hal-hal positif serta mempromosikan daerah, daya tarik dan atraksi wisata lainnya yang aman untuk dikunjungi. Hal ini merupakan alasan yang sangat mendesak diperlukannya program promosi pemasaran elektronik pariwisata untuk mengcounter berita-berita yang menjatuhkan nama Indonesia di mancanegara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjetjep Suparman
"Pariwisata Indonesia merupakan sektor unggulan dalam perekonomian nasional. Sektor ini diproyeksikan menjadi penghasil devisa non-migas terbesar pada akhir Repelita VII, melalui peningkatan jumlah wisman ke Indonesia. Salah satu negara potensial bagi promosi pariwisata Indonesia adalah Taiwan. Akan tetapi, promosi yang dilakukan belum memberikan hasil yang optimal. Melalui studi ini, kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata Indonesia di Taiwan diungkap dan diulas dengan menggunakan kerangka analisa proses komunikasi pemasaran. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode desk research.
Kesimpulan studi ini adalah bahwa promosi pariwisata Indonesia di Taiwan perlu dilakukan secara terpadu dan koordinatif. Materi pesan harus dikemas secara spesifik sesuai dengan target market Taiwan dan sebaiknya menggunakan bahasa Mandarin untuk menghindari -communication-barrier. Hal ini harus didukung dengan peningkatan jumlah pemandu wisata yang mampu berbahasa Mandarin.
Saluran komunikasi "word of mouth" temyata lebih efektif karena bersifat dua arah, sehingga peran repeater dan biro wisata menjadi sangat penting. Selama ini, terbatasnya dana, materi promosi dan summber daya manusia di P31 menyebabkan kesinambungan promosi belum berjalan dengan baik. Sehingga efek program komunikasi pemasaran menjadi tidak optimal.
Selain itu, urrtuk meningkatkan daya tarik promosi perlu dibuat, diversifikasi produk paket wisata bagi wisatawan Taiwan dan pengkajian terhadap kemungkinan pembukaan jalur penerbangan langsung ke beberapa destinasi wisata potensial selain Bali, kemudahan pengurusan keimigrasian, dan pemberian berbagai insentif terutama bagi wisman yang sudah menjadi repeater. Pengembangan lain yang juga dipandang perlu adalah membentuk pusat infarmasi pariwisata Indonesia yang menerbitkan newsletter secara berkala dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti intemet, dan produk-produk wisata baru yang variatif & inovatif agar lebih kompetitif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>