Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nila Rosalina Hidayati
"Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah mengenai gejala klinis pada malaria setelah mendapat penyuluhan di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai gejala klinis pada malaria. Hasilnya menunjukkan, responden perempuan berjumlah 60 orang (56,6%) dan laki-laki 46 orang (43,4%). Usia < 12 tahun 41,5% dan > 12 tahun 58,5%. Tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 orang (8,5%), cukup 18 orang (17%), dan kurang 79 orang (74,5%). Seluruh responden pernah mendapat informasi mengenai gejala klinis pada malaria. Berdasarkan uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara pengetahuan gejala klinis malaria dengan usia, jenis kelamin, dan sumber informasi paling berkesan. Pada uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara pengetahuan gejala klinis malaria dengan kegiatan, jumlah sumber informasi dan riwayat menderita dalam keluarga. Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan gejala klinis pada malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, kegiatan sehari-hari, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan riwayat menderita malaria dalam keluarga.

Malaria is a public health problem in Indonesia Therefore people need to gain knowledge about malaria This study aims to determine knowledge level regarding malaria clinical manifestations of students in Bayah after getting health education The study was conducted with cross sectional design Data was collected on 16 18 October 2009 by interviewing respondents using a questionnaire consisting questions about clinical manifestations on malaria The results show female respondents totaled 60 people 56 6 and male respondents46 people 43 4 There are 9 people 8 5 with good knowledge level 18 people 17 moderate knowledge level and 79 people 74 5 with poor knowledge level All respondents had received information about malaria clinical manifestations Chi square test showed no significant differences between the knowledge level regarding malaria clinical manifestations with age gender and the most impressive source of information Kolmogorov Smirnov showed no significant differences between the knowledge level regarding malaria clinical manifestations with daily activities the number of information sources and history of suffering from malaria in the family It can be concluded that knowledge level regarding malaria clinical manifestations and not associated with all respondents demographic characteristics
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewita Nilasari
"Upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap malaria berhubungan dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyebab dan penular malaria sehingga penyuluhan perlu diberikan dan dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah di Kecamatan Bayah mengenai penyebab dan penular malaria setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan data diperoleh dengan mewawancarai 106 murid yang dipilih secara random sampling pada tanggal 16-18 Oktober 2009.
Hasilnya menunjukkan murid yang berpengetahuan baik mengenai penyebab dan penular malaria sebanyak satu orang (0,9%), sedang 20 orang (18,9%), dan kurang 85 orang (80,2%). Kelompok usia < 12 tahun sebanyak 41,5% dan > 12 tahun sebanyak 58,5%. Jumlah murid perempuan (56,6%) lebih banyak daripada laki-laki, sebagian besar murid memiliki kegiatan sehari-hari berupa pengajian (46,2%), mendapatkan informasi dari 3 sumber (21,7%), dan sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (57,5%). Mayoritas murid tidak memiliki riwayat menderita malaria (79,2%). Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penyebab dan penular malaria dengan usia (p=0,796), jenis kelamin (p=534), kegiatan sehari-hari (p=0,487), jumlah sumber informasi (p=0,970), sumber informasi yang paling berkesan (p=1,000), dan riwayat menderita malaria (p=0,537). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid mengenai penyebab dan penular malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan semua karakteristik demografi mereka.

The measures taken to increase the vigilance to malaria are related to the community's level of knowledge regarding the causes and transmitters of malaria. Therefore, a health education and its evaluation is necessary. The purpose of this study to acquire the knowledge level of students in Bayah District regarding the causes and transmitters of malaria after a health education was given. We conducted a cross sectional by interviewing 106 students through random sampling October 16-18, 2009.
The results showed that the number of students with good, fair, and poor level of knowledge were 1 (0.9%) , 20 (18.9%) and 85 (80.2%) students, respectively. We included students with < 12 age group (41.5%) and >12 years old (58.5%). There were more female students (56.5%) than male students, and most students attend religious class daily (46.2%), received information from 3 sources (21.7%), and chose the information from health care provider (57.5%) as the most impressive information source. The majority of the students have never had malaria (79.2%). Kolmogorov-Smirnov test did not show statistically significant difference between the level of knowledge with age (p=0.796), sex (p=0,534), daily activity (p=0,487), the number of information sources (p=0,970), the most impressive source of information (p=1,000), and history of malaria (p=0,537). We concluded that the students had poor knowledge level regarding the causes and transmitters of malaria and their level of knowledge was not associated with all of their demographic characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Maheswi Pratiwi
"Malaria merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria, salah satunya melalui penyuluhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pencegahan malaria dan perilaku penggunaan kelambu serta faktor-faktor yang berhubungan pada murid sekolah di kecamatan Bayah setelah mendapat penyuluhan. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner.
Hasilnya menunjukkan laki-laki sebanyak 43,4% dan perempuan 56,6%. Usia < 12 tahun 41,5% dan > 12 tahun 58,5%. Sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (57,5%). Tingkat pengetahuan pencegahan malaria yang baik 29,2%, sedang 22,6%, dan kurang 48,1%. Perilaku penggunaan kelambu yang baik 3,8%, sedang 15,1%, dan kurang 81,1%. Berdasarkan uji chisquare, terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara pengetahuan pencegahan malaria dengan jumlah sumber informasi dan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara pengetahuan pencegahan malaria dengan usia, jenis kelamin, kegiatan, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat menderita malaria. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara perilaku penggunaan kelambu dengan semua karakteristik responden.
Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pencegahan malaria hanya berhubungan dengan jumlah sumber informasi dan tidak berhubungan dengan karakteristik demografi responden lainnya serta tidak ada hubungan antara perilaku penggunaan kelambu dengan semua karakteristik demografi responden.
Malaria is a public health problem in Indonesia. Therefore, people need to gain knowledge about malaria, by giving health education.
This study aims to determine knowledge level regarding malaria prevention, behaviour of using bed nets, and related factors of students in Bayah after given a health education. The study was conducted with cross-sectional design. Data was collected on October 16-18 2009 by interviewing respondents using the questionnaires.
The results show male respondents 41,5% and female 56,6%. All respondents had received information about malaria.The most impressive information source is health care provider (57,5%). There are 29,2% with good knowledge level of malaria prevention, 22,6% fair, and 48,1% poor. There are 3,8% with good behaviour of using bed nets, 15,1% fair, and 81,1% poor. There were significant differences (p<0,05) between knowledge level of malaria prevention to the number of information sources. There were no significant differences (p>0,05) between knowledge level to age, sex, daily activity, the most impressive source, and history of malaria. There were no significant differences between behaviour of using bednets and all respondents? demographic characteristics.
It can be concluded that knowledge level regarding malaria prevention is associated with the number of information sources and considered not associated to another respondents? demographic characteristics. It also can be concluded that the behaviour of using bednets is not associated with respondents? demographic characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Hajarani
"Malaria merupakan penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Untuk menurunkan angka kematian, masyarakat perlu mengetahui pertolongan pertama pada malaria, salah satunya lewat penyuluhan. Setelah mendapat penyuluhan dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria. Penelitian dilakukan pada murid Madrasah Tsanawiyah, Kecamatan Bayah dengan desain cross sectional. Data diambil 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner. Hasilnya menunjukkan responden perempuan sebanyak 60 orang (56,6%) dan laki-laki 46 orang (43,4%), usia <12 tahun 41,5% dan >12 tahun 58,5 %. Tingkat pengetahuan murid yang tergolong baik 22 orang (20,8%), cukup 44 orang (41,5%), dan kurang 40 orang (37,7%). Umumnya murid mendapat informasi dari 3 sumber (21,7,8%) dan sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (57,5%). Kegiatan murid sehari-hari setelah sekolah adalah pengajian (50,9%). Murid yang tidak memiliki riwayat menderita malaria 79,2%. Pada uji chi-square tidak ada perbedaan bermakna (p> 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin, jumlah sumber infromasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat menderita malaria dalam keluarga, tetapi berbeda bermakna (p<0,05) dengan kelompok usia dan kegiatan sehari-hari. Disimpulkan tingkat pengetahuan murid mengenai pertolongan malaria tergolong cukup, berhubungan dengan usia dan jumlah sumber informasi, tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin, kegiatan sehari-hari, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat menderita malaria.
Malaria is a disease that can cause a death. To reduce the mortality rate, public should have a good understanding about first aid on malaria. It can be given through health education. After giving a health ducation, a research was conducted to determine knowledge level regarding first aid on malaria. This crosssectional study was conducted on students of Madrasah Tsanawiyah, Bayah subdistrict. Data was collected on 16-18 October 2009 by interviewing respondents using questionnaries. The results showed, the respondents consist of 60 girls (56,6%), 46 boys (43,4%), and 58,5% above 12 years old. The students with good, fair, and poor knowledge are 22 students (20,8%), 44 (41,5%), and 40 (37,7%). Most of them got information from three sources (21,7%) and the the most impressive source was health care provider (57,5%). Respondents read Holy Quran as daily activities (50,95); and never had malaria (79,2%). Chi-square test showed no significant differences (p>0,05) between knowledge level of first aid on malaria with sex, information sources, and malaria history, but showed significant differences (p<0,05) with age and daily activity. In conclusion, the knowledge level of students regarding first aid on malaria was fair and associated with age and daily activities, but not associated with sex, number of information sources, the most impressive information and malaria history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Prabawati
"ABSTRAK
Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena memiliki angka kematian tinggi dan sering terjadi kejadian luar biasa antara lain di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat perlu mengetahui gejala malaria. Malaria sering menyerang anak usia sekolah, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren Modern Daar El-Kutub mengenai gejala klinis malaria. Desain penelitian adalah cross-sectional. Data diambil pada tanggal 14 Agustus 2009 dengan mewawancarai 52 murid yang dipilih secara total sampling. Hasil Penelitian menunjukkan hanya 1,9% responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 19,3% memiliki pengetahuan cukup dan 78,8% memiliki pengetahuan kurang. Mayoritas mendapatkan informasi dari 2 sumber (30,8%), sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (55,8%), usia < 13 tahun 78,8% dan >13 tahun 21,2%. Aktivitas responden pada malam hari mengaji dan bermain. Uji chi-square menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan santri pesantren mengenai gejala klinis malaria dengan usia. Uji fisher?s exact menunjukkan tidak ada perbedaan bermankna (p>0,05) antara pengetahuan santri pesantren mengenai gejala klinis dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi serta sumber informasi yang paling berkesan. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis malaria tidak berhubungan dengan karakteristik mereka.

ABSTRACT
Malaria is a public health problem because of its high mortality rate and often outbreak occurred in Lebak District one of Bayah sub-district. To overcome the problem, public has to be aware about the symptoms of the disease. Malaria often attacks school-aged children, so the objective of this study was to find out the knowledge level of Daar El-Kutub Islamic Boarding School students about malaria symptoms. This cross-sectional study use total sampling method was conducted on August 14th 2009 by interviewing 52 students. The results showed that only 1,9% students were classified as good, 19,3% fair and 78,8% were bad.Students consists of 24 girls (46,2%), 28 boys (53,8%), 78,8% below 13 years old, got information from two sources (30,8%) and the most impressive source was health care provider (55,8%). All respondents reading Holy Qur?an and playing with friends at night. Chi-square test showed there was no significant differences (p>0,05) between knowledge level with age. Fisher?s exact test showed there were no significant differences (p>0,05) between sex, number of information sources and the most impressive information source . It was concluded that there were no associations between knowledge level of malaria clinical symptoms with their characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ringgo, Fernando Mickael S.
"Saat ini malaria masih menjadi sebuah permasalahan kesehatan utama di Indonesia, terutama di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Bayah tentang pencegahan malaria. Pada penelitian ini digunakan metode cross-sectional dan dilakukan survei. Data diambil dengan cara mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pencegahan malaria yang dilakukan pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Dari wawancara tersebut hasil menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan malaria 4 orang (3,8%), 15 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (14,2%), dan 87 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (82%). Karakteristik mayoritas dari responden rata-rata berusia 18-34 tahun yaitu sebanyak 80 orang (75,5%), dengan jumlah perempuan sebanyak 88 orang (83%), berpendidikan rendah sebanyak 96 orang (90,6%), tidak bekerja sebanyak 66 orang (62,3%), dan responden yang memperoleh informasi mengenai malaria dari 1 sumber sebanyak 84 orang (79,2%). Hasil analisis dari penelitian menyebutkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan malaria dengan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai pencegahan malaria masyarakat Bayah tergolong kurang dan tidak memiliki hubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan.

At this time malaria is still becoming a problem of the main health in Indonesia, especially in the Bayah Subdistrict, Banten Province. The aim of this research is knowing the level of the Bayah people’s knowledge about malaria prevention. In this research, the method is cross-sectional and was carried out by the survey. The data was taken by interviewing the respondent used the questionnaire that contained the question concerning the prevention of malaria that was carried out on October 16-18 2009. From this interview results showed that the respondent who had the level of good knowledge concerning malaria prevention is 4 people (3.8%), 15 people with the level of knowledge were enough (14.2%), and 87 people had the level of bad knowledge (82%). The characteristics of the majority of the respondent in general were 18-34 years old that is as many as 80 people (75.5%), with the number of women totalling 88 people (83%), educated low totalling 96 people (90.6%), did not work totalling 66 people (62.3%), and the respondent who received information concerning malaria from 1 source totalling 84 people (79.2%). Results of the analysis of the research mentioned was not gotten by the significant difference (p > 0.05) between the level of the people's knowledge concerning the prevention of malaria characteristically the respondent (the age, gender, the level of education, the work, and the source of information). Could be concluded that the level of knowledge concerning of the Bayah people’s malaria prevention classed as bad and did not have relations with the age, gender, the level of education, the work, the number of sources of information, and the source that impressed most."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Rachmani
"Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria dan faktor-faktor yang berhubungan pada murid Madrasah Tsanawiyah. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pertolongan pertama pada malaria. Hasilnya menunjukkan, responden perempuan berjumlah 48 orang (45%) dan laki-laki 58 orang (55%). Tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (7%), cukup 45 orang (42%), dan kurang 54 orang (51%). Sebagian besar (94%) responden pernah mendapat informasi mengenai pertolongan pertama malaria.
Tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah informasi dan informasi yang paling berkesan). Disimpulkan tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Malaria is a public health problem in Indonesia. Therefore, people need to gain knowledge about malaria. This study aims to determine knowledge level regarding first aid on malaria and related factors of Madrasah Tsanawiyah students. The study was conducted with cross-sectional design. Data was collected on 12-14 August 2009 by interviewing respondents using a questionnaire consisting questions about first aid in malaria. The results show female respondents totaled 48 people (45%) and male respondents 58 people (55%). There are 7 people (7%) with good knowledge level, 45 people (42%) moderate knowledge level, and 54 people (51%) with poor knowledge level.
Most respondents (94%) had received information about first aid on malaria. There were no significant differences (p > 0,05) between knowledge level to respondents characteristics (age, education level, gender, number of information sources, and the most memorable information source). It can be concluded that knowledge level regarding first on malaria considered less and not associated with age, gender, educational level, number of information sources, and the most memorable information source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Ardi Nugraha
"Malaria adalah suatu penyakit yang umum dan mematikan di banyak negara yang beriklim tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Masyarakat perlu diberi peran serta lebih dalam pemberantasan malaria, terutama pencegahan. Untuk meningkatkan efektivitas pencegahan terhadap malaria, masyarakat perlu mengetahui penyebab dan penular pada malaria, salah satunya lewat penyuluhan. Penelitian dilakukan padaadalah warga Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah Timur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan desain crosssectional. Data diambil 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner.
Hasilnya menunjukkan responden perempuan sebanyak 88 orang (83%) dan laki-laki 18 orang (17%), usia <34 tahun 75,5% dan >34 tahun 24,5 %. Tingkat pengetahuan warga tidak ada yang yang tergolong baik (0%), cukup 1 orang (0,94%), dan kurang 105 orang (99,05%). Umumnya warga mendapat informasi dari satu sumber (79,2%) dan sumber informasi paling berkesan adalah media elektronik (52,8%). Pada uji Kolmogorov-Smirnov tidak ada perbedaan bermakna (p> 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, kelompok usia dan status pekerjaan. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai penyebab dan penular malaria tidak berhubungan dengan usia dan jumlah sumber informasi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sumber informasi paling berkesan, dan status pekerjaan.

Malaria is a common and deadly disease in many tropical and subtropical climates, especially in Indonesia. The public needs to be given more participation in the eradication of Malaria, especially by prevention means. To improve the effectiveness of prevention against malaria, the public needs to know the transmission and cause of Malaria. One of way is through counseling. The study itself was conducted on the villagers of Ciwaru, East Bayah District, Lebak, Banten Province with cross-sectional design. Data was taken from 16 to 18 October 2009 by interviewing respondents using questionnaire charts.
The result shows that there were 88 female respondents (83%) and 18 men (17%), with age range of <34 years (75.5%) and >34 years (24.5%). Knowledge level of the citizens belongs to zero (0%). Only one person (0.94%) had enough knowledge, and 105 people had poor knowledge (99.05%). Generally, people acquire information from only one source (79.2%) and the most remembered source of information is the electronic media (52.8%). On Kolmogorov-Smirnoff test, no significant difference (p>0.05) happened between the level of knowledge by gender, education level, number of information sources, and occupation. Inferred level of citizen knowledge about malaria aid has no relation to age and numbers of information sources, gender, education level, most memorable sources of information and occupation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Akbar Sidiq
"Malaria merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan angka kematian tinggi. Untuk menurunkan angka kematian, masyarakat perlu mengetahui pertolongan pertama pada malaria. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada malaria. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bayah. Desain penelitian adalah cross-sectional. Data (total sampling) diambil tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden dan pengisian kuesioner.
Hasilnya menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat yang tergolong baik adalah 6 orang (5,7%), cukup 30 orang (28,3%) dan kurang 70 orang (66%). Umumnya masyaraka mendapat informasi dari 1 sumber (79,2%) dan sumber informasi paling berkesan adalah media elektronik (52,8%). Responden perempuan 88 orang (83%) dan laki-laki 18 orang (17%), usia 18-34 tahun 75% dan > 34 tahun 25%. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan usia, jenis kelamin, sumber informasi dan tingka pendidikan.
Terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pekerjaan (p < 0,05). Disimpulkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan malaria berhubungan dengan pekerjaan, namun tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan sumber informasi paling berkesan.
Malaria is a public health problem in Indonesia because of its high mortality rate. To reduce the mortality rate, public should understand first aid on malaria. This study aimed to determine public knowledge regarding first aid on malaria. This cross-sectional study was conducted on 16-18 October 2009 in Bayah District. Data was collected by interviewing the respondents by filling questionnaires.
The results showed 6 people with good knowledge (5,7%), 30 people with fair knowledge (28,3%) and 70 people with poor knowledge (66%). Generally, public received only from one source of information about malaria (79.2%) and the most impressive source of information is the electronic media (52.8%). Female respondents are 88 in total (83%) and 18 are men (17%), 75% aged 18-34 years and 25% respondents are > 34 years. Kolmogorov-Smirnov test showed no significant differences between the level of knowledge by age, gender, source of information and education level.
There are significant differences between the level of knowledge to the job (p <0.05). Inferred level of public knowledge about malaria-related rescue work,but not related to age, sex, educational level, number of sources of information and the most impressive information sources.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia. Kecamatan Bayah memiliki angka malaria tertinggi di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens malaria di Kecamatan Bayah pada tahun 2006-2009 dan hubungannya dengan ketersediaan unit pelayanan kesehatan. Data didapat dari hasil pencatatan Puskesmas Bayah. Variabel yang diteliti adalah active case detection (ACD), passive case detection (PCD), dan annual parasite incidence (API), serta ketersediaan unit pelaksana teknis (UPT) penunjang di Kecamatan Bayah. Hasil penelitian menunjukkan ACD di Kecamatan Bayah pada tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 sebesar 2814, 1455, 887, dan 1630. PCD sebesar 1169, 670, 523, dan 875. API sebesar 10,5?, 5,1?, 3,1?, dan 5,3?. Enam dari sembilan desa di Kecamatan Bayah memiliki UPT penunjang. ACD, PCD, dan API di Kecamatan Bayah menurun pada tahun 2006 hingga 2008, namun meningkat pada tahun 2009. Selain itu, insidens malaria berdasarkan ACD, PCD, dan API tidak berhubungan dengan ketersediaan UPT penunjang (uji t tidak berpasangan, p>0,05).

Abstract
Malaria often makes outbreaks in Indonesia. Bayah district has the highest malaria prevalence in Lebak Town, Banten Province. This research aims to study malaria incidence in Bayah district during 2006-2009 and its association with health care units. The data is obtained from Puskesmas Bayah medical records. The variables measured are active case detection (ACD), passive case detection (PCD), annual parasite incidence (API), and the availability of sub-health care units in Bayah district. The results show that ACD in Bayah district during 2006, 2007, 2008, and 2009 were 2814, 1455, 887, and 1630 respectively. PCD were 1169, 670, 523, and 875 respectively. API were 10,.5?, 5.1?, 3.1?, and 5,.3? respectively. Six of nine villages in Bayah district have sub-health care units. The numbers decreased during 2006-2008, but increased in 2009. Besides, ACD, PCD, and API have no association with sub-health care units (independent t-test, p>0.05)."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>