Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pranata Jaya
"Organoclay adalah lempung yang disintesis dengan bahan organik ODTMABr tanpa mengubah struktur kimianya. Pergeseran puncak (001) difaktogram menunjukkan bahwa ODTMABr berhasil masuk ke dalam lapisan lempung. Basal spacing pada organoclay lebih besar dibandingkan dengan basal spacing bentonit. Uji FTIR menunjukkan bahwa organoclay Tapanuli (OCT-C18) terinterkalasi oleh surfaktan ODTMABr. Sintesis antara Polyvinyl Alcohol (PVA) dan OCT dalam jumlah sedikit yaitu PVA/OCT-C18 5% atau kurang menghasilkan nanokomposit berstruktur eksfoliasi. Penambahan OCT-C18 memberi peningkatan kekuatan mekanik dan modulus elastisitas PVA/OCT-C18, tetapi memberi penurunan regangan pada PVA/OCT-C18 7%. Hasil SEM pada permukaan patahan menunjukkan peningkatan kekuatan mekanik dan teramatinya peningkatan kekasaran permukaan patahan. Banyak dan besar rongga pada PVA/OCT-C18 mempengaruhi kekuatan mekanik PVA/OCT-C18.

Organoclay was synthesized using ODTMABr surfactant without changing its chemical structure. The diffractogram showed that the (001) peak shifted and this indicated that the organoclay layers were intercalacted. The basal spacing of organoclay which was higher than of bentonite. The FTIR results indicated the ODTMABr surfactant intercalated the clay layers. Synthesis of Polyvinyl Alcohol (PVA) and small amounts of OCT-C18 less than 5% wt, produced exfoliated nanocomposite structure. The addition of OCT-C18 improved mechanical strength and modulus of elasticity, but it decreased the value of strain of PVA/OCT-C18 composites. SEM observation results on the fracture surface showed that the enchanted of mechanical strength of PVA/OCT-C18 followed by the roughness of fracture surface. The number of voids or cavities on PVA/OCTC18 affected the mechanical strength of PVA/OCT-C18."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Holilah
"Film sensitif kelembaban bahan polyvinyl Alcohol (PVA) yang dimodifikasi dengan Polyethylene Oxide (PEO) telah berhasil dipreparasi. Preparasi bahan dilakukan dengan mendeposisikannya di atas substrat PCB berelektroda interdigital dari material tembaga yang dilapis dengan perak melalui metode pencelupan (dip-coating). Karakterisasi film meliputi sifat mekanik, struktur dan sifat listrik. Sifat mekanik film dipelajari melalui pengukuran uji tarik, fraksi gel dan swelling. Struktur film dikarakterisasi dengan Infra Red (IR), sedangkan sifat listrik dikarakterisasi dengan RCL meter dari mode dc dan ac dengan frekuensi dari 1kHz ? 1MHz. Hasil uji sifat mekanik film menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat meningkatkan fraksi gel dan menurunkan swelling yang dapat diterangkan karena telah terjadi jaringan interpenetrating antara PVA dan PEO. Penambahan PEO ini mempunyai efek samping berupa penurunan kekuatan tarik film.
Hasil karakterisasi struktur menunjukkan film sangat mudah menyerap uap air sehingga yang terlihat sebagian besar adalah absorpsi dari gugus OH. Penambahan PEO tidak berpengaruh pada nilai impedansi film. Studi efek frekuensi pada impedansi film menunjukkan bahwa film hanya sensitif terhadap perubahan frekuensi pada RH rendah. Sifat terbaik sebagai film sensitif kelembaban ditunjukkan oleh frekuensi 1 kHz. Hasil ukur menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat memperbaiki reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi film PVA. Film PVA-PEO yang difabrikasi dengan dua kali celup (dua lapis) dengan PEO 40,0 mg memberikan reprodusibilitas dan stabilitas impedansi terhadap kelembaban terbaik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Theo
"Konsumsi oral empat obat antituberkulosis (OAT) lini pertama; isoniazid (INH), etambutol hidroklorida (ETH), pirazinamid (PZA), dan rifampisin (RIF), saat ini menjadi metode utama penanganan tuberkulosis tulang. Untuk mengatasi kemungkinan kepatuhan pasien yang rendah dan kesulitan pengantaran obat menuju jaringan rusak, hidrogel dari matriks polivinil alkohol (PVA) dengan variasi peningkatan konsentrasi pektin (0.1% dan 0.5% mg/mL) yang mengenkapsulasi OAT sebanyak 20% massa matriks disintesis dengan metode freezing-thawing. Peningkatan konsentrasi pektin dalam matriks menyebabkan struktur hidrogel yang semakin bersifat porous, sedikit peningkatan kristalinitas hidrogel, dan persentasi burst release tertinggi pada tiga OAT yang bersifat hidrofilik. Hasil uji FTIR menunjukkan interaksi polimer hanya terjadi dengan dua OAT dengan kelarutan terendah, yakni PZA dan RIF, masing-masing pada gugus polar amina. Dengan waktu pengamatan uji rilis in vitro selama 30 hari, matriks RIF dengan peningkatan konsentrasi pektin 0.5% mg/mL memiliki persentasi rilis kumulatif terendah, yaitu 4.92%. Uji Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) untuk mengamati degradasi OAT dan uji kapasitas pengikatan polimer tambahan dalam matriks perlu dilakukan untuk mengembangkan kandidat bioimplan OAT

Oral consumption of four frontline antituberculosis drugs (ATDs); isoniazid (INH), ethambutol hydrochloride (ETH), pyrazinamide (PZA), and rifampicin (RIF), is the current medical treatment for spinal tuberculosis. To overcome the possibility of low patient compliance and difficulty to deliver drugs to the infected tissue, hydrogel from matrix of polyvynil alcohol (PVA) with varied pectin concentration (0.1% and 0.5% w/v) encapsulating ATDs as many as 20% of the matrix synthesized through freezing-thawing method. The higher the pectin concentration causes the more porous structure, more slightly crystalline hydrogel and the higher percentage of burst release of hydrophilic ATDs. FTIR spectra shows polymer interactions only occur with two ATDs with the lowest solubility, PZA and RIF, each with the polar functional groups of amine. Through 30 days of in vitro release test, RIF matrix with the highest pectin concentration has the lowest percentage of cumulative release, 4.92%. Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) test and polymer’s binding affinity towards ATDs are necessary done further to develop bioimplant candidate of ATDs"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismadi
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi material komposit berbasis polyvinyl alcohol (PVA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi cross linker glutaral dehyde (GA) dan penambahan serat karbon terhadap sifat mekanik dan konduktivitas listrik komposit berbasis PVA dan potensinya untuk digunakan sebagai material shape memory polymer (SMPs). Konsentrasi GA yang digunakan adalah 0 dan 3% fraksi berat, sedangkan variasi konsentrasi serat karbon adalah 0, 2, 4, dan 6% fraksi berat. Sintesis film PVA dilakukan dengan cara melarutkan padatan PVA di dalam air pada suhu 80°C selama 6 jam dengan konsentrasi 8% dari berat air, dilanjutkan dengan pendinginan selama 12 jam. Selanjutnya ditambahkan GA dan serat karbon. Komposit diuji tarik dengan universal testing machine untuk mengetahui sifat mekaniknya, dilanjutkan dengan karakterisasi spektrum inframerah (FTIR), difraksi sinar X (XRD), analisis morfologi dengan SEM, karakterisasi termal (TGA), konduktivitas listrik dan uji shape recovery material. Dari hasil pengujian mekanik diketahui bahwa nilai kekuatan tarik menunjukkan peningkatan sebesar 16.9% dari 27.63 menjadi 32.3 N/mm2 dengan penambahan GA dari 0 ke 3%. Nilai kekuatan tarik optimal didapatkan pada penambahan serat karbon sebesar 2% yaitu 34.08 N/mm2 pada konsentrasi GA 0% dan 36.74 N/mm2 pada konsentrasi GA 3%. Dari spektrum inframerah terlihat adanya jembatan asetil sebagai akibat penambahan GA 3% yang menyebabkan peningkatan kekuatan ikatan kimia. Ukuran kristalit mengalami kenaikan dengan adanya penambahan GA 3% dan cenderung mengalami penurunan dengan adanya penambahan serat karbon yang terlihat pada hasil difraksi XRD. Analisis SEM menunjukkan tipe patahan getas pada penampang PVA dengan GA 3% dan fenomena fiber pull out pada penambahan serat karbon. Penambahan GA sebesar 3% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 13.91%, dari 2.3 x 10-8 menjadi 2.62 x 10-8 S/cm, sementara penambahan serat karbon sebesar 2% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 14000 dan 15900 kali pada kadar GA 0 dan 3%, yaitu sebesar 3.39 x 10-4 dan 4.18 x 10-4 S/cm. Secara umum, penambahan cross linker dan serat karbon mampu menaikkan nilai kekuatan tarik dan konduktivitas listrik secara signifikan pada material komposit berbasis PVA. Dari hasil uji shape recovery material terlihat bahwa nilai shape recovery komposit PVA dengan GA 3% bernilai di atas 80% menjadikannya berpotensi digunakan untuk aplikasi material SMPs.

Fabrication and characterization of polyvinyl alcohol (PVA) based composite has been done in this research to investigate the influence of concentration of cross linker glutaral dehyde (GA) and the addition of carbon fiber toward mechanical properties and electrical conductivity of PVA based composite, and also its potential as shape memory polymer (SMPs) material. The concentration of GA used was 0 and 3% of weight fraction, while variation of carbon fiber concentration was 0, 2, 4, and 6% of weight fraction. Fabrication of PVA film was done by dissolving PVA bulk into 80oC water for 6 hours with 8% concentration of w/w, continued with chilling for 12 hours and addition of GA and carbon fiber. Tensile test for the composite was done with universal testing machine to investigate the mechanical properties, continued with infrared spectrum (FTIR) characterization, X-ray diffraction (XRD), morphology analysis with SEM, thermal characterization (TGA), electrical conductivity and shape recovery measurement. From the mechanical testing, the tensile strength showed an increase of 16.9% from 27.63 to 32.3 N/mm2 with addition of GA from 0 to 3%. The optimal value of tensile strength was obtained with addition of carbon fiber of 2%, from 34.08 N/mm2 in GA concentration of 0% to 36.74 N/mm2 in GA concentration of 3%. The infrared spectrum showed an acetyl bridge as the result of addition of 3% GA which caused increasing in the strength of chemical bond. Crystallite size increased with addition of 3% GA and tended to decrease with the addition of carbon fiber which was showed in the XRD. SEM analysis showed brittle failure in the PVA morphology with 3% GA and a phenomenon of fiber pull out in the addition of carbon fiber. Addition of 3% GA increased the electrical conductivity of 13.91% from 2.3 x 10-8 to 2.62 x 10-8 S/cm, while addition of 2% carbon fiber increased electrical conductivity of 14000 and 15900 times at GA concentration of 0 and 3%, which were 3.39x10-4 and 4.18x10-4 S/cm. Generally, the addition of cross linker glutaral dehyde and carbon fiber reinforcement can enhance significantly the tensile strength and electrical conductivity of the PVA based composite. From shape recovery measurement, the shape recovery value of PVA composite with 3% GA is over 80%, thus it has the potential in application of SMPs material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Gunawan
"Film komposit sensitif kelembaban dari polivinil alkohol dan metal oksida yang dideposisikan pada substrat PCB dengan elektroda berstruktur interdigital dari film Cu yang dilapisi Ag telah berhasil dipreparasi. Film komposit ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sifat sensitif kelembaban dari film PVA sehingga menjadi lebih baik. Metal oksida yang difungsikan sebagai modifikator adalah TiO2, Cr2O3, MnO2 dan MgO. Fabrikasi film PVA-MO menggunakan teknik dip-coating yang relatif sederhana. Bahan ammonium perokdisulfat (APS) digunakan sebagai insiator untuk crosslinking PVA. Sifat-sifat film komposit polivinil alkohol dan metal oksida diteliti melalui karakterisasi struktur dan listrik untuk berbagai konsentrasi MO yang digunakan.
Karakterisasi struktur menggunakan SEM, sedangkan karakterisasi listrik dilakukan dengan meneliti hubungan antara perubahan impedansi film komposit PVA-MO terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan RCL-meter. Keempat jenis film komposit PVA-MO yang diteliti menunjukkan sifat sensing yang baik. Sifat sensitif kelembaban film komposit PVA-MO ternyata dipengaruhi oleh frekuensi ukur dan massa modifikator. Frekuensi ukur 1 kHZ dan masa modifikator 1 gram menghasilkan sifat listrik dan sifat sensing yang baik untuk semua film komposit PVA-MO. Mekanisme sensing film komposit PVA-MO diduga merupakan gabungan dari sifat sensing PVA dan metal oksida. Sifat sensing PVA dimungkinkan karena sifatnya yang hidrofilik.
Gugus OH pada rantai molekul PVA dapat menangkap molekul air yang bipolar melalui ikatan hidrogen (ikatan van der Waals) dan membentuk lapisan-lapisan fisisorbsi yang memungkinkan ion-ion H+ hopping melalui lapisan-lapisan tersebut. Sifat sensing metal oksida dilandasi kemampuannya melakukan chemisorbsi dan fisisorbsi yang memungkinkan terjadinya mobilitas ion-ion H+ pada lapisan fisisorbsi kedua dan seterusnya seperti mekanisme pada PVA. Penyimpangan reproduksibilitas fabrikasi film komposit PVA-MO kurang dari 1 orde dihitung pada kelembaban 75% RH. Stabilitasnya diuji dalam rentang waktu 90 hari dengan penyimpangan kurang dari 1 orde."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budiawanti
"Film sensitif kelembaban berbasis PVA telah berhasil dipreparasi dan dideposisikan pada substrat berelektroda dengan metode dip-coating. Struktur elektroda substrat berupa interdigital dengan material elektroda terbuat dari film tembaga yang dilapis dengan perak.Untuk menghasilkan ikatan silang pada PVA digunakan ammonium perokdisulfat (APS) sebagai inisiator. Karakterisasi film meliputi struktur dan sifat listrik. Struktur film dikarakterisasi dengan XRD dan foto SEM, sedangkan sifat listrik film dikarakterisasi menggunakan RCL meter di dalam chamber yang kondisi kelembabannya dikontrol dengan menggunakan larutan garam jenuh. Frekuensi triger yang digunakan untuk karakterisasi divariasi mulai 1kHz-1MHz. Impedansi film sensitif kelembaban berbasis PVA secara umum menurun dengan meningkatnya kelembaban relatif. Impedansi film dipengaruhi oleh frekuensi triger pada RH rendah sedangkan pada RH tinggi efek frekuensi tidak terlalu berpengaruh. Film PVA-elektrolit menunjukkan reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi yang kurang baik. Cr2O3 digunakan sebagai modifikator untuk memperbaiki sifat sensing kelembaban film PVA-elektrolit. Hasil karakterisasi film PVA yang dimodifikasi dengan Cr2O3 menunjukkan bahwa penambahan Cr2O3 dapat memperbaiki reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi film PVA-elektrolit. Prosentase kenaikan impedansi dihitung dari impedansi awal film PVA yang dimodifikasi dengan Cr2O3 0,4% perhari sedangkan pada film PVA-elektrolit 1,2% perhari. Sifat sensing film PVA-elektrolit yang dimodifikasi dengan Cr2O3 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi Cr2O3 tetapi lebih didominasi oleh konsentrasi elektrolitnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T20997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Windiani
"ABSTRAK
Plastik yang banyak digunakan saat ini masih terbuat dari polimer sintetis yang sulit terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Pengembangan polimer alami seperti campuran protein dengan polimer sintetis untuk pembuatan bioplastik terus berlanjut. Penelitian ini akan menggunakan Spirulina platensis dicampur dengan polimer sintetik dengan pemanasan dan sonikasi sebagai pra-perlakuan untuk mengoptimalkan karakteristik. Dalam penelitian ini, 2,5 g serbuk Spirulina platensis dilarutkan dalam air alkali dan akuades dengan variasi pH 7, 8,5, 10, dan 11, kemudian diplastisasi oleh gliserol dan pemanasan pada 70-90oC dengan variasi waktu pemanasan 30, 60, dan 120 menit. Setelah itu, Spirulina terplastisasi dicampurkan dengan 2,5 g polivinil alkohol. Larutan campuran kemudian dikeringkan dan dibentuk pada pelat kaca. Berdasarkan hasil variasi pH pelarut, derajat keasaman pelarut terbaik untuk menghasilkan sifat mekanik yang optimum yaitu pelarut dengan pH 10. Walaupun nilai kuat tarik lebih rendah daripada pada pH 11, namun nilai elongasi mendekati nilai elongasi pada plastik komersial. Lama pemanasan yang terbaik untuk menghasilkan sifat mekanik yang optimum adalah 60 menit pada pH pelarut diatas 8,5. Jika menggunakan pH pelarut dibawah 8,5, maka lama pemanasan terbaik adalah 120 menit. Derajat keasaman pelarut merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap sifat mekanik bioplastik dari Spirulina-PVA sedangkan waktu pemanasan tidak berpengaruh secara signifikan.

ABSTRACT
Plastics that are widely used today are still made of synthetic polymers that are difficult to degrade by soil microorganisms. The development of natural polymer such as protein blend with synthetic polymer for bioplastic manufacturing continues. This study will utilize Spirulina platensis blended with synthetic polymers with heating and sonication as pre treatment to optimize the characteristic. In this research, 2.5 g of Spirulina platensis powder dissolved in alkali and distillate water with pH variation of 7, 8.5, 10, and 11, then plasticized by glycerol and heating at 70 90oC with heating time variation of 30, 60, and 120 minutes. After that, blending with 2.5 g polyvinyl alcohol. Mixed solution then dried and formed as flex bar. Based on the results of solvent pH variation, the degree of acidity of the best solvent to produce optimum mechanical properties is a solvent with a pH of 10. Although the value of tensile strength is lower than at pH 11, the elongation value is close to the elongation value in commercial plastics. The best heating time to produce optimum mechanical properties is 60 minutes at a solvent pH above 8.5. If using a solvent pH below 8.5, the best heating time is 120 minutes. Degree of solvent acidity is the most influential parameter on the bioplastic mechanical properties of Spirulina PVA while the heating time has no significant effect.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Mulkiya
"Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi koloid pelindung Polivinil Alkohol (PVA) terhadap kekuatan daya rekat polimer emulsi Polivinil Asetat (PVAc). Sintesis polimerisasi emulsi dilakukan dengan teknik semi-kontinyu dengan komponen polimerisasi terdiri dari air, larutan PVA terhirolisis sebagian medium viscosity, dan surfaktan SDS. Sementara monomer Vinil Asetat (VAM) dan inisiator APS diberikan secara kontinyu selama proses sintesis berlangsung dengan temperature reaksi 70°C, kecepatan agitasi 300 rpm, dan waktu reaksi 5 jam dengan variasi konsentrasi larutan koloid pelindung PVA 2 wt%, 5 wt% dan 10 wt%. Kekuatan rekat polimer PVAc dilakukan dengan uji kuat geser terhadap kayu triplek mengikuti standar ASTM D905-03 dan diperoleh nilai shear strength PVAc meningkat seiring bertambahnya konsentrasi PVA sebesar 96, 225, 277, dan 421 kiloPascal. Parameter lain hasil akhir polimer juga dievaluasi dalam penelitian ini, meliputi temperatur reaksi, kandungan padatan, viskositas, nilai pH, dan densitas. Uji gugus fungsi pembentukan PVAc telah dilakukan dengan Spektrometer FTIR dan diketahui adanya gugus carbonyl C=O stretching & C=C stretching, dan gugus hydroxy O-H stretching. Ukuran partikel diuji dengan Dynamic Light Scattering PSA dan diperoleh ukuran 216 nm untuk PVAc tanpa koloid pelindung, sedangkan pada PVAc dengan koloid pelindung PVA berkisar antara 35-68,5 nm.

Research has been conducted to determine the effect of the concentration of protective colloid Polyvinyl Alcohol (PVA) on the adhesive strength of Polyvinyl Acetate (PVAc) emulsion polymer. The synthesis of emulsion polymerization was carried out using a semi-continuous technique with polymerization components consisting of water, partially hydrolyzed PVA solution with medium viscosity, SDS surfactant. Meanwhile, Vinyl Acetate (VAM) monomer and APS initiator were administered continuously during the synthesis process with a reaction temperature of 70°C, agitation speed of 300 rpm, and a reaction time of 5 hours with variations in the concentration of the protective colloid PVA solution 2, 5 and 10% by weight. The adhesive strength of the PVAc polymer was carried out by a shear strength test against plywood following the ASTM D905-03 standard and the value of the shear strength of PVAc increased with the increase in PVA concentration of 96, 225, 277, and 421 kiloPascal. Other parameters of the final polymer yield were also investigated in this study, including reaction temperature, solids content, viscosity, pH value, and density. Function group test for PVAc formation has been carried out with an FTIR Spectrometer and it is known that there are carbonyl groups C=O stretching & C=C stretching, and hydroxy groups O-H stretching. The particle size was tested with Dynamic Light Scattering PSA and obtained a size of 216 nm for PVAc without a protective colloid, while for PVAc with a PVA protective colloid it ranged from 35-68.5 nm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Freddy Kissinger
"Polypyrrole adalah salah satu jenis polimer konduktif yang banyak diteliti hingga saat ini. Penelitian ini berusaha menggunakan PVA untuk menambahkan sifat lain pada PPy dan mencari tahu pengaruh PVA untuk sifat konduktivitas PPy. Penelitian dilakukan menggunakan PVA dengan jenis terhidrolisis sebagian dan derajat polimerisasi medium. Variasi konsentrasi PVA yang digunakan adalah 1%, 2%, 3%, dan 5%. Selama proses polimerisasi, pengukuran parameter seperti pH, suhu, viskositas, dan densitas dilakukan secara berkala. Hasil PPy yang disintesis kemudian dievaluasi dengan FTIR, Conductometry, PSA, FPP. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa PVA bisa menambah konduktivitas dari PPy dengan polimerisasi emulsi metode oksidatif kimia. Konduktivitas PPy tanpa PVA dengan PPy-PVA 1%, PPy-PVA 2%, dan PPy-PVA 3% secara berurutan adalah 52008 (µs/cm), 55088 (µs/cm), 57088 (µs/cm), dan 62688 (µs/cm). PVA bisa memberi sifat baru yang sebelumnya tidak terdapat pada PPy seperti elastisitas dan kemampuan untuk membuat lapis tipis sehingga memungkinkan untuk membuat pelapis material menggunakan PPy-PVA.

Polypyrrole is a type of conductive polymer that has been studied to date. This study attempts to use PVA to add other properties to PPy and find out the effect of PVA on the conductivity of PPy. The study was conducted using PVA with a partially hydrolyzed type and medium degree of polymerization. Variations in PVA concentrations used are 1%, 2%, 3%, and 5%. During the polymerization process, measurements of parameters such as pH, temperature, viscosity, and density are carried out periodically. The results of the synthesized PPy were then evaluated by FTIR, Conductometry, PSA, FPP. The results of this study concluded that PVA could increase the conductivity of PPy by emulsion polymerization of oxidative chemical methods. The conductivity of PPy without PVA with PPy-PVA 1%, PPy-PVA 2%, and PPy-PVA 3% respectively were 52008 (µs / cm), 55088 (µs / cm), 57088 (µs / cm), and 62688 ( µs / cm). PVA can give new properties that were not previously found in PPy such as elasticity and the ability to make thin layers making it possible to make a coating of material using PPy-PVA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Dwi Hafshari
"Nanopartikel emas AuNP dikembangkan sebagai penghantaran obat tertarget yang efektif karena mudah disintesis, tidak toksik, dan memiliki sifat permukaan yang mudah dimodifikasi. Namun, nanopartikel emas bersifat tidak stabil karena mudah beragregasi. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan agen penstabil dalam sintesis nanopartikel emas.Tujuan penelitian ini adalah melakukan pembuatan AuNP menggunakan polivinil alkohol PVA untuk mendapatkan nanopartikel emas yang stabil. Nanopartikel emas disintesis menggunakan metode Turkevich, yaitu mereaksikan HAuCl4 dengan natrium sitrat sebagai reduktor dan menambahkan polivinil alkohol PVA sebagai stabilisator. AuNP-PVA yang terbentuk dikonjugasikan dengan resveratrol RSV, sebagai model obat dalam sistem pembawa. Kemudian, dilakukan karakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, FTIR, PSA dan juga dilakukan uji stabilitas di berbagai medium BSA 2, Sistein 1, PBS pH 4, PBS pH 7,4 dan NaCl 0,9 selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan ukuran partikel dari RSV-AuNP-PVA sebesar 78,75 nm dengan indeks polidispersitas 0,356 dan nilai zeta potensial -36,1 mV. Hasil efisiensi penjerapan resveratrol yaitu 78,15 0,75. Sementara RSV-AuNP menghasilkan ukuran partikel sebesar 51,97 nm, indeks polidispersitas 0,694 dan nilai zeta potensial -24,6 mV. Hasil uji stabilitas di berbagai medium menunjukkan bahwa RSV-AuNP-PVA stabil dalam medium BSA 2 ,PBS pH 7.4,PBS pH 4, NaCl 0,9, namun tidak stabil dalam medium sistein 1. Sementara RSV-AuNP lebih stabil dalam BSA 2, PBS pH 7,4 dan tidak stabil dalam sistein 1, PBS pH 4 dan NaCl 0,9. Stabilisasi konjugatRSV-AuNPdengan menggunakan PVA dapat meningkatkan stabilitas fisiknya.

Gold nanoparticles AuNP were developed as effective targeted drug delivery because theyare easily synthesized, non toxic, and had easily modified surface properties. However, gold nanoparticles are unstable because they are easy to aggregate. Therefore, it is necessary toadd stabilizing agent in the synthesis of gold nanoparticles to prevent aggregation. The purpose of this research was to make AuNP using polyvinyl alcohol PVA to obtain stable gold nanoparticles. The gold nanoparticles were synthesized using the Turkevich method, which reacted HAuCl4 with sodium citrate as reductor, then modified by the addition of polyvinyl alcohol PVA as stabilizing agent. Furthermore, it was conjugated with resveratrol RSV as a drug model in the carrier system. The forming conjugates were characterized by UV Vis Spectrophotometer, FTIR, PSA, and HPLC. Stability test was also performed in various medium BSA 2, cysteine 1, PBS pH 4, PBS pH 7.4 and NaCl 0.9 for 28 days.
The results showed that RSV AuNP PVA had particle size 78.75 nm with polydispersity index 0.356, zeta potential at 36.1 mV, and highest entrapment efficiency of78,15 0,75. As a comparison, RSV AuNP without PVA stabilization had particle size 51.97nm with polydispersity index 0.694 and zeta potential at 24.6 mV. The results of the stability test on various medium showed that RSV AuNP PVA were more stable in BSA 2, PBS pH7.4, PBS pH 4 and NaCl 0.9 and unstable in cysteine 1. On the other hand, RSV AuNP were more stable in BSA 2, PBS pH 7.4 and unstable in cysteine 1, PBS pH 4 and NaCl 0.9. The results suggest that the stabilization RSV AuNP by using PVA can improve the physical stability.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>