Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfani Al Mahlufi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran mengenai simbol binatang anjing pada
peribahasa Arab yang terdapat di dalam kamus Munjid. Peneliti menggunakan
metode deskriptif analisis serta pendekatan struktur untuk memahami maksud dari
peribahasa yang menggunakan simbol anjing. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat delapan belas peribahasa yang menggunakan simbol binatang
anjing di dalamnya. Enam di antaranya mengandung gambaran positif dan dua
belas mengandung gambaran negatif binatang anjing. Struktur yang ditemukan
dalam peribahasa tersebut adalah: 1) lima kalimat verba, 2) tiga kalimat nomina,
3) dua kalimat persyaratan, 4) tujuh kalimat komparatif dan 5) satu kalimat
imperatif. Gambaran anjing dalam peribahasa mampu mewakili penggambaran
karakter dari masyarakat Arab.

ABSTRACT
This research observes the image of dogs as the animal symbol of the Arabic
proverbs from the dictionary Munjid. Researcher using descriptive methods of
analysis and structural approach to understand the purpose of the using dogs
symbol on Arabic proverbs. The results showed that there were eighteen proverbs
that use dog symbols in it. Six of them contain positive images and twelve of them
contain negative images of dog. Structures found in the proverbs are: 1) five verb
sentences, 2) three noun sentences, 3) two requirement sentences, 4) seven
comparative sentences and 5) an imperative sentence. Image of dog in the
proverbs is able to represent the character of Arab society."
2014
S53879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Maghfirli
"Kajian ini mendalami penggunaan leksikal leksem لِسَان /lisa:n/ dalam امْثَال /ams̄a:l/ atau dikenal dengan Peribahasa Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencoba menguraikan pelajaran moral yang disampaikan oleh peribahasa Arab dan penggunaan leksem lisan. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk penelitian ini. Pendekatan observasional, termasuk pencatatan, digunakan untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan konsep peribahasa dari Norrick (1985) dan Mieder (1993) yang memandang peribahasa sebagai alat menyampaikan prinsip moral dengan makna yang luas. Data didapatkan dari buku Mahfuzhat Kumpulan Kata Mutiara Islam-Arab yang disusun tahun 2020 oleh penerbit Tim Rene Islam dan sebagai penunjangnya buku karya John Lewis Burckhardt pada tahun 1830 berjudul Arabic Proverbs, or The Manner and Customs of The Modern Egyptians yang menyajikan peribahasa Arab di Mesir awal abad ke-19. Pemilihan data didasari oleh penelitian mengenai peribahasa, terutama berbahasa Arab berguna untuk mengetahui konsep yang sering ditemukan mengandung pesan moral, juga dapat memahami keyakinan yang mendasari dan sikap masyarakat. Ams̄ a:l berleksem lisan yang ditemukan dalam analisis memiliki makna yang beragam dan menyesuaikan dengan syarat terdapatnya kata yang mensifati atau disifati ‘lisan’. Pesan moral yang terkandung dalam peribahasa Arab dengan leksem lisan meliputi upaya untuk menjaga tingkah laku dan reputasi yang selaras dengan perkataan baik, memikirkan dengan bijaksana dan dampak yang akan disebabkan darinya, serta meminimalisasikan ucapan dengan diam saat tidak memahami sesuatu hal.

This study delves into the lexical use of the lexemeلِسَان /lisa:n/ in امْثَال /ams̄a:l/, also known as Arabic Proverbs. The objective of this research is to attempt to elucidate the moral lessons conveyed by Arabic proverbs and the use of the lexeme lisan. A qualitative descriptive approach is employed for this research. Observational methods, including note-taking, are used to collect data. The study utilizes the concept of proverbs from Norrick (1985) and Mieder (1993), who view proverbs as tools for conveying moral principles with broad meanings. Data is obtained from the book Mahfuzhat Kumpulan Kata Mutiara Islam-Arab compiled in 2020 by the publisher Tim Rene Islam, and as a supporting reference, John Lewis Burckhardt's 1830 work titled Arabic Proverbs, or The Manner and Customs of The Modern Egyptians, which presents Arabic proverbs in early 19th-century Egypt. The selection of data is based on research indicating that sayings, especially in Arabic, are very useful for understanding concepts that often contain moral messages and can also aim to comprehend the beliefs underlying societal attitudes. Ams̄a:l containing lexeme lisan found in the analysis have diverse meanings and adapt to the conditions of the presence of words that characterize or be characterized by ‘lisan’. The moral messages contained in Arabic proverbs with the lexeme lisan include: consistently safeguarding behavior and reputation in line with good words, thinking wisely about the consequences that may arise, and minimising speech by remaining silent when not understanding something."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farwah Sofwatun Nida
"Diketahui peribahasa munculnya sudah sangat lampau, namun di zaman sekarang peneliti menemukan banyak sekali peribahasa terutama yang menggunakan simbol binatang dan dipublikasikan kembali di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna dan bagaimana asal-usul terbentuknya peribahasa tersebut sehingga dapat mengetahui konteks penggunaannya saat ini di media sosial. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan semantik inkuisitif. Adapun data diperoleh dengan teknik social media research yang bersumber dari Youtube, X, Facebook, dan Instagram. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa simbol binatang dalam peribahasa Arab ada yang mengandung unsur negatif dan unsur positif. Adapun penggunaan simbol binatang dalam peribahasa Arab di media sosial, kebanyakan ditujukan untuk memberikan nasihat, dan lainnya juga menggambarkan tingkah laku manusia, konteks sindiran, teguran, pujian, dan ejekan.

Knowing about the emergence of proverbs has been around for a very long time, but nowadays researchers have found lots of proverbs, especially those that use animal symbols and are republished on social media. This research aims to analyze the meaning and origins of these proverbs so that we can understand the current context of use on social media. The research was conducted using qualitative methods using an inquisitive semantic approach. The data was obtained using social media research techniques sourced from Youtube, X, Facebook and Instagram. This research shows that animal symbols in Arabic proverbs contain negative and positive elements. Like the use of animal symbols in Arabic proverbs on social media, most of them are intended to provide advice, and others also describe human behavior, the context of sarcasm, reprimand, praise and praise."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maimunah
"Penelitian mengenai kalimat di dalam peribahasa Arab, Didasari pandangan adanya keanekaragaman struktur kalimat didalam peribahasa Arab. Tujuannya ialah untuk mangetahui struktur kalimat di dalam peribahasa Arab. Data diambil dari buku 'Peribahasa Bahasa Arab' yang diambil secara barurutan sebanyak 180 data, dari no. 1 s/d 180. Hasilnya menunjukkan bahwa, 70,56 % berupa kalimat lengkap bertipe deklaratif, adapula yang ber_tipe imperatif, 24,44 % berupa kalimat tidak leng_kap, yang ditandai dengan adanya satu unsur atau le_bih yang tidak diungkapkan dalam kalimat dan 5 % berupa kelompok kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Chaer
Depok: Masup Jakarta, 2009
R 499.221 3 ABD k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Azhar
"Peribahasa merupakan produk konseptual dari sebuah kebudayaan. Peribahasa bisa bersifat metaforis dan nonmetaforis. Peribahasa bermakna metaforis menjelaskan satu hal abstrak dengan satu hal yang konkret. Peribahasa metaforis juga banyak ditemukan di dalam peribahasa Mbojo. Peribahasa Mbojo adalah peribahasa yang digunakan oleh penutur bahasa Mbojo di Bima, Nusa Tenggara Barat. Peribahasa bahasa Mbojo mengungkapkan prinsip, aturan, nasihat, dan pandangan tradisional masyarakat Mbojo. Masyarakat Bima menggunakan bahasa Mbojo sebagai bahasa sehari-harinya. Peribahasa bahasa Mbojo, sebagai produk konseptualisasi kebudayaan Mbojo, lekat dengan alam sekitarnya. Bima merupakan daerah dengan keadaan alam yang beragam karena terdapat pegunungan, dataran rendah dan tinggi, dengan batas wilayah sebagian besarnya perairan. Oleh karena itu, beberapa peribahasa penting memunculkan ranah sumber yang lekat dengan alam, seperti air, api, dan tanah. Penelitian ini menggunakan data dari Kamus Peribahasa Mbojo yang beranah sumber air, api, dan tanah. Penelitian ini merupakan penelitian peribahasa yang dilakukan dengan menggunakan teori metafora konseptual (Lakoff & Johnson, 2003). Peribahasa-peribahasa yang sudah diseleksi kemudian diklasifikasi sesuai dengan ranah sumbernya, setelah itu satu kalimat ditentukan untuk merumuskan pemetaan metafora, menentukan tipe metaforanya, termasuk tipe struktural, orientasional, atau ontologis, menentukan skema citranya, dan terakhir menjelaskan konsep representatif sesuai dengan analisis ranah sumber, target, dan skema citranya. Ditemukan sebanyak 20 peribahasa beranah air, api, dan tanah yang ditelaah secara metaforis memunculkan 13 metafora ranah sumber air, api, dan tanah.

Proverbs are conceptual products of a culture. Proverbs can be metaphorical and nonmetaphorical. Proverbs metaphorical meaning is usually used to describe an abstract thing with something more concrete. Metaphorical proverbs are also found in Mbojo's proverbs. The Mbojo proverb is a proverb used by speakers of the Mbojo language in Bima, West Nusa Tenggara. The proverb in the Mbojo language contains advice, rules, principles of life, and the traditional views of the Mbojo people. The Bima community uses the Mbojo language as their daily language. Proverbs in the Mbojo language are called Mbojo proverbs. The proverb of Mbojo, as a product of the conceptualization of Mbojo culture, is attached to the natural surroundings. Bima's surroundings is varied with high and low plains, mountains, boundaries of areas that intersect with water. Therefore, several important proverbs mentioned sources that are closely related to nature, such as water, fire, and land. The data used in this study are the Mbojo Proverbs, which are sources of water, fire, and land gained from the Mbojo Proverbs Dictionary. This research is a proverb research which is analyzed using conceptual metaphor theory (Lakoff & Johnson, 2003). Proverbs that have been selected are then classified according to the realm of their source, after which one sentence is determined to formulate a metaphorical map, determine the type of metaphor, including the structural, orientational, or ontological type, determine the image scheme, and finally explain the representative concept according to the analysis of the source domain, its target, and its image scheme. 20 proverbs stating water, fire, and land analyzed metaphorically and classified into 13 metaphor of water, fire, and land."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Fransisca
"Peribahasa dari setiap bangsa diyakini mencerminkan pemikiran dan karakter bangsa tersebut. Orang Indonesia dengan pemikiran dan karakter yang berbeda dengan orang Korea belum tentu dapat memahami makna kata peribahasa Korea atau sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan makna kata air dalam peribahasa Korea dan Indonesia guna mencari persamaan dan perbedaanya. Penelitian ini dirancang untuk menjawab dua pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana domain target yang digunakan untuk domain sumber AIR dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia? dan bagaimana persamaan dan perbedaan makna kata air dalam peribahasa Korea dan Indonesia? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode studi perbandingan. Teori Conceptual Metaphor Theory (CMT) dari lakoff dan Johnson digunakan untuk menganalisis data dua bahasa, melalui pemetaan domain sumber dan target. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan makna kata ‘air’ dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Persamaannya, di kedua bahasa metafora AIR dapat dikonseptualisasikan sebagai karakteristik manusia, lingkungan, bahaya, masalah, usaha, dan harta. Perbedaannya, konseptualisasi metafora AIR sebagai pengetahuan dan hal kesukaan hanya ada pada peribahasa Korea, sedangkan konseptualiasi metafora AIR sebagai pemimpin dan kebiasaaan hanya ada di peribahasa Indonesia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memperkaya literatur di bidang linguistik, khususnya pada bidang kajian metafora dalam peribahasa Korea dan Indonesia.

The proverbs of each nation are believed to reflect the thoughts and character of the nation. Indonesian people with different thoughts and characters from Korean people may not necessarily be able to understand the meaning of Korean proverbs or vice versa. This study is designed to answer two research questions, namely how is the target domain used for the WATER source domain in Korean and Indonesian? and what are the similarities and differences in the meaning of the word water in Korean and Indonesian proverbs? This research is descriptive qualitative research using a comparative study method. The Conceptual Metaphor Theory (CMT) from Lakoff and Johnson is used to analyze bilingual data, through mapping the source and target domains. The results showed that there were similarities and differences in the meaning of the word 'water' in Korean and Indonesian proverbs. The similarity is that in both languages, the metaphor of WATER can be conceptualized as human characteristics, environment, danger, problem, effort, and property. The difference is that the conceptualization of the metaphor of WATER as knowledge and liking is only found in Korean proverbs, while the conceptualization of the metaphor of WATER as a leader and habit only exists in Indonesian proverbs. The results obtained from this study can enrich the literature in the field of linguistics, especially in the field of metaphor studies in Korean and Indonesian proverbs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
398.9 UNG (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Alwiyah
"Tesis ini membahas tentang bentuk kata seru dalam bahasa Arab dan makna pragmatis yang terdapat dalam film kartun seri Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual berupa film kartun berbahasa Arab standar, Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī episode 11 yang berjudul حلم الطيران / hilmu al-tayarān / yang artinya mimpi terbang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Dalam tesis ini, penulis menggunakan teori Wilkins 1992 dan Salim & Muhsin 2010 tentang bentuk interjeksi bahasa Arab yang merupakan kata atau kumpulan kata untuk mengungkapkan perasaan emosional secara spontan. Teori Halliday dan Hasan 1983 tentang makna kontekstual dari kata seru. Hasil dari penelitian tesis ini berupa bentuk-bentuk kata seru dalam bahasa Arab berupa primer, sekunder, frasa, dan bentuk lain (klausa).

This thesis discusses the form of interjection in Arabic and the pragmatic meanings contained in the cartoon series Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī. The data used in this study are visual media in the form of standard Arabic cartoon films, Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī episode 11 entitled حلم الطيران / hilmu al-tayarān / which means flying dreams. The method used in this research is descriptive analysis method. In this thesis, the author uses the theory of Wilkins 1992 and Salim & Muhsin 2010 about the form of Arabic interjection which is a word or a collection of words to express emotional feelings spontaneously. Halliday and Hasan 1983 theory about the contextual meaning of interjection. The results of this thesis research are in the form of exclamation words in Arabic in the form of primary, secondary, phrases, and other forms (clauses)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astin Dwi Hanifah
"Di Korea dan Indonesia, banyak peribahasa yang menggunakan metafora binatang untuk mengungkapkan suatu makna tertentu. Salah satu binatang yang digunakan sebagai metafora dalam suatu peribahasa adalah harimau. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metafora harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber daring di internet dan buku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metafora peribahasa dianalisis menggunakan Conceptual Metaphor Theory (CMT) dari Lakoff dan Johnson, yakni dengan pemetaan domain sumber dan domain target. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan konseptualisasi harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Persamaan yang ditemukan adalah bahwa harimau dikonseptualisasikan sebagai manusia dan kehebatan. Perbedaan yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, harimau dikonseptualisasikan sebagai sebuah ancaman dan pencapaian, sedangkan dalam peribahasa Indonesia, harimau dikonseptualisasikan sebagai penguasa, orang pintar, petaka, orang jahat, dan bahaya. Perbedaan lain yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, kelinci digunakan sebagai pembanding harimau dan keduanya memiliki konseptualisasi yang bertolak belakang, sedangkan dalam peribahasa Indonesia menggunakan kambing.

In Korea and Indonesia, many proverbs use animal metaphors to express a certain meaning. One of the animals used as a metaphor in a proverb is the tiger. This study aims to compare the tiger metaphor in Korean and Indonesian proverbs. The data in this study were selected from online sources on the internet and books. The method used in this research is descriptive qualitative method. The metaphors of the proverb were analyzed using the Conceptual Metaphor Theory (CMT) from Lakoff and Johnson, by mapping the source domain and target domain. The analysis revealed that there are similarities and differences in the conceptualization of tigers in Korean and Indonesian proverbs. The similarities found are that the tiger is conceptualized as a human and greatness. The difference found is that in the Korean proverb, the tiger is conceptualized as a threat and achievement, while in the Indonesian proverb, the tiger is conceptualized as a ruler, smart, wretched, evil, and dangerous figure. Another difference found is that in Korean proverbs, rabbits are used as a comparison to tigers and both have opposite conceptualizations, while in Indonesian proverbs, goats are used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>