Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parlinggoman, Itodo Taripar
"Menyadari luasnya kegunaan timah untuk kebutuhan industri maupun kebutuhan sehari-hari, maka dapat dipastikan angka permintaan timah terhadap timah akan terus meningkat setiap tahunnya. Namun di sisi lain, jumlah cadangan bijih timah di dunia justru terus mengalami penurunan. Salah satu cara mengatasi situasi ini adalah dengan mengolah kembali produk terak secara efektif dan efisien sehingga produk yang tadinya tidak memiliki nilai ekonomis menjadi berguna dan memiliki nilai tambah sebagai umpan tambahan dalam proses peleburan. Hal tersebut merupakan fokus utama dari penelitian ini.
Penelitan ini bertujuan untuk mencari tahu temperatur roasting optimum agar diperoleh hasil yield recovery maksimal yang ditandai dengan besarnya nilai % recovery. Metode yang dilakukan adalah dengan mencampurkan sampel terak II dengan KOH(s) , lalu memanggangnya dalam muffle furnace untuk selanjutnya di-leaching menggunakan air hangat. Pengujian karakterisasi sampel yang dilakukan adalah X-RD, STA, dan AAS. Hasil dari pengujian menyimpulkan bahwa temperatur roasting optimum dicapai pada 650OC dengan nilai % recovery 10,39 %.

Realizing how wide the use of tin for either the industrial or daily life needs are, it can be ascertained that the demand of tin will be increasing every single year. On the other side, the amount of tin ore’s stockpiles are on the contrary decreasing. One of many ways to solve this problem is by redressing slags effectively and efficiently, so that, the product which had no economic value turns to be something valuable and useful as the addition decoy for smelting process. It is the main focus on this research.
The aim of this researh is to find out the optimum of roasting temperature in order to obtain the maximum yield recovery process which is marked by the number of % recovery. The method used on this research is by mixing the slag with KOH(s), then roasting them in muffle furnace, and leaching by warm water as the last step. This research used some characteristic examinations which are X- RD, STA, and AAS. It concludes the optimum of roasting temperature is reached at 650oC with 10,39 % recovery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mirsa
"Paduan aluminium seri 7 adalah material yang banyak digunakan untuk aplikasi dalam dunia transportasi dan industri. Material ini memiliki kombinasi sifat ringan dengan kekuatan tinggi, kekakuan, ketahanan aus tinggi dan koefisien ekspansi termal yang rendah. Namun, material ini tidak luput dari kelemahan terhadap serangan korosi. Diantara paduan aluminium yang lain, seri 7xxx ini merupakan yang paling lemah ketahannya terhadap korosi. Kelemahan ini bisa menjadi keterbatasan penggunaan material pada kondisi lingkungan yang korosif yang bisa mempercepat degradasi sifat mekanik dari material Al7xxx. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan tambahan untuk memperbaiki sifat dari material tersebut, salah satunya dengan anodisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter proses yakni temperatur dan rapat arus anodisasi terhadap pembentukan lapisan anodik berpori. Anodisasi dilakukan pada tiga temperatur berbeda yakni 25°C, 0°C dan -25°C dengan variasi rapat arus adalah 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 dan 15 mA/cm2.
Material hasil anodisasi kemudian diberikan 2 jenis pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengamatan mikrostruktur. Pengujian kekerasan mikro Vickers digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lapisan anodik yang terbentuk dan pengamatan struktur mikro menggunakan FE-SEM bertujuan untuk mengetahui morfologi permukaan lapisan anodik dan mengukur ketebalan lapisan anodik."
"Hasil pengujian memperlihatkan adanya peningkatan kekerasan permukaan lapisan anodik alumina saat variabel temperatur dan rapat arus menurun dimana kekerasan tertinggi adalah 264 HV yang didapat pada temperatur 0°C dengan rapat arus 15mA/cm2. Kemudian penurunan temperatur hingga 0°C akan meningkatkan ketebalan lapisan oksida namun ketebalan kembali menurun pada saat diturunkan ke temperatur -25°C. Parameter proses yang paling optimal untuk menciptakan lapisan anodik yang tebal dan keras adalah pada temperatur 0°C dan rapat arus 15mA/cm2.

Aluminum Alloy 7xxx mostly used in transportation and industry application. This material has extremely less weight combined with high specific strength, high specific stiffness, and low coefficient of thermal expansion and good wear resistance. However this type is the most susceptible to corrosion among any other aluminum alloy in various environments. This weakness could be a limitation working area for this material. So, Anodizing has been considered as a modification treatment for enhancing corrosion resistant.
This study aims to analyze the influence of anodizing process parameters which is temperature and current density on the formation of porous anodic coating, Anodizing process has been done at three different temperatures which are 25°C, 0°C and -25°C with variation of current density which is 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 and 15 mA/cm2. Sample that has been done being anodized then will be tested by 2 types of method. First is Vickers micro hardness testing was used to determine the mechanical properties of anodic layer and another is observation of microstructure using FE-SEM to determine surface morphology and to measure anodic layer thickness.
Test results showed that decreasing temperature and current density would increase surface hardness of aluminum anodic layer. The highest surface hardness was 264 HV which was got by anodizing at temperature 0°C with using 15 mA/cm2 of current density. Decreasing temperature and current density would also relatively increasing density and make the surface smoother and looks more uniform. Decreasing temperature until 0°C would increase thickness of the oxide layer but the thickness would be decreased when the temperature was decreased to -25°C. The most optimum process parameters to form anodic layer that has hardest surface and thickest layer is in temperature 0°C with the current density is 15mA/cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand Mangasi
"Timah merupakan logam yang memiliki aplikasi pengunaan yang sangat luas dan bervariasi. Hal ini mengakibatkan permintaan akan timah cenderung untuk meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara untuk mengolah timah semaksimal mungkin. Penilitian dilakukan untuk mengekstraksi timah dari terak timah dengan menggunakan metode roasting yang dilakukan pencampuran dengan KOH terlebih dahulu serta divariasikan jumlahnya dan dilanjutkan dengan pelindian air hangat. Untuk karakterisasi sampel menggunakan X-RD yang dilengkapi dengan software X-RD Match!, STA dan AAS. Nilai recovery maksimum sebesar 10,233% didapatkan dengan roasting 810oC , perbandingan padat : cair = 1:2 dan sampel : KOH = 1:16.

Tin is a metal which has a various and wide uses. This’ll make the demand of tin is tend to increase every year. So, the new way is needed to process tin as maximum as possible. This study was conducted to extract tin from tin slags with roasting method that mixed with various quantity of KOH continued with warm water leaching. For characterization of sample using X-RD equipped with X-RD Match! Software, STA and AAS. The tin maximum recovery value of 10,233% is obtained from roasting 810oC, solid : liquid ratio = 1:2 and sample : KOH = 1:16.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Dipantria Putra
"Timah merupakan logam yang memiliki aplikasi pengunaan yang sangat luas dan bervariasi. Hal ini mengakibatkan permintaan akan timah cenderung untuk meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara untuk mengolah timah semaksimal mungkin.
Penelitian ini dilakukan untuk recovery atau pemulihan timah dari teraknya dengan menggunakan metode roasting dan pencampuran karbon dengan variasi jumlah karbon reduksi 1:0, 1:1, 1:2, dan 1:3 pada suhu 9000C, pelindian selektif dengan menggunakan H2SO4, dan Electrowinning. Untuk karakterisasi sampel menggunakan X-RD yang dilengkapi dengan software X-RD Match!, STA, AAS, dan EDS.

Tin is a metal which has a various and wide uses. This?ll make the demand of tin is tend to increase every year. So, the new way is needed to process tin as maximum as possible.
This study was conducted to recover tin from tin slags with roasting and mixing with carbon methods with various quantity of carbon reductor which is 1:0, 1:1, 1:2, and 1:3 at 9000C, selective leaching with sulfate acid, and electrowinning. For characterization of sample using X-RD equipped with X-RD Match! Software, AAS, and EDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Azhima
"NS5 Metiltransferase berperan dalam proses capping mRNA dengan cara melakukan transfer gugus metil dari kofaktor S-Adenosl-L-Metionin (SAM/AdoMet) kepada atom N7 dari basa guanin RNA dan kepada gugus 2’OH dari ribosa RNA. Melalui proses pendonoran gugus metil ini, dihasilkan senyawa S-Adenosil-L-Homosistein (SAH) yang merupakan senyawa hasil pelepasan gugus metil dari S-Adenosil-L-Metionin (SAM). Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi struktur dari S-Adenosil-L-Homosistein (SAH) yang digunakan sebagai inhibitor pada sisi aktif SAM dan dilakukan screening menggunakan docking serta dinamika molekul untuk mengetahui stabilitas inhibisi pada temperature 310K dan 312K. Prinsip dalam modifikasi SAH ini adalah menyesuaikan kepolaran dari sisi aktif SAM melalui perubahan gugus fungsi dari senyawa SAH. Diketahui bahwa sisi aktif SAM tersusun atas asam amino dengan komposisi campuran antara polar dan nonpolar, oleh sebab itu modifikasi dilakukan dengan menggunakan gugus fungsi yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda.
Setelah dilakukan simulasi docking terhadap ligan standar dan 3460 ligan modifikasi SAH, didapatkan 3 ligan terbaik berdasarkan nilai ΔG yang lebih kecil dari ΔG ligan standar. Namun berdasarkan uji ADME Tox, ketiga ligan tersebut memiliki sifat ADME Tox yang berbeda. Hasil simulasi dinamika molekul menunjukan bahwa ketita ligan terbaik tersebut masih mampu mempertahankan interksi dengan residu sisi aktif SAM hingga akhir simulasi. Berdasarkan nilai RMSD pada 310K dan 312K menunjukan bahwa pola kurva cenderung linear yang berarti fluktuasi nilai RMSD tidak terlalu besar dan kompleks enzim dengan ligannya tidak mengalami perubahan yang signifikan, hal ini menandakan bahwa konformasi kompleks enzim dengan ligan pada simulasi dinamika molekul cukup stabil. Melalui keseluruhan tahapan yang dilakukan, disimpulakan bahwa ligan SAH-M2696 merupakan ligan modifikasi terbaik.

NS5 methyltransferase is an enzyme that plays a role in the process of capping the newly formed RNA. This enzyme plays a role in the process of mRNA capping by transferring methyl groups from the cofactor S-adenosl-l-methionine (SAM / AdoMet) to the N7 atom of the guanine bases of RNA and the RNA ribose group of 2'OH. Through this process a methyl donor, the resulting compound S-Adenosil-L-homocysteine (SAH), which is a compound disposal proceeds of S-methyl-L-Methionine Adenosil (SAM). In this study, modification of the structure of the S-Adenosil-L-homocysteine (SAH), which is used as an inhibitor in the active SAM and conducted screening using docking and molecular dynamics to determine the stability of inhibition at temperatures 310K and 312K. It is known that the active SAM is composed of amino acids with the composition of a mixture of polar and nonpolar, therefore modifications done using functional groups possess different polarity.
After the ligand docking simulation of standard and modified ligand SAH 3460, earned three best ligands based on ΔG values are smaller than standard ligands ΔG. However, based on ADME Tox test, the three ligands have properties different ADME Tox. The results of molecular dynamics simulations show that the best ligand ketita is still able to maintain the active site residues interksi with SAM until the end of the simulation. Based on the value of RMSD at 310K and 312K showed that the pattern of the curve tend to be linear, which means fluctuations in RMSD is not too large and complex enzyme with ligands did not change significantly, suggesting that the conformation of the enzyme complex with a ligand in molecular dynamics simulations is quite stable. Through all stages is done, concluded that SAH ligand-ligand modification M2696 is the best.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Haposan Edward Daniel
"Terak merupakan hasil dari proses pirometalurgi yang mengandung unsur yang tidak diinginkan. Terak kadar rendah tidak digunakan kembali atau ditimbun karena bila digunakan kembali pada proses awal, tidak akan efektif. Disisi lain, lingkungan akan terus tercemar akibat tidak adanya metode pengolahan terak di Indonesia. Walaupun kebutuhan timah dunia tidak sebanyak logam lain seperti alumunium dan besi, dengan mengolah kembali terak akan menambah kemajuan pada Indonesia karena pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari jalan keluar dengan mengolah kembali terak 2 dan debu terak dengan menggunakan kalium hidroksida dan suhu yang tidak terlalu tinggi sehingga kadar yang didapat meningkat. Komposisi antara sampel dan KOH yang digunakan yaitu 1:13, kemudian dicampur, dipanggang dalam suhu 550oC dan 810oC dan pelindian menggunakan aquadest. Karakterisasi yang digunakan yaitu XRD, EDAX dan AAS.
Penambahan KOH yang memiliki pH 14 menyebabkan timah berada pada daerah ion stanat yang bereaksi dengan kalium menjadi kalium stanat yang larut dalam air. Hasil terbaik pada debu terak didapat dari pelindian dengan perbandingan 1:1 yang memberikan hasil pada filtrat 235,5 ppm dan pada terak dengan perbandingan 19:12 yang memiliki hasil pada filtrat sebesar 375,15 ppm.

Slag comes from pyrometallurgy that contain bad. Low grade slag mostly can?t be used because slags only contain very low tin and makes it not effective.In other side, environment will always be polluted by slags because no way to process it in Indonesia. Althought world tin request isn?t like aluminium and iron, if Indonesia can process the slags, this process will reduce pollutant environment.
Because of that, we do research to find way to process slags and slags dust using potassium hydroxide (KOH) with low temperature, so tin content will increased. Ratio sample and KOH for our research is 1:13, then mixing, roasting in temperature 550oC and 810oC, and the last leaching with aquadest. For characterization of sample using XRD, EDAX and AAS.
By adding KOH that has pH 14 cause tin located at ion stanate area and react with potassium into potassium stanate that can dissolved in water. The best result for slags dust is using 1:1 leaching ratio with amount of contain in filtrate is 235,5 ppm and slags is using 19:12 leaching ratio with amount of contain in filtrate 375,15 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Lidya Ningsih
"Latar Belakang: Enzim O6-methylguanine-DNA methyltransferase MGMT merupakan suatu DNA-repair enzyme yang dapat menghambat proses kematian sel tumor akibat proses alkilasi oleh zat alkilasi termasuk zat kemoterapi. Enzim ini berhubungan dengan mekanisme pertahanan tumor terhadap zat kemoterapi. Eskpresi dari enzim MGMT ini ditemukan tinggi pada pada berbagai tumor termasuk glioma. Metilasi promoter MGMT mengakibatkan gen dalam sel tumor berhenti menghasilkan MGMT. Adanya metilasi dari promoter MGMT dihubungkan dengan respon yang lebih baik terhadap zat alkilasi termasuk kemoterapi. Status metilasi dari promoter MGMT pada pasien glioma dapat digunakan untuk memperkirakan efektifitas kemoterapi dengan zat alkilasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil enzim O6-methylguanine-DNA methyltransferase MGMT pada pasien glioma derajat tinggi dan glioma derajat rendah dan karakteristik pasien glioma di Departemen Bedah Saraf RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Metode: Peneliti mengumpulkan data profil MGMT yang diperiksa menggunakan methylation-specific polymerase chain reaction pada pasien glioma derajat tinggi dan glioma derajat rendah yang menjalani pembedahan di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam periode 1 tahun. Data berupa usia, jenis kelamin, Karnofsky Performance Scale KPS, and derajat serta jenis histopatologi tumor dikumpulkan.
Hasil: Dalam periode 1 tahun terdapat 17 pasien dengan hasil histopatologi glioma derajat tinggi dan derajat rendah yang masuk kriteria inklusi. Promoter MGMT termetilasi ditemukan pada 11 pasien 64,7 dan tidak termetilasi pada 6 pasien 35,3. Promoter MGMT termetilasi methylated MGMT lebih banyak didapatkan pada pasien berusia ge; 40 tahun dibandingkan pasien yang berusia < 40 tahun 85,7 vs 50 dan pada pasien laki-laki dibandingkan perempuan 77,7 vs 50. Sedangkan berdasarkan KPS, promoter MGMT termetilasi ditemukan lebih banyak pada pasien dengan KPS > 70 dibandingkan dengan KPS le; 70 70 vs 57,1. Berdasarkan derajat keganasan, promoter MGMT termetilasi ditemukan lebih banyak ditemukan pada glioma derajat rendah WHO grade II dibandingkan pada glioma derajat tinggi WHO grade III dan IV 85,7 vs 50. Pada glioma derajat tinggi, promoter MGMT termetilasi ditemukan lebih banyak pada astrositoma/oligoastrositoma anaplastik WHO grade III dibandingkan glioblastoma WHO grade IV 66,6 vs 42,8. Pada glioma derajat rendah, promoter MGMT termetilasi ditemukan lebih banyak pada oligoastrositoma dibandingkan astrositoma difus 100 vs 75.
Kesimpulan: Promoter MGMT termetilasi lebih sedikit ditemukan pada derajat tumor yang lebih tinggi WHO grade IV, KPS yang rendah, usia lebih muda saat diagnosis dan pasien wanita, meskipun perbedaannya belum dibuktikan signifikan secara statistik. Promoter MGMT termetilasi ditemukan lebih banyak pada tumor dengan komponen oligodendroglioma. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk menentukan apakah metilasi promoter MGMT memiliki hubungan yang signifikan dengan faktor-faktor tersebut.

Background: O6 methylguanine DNA methyltransferase MGMT is a DNA repair enzyme that correlates with resistance mechanism of tumors to chemotherapy. MGMT inhibits the killing process of tumor cells by alkylating agents including chemotherapy MGMT expression has been noted higher in several tumors including glioma.. Methylation of MGMT promoter inhibits the cells to produce MGMT. Methylation status of the MGMT promoter in gliomas is useful to predict the effectiveness of chemotherapy with alkylating agents.
Objective: The purpose of this study was to evaluate profile of MGMT enzyme and characteristic of low grade and high grade glioma patients in Neurosurgery Department of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta.
Methods: We evaluated data of MGMT promoter methylation status from methylation specific polymerase chain reaction result in low grade and high glioma patients who underwent surgical resection in Department of Neurosurgery, Cipto Mangunkusomo Hospital Jakarta. Demographic characteristic and clinical data of glioma patiens including age, sex, Karnofsky Performance Scale KPS, and grading of tumor were collected.
Results: In one year period, there are 17 patients with pathological finding of low grade and high grade gliomas met criteria of inclusion. Methylated MGMT promoter was found in 11 patients 64.7 and unmethylated in 6 patients 35.3. MGMT promoter methylation was observed more often in patients diagnosed in age more than 40 years old than in patient less than 40 years old 85,7 vs 50, and men than women 77,7 vs 50. In patients with KPS more than 70 and KPS 70 or less, methylation of MGMT promoter was observed in 70 and 57,1, respectively. Base on tumors grading, MGMT promoter methylation was observed more often in low grade gliomas WHO grade II than high grade gliomas WHO grade II and IV 85,7 vs 50. In high grade glioma, methylation was observed more often in grade III tumors anaplastic astrocytomas oligoastrocytomas than grade IV tumors glioblastomas 66,6 vs 42,8. In low grade gliomas, methylation was observed more in oligoastrocytomas than difus astrocytomas 100 vs 75.
Conclusions. MGMT promoter methylation was observed less in higher grade of tumors grade IV, lower KPS, younger age at time of diagnosis and female patients, although the differences were not statistically significant. MGMT promoter methylation was observed more often in gliomas with oligodendroglioma component. Further and larger scale of research is needed to determine whether MGMT promoter methylation significantly correlates with these factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azka Fariky
"Komoditas utama di sektor pertanian Indonesia adalah padi, yang juga merupakan tanaman pokok di negeri ini sehingga limbah yang dihasilkan juga akan sangat banyak. Untuk mengatasi hal seperti ini, maka pengolahan limbah sekam padi kerap dilakukan. Sekam padi mengandung 50% selulosa, 25 ?30 % lignin, dan 15 ?20 % silika. Kandungan silika ini yang nantinya akan berharga setelah diolah lebih lanjut, setelah dilakukan pemanggangan sempurna sekam padi mengandung sekitar 90%-98% silika.
Pada penelitian ini pengolahan sekam padi dilakukan dengan metode pelindian pada larutan HCl 1 M selama 3 jam, kemudian di recovery dan dilanjutkan pemanggangan dengan variasi laju temperaturnya 3C/min., 5C/min., dan 7C/min. hingga 650C dan ditahan selama 4 jam. Hasil penelitian didapatkan dengan variasi laju temperaturnya 3C/min., 5C/min., dan 7C/min silika dengan kadar 99,170%, 99,038%, dan 98,966%. Proses pelindian dan pemanggangan akan menghilangkan komponen-komponen organik dan logam pengotor-pengotor di dalamnya, dan apabila diamati morfologinya, sekam padi yang telah diberi perlakuan strukturnya akan lebih halus dan berporos.

The main commodities in the agricultural sector of Indonesia is rice, which is also a staple crop in this country so that the waste generated will also be very much. To cope with this kind of thing, then the rice husk waste treatment is often done. Rice husks contain 50% cellulose, 25% lignin -30 and 15 -20% silica. The silica content of which will be valuable when processed further, after perfect roasting rice husk contains about 90% -98% silica.
In this study, rice husk processing is done by the method of leaching in 1 M HCl solution for 3 hours, then recovered and continued roasting by the temperature rate variation of 30C/min., 50C/min., and 70C/min until reaching 6500C and held for 4 h. Research results obtained by varying the temperature rate of 30C/min., 50C/min., and 70C/min with silica content of 99.170%, 99.038% and 98.966%. Leaching and roasting process will eliminate the components of organic and metallic impurities in it, and if the morphology was observed, rice husk which has been treated to be more delicate and highly porous structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Jonathan Kriswanto
"[ABSTRAK
Logam tantalum dan niobium merupakan logam yang sumbernya termasuk ke dalam kategori critical in mid term. Terak timah merupakan limbah yang dapat dijadikan sebagai sumber cadangan kedua. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh pemanggangan pada 700 oC serta pengaruh variasi konsentrasi larutan NaOH dan HCl sebagai larutan lindi, sampel terak timah yang digunakan berasal dari Indonesia dengan kadar 0,33% Ta2O5 dan 0,64% Nb2O5. Pengujian XRF digunakan untuk melihat perubahan kadar Ta2O5 dan Nb2O5 setelah proses pemanggangan dan pelindian. Hasil pemanggangan didapatkan distribusi massa terbanyak pada ukuran mesh +100 dan terjadi peningkatan kadar Ta2O5 dan Nb2O5 berturut-turut meningkat sebanyak 21,1% dan 37,5%. Kadar yang dihasilkan dari pelindian dengan 4 M NaOH meningkat sebanyak 3,48 dan 1,75 kali lipat dari Ta2O5 dan Nb2O5 awal. Secara keseluruhan rangkaian penelitian khususnya setelah pelindian HCl memperoleh peningkatan kadar mencapai 1,51% Ta2O5 pada 1 M HCl dan 1,41% Nb2O5 pada 4 M HCl.
ABSTRACT
The source of tantalum and niobium were known include as critical in mid term. The tin slag is a waste which could be a secondary resource. This research to found the effect of 700 oC roasting and concentration variable of NaOH and HCl solution as leaching reagent, the sample used Indonesian tin slag which have initial grade 0.33% Ta2O5 dan 0.64% Nb2O5.The change of Ta2O5 and Nb2O5 grades were determined by XRF test after roasting and leaching. The highest mass distribution on +100 mesh as the roasting result and the grades were increased 21.1% and 37.5% for Ta2O5 and Nb2O5. The results of leaching 4 M NaOH were increased of about 3.48 and 1.75 times from initial grade. From the whole of results, especially after HCl leaching were increased to 1.51% Ta2O5 on 1 M HCl and 1.41% Nb2O5 on 4 M HCl.
;The source of tantalum and niobium were known include as critical in mid term. The tin slag is a waste which could be a secondary resource. This research to found the effect of 700 oC roasting and concentration variable of NaOH and HCl solution as leaching reagent, the sample used Indonesian tin slag which have initial grade 0.33% Ta2O5 dan 0.64% Nb2O5.The change of Ta2O5 and Nb2O5 grades were determined by XRF test after roasting and leaching. The highest mass distribution on +100 mesh as the roasting result and the grades were increased 21.1% and 37.5% for Ta2O5 and Nb2O5. The results of leaching 4 M NaOH were increased of about 3.48 and 1.75 times from initial grade. From the whole of results, especially after HCl leaching were increased to 1.51% Ta2O5 on 1 M HCl and 1.41% Nb2O5 on 4 M HCl.
, The source of tantalum and niobium were known include as critical in mid term. The tin slag is a waste which could be a secondary resource. This research to found the effect of 700 oC roasting and concentration variable of NaOH and HCl solution as leaching reagent, the sample used Indonesian tin slag which have initial grade 0.33% Ta2O5 dan 0.64% Nb2O5.The change of Ta2O5 and Nb2O5 grades were determined by XRF test after roasting and leaching. The highest mass distribution on +100 mesh as the roasting result and the grades were increased 21.1% and 37.5% for Ta2O5 and Nb2O5. The results of leaching 4 M NaOH were increased of about 3.48 and 1.75 times from initial grade. From the whole of results, especially after HCl leaching were increased to 1.51% Ta2O5 on 1 M HCl and 1.41% Nb2O5 on 4 M HCl.
]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Satria Wibowo
"Indonesia merupakan negara produksi bauksit kelima terbesar di dunia, dimana berdasarkan data hasil riset United States Geological Survey (USGS) mencatat bahwa Indonesia memproduksi bauksit sebanyak 21 juta ton kering di tahun 2022. Bauksit dapat diolah dengan menggunakan metode Bayer untuk menghasilkan alumina (Al2O3), dimana 1 ton bauksit akan menghasilkan 0,3 ton alumina. Namun, metode Bayer tersebut akan menghasilkan red mud sebagai tailing dalam upaya memproduksi alumina dari bauksit. Red mud mempunyai potensi daur ulang yang tinggi sebagai bentuk pemanfaatan limbah padat dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan. Red mud dapat menjadi secondary resource dalam menghasilkan logam besi (Fe). Penelitian ini menjelaskan tentang proses pemulihan besi dari red mud dengan menggunakan metode reduction roasting – magnetic separation, dimana disertai dengan penambahan sodium sulfat (Na2SO4) sebagai zat aditif dan katalis. Variasi yang digunakan selama penelitian ini adalah temperatur roasting (900oC, 1000oC, dan 1100oC) dan kadar sodium sulfat (0 gram, 4 gram, dan 8 gram) untuk memperoleh kondisi yang efisien dalam menghasilkan tingkat pemulihan besi tertinggi. Proses karakterisasi yang digunakan selama penelitian ini adalah XRD dan XRF. Tingkat pemulihan besi terbesar yang diperoleh adalah 95,83% pada kadar sodium sulfat sebanyak 8 gram dan temperatur roasting sebesar 1100oC.

Indonesia is the world's fifth-largest producer of bauxite. According to research data from the United States Geological Survey (USGS), Indonesia produced 21 million dry tons of bauxite in 2022. Bauxite can be processed using the Bayer method to produce alumina (Al2O3), where 1 ton of bauxite yields 0.3 tons of alumina. However, the Bayer method generates red mud as a tailing in the effort to produce alumina from bauxite. Red mud has a high recycling potential as a form of solid waste utilization to reduce environmental pollution. It can become a secondary resource for producing iron (Fe). This study explains the process of iron recovery from red mud using the reduction roasting – magnetic separation method, with the addition of sodium sulfate (Na2SO4) as an additive and catalyst. The variations used in this study are roasting temperatures (900°C, 1000°C, and 1100°C) and sodium sulfate concentrations (0 grams, 4 grams, and 8 grams) to achieve efficient conditions for the highest iron recovery rate. The characterization processes used in this study are XRD and XRF. The highest iron recovery rate obtained was 95.83% with 8 grams of sodium sulfate and roasting temperature of 1100°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>