Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cynthia Meidita
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara E-Service Quality dengan Purchase Intention pada konsumen belanja online. E-Service Quality dalam penelitian ini adalah yang dipersepsikan oleh konsumen belanja online. Partisipan adalah 146 mahasiswa yang memiliki pengalaman belanja online. E-Service Quality diukur menggunakan E-S-Qual oleh Parasuraman, Zeithaml dan Malhotra (2005). Sementara Purchase Intention menggunakan alat ukur Online Purchase Intention oleh Topaloglu (2012).
Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara E-Service Quality dengan Purchase Intention. Hasil ini ditunjukkan dengan ( r(146) = 0,384, p < 0,01) yang berarti jika persepsi konsumen E-Service Quality meningkat maka Purchase Intention konsumen akan meningkat pula. Dengan demikian, para perusahaan e-commerce perlu menambahkan dan memperbaiki pelayanan konsumen online yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen ketika berbelanja online baik interaksi dengan situs yang bersangkutan maupun interaksi dengan penjual, misalnya dengan memenuhi pesanan barang konsumen tepat waktu dan sesuai.

This research aimed to examine the relationship between E-Service Quality and purchase intention among Online Shopping Consumer. The E-Service Quality in this research is perceived by the online shopping consumers. Participants of this research were 146 undergraduate students who have online shopping experience. E-Service Quality were measured using E-S-Qual developed by Parasuraman, Zeithaml and Malhotra (2005). Meanwhile, purchase intention were measured using online purchase intention scale developed by Topaloglu (2012).
The main result of this research showed that E-Service Quality have a significant relationship with purchase intention among online shopping consumer. This result were showed by r(146) = 0,384, p < 0,01. This can also be said that if the E-Service Quality perceived by consumers increases, purchase intention will also increase. However, the result showed that the correlation between these two variable is still weak. Therefore, the e-commerce company should improve the quality of the online service in order to fulfill the consumers needs while shopping online. The service that is offered not only emphasizes on the consumers interaction with the website but also the opportunity to interact with the seller. For an example, fulfilling orders in time.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Oktarianti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi belanja utilitarian dan motivasi belanja hedonic terhadap purchase intention pada konsumen belanja online. Partisipan penelitian ini merupakan mahasiswa yang pernah berbelanja online, sejumlah 289 orang. Motivasi belanja utilitarian dan motivasi belanja hedonic diukur dengan alat ukur Utilitarian Motivation dan Hedonic Motivation yang disusun oleh Tsao dan Chang (2010). Purchase intention diukur dengan alat ukur Purchase Intention yang disusun oleh Topaloglu (2012).
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belanja utilitarian dan motivasi belanja hedonic memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention pada konsumen belanja online. Walaupun kedua motivasi ini memiliki pengaruh yang signifikan, motivasi belanja utilitarian lebih mempengaruhi purchase intention pada konsumen belanja online dibandingkan motivasi belanja hedonic.

This research aimed to examine the influence of utilitarian and hedonic shopping motivations on purchase intention among online shopping consumer. Participants of this research were undergraduate students who have online shopping experience, with the amounts of 289 participants. Utilitarian and hedonic shopping motivations were measured using Utilitarian and Hedonic Motivation measurement items developed by Tsao and Chang (2010). Purchase intention was measured using Purchase Intention measurement items developed by Topaloglu (2012).
The main result of this research showed that utilitarian and hedonic shopping motivations have significant impact on purchase intention among online shopping consumer. While both of these motivations have significant impact, utilitarian shopping motivation has more influence on purchase intention than hedonic shopping motivation among online shopping consumer.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Agustina
"Penelitian ini membahas mengenai proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan dalam transaksi online melalui platform customer to customer e-commerce. Proses transaksi online yang terjadi melalui platform C2C e-commerce terjadi tanpa melibatkan komunikasi secara tatap muka. Hal ini membuat adanya ketidakpastian yang dirasakan oleh pihak pembeli ketika melakukan proses transaksi online melalui platform C2C e-commerce. Untuk mengatasi rasa ketidakpastian ini, para pembeli dapat memanfaatkan informasi yang ada pada sistem reputasi, seperti online review dan online rating, dalam platform untuk membentuk online trust. Diketahui online review dan online rating merupakan salah satu bentuk electronic word of mouth yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian.
Penelitian ini menggunakan model lima tahap proses pengambilan keputusan pembelian milik Kotler dan Keller (2009) untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian yang terjadi dalam platform C2C e commerce. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat bagaimana online review dan online rating digunakan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Paradigma yang digunakan adalah post-positivistik dengan pendekatan kualitatif dan strategi penelitian studi kasus. Data diperoleh dari hasil wawancara dan studi literatur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi pada online review dan online rating dapat memberikan gambaran terkait reputasi penjual dan membentuk persepsi pembeli akan kualitas dari produk dan layanan yang ditawarkan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam proses pengambilan keputusan pembelian, para pembeli mengalami fase zero moment of truth. Fase ini meliputi tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif pilihan. Pada fase ini, pembeli mempelajari produk ataupun akun penjual melalui informasi-informasi yang diperolehnya dari media online. Salah satu informasi yang digunakan dalam zero moment of truth adalah informasi dari online review dan online rating. Hasil penelitian ini juga membahas mengenai pentingnya online trust dalam pengambilan keputusan pembelian di platform C2C e-commerce.

This study discusses the process of purchase decision making which made through online transaction in customer to customer (C2C) e-commerce platform. Online transaction which happens in C2C e-commerce doesn't involve any face-to-face interaction. It makes a buyers have an uncertainty feeling when they do the online transaction. To overcome this uncertainty, buyers can use informations on seller reputation system, such as online reviews and online ratings, in order to form an online trust. Online review and online rating have been known as a part of electronic word of mouth which has an impact on buyer's purchase decisions.
This study use Kotler and Keller's (2009) purchase making decision process to finds out the purchase decision making process which happens through C2C e-commerce. This study also aims to finds out how online reviews and online rating are used in purchase decision making process. This study uses post-positivistik paradigm with qualitative approach and case study strategy. Data were obtained from in-depth interview and literature studies.
The results of this study show that the informations in online review and online rating can provide an overview of seller's reputation and form buyer's perception of products and services quality. The results also indicate that in the purchase making decisions process, there is a zero moment of truth phase. This phase includes information seeking and alternative evaluation process. In this phase, buyers learn about the product or seller's reputation through the information that they got from online sources. One of the informations used in zero moment of truth is from online review and online rating. The results also discuss the importance of online trust in purchase making decision process on C2C e-commerce platform.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hessa Rizky Putra
"Indonesia memiliki sebuah waktu khusus untuk berbelanja online setiap tahunnya dengan berbagai promosi untuk menarik konsumen yang disebut dengan Hari Belanja Online Nasional Harbolnas . Harbolnas menjadi objek pada penelitian ini yang dilakukan secara online kepada konsumen belanja online yang berdomisili di Jabodetabek saat Harbolnas. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Model SEM.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara Convenience terhadap Perceived Usefulness dan Shopping Enjoyment. Perceived Usefulness dan Shopping Enjoyment terbukti berpengaruh positif terhadap Attitude Towards Online Shopping. Attitude Towards Online Shopping secara signifikan juga mempengaruhi Repurchase Intention.

Indonesia had a special time to shop online every year with various promotions called Hari Belanja Online Nasional Harbolnas . This research focus on Harbolnas as research objects. This research use online media targeting consumers domiciled in Jabodetabek who shopped at harbolnas. The data was processed by using Structural Equation Model SEM.
The result of this research shows that convenience have significant effect on Perceived Usefulness and Shopping Enjoyment. Perceived Usefulness and Shopping Enjoyment proved to have positive effect on Attitude Towards Online Shopping. Attitude Towards Online Shopping also significantly affect to Repurchase Intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S66012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rezaryano Yahdiyan
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi membawa kegiatan bisnis turut berkembang. Salah satu teknologi yang menjadi fenomena dan membawa banyak perubahan pada zaman globalisasi sekarang ini adalah internet. Teknologi internet pada dewasa ini banyak dimanfaatkan sebagai salah satu media untuk kegiatan bisnis. Kemunculan e-commerce atau yang dikenal juga dengan online shop merupakan salah satu dampak dari hal tersebut. Pada kegiatan bisnis dalam dunia online pihak penjual juga perlu untuk membangun dan menjaga pelayanannya. Hal tersebut tentunya dilakukan untuk memelihara konsumennya. Terlebih lagi pada dunia digital (e-commerce) konsumen dapat dengan mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya hanya dengan meng-klik saja.
Tesis ini meneliti mengenai penengaruh dari pelayanan elektronik (e-service quality) yang terdiri dari tujuh dimensi melalui online shopping satisfaction terhadap online repurchase intention dan intention to buy at other online channel. Setelah menyusun hipotesis, data dikumpulkan dari 214 responden yang merupakan orang yang pernah berbelanja di Tokopedia sebagai objek penelitian. Data kemudian diolah dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dimensi efficiency pada e-service quality yang mempengaruhi kepuasan pelanggan online, selain itu kepuasan pelanggan online memiliki pengaruh pada pembelian kembali di toko online dan kepuasan pelanggan online tidak memiliki pengaruh pada intensi untuk berpindah tempat atau channel toko online lainnya (intention to buy at other online channel).

ABSTRACT
Technological developments bring and helped business activity to develop. One technology that became a phenomenon and brought many changes in the time of globalization nowadays is the internet. Internet technologies nowadays is widely used as a medium for business activities. The emergence of e-commerce (also known as the online shop) is one of the effects of it. On the online business activities the sellers also need to build and maintain their services. It must be taken to maintain its customers. Moreover, in the digital world (e-commerce) consumers can easily move from one place to another just by clicking.
This thesis examines the effect of electronic services (e-service quality) that consists of seven dimensions through online shopping satisfaction to online repurchase intention and intention to buy at other online channel. After preparing the hypothesis, data were collected from 214 respondents who have shopped at Tokopedia as the object of the study. The data is then processed by using SEM (Structural Equation Modeling).
The results showed that the only dimension in the e-service quality that affecting online customer satisfaction is efficiency, in addition the satisfaction of online customers have an influence on the repurchase at the online store and customer online satisfaction don‟t have an influence on intention to move to other place or other online channel (intention to buy at other online channel).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Marchia Gloria
"Kegiatan belanja online lebih berisiko dibandingkan belanja tradisional. Akibatnya, konsumen mempersepsi risiko lebih tinggi pada saat belanja online. Kepercayaan adalah penentu tindakan dalam situasi di mana konsumen mempersepsi risiko dalam belanja online. Perceived risk merupakan ketidakyakinan konsumen tentang kerugian atau keuntungan dalam transaksi tertentu (Naiyi, 2004). Perceived risk terbagi menjadi tujuh faktor, yaitu financial risk, delivery risk, fraud risk, process and time loss risk, product risk, privacy risk, dan information risk. Sedangkan trust didefinisikan sebagai kesediaan menjadi rentan terhadap orang atau tindakan orang lain (Gefen, 2002). Trust terdiri dari tiga dimensi, yaitu integrity, benevolence, dan ability. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perceived Risk in Online Shopping atau PR-OS (Naiyi, 2004) yang diadaptasi dan Specific Online Consumer Trust atau SOCT (Gefen, 2002) yang diadaptasi. Responden 453 mahasiswa diperoleh secara accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perceived risk dan trust pada konsumen belanja online (r = -0.408, p = 0.000). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi persepsi risiko konsumen maka semakin rendah kepercayaan konsumen terhadap kegiatan belanja online. Dengan demikian, toko online dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dengan cara memberikan layanan yang terbaik dengan menampilkan testimonial dari konsumen yang berhasil melakukan kegiatan belanja online sebelumnya.

Online shopping is riskier than traditional shopping. As a result, consumers perceive higher risk in online shopping. Trust is a determinant of action in situations where there is a perceived risk of negative outcomes. Perceived risk represents consumers uncertainty about loss or gain in a particular transaction (Naiyi, 2004). While Trust is a willingness to be vulnerable to the actions of another person or people (Gefen, 2002). Perceived risk consists of seven factors, such as financial risk, delivery risk, fraud risk, process and time loss risk, product risk, privacy risk, dan information risk. Trust consists of three dimensions, namely integrity, benevolence and ability. Instruments that used in this study are Perceived Risk in Online Shopping atau PR-OS (Naiyi, 2004) that has been modified and Specific Online Consumer Trust atau SOCT (Gefen, 2002) that has been modified as well. The 453 college students as respondents were chosen by an accidental sampling technique. The result of this study shows that there is a significant negative relationship between perceived risk and trust among online shopping consumer (r = -0.408, p = 0.000). This result can be intepreted as the higher consumers perceived risk, the lower consumers’ trust in online shopping. Thus, one of the efforts that online shops can do to increase consumers trust is by providing the best service and displaying testimonials from consumers who managed to do a success online shopping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindayu Resti Wandari
"ABSTRAK
Dalam mencapai kesuksesan, toko online perlu menyediakan e-service quality
yang baik. Hal tersebut merupakan suatu cara untuk meningkatkan trust
konsumen belanja online. E-Service Quality merupakan semua tahap interaksi
yang terjadi antara konsumen dan situs web yang dihasilkan dari penilaian sejauh
mana sebuah situs web secara efektif dan efisien memfasilitasi proses berbelanja
(Parasuraman et.al, 2005). Pengukuran e-service quality menggunakan alat ukur
E-S-QUAL dan E-RecS-QUAL yang dibuat oleh Parasuraman et.al (2005) lalu
peneliti adaptasi. Sedangkan trust didefinisikan sebagai harapan optimis
seseorang, bahwa orang lain akan melindungi semua hak-haknya (Gefen, 2002).
Pengukuran trust menggunakan alat ukur Specific Online Consumer Beliefs yang
dibuat oleh Gefen (2002) kemudian peneliti adaptasi. Penelitian ini menggunakan
metode accidental sampling yang melibatkan 453 responden, yaitu mahasiswa
konsumen belanja online, karena mahasiswa sering mengakses internet (Xu &
Paulins, 2005). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara e-service quality dan trust pada mahasiswa konsumen belanja
online (r = 0,668; p = 0.000). Artinya, semakin tinggi tingkat e-service quality
maka semakin tinggi pula tingkat trust pada mahasiswa konsumen belanja online.
Implikasi praktis Penelitian ini, toko online perlu meningkatkan e-service quality
dalam hal pemenuhan janji agar trust mahasiswa konsumen belanja online
meningkat.

ABSTRACT
In Achieving success, online shop should provide good s-service quality. It is a
way to increase consumer trust. E-Service Quality are an all stages of the
interaction between consumers and web sites resulting from the assessment of the
extent to which a website effectively and efficiently facilitate the shopping
process (Parasuraman et.al, 2005). E-Service Quality measurement using
measuring instruments E-S-QUAL and E-RecS-QUAL are made by Parasuraman
et.al (2005) and adapted by researcher. While trust is defined as the optimistic
expectations of someone, that someone else will protect all of their rights (Gefen,
2002). Trust measurement using measuring instruments Specific Online Consumer
Beliefs are made by Gefen (2002) then adapted by researcher. This study used
accidental sampling method involving 453 respondents, namely college student
online shopping consumer because they often access the Internet (Xu & Paulins,
2005). These results indicate that there is a significant relationship between
e-service quality and trust among college student online shopping consumer
(r = 0,668; p = 0.000). This results can be interpreted as the higher e-service
quality, the higher trust that college student online shopping consumer have. The
practical implications of this research, online stores need to improve e-service
quality in terms of the fulfillment of the promise, so that the trust of college
student online shopping consumer increase."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Nurindra Nazaroedin
"Belanja online (online shopping) telah menjadi kebiasaan belanja masyarakat di era digital. Kebiasaan belanja melalui e-commerce ini terus berkembang karena aksesnya yang mudah dan bisa dilakukan kapan saja. Jika dulu konsumen harus melakukan perjalanan belanja (shopping trip) untuk memenuhi kebutuhan belanjanya, sekarang dapat digantikan atau dilengkapi melalui online shopping. Namun, online shopping sebagai alternatif belanja belum dapat dilihat secara jelas dampaknya apakah telah menggantikan belanja konvensional atau hanya sebagai pelengkap dalam kegiatan belanja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan pola perjalanan belanja konsumen akibat online shopping. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan survey mengenai karakteristik perjalanan yang dilakukan konsumen. Kemudian dilakukan pengujian menggunakan metode chi square terhadap jawaban konsumen untuk mengetahui perubahan yang terjadi kepada konsumen. Setelah pengujian dilakukan, ditemukan terjadi perubahan yang signifikan dalam hal frekuensi perjalanan belanja konsumen, baik pada perjalanan belanja utama maupun perjalanan belanja tambahan. Namun, pada aspek jenis perjalanan, moda yang digunakan dan destinasi belanja ditemukan perubahan tetapi tidak cukup signifikan.

Online shopping has become a public shopping habit in the digital era. People often prefer this method because of its convenient, they can do it anytime anywhere. In the past, consumers used to make a shopping trip to shopping centers in order to fulfill their needs. Today, that activity can be substituted or complemented with online shopping. But, it is still unclear whether online shopping as an alternative shopping method has replaced conventional shopping method. This research aims to analyze the changes of consumer’s change of shopping trip pattern due to online shops.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandana Makarim Himawan
"Penelitian ini meneliti bagaimana aspek fungsional dan psikologis Online Customer Service Experience (OCSE) mempengaruhi pembelian impulsif online pada platform e-commerce. Penelitian ini menguji peran mediasi loyalitas sikap (Attitudinal loyalty) pelanggan terhadap OCSE dan pembelian impulsif online, dan peran moderasi pengendalian diri (self-control) konsumen terhadap loyalitas sikap (Attitudinal loyalty) dan pembelian impulsif. Penelitian ini memperoleh 260 responden yang berusia 17-50 tahun yang memiliki pengalaman menggunakan e-commerce sebelumnya. Pengambilan data menggunakan metode survei dngan kuesioner yang disebarkan secara daring melalui Whatsapp dan Line. Pengolahan data dilakukan menggunakan PLS-SEM, hasil penelitian menunjukkan pengaruh dimensi OCSE dan pembelian impulsif online, dengan loyalitas sikap (Attitudinal loyalty) bertindak sebagai mediator dan tidak ada efek moderasi dari pengendalian diri (self-control). Studi ini berkontribusi pada literatur teoritis tentang pembelian impulsif online dan pengalaman pelanggan, dan menekankan untuk mempertimbangkan tidak hanya aspek fungsional platform tetapi juga faktor psikologis yang memengaruhi pengalaman belanja konsumen.

This study explores how the functional and psychological aspects of the Online Customer Service Experience (OCSE) affect online impulsive buying on e-commerce platforms. This research examines the mediating role of customers' attitudinal loyalty between the OCSE and online impulsive buying, and the moderating role of customers' self-control between attitudinal loyalty and impulsive buying. The research received 260 respondents aged 17-50 with prior e-commerce experience. The research data is collected through online survey that is distributed through Whatsapp and Line. Using PLS-SEM, the findings show an influence between the OCSE dimensions and online impulsive buying, with attitudinal loyalty acting as a mediator and no moderating effect is found from self-control. The study contributes to the theoretical literature on online impulsive buying and customer experience and highlights the importance of considering not just the functional aspects of the platform but also the psychological factors that influence user experience."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talahatu, Shayna Yemima
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi impulsive buying behavior pada konsumen yang menonton live streaming shopping melalui platform Shopee dan TikTok di Indonesia. Untuk menemukan penjelasan atas hal tersebut, penelitian mengadopsi kerangka Stimulus-Organism-Response yang menjelaskan bagaimana lingkungan eksternal melalui kondisi kogntif dan psikologis memengaruhi tindakan individu. Pengumpulan data dilakukan kepada 400 responden di Indonesia yang pernah melakukan pembelian produk saat menonton live streaming shopping pada platform Shopee dan TikTok, yang terbagi atas 200 responden pengguna Shopee dan 200 responden pengguna TikTok. Data terkumpul dianalisis menggunakan metode PLS-SEM dengan software SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh faktor impulsive buying behavior antara konsumen yang menonton live streaming shopping pada platform Shopee dan TikTok. Anchor characteristics, promotion incentive information, dan promotion time-limit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perceived trust dan perceived value konsumen yang menonton live streaming shopping pada platform Shopee dan TikTok. Sementara itu, online comments tidak memengaruhi perceived trust dan perceived value di Shopee dan logistics service quality tidak memengaruhi perceived trust dan perceived value di TikTok. Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa perceived trust dan perceived value berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulsive buying behavior konsumen yang menonton live streaming shopping pada platform Shopee dan TikTok.

This study aims to determine the factors influencing impulse buying behavior in consumers who watch live streaming shopping through Shopee and TikTok in Indonesia. The study adopted the Stimulus-Organism-Response framework that explains how the external environment through cognitive and psychological conditions influences individual actions. Data collection was carried out on 400 respondents in Indonesia who had made product purchases while watching live streaming shopping on Shopee and TikTok, which were divided into 200 respondents of Shopee users and 200 respondents of TikTok users. The collected data was analyzed using the PLS-SEM method with SmartPLS 3.0 software.The findings indicate differences in the impact of factors influencing impulsive buying behavior between consumers who engage in live streaming shopping on Shopee and TikTok. Anchor characteristics, promotional incentive information, and promotion time-limit positively and significantly affect both perceived trust and perceived value among viewers on these platforms. In contrast, online comments do not influence perceived trust and value on Shopee, while logistics services quality has no impact on these perceptions on TikTok. Additionally, the research demonstrated that perceived trust and perceived value significantly and positively influence the impulsive buying behavior of consumers who participate in live streaming shopping on both Shopee and TikTok."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>