Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azizah Zuhairoh
"Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak daun dalam pelarut air dan batang beligo fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan.Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak buah, biji, dan kulit beligo dan ditentukan bagian buah beligo yang memiliki daya antioksidan tertinggi. Pengujian dilakukan terhadap ekstrak kulit, daging buah,atau dalam pelarut etanol, etil asetat, nbutanol, atau air. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan menentukan nilai IC50 menggunakan metode DPPH.
Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 terendah diperoleh pada fraksi etil asetat ekstrak kulit beligo dengan nilai 1428,80 ppm. Hasil optimasi pemisahan dengan KLT dari ekstrak kulit buah beligo fraksi teraktif menunjukkan bahwa pemisahan yang terbaik diperoleh menggunakan eluen campuran n- heksana dengan etil asetat dengan perbandingan 7:3.

Previous study showed that leaves extract in water and stems extract in ethyl acetate from beligo have antioxidant activity. In this study, the thigest antioxidant activity of beligo fruits, seeds, and rinds extracts were determined. The assays were carried out of skin, pulp, seeds or in beligo extracts in ethyl acetate, n-butanol, and water. The antioxidant activities were determined by determine the IC50 values using DPPH method.
The result showed that the lowest IC50 values obtained in fractions of ethyl acetate beligo extract of the rind with a value of 1428,80 ppm. The optimization with TLC separation the most active fraction of beligo rind extract revealed that the best separation was obtained using a mixture of n hexane with ethyl acetate in ratio (7:3) as eluent.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristi Amalia Nurcahyani
"Material untuk penyerapan fosfat secara selektif disintesis menggunakan metode ion imprinted polymer, dengan kitosan sebagai bahan dasar utama. Untuk meningkatkan daya adsorpsi kitosan, maka dilakukan modifikasi kitosan menggunakan anhidrida suksinat, yang kemudian dikomplekskan dengan Fe(III). Fe(III)-kitosan suksinat dikontakkan dengan fosfat sehingga terbentuk kompleks cetakan-polimer, yang selanjutnya diikat silang menggunakan MBA untuk menstabilkan situs aktif yang terbentuk. Cetakan kemudian dielusi menggunakan KOH 1,0 M, dengan tujuan terbentuknya rongga bagi masuknya ion fosfat.
Keberhasilan sintesis IIP terkonfirmasi menggunakan FTIR dimana terjadi penambahan puncak serapan gugus baru, yaitu karbonil (1750-1600 cm-1), amida (1600-1500 cm-1), fosfat (1100-1000 cm-1), dan ikatan Fe-O (650-400 cm-1). Selain itu, meningkatnya Tm pada hasil DSC menunjukkan adanya penambahan ikatan dan mengindikasikan keberhasilan sintesis, sehingga modifikasi kitosan ini menghasilkan naiknya sifat kestabilan termal yang dibuktikan dengan hasil pengamatan TGA dimana pada rentang suhu yang sama (30-500°C), material baru belum terdekomposisi sempurna.
Hasil karakterisasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa pengompleksan dan pengelusian fosfat berhasil dilakukan, dimana terkonfirmasi dengan munculnya unsur Fe dan P dan berkurangnya persen atom P setelah dilakukan elusi. Adsorben yang disintesis diuji sifat adsorpsi serta elusinya, dan diperoleh persen adsorpsi sebesar 87.55% dan persen elusi sebesar 85.1%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa adsorben dapat menyerap fosfat dengan baik dan fosfat yang sudah teradsorpsi dapat dilepaskan kembali menggunakan basa.

Material for selective phosphate adsorption was synthesized using ion imprinted polymer method, with chitosan as the raw material. In order to increase the adsorption ability of chitosan, chitosan has been modified using succinic anhydride to form chitosan-succinate, subsequently formed complex using Fe(III). Phosphate was added to Fe(III)-chitosan succinate to form template-polymer complex, then it was cross-linked by using MBA. Moreover, the template was leached using KOH 1,0 M to form the cavity for phosphate ion.
The result of IIP was confirmed using FTIR which occur new absorption peaks of functional groups, such as carbonyl (1750-1600 cm-1), amide (1600-1500 cm-1), phosphate (1100-1000 cm-1), and Fe-O bond (650-400 cm-1). In addition, the increased of Tm on the DSC result showed there was some addition of bonds and indicate the success of synthesis, so that the modification of chitosan increases the thermal properties. It was proven furthermore by TGA thermogram in which at the same temperatur range (30-500°C), the new material not decomposited at all.
SEM-EDX data showed that the complexation and leaching process were success, which confirmed by measuring the Fe and P elements, also the P element atomic percent was decrease after leaching. The synthesized adsorbent was tested the adsorption and desorption properties, and the percent adsorption was 87.55% and percent desorption was 85.1%. These values indicate that the adsorbent can adsorbs phosphate well, and the phosphate can be released using base.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cracolice, Mark S.
Australia: Thomson, Brooks/Cole, 2007
570 CRA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Husein Alkaff
"Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) merupakan wabah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Ebolavirus. Zaire ebolavirus (EBOV) merupakan spesies dari genus Ebolavirus yang paling mematikan dengan case fatality rate sebesar 76% (CI 95%). Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi EHF. Salah satu target terapi yang belum banyak dikembangkan adalah antiviral berbasis inhibitor N-terminal heptad repeat glycoprotein-2 ectodomain (NHR GP2 ectodomain). GP2 ectodomain adalah glikoprotein yang memiliki peran penting dalam proses masuknya EBOV ke dalam sitoplasma sel melalui mekanisme endositosis.
Pada penelitian ini, dilakukan penapisan terhadap peptida siklis komersial terkonjugasi peptida protein Human Immunodeficiency Virus type 1 Trans-activator of transcription (HIV-1 tat) sebagai inhibitor EBOV NHR GP2 ectodomain melalui analisis in silico. Penapisan dilakukan terhadap peptida siklis yang berasal dari perusahaan kimia yang merupakan produsen peptida tersebut. Konjugasi dengan peptida protein HIV-1 tat bertujuan agar peptida siklis komersial dapat terakumulasi di endosom.
Penambatan molekul dan dinamika molekul dilakukan untuk menentukan ligan dengan kemampuan inhibisi terbaik. Prediksi sifat farmakologi ligan juga dilakukan untuk mendapatkan kandidat obat terbaik. Berdasarkan tahapan penapisan tersebut, ligan 023 diketahui memiliki potensi sebagai kandidat obat terbaik. Ligan ini perlu untuk diuji lebih lanjut pada analisis in vitro, in vivo, hingga tahap uji klinis agar ligan dapat menjadi obat untuk terapi infeksi virus Ebola.

Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) is a disease caused by viruses from genus Ebolavirus. Zaire ebolavirus (EBOV) is the deadliest species from genus Ebolavirus which has 76% (CI 95%) case fatality rate. Up until now, there are no U.S. Food and Drug Administration (FDA) approved vaccines or drugs to treat EHF. Antiviral based on N-terminal heptad repeat glycoprotein-2 ectodomain (NHR GP2 ectodomain) inhibitor is one treatment that has not well developed. GP2 ectodomain is glycoprotein which has important role in the process of EBOV entry into cell through endocytotic mechanism.
In this study, the screening of commercial cyclic peptide conjugated to protein peptide Human Immunodeficiency Virus type 1 Trans-activator of transcription (HIV-1 tat) as inhibitor of EBOV NHR GP2 ectodomain thourgh in silico analysis was done. The screening was done to cyclic peptide from the selected chemical company. Conjugation of cyclic peptide to peptide HIV-1 tat was done in order to accumulate the peptide inside the endosome. Molecular docking and molecular dynamics was done to select the peptides which have the best inhibition propeties.
Prediction of pharmacological properties of the peptides was done to choose the best drug candidate. The result of screening porcesses shows that ligand 023 has highest potency as drug lead. The ligand needs to undergo futher analysis in in vitro, in vivo, and clinical trial to ensure that this ligan can act as drug for Ebola virus infection.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prastika Krisma Jiwanti
"Penyebaran virus influenza telah menjadi pandemik global dan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Deteksi Neuramindase sebagai salah satu enzim dalam virus influenza menggunakan reaksi inhibisi oleh Zanamivir, dilakukan secara elektrokimia menggunakan elektroda Au dan Au-BDD sebagai elektroda kerja, platina sebagai elektroda pendukung dan Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding. Zanamivir tidak elektroaktif pada permukaan elektroda. Tetapi keberadaan Zanamivir diperkirakan menyebabkan deaktivasi reaksi reduksi Au2O3 menjadi Au. Sehingga perilakunya dapat diamati melalui cyclic voltammetry. pH optimum 7, batas deteksi Zanamivir pada elektroda Au 5,62 x 10-5 M dan pada elektroda Au-BDD adalah 6,26 x 10-6 M. % RSD pengukuran zanamivir pada elektroda Au dan Au-BDD adalah 5,6 % dan 3,45 %. Konsentrasi maksimum Neuraminidase yang dapat diinhibisi oleh Zanamivir 1x10-5M adalah 20 mU, dengan batas deteksi 2,48 mU. pH optimum inhibisi Neuraminidase oleh Zanamivir adalah 6,8 dengan waktu inhibisi maksimum 25 menit.. Selektifitas sensor diukur dengan melakukan pengukuran pada larutan dengan interferensi mucin. Dengan konsentrasi mucin Bovine Submaxillary Glands dan mucin Porcine Stomach masing-masing sebesar 0,178571 mg/ml dan 0,019 mg/ml, hanya terjadi penurunan respon arus masing-masing sebesar 1,57 % dan 1,92 %.

Influenza viruses become the new global pandemics with significant socio-economic impact. Therefore, continuous monitoring is required. In this work, detection method of Neuraminidase as influenza virus enzyme was developed by electrochemical method using Au and Au-BDD as working electrode, platinum as counter electrode, and Ag/AgCl as reference electrode. Zanamivir is electrochemically inactive. However, zanamivir deactivate the reduction of Au2O3 to be Au. Optimum pH held on pH 7 and diffusion coefficient 1,8786 x 10-8 m2/s. LOD of Zanamivir on Au electrode 5,62 x 10-5 M and 6,26 x 10-6 M on Au-BDD electrode. Reproducibilities of zanamivir measurement on Au and Au-BDD electrode are 5,6 % and 3,45 %. The maximum concentration of Neuraminidase inhibited by 1x10-5M zanamivir are 20 mU with 2,48 mU limit of detection. The optimum inhibition pH is 6,8 and inhibition time is 25 minute. Selectivity of the sensor measured by doing the measurement under mucin interference influences. 0,178571 mg/mL of mucin Bovine Submaxillary Glands and 0,019 mg/mL of mucin Porcine Stomach may decrease the respone current 1,57 % and 1,92 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Anwarud Dawam
"Sintesis komposit zeolit hibrida yang diimobilisasi pada glassy carbon telah diteliti. Preparasi lapisan tipis zeolit Na-ZSM-5 dan zeolit SOD pada permukaan glassy carbon telah berhasil disintesis menggunakan dua langkah sintesis. Pertama, Na-ZSM-5 disintesis dengan cara merendam substrat pada larutan koloid Na-ZSM-5 yang dibuat dengan menggunakan metode double template, dan dilakukan kristalisasi dalam autoklaf secara hidrotermal pada suhu 150°C. Setelah dicuci dan dikalsinasi pada suhu 550°C, Na-ZSM-5 yang terimobilisasi pada glassy carbon dijadikan substrat untuk menumbuhkan Nasodalit melalui metode seeding. Analisis XRD bubuk Na-ZSM-5 menunjukkan bahwa ZSM-5 telah berhasil disintesis. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil SEM yang menunjukkan kristal Na-ZSM-5 yang berbentuk heksagonal telah berhasil menutupi permukaan glassy carbon, dan hasil EDS yang mengindikasikan rasio Si/Al (~25). Hasil XRD pada powder Na-Sodalit menunjukkan kristal yang terbentuk berupa campuran Na-Sodalit dan H-Sodalit. Dari hasil karakterisasi tersebut, komposit yang terbentuk dapat dinamakan Sodalit/ZSM-5/glassy carbon atau disingkat menjadi SOD/ZSM-5/GC. Uji adsorpsi gas amonia dilakukan dalam ruang terisolasi dengan menghitung pertambahan berat dari zeolit setelah diberikan amonia kering dalam waktu kontak selama 1 jam. Powder ZSM-5; Powder SOD; Komposit memiliki kapasitas adsorpsi sebesar 0,0448; 0,0315; dan 0,00231. Dapat disimpulkan bahwa bentuk zeolit mempengaruhi daya adsorpsi dari komposit, dan komposit masih didominasi oleh zeolit Na-ZSM-5.
Composite of hybrid zeolite on glassy carbon has been observed. Preparation of thin layer zeolite Na-ZSM-5 and zeolite SOD on glassy carbon have been done trough two different method. First, Na-ZSM-5 was synthesized by immersing the substrate in colloidal solution of ZSM-5 precursor containing two different template, as known as double template method and moved into autoclave for crystallization hydrothermally at 150°C. After rinsed and calcined at 550°C, glassy carbon that immobilized with Na-ZSM-5 became the substrate to grow Nasodalite trough seeding method. The XRD pattern of powdered Na-ZSM-5 that produced during hydrothermal synthesis indicates that the Na-ZSM-5 synthesis was successful. This result also supported by images obtained in the SEM measurement, it shows hexagonal crystal of Na-ZSM-5 which covered surface of glassy carbon. While EDS measurements of crystals indicate the Si/Al ratio is (~25). XRD pattern from powdered Na-sodalit shown the compound of zeolite that has been synthesized was Na-sodalit and H-sodalit. The composite will be named with SOD/ZSM-5/GC. Adsorption of ammonia gas was observed by calculating the gain of the zeolite after contact within a given ammonia gas for 1 hour. The capacity of adsorption of Powder ZSM-5; Powder SOD-NaY; Composite was 0,0448; 0,0315; dan 0,00231. The conclusion type of zeolite has an effect for capacity of adsorption of composite, while composite still dominated by zeolite Na-ZSM-5."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnanda Nuriskasari
"Perkembangan industri yang pesat dalam era globalisasi memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif industri yaitu limbah dari proses produksi yang menggunakan bahan-bahan kimia, seperti 4-Nitrofenol (4-NP). Salah satu penanganan terhadap limbah 4-NP adalah mereduksi senyawa tersebut menjadi 4-Aminofenol (4-AP). Reaksi reduksi tersebut membutuhkan bantuan katalis zeolit termodifikasi CuO dan Cu (zeolit@CuO dan zeolit@Cu) dengan reduktor NaBH4. Keberhasilan proses reduksi dibuktikan dengan hasil karakterisasi spektrofotometer UV-Vis yang menunjukkan penurunan absorbansi senyawa ion 4-Nitrofenolat pada panjang gelombang maksimum, λmaks 400 nm dan peningkatan absorbansi senyawa 4-Aminofenol pada λmaks 300 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit@CuO memiliki aktivitas katalitik yang lebih baik dibandingkan dengan zeolit@Cu. Zeolit@CuO memiliki aktivitas katalitik terbaik pada berat 50 mg dan waktu reaksi selama 15 menit dengan persen reduksi 97,71% untuk 8,6x10-5 M larutan 4-NP. Sedangkan, zeolit@Cu memiliki aktivitas katalitik terbaik pada berat 25 mg dan waktu reaksi selama 30 menit dengan persen reduksi sebesar 70,7 % untuk 8,6x10-5 M larutan 4-NP. Tetapan laju reaksi reduksi 4-NP dengan katalis zeolit@CuO diperoleh 3,43x10-1 menit-1, sedangkan tetapan laju reaksi reduksi dengan katalis zeolit@Cu diperoleh 6,43x10-2 menit-1.

As the growth of industries in globalization era rising quickly, it give positive and negative impacts. One of the negative impacts is the waste occured from production process that using chemicals, such as, 4-Nitrophenol (4-NP). 4-NP can be reduced to 4-Aminophenol (4-AP) to handle the waste. The reductions process need catalyst zeolite modified by CuO and Cu (zeolite@CuO and zeolite@Cu) with NaBH4 as the reductor. The success of reductions are proved by UV-Vis spectrophotometry characterizations which show the decrease of 4-Nitrophenolate ion absorbance at maximum wavelenght, λmax 400 nm and the increase of 4-Aminophenol absorbance at λmax 300 nm.
This experiment shows zeolite@CuO has better catalytic activity than zeolite@Cu. Zeolite@CuO’s best catalytic activity is at 50 mg, reacts in 15 minutes with 97.71% reduction percentages for 8,6x10-5 M 4-NP solution. Meanwhile, zeolite@Cu’s best catalytic activity is at 25 mg, reacts in 30 minutes with 70.7% reduction percentages for 8,6x10-5 M 4-NP solution. 4-NP reduction rate constant with zeolite@CuO catalyst is 3,43 x 10-1 minute-1, while with zeolite@Cu catalyst is 6,43 x 10-2 minute-1.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adang H. G
"PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99mTc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON. Melalui kerjasama antara PTRR-BATAN, Chiyoda dan JAEA Jepang telah dilakukan pemurnian 99mTc dari 99Mo hasil aktivasi neutron dengan menggunakan metode kromatografi kolom alumina asam terhadap hasil ekstraksi MEK (Metil Etil Keton). Pemurnian 99mTc dengan metode kolom alumina asam hanya dapat digunakan satu kali dan pemurnian berikutnya harus diganti dengan kolom baru. Hal ini dinilai kurang praktis dan juga memerlukan biaya yang mahal. Dalam penelitian ini dicoba penggunaan kolom alumina asam untuk pemurnian 99mTc lebih dari satu kali dengan melakukan proses regenerasi dengan cara melewatkan larutan HNO3 0,1N setiap kali proses pemurnian selesai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan larutan 99mTc yang dapat digunakan untuk penandaan kit radiofarmaka. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah recovery, profil elusi, pH, kemurnian radiokimia dan kemurnian radionuklida (lolosan 99Mo). Hasil penelitian yang dilakukan selama 5 hari telah diperoleh pH ~5, recovery > 60 %, kemurnian radiokimia > 95 % dan lolosan 99Mo tidak terdeteksi. Dari hasil perlakuan terhadap kolom alumina asam dengan larutan HNO3 0,1 N disimpulkan bahwa kolom alumina asam tidak perlu diganti setiap hari.
Purification of 99mTc from 99Mo activation using acidic alumina column chromatography system from MEK (Methyl Ethyl Keton) extraction has been carried out through cooperation between PTRR - BATAN, Chiyoda and JAEA Japan. This method has a limitation that acidic alumina column for purification of 99mTc can be used only once, for the next purification acidic alumina column should be replaced with new column, so it is less practical and also requires high cost. This study aims to obtain a 99mTc solution can be use for labelling of a radiopharmaceutical kit. In this study, the used of acidic alumina column for 99mTc purification was tried more than once by regeneration using 0.1N HNO3 solution after purification process is completed. Parameters observed in this study are the percent recovery, elution profile, pH, radiochemical purity and radionuclida purity. The results of observational studies conducted over 5 days has been obtained pH ~ 5,% recovery > 60%, radiochemical purity of > 95% and 99Mo leakage not detected. The treatment of acidic alumina column with 0,1 N HNO3 solution concluded that acidic alumina column does not need to be replaced every day."
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, 2016
621 URANIA 22:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ayu Pratiwi
"Limbah logam berat telah menjadi masalah serius bagi lingkungan dan kesehatan. Keberadaaan bentonit yang cukup melimpah di Indonesia serta kemampuannya sebagai adsorben dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi bentonit alam Jambi dengan monosodium glutamat menjadi organobentonit menggunakan metode interkalasi. Nilai kapasitas tukar kation (KTK) Na-bentonit ditentukan dengan metode kompleks [Cu(en)2]2+, diperoleh sebesar 35,53 mek/ 100 g bentonit. Sintesis organobentonit dilakukan dengan menambahkan larutan monosodium glutamat dalam buffer asetat pH 3,22 agar monosodium glutamat terbentuk muatan positif (NH3+) yang dapat berinteraksi dengan permukaan antarlapis bentonit yang bermuatan negatif, serta terbentuk muatan negatif (COO-) yang dimanfaatkan untuk mengikat ion logam.
Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan kenaikkan basal spacing dalam bentonit dari 14,198 Å menjadi 14,669 Å. Organobentonit ini diaplikasikan sebagai adsorben ion logam berat kadmium dan kobalt dengan kapasitas yang dicapai pada waktu optimum selama 2 jam sebesar 44,70 mek/ 100 g organobentonit untuk ion logam Cd2+, sedangkan untuk ion Co2+ di atas 56,40 mek/ 100 gr organobentonit. Kapasitas adsorpsi organobentonit terhadap ion logam lebih besar daripada bentonit alam.

Heavy metal waste has become a serious problem for the environment and health . The existence of bentonite which is relatively abundant in Indonesia and its ability as an adsorbent can be used to resolve the issue. In this research, will modify of Jambi bentonite with monosodium glutamate be organoclay by intercalation method . Cation exchange capacity (CEC) of Na-bentonite was determined by complex [Cu(en)2]2+method and was found to be 35.53 meq/ 100 grams of bentonite. Organoclay was prepared by adding monosodium glutamate in acetate buffer pH 3.22 in order to form a positive charge monosodium glutamate (NH3+) that can interact with negative charge of the bentonite interlayer surface, and formed a negative charge (COO-) were used to bind metal ions.
Result of characterization by XRD showed an increase the basal spacing in bentonite from 14. 198 Å into 14.669 Å . This Organoclay is applied as adsorbent of heavy metal ions of cadmium and cobalt with the capacity achieved at the optimum time for 2 hours at 44.7 mek /100 g bentonit for metal ions Cd2+, while more than 56.4 mek /100 g bentonit for metal ions Co2+. Organoclay has higer adsorption capacity of metal ions than the natural bentonite.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah lingkungan global seperti efek rumah kaca semakin menjadi masalah yang perlu dicarikan masalahnya. Metana dan karbondioksida sebagai gas yang mempunyai kontribusi terhadap efek rumah kaca tersebut perlu direduksi agar menghasilkan sesuatu yang lebih berguna. Salah satu cara untuk mereduksi gas tersebut adalah dengan konversi CH4 dan CO2 untuk menghasilkan gas sintesis (CO + H2). Proses ini dikenal dengan proses reformasi CO2/CH4
Reaksi reformasi CO2/CH4 (CH4 + CO2 <=> 2CO + 2H2) adalah reaksi endotermis.
Reaksi ini dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Katalis yang umum digunakan di
industri adalah nikel, karma katalis nikel cukup aktif dan selektif disamping memiliki
harga yang relatif murah. Permasalahan yang dihadapi dalam reaksi ini adalah temperatur
reaksi yang tinggi dan kecenderungan pembentukan deposit karbon melalui reaksi
Boudouard, maka dari itu sangat penting dilakukan penelitian mengenai katalis untuk
reaksi reformasi CO2/CH4 agar diperoleh katalis yang mernpunyai aktifitas dan selektifitas
yang tinggi dan dapat menurunkan temperatur reaksi serta harga yang relatif murah.
Tulisan ini membahas hasil uji aktifitas katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3, Ni-
Co/Al2O3, Ni-Co-Cu/Al2O3, Ni-Pt/Al2O3 dan Ni-Ru/Al2O3 serta Rh/Al2O3 yang digunakan
sebagai pembanding. Uji aktifitas variasi temperatur dilakukan pada rentang temperatur
600-900°C dan rasio CO2/CH4 =3/1 dan variasi rasio umpan dari 1/1 hingga 3/1, serta uji
stabilitas selama 24 jam pada temperatur 800°C dan rasio CO2/CH4=3/1.
Hasil yang diperoleh menunjukkan urutan aktifitas katalis pada temperatur rendah
(600 °C) berdasarkan konversi CH4 adalah Ni-Cu/Al2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Rh/Al2O3 > Ni-
Ru/Al2O3 > Ni-Pt/Al2O3 = Ni/Al2O3 > Ni-Co-Cu/Al2O3, sedangkan berdasarkan konversi
CO2 adalah Rh/Al2O3 > Ni-Ru/Al2O3 > Ni-Pt/AI2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Ni-Cu/Al2O3>
Ni/Al2O3>Ni-Co-Cu/Al2O3. Selektifitas CO lebih tinggi dari pada selektifitas Hg. Semua
katalis mengalami perubahan warna menjadi hitam dan penurunan luas permukaan akibat
deposit karbon. Semakin besar rasio umpan rasio H2/CO semakin turun. Selama pengujian
24 jam semua katalis relatif stabil, kecuali katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3 dan Ni-Co-
Cu/Al2O3 terdeaktifasi setelah 18, 22 dan 8 jam beroperasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>