Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esna Pramesi Afiz Putri
"Jurnal ini membahas tentang peran Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisa latar belakang dari Revolusi Kebudayaan, Biografi dari Lin Biao, dan partisipasi yang telah dilakukan oleh Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan. Sumber data penelitian adalah beberapa buku sejarah Cina.

This journal discusses the participation of Lin Biao in The Cultural Revolution. The research aims to describe and analyze the background of The Cultural Revolution, Biography of Lin Biao, and the participation that has been done by Lin Biao in The Cultural Revolution. The source of research data is several books of History of China.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
N. Ika M. Sukarno
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menggambarkan secara jelas mengenai Lin Biao, menitikberatkan pada peranan Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan dan sepak terjangnya sesudah revolusi berakhir hingga ia meninggal dunia. Lin Biao adalah seorang panglima perang yang tangguh, di mana ia dikenal ahli dalam strategi peperangan. Titik awal karir Lin Biao dimulai setelah ia lulus dari Akademi Militer Whampoa tahun 1926. Selama Revolusi Kebudayaan berlangsung, Lin Biao selalu berada di belakang Mao. Pidato-pidato dan perkataan-perkataan Mao selalu ia dengungkan dalam setiap pertemuan massa. Dengan cara ini, ia menarik massa untuk turut serta dalam Revolusi Kebudayaan. Lin Biao juga merupakan orang yang menggerakkan Pengawal Merah. Setelah keadaan negara menjadi sangat kacau, Lin Biao menggunakan Tentara Pembebasan Rakyat yang berada di bawah pengaruhnya untuk mengamankan situasi. Hasilnya adalah kepercayaan Mao padanya bertambah dan Lin Biao diangkat secara resmi menjadi ahli waris dan penerus Mao. Setelah pengangkatan itu, Mao merasa pengaruh Lin Biao terlalu besar, sehingga ia merasa perlu menantangnya dengan maksud agar pengaruhnya berkurang. Di lain pihak, Lin Biao merasakan kekuatannya cukup kuat untuk dapat menggeser Mao. la dan kelompoknya menyusun rencana dan membangun kekuatan untuk menggulingkan Mao. Rencana ini rupanya tercium oleh Mao, sehingga sebelum Lin Biao melaksanakan impiannya, Mao sudah terlebih dahulu memusnahkan Lin Biao pada tanggal 12 September 1971"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Cholid
"Lin Bao meninggal karena kecelakaan pesawat, 12 September 1971, dalam upaya melarikan diri ke Moskow--setelah usahanya untuk mengkudeta Mao Zedong terbongkar. Demikian versi resmi yang disebarluaskan pemerintah mengenai kematian Lin Biao. Versi lain, setidaknya yang ditulis oleh Yao Mingle dalam The Conspiracy and death of Lio Biao (New York: Alfred A. Knopf, 1983), bahwa Lin tewas di tangan pasukan Mao. Sesaat setelah ia meninggalkan ruangan acara makan malam bersama Mao, di tempat peristirahatan Sang Ketua..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Guan, Lijia
Taibei shi: Tianxia Wenhua Chuban Gongsi, 1995
SIN 920.051 GUA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fairbank, Wilma
Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 1994
720.922 FAI l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlatifah
"Film merupakan media komunikasi yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu serta menyampaikan pesan pada masyarakat. Film dokumenter saat ini sangat berkembang pesat serta dimanfaatkan untuk kebutuhan jurnalistik atau untuk mengenang suatu peristiwa. Film辛亥革命(Xinhai Geming) /1911 adalah salah satu film dokumenter yang dibuat untuk mengenang seratus tahun revolusi yang terjadi di Negara Tiongkok. Revolusi ini dikenal dengan Revolusi Xinhai atau辛亥革命(Xinhai Geming) yaitu revolusi yang terjadi pada tahun xinhai. Revolusi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh Tiongkok pada masa itu, kondisi negara yang lemah, pemerintahan kekaisaran yang penuh dengan korupsi, serta invasi dari negara asing membuat kaum revolusioner melakukan pemberontakan untuk menjatuhkan kekaisaran Qing. Makna suatu revolusi bagi bangsa Tiongkok dalam film ini disampaikan oleh tiga tokoh yaitu Sun Yatsen, Lin Juemin, dan Qiu Jin.

Film is a medium communication which is used to express something and to convey a message to the community. The documentary is currently very rapidly growing and used to the needs of journalism or to commemorate an event. Xinhai Geming (辛亥革命)/1911 film is one of the documentary that was made to commemorate centenary of the revolution that occurred in China. The revolution is called Xinhai Revolution or Xinhai Geming (辛亥革命); a revolution which occurred in xinhai-year. At that time, Revolution is a necessary thing for China, with a condition of weak Nation, the imperial government that was filled with corruptions, along with the invasion of foreign country which made the revolutionaries did revolt to overthrow Qing Empire. The significance of this film for Chinese people is reflected in Sun Yatsen, Lin Juemin, and Qiu Jin's characters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Keller, Evelyn Fox
Taibei shi: Tian Xia Wenhua Chuban Gufen Youxian Gongs, 1995
SIN 920.72 KEL y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leressae
"Sebagai salah satu bentuk kesusastraan, puisi mengalami masa-masa keemasan di Cina. Puisi samar atau Menglongshi merupakan salah satu jenis puisi di Cina yang sulit diinterpretasikan maknanya dan muncul pada masa Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Bei Dao adalah salah satu penyair yang menulis puisi samar berjudul “Xuanyan (Deklarasi)” pada masa itu. Revolusi kebudayaan membuat Bei Dao dan para penyair puisi samar lainnya tidak bebas berekspresi sehingga harus menggunakan berbagai simbol untuk menyembunyikan makna sebenarnya dalam puisi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna situasi zaman yang terkandung di dalam puisi “Xuanyan (Deklarasi)” karya Bei Dao melalui simbol-simbol yang dituangkan ke dalam puisi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis puisi “Xuanyan (Deklarasi)” dan melakukan interpretasi untuk mendapatkan makna simbolik dari puisi ini. Penelitian ini mendapati hasil bahwa puisi “Xuanyan (Deklarasi)” memiliki makna simbolik tentang kritik dan penolakan Bei Dao terhadap segala propaganda dalam Revolusi Kebudayaan.

As a form of literature, poetry experienced golden times in China. Misty poetry or Menglongshi is a type of poetry in China that is difficult to interpret and emerged during the Cultural Revolution (1966-1976). Bei Dao was one of the poets who wrote the misty poem “Xuanyan (Declaration)” at that time. The cultural revolution made Bei Dao and other misty poets not free to express themselves, so they had to use various symbols to hide the true meaning in their poetry. This study aims to find out the meaning of the current situation contained in the poem "Xuanyan (Declaration)” by Bei Dao through the symbols that are poured into this poem. The research method used is descriptive qualitative, namely analyzing the poem "Xuanyan (Declaration)" and interpreting it to get the symbolic meaning of this poem. This study found that the poem "Xuanyan (Declaration)" has a symbolic meaning about Bei Dao's criticism and rejection of all propaganda in the Cultural Revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>