Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167087 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwiditya Pamungkas
"Skripsi ini membahas gejala perwujudan kelompok hobi dalam kehidupan sosial masyarakat Jakarta, yaitu kelompok hobi Harley-Davidson. Kelompok hobi ini dalam kenyataanya memiliki identitas tertentu sebagai identifikasi perbedaan dengan kelompok-kelompok hobi lainnya serta persamaan bagi sesama anggota kelompok. Identitas kelompok hobi ini dapat diidentifikasi melalui bentuk atribut-atribut yang digunakan oleh para anggota yaitu motor Harley-Davidson, pakaian khusus, helm dan berbagai aksesoris. Para anggota kelompok motor Harley-Davidson memang umumnya berasal dari kelas sosial atas seperti tercermin dari latar belakang profesi mereka yaitu pejabat pemerintah dan pengusaha papan atas. Melalui kegiatan interaksi sosial antar anggota berbagai peluang bisnis pun dapat dinegosiasikan dan disepakati diantara mereka. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada signifikansi identitas sosial dalam memanfaatkan peluang bisnis dan menunjukan status sosial. Kegiatan penelitian ini menerapkan metode dan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.

This undergraduate thesis examines urban social phenomenon of a hoby group whose members are fond to ride big bike motor particularly Harley-Davidson. This group as a matter of fact has and reflect an identity to distinct itself from other similiar groups and to identify their social and economic characteristics among the members. It can be identified by the use of attributes such as leather jacket, boots, and other Harley-Davidson’s accessories. All of these attributes are symbol which belong to members upper class social status. Most of the members have professions such as high level government official and rich enterpreneurs. Therefore, membership, in this matter, function as means to show their social status. Besides that, thiis hobby group functions as well providing arenas too deal business matters among members. This research was carried out based on qualitative methods, in paricular applying depth interview and observation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Munir
"Tesis ini membahas proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta Pasca Orde Baru. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan jaringan sosial dan identitas sosial berperan besar dalam proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta. Dalam lanskap sosial politik Indonesia pasca orde baru dimana sumber-sumber daya (sosial, politik, dan ekonomi) tidak lagi terpusat, jaringan sosial mampu menciptakan ruang bagi seorang agen/aktor untuk memperoleh atau meminjam berbagai sumber daya tersebut dari berbagai sumber untuk tujuan-tujuan instrumental dirinya. Sementara identitas sosial sebagai sumber pemaknaan yang sangat penting bagi manusia berperan dalam menciptakan solidaritas kelompok berbasis identitas. Kelompok elit dapat menggunakan solidaritas kelompok ini dengan menawarkan tujuan-tujuan yang dianggap sebagai tujuan bersama meskipun secara samar, tujuan-tujuan tersebut sangat menguntungkan elit tersebut.

This thesis describes the process in the making of local strongmen in the Jakarta Post New Order. This study is a qualitative research with case study design. The results showed social networks and social identity plays a major role in the formation of local strong men in Jakarta. In the social landscape of Indonesian politics after the new order in which the resources (social, political, and economic) is no longer centralized, the social networks is able to create space for an agent / actor to obtain or borrow these resources from various sources for his instrumental purposes. While social identity as a source of meaning that is very important for the human, has a role in creating a group solidarity based on identity. The elite group can use this group solidarity by offering some goals which is considered as a common goal though vaguely, these goals are very profitable for elite."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seira Latanssa
"Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh ancaman pada status kelompok terhadap tingkah laku menolong defensif bantuan kepada outgroup yang dianggap mengancam status identitas ingroup Penelitian ini didasarkan pada Teori Identitas Sosial dari Tajfel dan Turner Lebih lanjut penelitian ini juga ingin melihat sifat bantuan seperti apakah yang lebih banyak diberikan dependen atau otonom Dalam penelitian ini pengaruh ancaman pada status kelompok divariasikan dalam dua kondisi terancam versus tidak terancam Sebanyak 72 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini Berdasarkan hasil analisis chi square 2 diketahui bahwa ancaman pada status kelompok memiliki pengaruh yang kuat secara signifikan terhadap tingkah laku menolong defensif Lalu berdasarkan tabel crosstabulation frekuensi dari sifat bantuan yang diberikan pun berbeda secara signifikan dimana bantuan yang bersifat otonom lebih banyak diberikan.

This study aimed to prove the effect of status threat to defensive helping extending help to outgroup whose threaten ingroup`s status identity This study was based on Social Identity Theory that introduced by Tajfel and Turner Furthermore this study also wanted to examine the nature of help that was given dependency or autonomy oriented help In this study status threat was varied into two condition threat versus unthreat 72 college students from Faculty of Psychology University of Indonesia participate in this study Chi square 2 analyses found significant effect of status threat to defensive helping Then based on crosstabulation table the nature of help was also significantly different and more autonomy oriented help than dependency oriented help."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hanafiah
"Perkembangan teknologi internet menyebabkan kemunculan banyak inovasi dan perilaku baru. Beberapa diantaranya adalah kemunculan influencer dan perilaku online shopping melalui media sosial. Penelitian terdahulu menemukan bahwa metode pemasaran story telling oleh influencer mampu memperkuat hubungan antara identitas sosial dan niat beli. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara identitas sosial dan niat beli, kredibilitas sumber dan niat beli, dan dampak story telling antara hubungan identitas sosial dan niat beli; serta antara hubungan kredibilitas sumber dan niat beli. Penelitian menggunakan data dari 532 partisipan dengan teknik accidental sampling. Hasil analisis regresi berganda menemukan bahwa identitas sosial dan niat beli mampu memprediksi peningkatan niat beli. Adapun hasildari analisis moderasi story telling tidak menemukan efek moderasi yang signifikan pada kedua hubungan tersebut.

Online technology advancement causes lots of innovations and new behaviors. Some of which are the appearance of social media influencer and online shopping behavior. Previous study found that story telling method as a means for marketing moderates the relationship between social identity and purchase intention. This study aims to explain the relationship between social identity and purchase intention, source credibility and purchase intention, also the effect of story telling in the relationship between those two. The study uses the data of 532 participants that centered around the age of 24. Multiple regression analysis shows that social identity and source credibility significantly predicts purchase intention. Meanwhile, moderation analysis shows that story telling does not have significant affect on those two relationship."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sona Pribady
"Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial, terutama yang mengarah pada diri individu, dalam pengambilan keputusan pada kondisi dilema sosial melalui permainan prisoner`s dilemma. Berdasarkan penjelasan pada teori identitas sosial dan teori mengenai ancaman terhadap identitas sosial, penulis menduga bahwa tingkat identifikasi dan kehadiran ancaman identitas sosial yang mengarah pada diri individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan partisipan ketika dihadapkan pada kondisi dilema sosial, yaitu apakah partisipan akan lebih kooperatif atau non-kooperatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan desain within-subject 2 (Identifikasi: Tinggi vs rendah) X 3 (Ancaman terhadap identitas sosial: prototypical vs kategorisasi vs kontrol). Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan tidak menunjukan dukungan terhadap dugaan tersebut χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. Dengan demikian, tidak ada pengaruh yang signifikan dari tingkat identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial pada pengambilan keputusan dalam kondisi dilema sosial.

Within this research, author wanted to study about identification level and social identity threat, especially which is directed on individual self, on decision making in social dilema condition through prisoner`s dilema game. Based on social identity theory and social identity threat theory, author predicted that identification level and social identity threat which is directed on individual self will influence decision making process on participant when they were being on social dilemma condition, whether they will be more cooperative or noncooperative. This research used experimental method, within subject design 2 (Identification: High vs low) X 3 (Social identity threat: prototypical vs categorization vs control). Our results of analysis from this research showed that there were no supportive finding to our hypotheses χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. This finding concludes that there is no significant effect from identification level and social identity threat on decision making process in social dilemma condition."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malden: Blackwell, 2003
305.21 BLA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shanina Rosa Famila
"ABSTRAK
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainnya

ABSTRACT
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainn"
2016
S65677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Indra Ratnawati Nurrachman Sutoyo
"Studi ini adalah mengenai identitas sosial wanita sebagai suatu kelompok pimpinan organisasi wanita. Selain itu, studi ini juga berupaya memahami pengembangan diri pribadi wanita dalam kelompok tersebut. Fokusnya adalah pada persepsi diri wanita, secara kolektif maupun individual.
Interaksi interpersonal antar sesama wanita mempunyai akar psikologis yang kuat pada keakraban hubungan antara seorang anak perempuan dengan ibunya. Dengan penekanan pada peran dan tugas ibu, serta berlangsungnya siklus menjadi ibu pada setiap generasi, wanita akan tetap melestarikan sikap simbiotik. Sikap demikian ini akan dapat menyulitkan proses kemandirian anak perempuan untuk berkembang menjadi pribadi yang penuh, yang terpisah dari gambaran ibunya. Tetapi sebaliknya, keakraban ini menjadi dasar dari kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita sebagai suatu kelompok.
Organisasi wanita dapat dipandang antara lain sebagai sarana penyalur aspirasi, penopang diri dan kancah pengembangan diri wanita. Keanggotaan seorang wanita dalam organisasi mempunyai dasar perseptual karena merujuk kepada penempatan wanita sebagai kelompok yang berbeda dengan kelompok pria. Penghayatan subyektif atas kebersamaan sesama wanita ini memberikan suatu identitas sosial tertentu. Ada dua ciri penting yang menandai organisasi wanita. Ciri pertama adalah kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita yang disebut sebagai female bonding. Karena melalui female bonding ini maka wanita dapat lebih nyaring menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Lagipula, wanita dapat saling belajar memahami diri dan sesamanya. Ciri kedua adalah sebagai organisasi yang berada ditengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh pria, maka organisasi wanita berada dalam suatu paradoxical reality. Artinya, sekalipun wanita dan pria hidup bersama-sama dalam masyarakat tetapi ada suatu perbedaan cara pandang antara wanita dan pria terhadap realitas sosial masyarakatnya. Perbedaan cara pandang ini hams dihadapi wanita bilamana ia ingin menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya.
Studi ini mengeksplorasi bagaimana wanita mempersepsi dirinya, baik secara kolektif, maupun secara individual. Responden studi adalah kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI dan empat organisasi anggotanya. Untuk dapat melihat persepsi diri, maka kepada responden diberikan kuesioner, disamping diadakan wawancara terbuka. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi diri wanita sebagai kelompok yang tercermin melalui identitas sosialnya. Sedangkan untuk melihat bagaimana persepsi atas diri pribadi dan pengembangannya dalam organisasi wanita dilakukan wawancara mendalam terhadap seorang responden yang bersedia dan terbuka menuturkan kisahnya.
Responden studi ini adalah tiga puluh delapan orang yang dapat terjaring selama dua setengah bulan pengumpulan data lapangan. Karena tujuannya adalah untuk memahami persepsi diri dari perspektif subyek itu sendiri, maka pemahamannya bersifat kualitatif.
Atas dasar telaahan terhadap berbagai pandangan tentang wanita Indonesia, studi ini mengasumsikan dua hal. Pertama, identitas sosial wanita Indonesia sebagai kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI bertumpu pada konsep ibu yang mendapat penopangannya oleh female bonding. Kedua, kelompok wanita dapat mempunyai peran mengembangkan diri pribadi wanita bila ditopang oleh derajat kesadaran diri pribadi yang relatif tinggi dari wanita itu sendiri.
Dengan menggunakan tehnik analisa isi terhadap kelompok responden diperoleh hasil sebagai berikut ini. Secara kolektif, persepsi diri wanita terkait pada berbagai aspek ketubuhan, agama/keyakinan dan aspek sosial yang dapat dirinci atas suami, anak, kelompok wanita, negara dan pria. Sekalipun keterkaitan diri pribadi wanita sangat luas hingga menjangkau batas-batas agama dan negara, tetapi diri pribadinya senantiasa dipersepsikan dengan perannya sebagai ibu. Dari semua aspek ini, keterkaitan diri pribadi pada aspek sosial, yakni dengan sesama kelompok wanita mendapat respons yang paling banyak. Keadaan ini menunjukkan betapa female bonding menjadi ciri yang menonjol dari identitas sosialnya.
Secara individual, persepsi dan pengembangan diri wanita dalam kelompok wanita berangkat dari kesadaran dirinya sebagai wanita ditengah-tengah masyarakat. Kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial mencetuskan kesadaran yang kemudian dipantulkan kembali kepada dirinya. Ia mengabsorbsi dan memproses berbagai pemikiran tentang din dan lingkungan sosialnya sehingga menjadi sesuatu yang baru dan berasal dari pemikirannya sendiri. Ia menjadi seorang partisipan yang aktif, seorang subyek dalam percaturan berbagai pikiran tentang wanita. Makin kuat kesadaran untuk melakukan proses berpikir yang kritis dan reflektif ini, makin kuat pula kecenderungan untuk menghayati peluang yang memberikan keleluasaan kearah pengembangan diri, apapun bentuknya. Sekalipun ada pembatasan-pembatasan tertentu, namun keadaan ini memberikan rangka dalam mana pengembangan diri itu dapat terselenggara.
Kesimpulan umum tentang responden dalam studi ini adalah bahwa untuk organisasi wanita gejala female bonding dalam interaksi antar sesama wanita lebih memegang peranan daripada pengelolaan organisasi secara profesional. Female bonding ini menopang konsep ibu yang mempunyai nilai yang tinggi dalam masyarakat Indonesia.
Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang positif sampai mana wanita saling memerlukan guna menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang negatif sampai mana menghambat pengembangan diri wanita sebagai pribadi yang penuh."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Setia Rina
"Studi ini bertujuan untuk memeriksa pengaruh isi pesan, dan in-group identification terhadap perilaku compliance. Dimana dari teori norma sosial diketahui bahwa isi pesan dengan norma deskriptif dapat meningkatkan perilaku compliance jika dibandingkan dengan norma injunctive (Cialdini, Reno, & Kallgren, 1991). Pengaruh norma deskriptif juga diketahui semakin kuat bila mendapatkan saliensi identitas kelompok yang terlibat di dalamnya (Goldstein, Cialdini, & Girskevicius, 2008). Untuk memeriksa hal ini dilakukan eksperimen lapangan pada setting ruang publik yaitu laboratorium komputer milik Universitas Indonesia dengan independent groups design. Sebanyak 79 pengunjung perpustakaan terlibat dalam pengambilan data. Pesan yang berisi norma deskriptif dengan identitas kelompok yang salien justru menghasilkan perilaku compliance penerima pesan yang mirip dengan pesan yang berisi norma injunctive dan lebih rendah daripada pesan norma deskriptif yang tidak membawa atribut perguruan tinggi bersangkutan χ2 (2, N = 79) = 13,776, p < 0,001. Penurunan compliance pada norma yang mengandung atribut perguruan tinggi ini terbukti dimoderasi oleh tingkat in-group identification partisipan terhadap identitasnya sebagai mahasiswa perguruan tinggi tersebut χ2 (1) = 5,28, p < 0,021.

This study is aimed to examine the effect of message?s content, and in-group identification on compliance. According to social norm theory, the descriptive type of norm in message?s content may increase compliance behavior (Cialdini, Reno, & Kallgren, 1991) and the greater effect would rise if the descriptive norm has salient reference group?s attribute (Goldstein, Cialdini, & Girskevicius, 2008). A field experiment with independent groups design was conducted in public setting, which was Universitas Indonesia Library. Seventy nine visitors are participated in this study. The result shows significance difference of compliance between injunctive message group, descriptive norms only message group and descriptive norm with reference?s group attribute χ2 (2, N = 79) = 13,776, p < 0,001. Yet, compliance level is low when the descriptive norm use a group attribute while there is no decent in-group identification in the message receiver χ2 (1) = 5,28, p < 0,021. The in-group identification level contributed as moderator."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sali Susiana
"Penelitian ini mengkaji tentang peran jilbab sebagai identitas kelompok dalam proses pemakaian jilbab pada mahasiswa perempuan muslim Angkatan Tahun 2000 di Fakultas X Universitas Y di Jakarta. Kajian ini panting karena motivasi pemakaian jilbab seorang perempuan muslim ternyata tidak hanya disebabkan oleh kewajiban agama, melainkan oleh banyak hal. Dengan rnenggunakan perspektif Psikologi sebagai pendekatan, penelitian ini berusaha melihat motivasi berjilbab subjek melalui konsepkonsep seperti sikap, pengaruh kelompok dan significant others pada perilaku individu, serta pembentukan identitas diri pada subjek yang termasuk dalam kategori dewasa muda atau young adulthood.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ajaran agama bukan merupakan faktor utama yang memotivasi mayoritas subjek untuk memulai berjilbab. Kebutuhan untuk berafiliasi dengan kelompok yang sebagian besar anggotanya berjilbab dan identifikasi dengan sesama teman lebih berperan dalam proses pemakaian jilbab yang dialami oleh subjek. Selain itu, ditemukan adanya kecenderungan untuk menjadikan Jilbab sebagai identitas kelompok di Fakultas X. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dari tiga aktivitas keagamaan yang selalu berkaitan dengan masalah jilbab, balk secara langsung melalui jilbab Day maupun secara tidak langsung melalui SIDNI dan men taring.
Kecenderungan untuk menjadikan jilbab sebagai identitas kelompok yang terdapat di Fakultas X dalam perspektif Feminisme Radikal merupakan sebuah penindasan terhadap perempuan. Jilbab digunakan sebagai alat untuk rnengontrol seksualitas perempuan. Kontrol alas tubuh dan seksualitas perempuan ini didukung oleh konsep seksualitas dalam masyarakat muslim yang menganggap perempuan adalah film sehingga tubuhnya harus ditutup sedemikian rupa agar seksualitas mereka tidak terlihat.

This research is concerning the role of jilbab (veil) as a group identity within the process of wearing jilbab on female moslem students of year 2000's in the X Faculty of the Y University in Jakarta. This research is important because the motivation to start wearing jilbab for the majority of female moslem students is not only caused by religious obbligation, but also by other reasons. Using Psychologycal Perspective as an approach, this research tries to determine the wearing jilbab motivation through the concepts such as attitude, group and significant others that influences toward individual behaviour, as well as forming self-identity on subjects that categorized as young adulthood.
The research shows that religious doctrins is not the main factor motivating the subjects to start wearing jilbab The need to affiliate with a group with most of its members are wearing jilbab and identification among friends also contribute to the process of wearing jilbab experienced by the subjects. Besides, there is also a tendancy to make jilbab as group identity in the X Faculty.
The tendancy can be seen from 3 religious activities that always related to finial) issue, both directly through Jilbab Day and indirectly through SIDNI and mentoring. The tendancy to make jilbab as a group identity in Radical Feminism Perspective is an oppression toward women. Jilbab-is used as a tool to control women sexuality. This control over women's body and sexuality is supported by the concept of sexuality in moslem society that considering women as fitno, therefore their body must be covered so that their sexuality is concealed.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>