Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugroho Dwi Saputra
"Menurut hasil survey salah satu organisasi peneliti teknologi informasi (TI), pegeluaran organisasi untuk teknologi informasi tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengeluaran TI tersebut, sudah seharusnya organisasi bisa banyak mendapat manfaatnya. ITGI menyebutkan masih banyak organisasi yang belum bisa mendapatkan manfaat dari investasi berbasis TI, sehingga perlunya dilakukan pengukuran terhadap manfaat TI tersebut. Untuk mengukur manfaat TI tersebut, baik yang bersifat tangible maupun intangible, diperlukan metode pengukuran yang dapat memberikan gambaran terhadap organisasi dalam melakukan sebuah investasi berbasis TI.
Saat ini, metode/framework yang dapat digunakan untuk mengukur manfaat TI sudah banyak tersedia, antara lain Business Value Index, Total Economic Impact, Applied Information Economic, dan Val IT. Masing-masing metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Penulis melakukan penelitian di PT. XYZ, dimana organisasi tersebut sudah menerapkan COBIT 4.0 secara baik. Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan framework Val IT dikarenakan Val IT selaras dengan COBIT 4.0. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemapanan tata kelola investasi di PT. XYZ, dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan juga wawancara dengan beberapa pihak yang terkait.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemapanan tata kelola investasi TI di PT. XYZ sudah berada pada level 3 (defined) dari skala 0-5. Hal ini berarti tingkat kemapanan tata kelola TI sudah cukup baik. PT. XYZ sendiri menargetkan untuk meningkatkan tingkat kemapanan tersebut, sehingga bisa mencapai level yang lebih baik. Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa rekomendasi menggunakan key management practices yang sudah disediakan di framework Val IT 2.0.

Survey on various organizations shows increasing number of corporate spending in IT investment each year. However, ITGI claims there are lots of organizations which have not achieved proportional benefit compared to the amount of their IT investment. Based on this fact, measurement of IT benefit is required. Measurement method that could describe an organization behavior on IT investment is required to measure tangible and intangible IT benefit of the organization.
There are various methods or frameworks that have been could be to measure IT benefit such as Business Value Index (BVI), Total Economic Impact (TEI), Applied Information Economics (AIE), and Val IT. This research takes PT XYZ as the study case, which already implemented COBIT 4.0 framework properly. This research will measures IT benefits in PT XYZ with Val IT framework. Both of the framework (COBIT 4.0 and Val IT) are complement and align with each other. This research aims to measure the maturity level of IT investment governance in PT XYZ using questionnaires and interviews with several corresponding parties.
This research shows that IT investment governance in PT XYZ reaches 3 (defined) scale 0-5. The score describes decent performance of their IT investment governance. PT XYZ aims higher maturity level of their IT investment governance, hence some recommendations based on key management practices in Val IT 2.0 framework was given.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Punto Widharto
"Keterlibatan teknologi pada industri perbankan saat ini sangat erat, hampir seluruh kegiatan dan produk perbankan saat ini memiliki ketergantungan terhadap TI. Dari hasil survey yang dilakukan PwC (PricewaterhouseCoopers) pada tahun 2018 terhadap 65 responden dari 51 bank di Indonesia mengenai rencana transformasi bisnis bank pada 3- 5 tahun kedepan, diketahui bahwa persentasi hasil survey tertinggi adalah 43%, yang isinya adalah rencana untuk berinvestasi pada teknologi untuk transformasi bisnis. PT. Bank BBS merupakan salah satu dari bank yang memasukan strategi digital kedalam rencana strategis perusahaan, yang bertujuan untuk digitalisasi proses bisnis menuju service Excellence. Pada RSTI (Rencana Strategis Teknologi Informasi) tahun 2020- 2022, disebutkan kesesuaian terhadap regulasi, best practices, dan standar TI merupakan kunci keberhasilan dalam implementasi RSTI. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yaitu mengukur tingkat kemampuan tata kelola pada layanan IT untuk mengetahui apakah apakah yang menjadi kekurangan pada layanan IT saat ini dan apa rekomendasi yang bisa diberikan berdasarkan best practices untuk meningkatkan layanan IT. Kerangka kerja (framework) yang akan digunakan untuk melakukan evaluasi adalah COBIT yang merupakan kerangka kerja yang paling banyak digunakan dan cocok diterapkan pada organisasi yang berorientasi pada layanan.

vities and products currently depend on IT. A survey conducted by PwC (PricewaterhouseCoopers) in 2018 on 65 respondents from 51 banks in Indonesia regarding the bank business transformation plan in the next 3-5 years, shown that the highest percentage of survey results is 43%, which includes plans to invest in technology for business transformation. PT. BBS Bank is one of the banks that includes a digital strategy into the company's strategic plan, which aims to digitize business processes towards service excellence. RSTI (Rencana Strategis Teknologi Informasi) 2020-2022 stated that compliance with IT regulations, best practices and standards are the key to success in implementing RSTI. This research was conducted to meet the needs of the company, namely to measure the level of governance capability in IT services to determine what are the shortcomings of current IT services and what recommendations can be given based on best practices to improve IT services. The framework that will be used for evaluation is COBIT, which is the most widely used framework and is suitable for service-oriented organizations."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Najib
"Di era digitalisasi ini, teknologi informasi (TI) di lingkungan perusahaan otomotif memiliki peran penting dalam keberlangsungan proses bisnis perusahaan. Agar tetap mampu bertahan dan bersaing di pasar global industri otomotif, PT XYZ menargetkan penerapan smart manufacturing dengan memanfaatkan TI. Namun hal ini tidak diimbangi dengan arahan yang jelas mengenai aktivitas TI untuk menuju digitalisasi dan smart manufacturing. Peran TI di PT XYZ juga masih dianggap sebagai pendukung, bukan sebagai bagian inti dari pencapaian penerapan smart manufacturing. Disamping itu permasalahan TI juga masih terjadi, antara lain permasalahan berhentinya proses produksi karena masalah TI, kurangnya sumber daya manusia untuk TI, tertundanya penyelesaian proyek TI, serta tidak adanya pedoman tata kelola TI. Permasalahan TI ini terjadi karena PT XYZ belum mengetahui seberapa penting dan seberapa tingkat kapabilitas tata kelola TI karena belum dilakukannya evaluasi tata kelola TI di PT XYZ.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas tata kelola TI di lingkungan PT XYZ menggunakan kerangka kerja COBIT 5 dengan atribut pengukuran berdasarkan Process Assessment Model (PAM). Pemilihan proses COBIT 5 yang relevan dilakukan dengan pemetaan tujuan bisnis PT XYZ menuju tujuan terkait TI dan tujuan proses sesuai dengan COBIT 5 goals cascade. Pemetaan tersebut menghasilkan proses yang relevan yang kemudian diukur tingkat kapabilitasnya. Selanjutnya penulis menyusun rekomendasi perbaikan setelah dilakukan analisis kesenjangan antara tingkat kapabilitas saat ini dengan target kapabilitas yang diinginkan. Data dikumpulkan melalui wawancara dan FGD dengan manajemen PT XYZ, serta didapatkan dari observasi dokumen perusahaan dan studi pustaka terhadap teori yang relevan.
Dari 37 proses COBIT yang diukur, sebagian besar proses berada pada tingkat kapabilitas 1 dari skala 5. Sejumlah 12 proses mencapai tingkat kapabilitas 0 (incomplete), 21 proses mencapai tingkat kapabilitas 1 (performed), 4 proses telah mencapai tingkat kapabilitas 2 (managed), dan masih belum ada proses yang mencapai tingkat kapabilitas 3 (established). Rekomendasi disusun oleh penulis dan diberikan ke PT XYZ untuk menuju target di kapabilitas tingkat 3 dan dapat digunakan sebagai solusi permasalahan TI yang terjadi di PT XYZ.

In this digitalization era, information technology (IT) in the automotive company's environment has an important role in the sustainability of the company's business processes. In order to survive and compete in the global automotive industry, PT XYZ targets the adoption of smart manufacturing by utilizing IT. However, this is not matched by a clear direction on IT activities for digitalization and smart manufacturing. The role of IT in PT XYZ is still regarded as a supporter, not as a core part of the achievement of smart manufacturing implementation. In addition, IT problems are still occurring, including problems of production linestop due to IT problems, lack of IT human resources, delays in IT project completion, and lack of IT governance guidelines. This IT problem occurs because PT XYZ does not know the importance and the capability of IT governance because it has never been evaluated.
This study aims to measure the level of IT governance capability within PT XYZ using the COBIT 5 framework with measurement attributes based on the Process Assessment Model (PAM). The relevant COBIT 5 process selection is done by mapping PT XYZ's business goals toward IT related objectives and process objectives in accordance with COBIT 5 goals cascade. The mapping resulted in a relevant process which then each level of capability will be measured. Furthermore, the authors compose recommendations for improvement after analyze the gap between the current level of capability with the desired target capability. Data were collected through interviews and FGD with the management of PT XYZ, and obtained from company document observation and literature study on relevant theory.
37 COBIT processes was measured then most processes are at the level of capability 1 of scale 5. There is 12 processes achieved capability level 0 (incomplete), 21 processes achieved capability level 1 (performed), 4 processes had reached capability level 2 (managed), and still no process reached capability level 3 (established). Recommendations are composed by the authors and given to PT XYZ to reach targets at capability level 3 and it can be used as a solution to IT problems that occur in PT XYZ.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Hermanto
"Teknologi Informasi (TI) saat ini digunakan oleh seluruh perusahaan industri tidak terkecuali PT XYZ. Penggunaan TI ini dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing terhadap kompetitor yang bergerak pada bidang sejenis. Hasil produksi yang diberikan oleh PT XYZ, diharapkan merupakan hasil produksi yang berkualitas dan bersaing di pasaran. Dengan penerapan TI, PT XYZ memiliki daya saing yang tinggi dengan kualitas hasil produksi yang terjamin dan terpantau. Tata kelola TI merupakan suatu kegiatan yang terhubung secara terstruktur serta terdapat proses untuk melakukan pengendalian dan pengarahan organisasi dalam mencapai tujuan penggunaan TI. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan dalam penggunaan tata kelola TI pada PT XYZ. Terkait hal tersebut dalam penelitian ini digunakan COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) untuk melakukan pengukuran pemanfaatan TI. Informasi lain juga didapat dari manual mutu, observasi dan hasil wawancara. Hasil dari penelitian ini berupa tingkat kematangan yang diperoleh oleh PT XYZ dalam implementasi TI yaitu dengan rata-rata 2,76. Hasil tingkat kematangan yang didapat oleh PT XYZ saat ini dihubungkan dengan tingkat kematangan yang diharapkan PT XYZ, hal ini digunakan untuk pemberian rekomendasi bagi PT XYZ untuk meningkatkan tata kelola TI PT XYZ.

Information Technology (IT) adopt by all industry organization not least PT XYZ. Use of IT can also enhance competitiveness with all competitors on same field insdustry.Production output given by PT XYZ, is expected has quality and competitive in the market industry. With the application of IT, has high competitiveness with guaranteed and monitored production quality. IT Governance is an activity that is connected in a structured and process for controlling and directing the organization in achieving its goals of IT usage.This research is used to determine the level of maturity in the use of IT Governance at PT XYZ. Related to this, COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) use for measure the use of IT. Additional was also obtained from the quality manual, observation and interviews.The results of this research is a level maturity that obtained by PT XYZ in IT implementation with an average of 2.76. The results from maturity level PT XYZ linked to the expected maturity level, it is use for provision recomendations for PT XYZ to improve IT Governance for the use of IT."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radhwa Dhiya"Razani
"CIT sebagai salah satu Divisi di PT XYZ yang berfokus pada pengelolaan Teknologi Informasi dan Infrastruktur, memiliki Tata Kelola TI yang secara regular (tahunan) diaudit oleh pihak internal maupun eksternal. Jika melihat dari catatan pengukuran kapabilitas Tata Kelola TI yang pernah dilakukan, di tahun 2017, terdapat 37 proses yang diukur. Hasilnya adalah 21 proses berada di tingkat kapabilitas 1, 12 proses berada di tingkat kapabilitas 0 dan 4 proses berada di tingkat kapabilitas 2. Selain itu, pengukuran di tahun 2019 menunjukkan hasill, dari 6 proses yang diukur, semuanya berada di tingkat 1. Namun, data hasil Audit regular di tahun 2018 - 2020 menunjukkan bahwa hasil Audit belum mencapai target kepatuhan yang ditetapkan (95%). Sebagai langkah untuk mencapai tingkat kepatuhan tersebut, dilakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat kapabilitas TI. sehingga dapat mengetahui aksi perbaikan yang dilakukan. Peneliti melakukan pengukuran tingkat kapabilitas Tata Kelola TI menggunakan COBIT 2019. Pengukuran diawali dengan pemetaan proses menggunakan Goal Cascade. Hasil pemetaan Goal Cascade memperoleh sembilan proses. Perhitungan menggunakan perhitungan kapabilitas COBIT 2019, yang melibatkan jangkauan atau skala penilaian. Setelah itu, dilakukan analisis kesenjangan antara hasil pengukuran dengan target yang telah ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah tingkat tiga. Proses yang tingkat kapabilitasnya dibawah tiga, mendapatkan rekomendasi perbaikan. Hasil pemgukurannya adalah dari sembilan proses yang diukur, terdapat tiga proses dengan tingkat kapabilitas empat (Quantitatively), lima proses dengan tingkat kapabilitas dua (Not Very Organized), dan satu proses dengan tingkat kapabilitas satu (Incomplete).

CIT is one of Division at PT XYZ which focuses in managing Information Technology & Infrastructure, has IT Governance that regularly audited by Auditor to know the IT Performance. Based on historical assessment of the IT Governance’s measurement, the measurement of IT Governance in 2017 had result 37 measured prosesses with the details were 21 processes in the 1st level, 12 processes in 0 level and four processes in 2nd level. Moreover, in 2019 there was external consultant who measured the capability of IT Governance, the result explained that all measured processes (six processes) placed at 1st level. However, based on regular Audit result start from 2018 – 2020, the result was still under target (95%). In order to increase the performance and achieve the target, researcher did the measurement of IT Governance to know the deficiency and get recommendation for improvements. The measurement used COBIT 2019 framework which involved mapping using “Goal Cascade”. The measurement used capability measurement of COBIT 2019. Based on interview with CIT management, got nine processes to be masured. The measurement result was three processes is placed in 4th level, five processes is in 2nd level and one process in 1st level. The target for the capability is in 3rd level. So, the processes which is under the target need the improvement based on the given recommendation."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ompusunggu, Louis Dwysevrey
"Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini menyebabkan pengguna internet semakin meningkat. Peningkatan pengguna internet berbanding lurus dengan peningkatan pengguna layanan e-commerce dimana terdapat lebih dari dua miliar pengguna e-commerce di dunia.
XYZ.com adalah salah satu produk dari PT XYZ yang menyediakan layanan e-commerce di Indonesia yang memiliki semangat untuk menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama. Untuk mewujudkan pelayanan yang prima dalam industri e-commerce, diperlukan pemanfaatan teknologi informasi yang tepat, sehingga keberadaan teknologi informasi menjadi faktor penentu keberhasilan PT XYZ dalam menjalankan strategi perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas tata kelola teknologi informasi PT XYZ dengan mengacu kepada Process Assessment Model (PAM) COBIT 5, serta menyusun rekomendasi perbaikan proses.
Setelah melakukan pengukuran terhadap sepuluh proses COBIT 5, ditemukan bahwa terdapat satu proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 0, empat proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 1, empat proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 2, dan satu proses yang memiliki nilai tingkat kapabilitas 3.

The rapid development of technology today causes internet users to increase. The increase in internet users is directly proportional to the increase in users of e-commerce services where there are more than two billion e-commerce users in the world. There are many aspects of technology used when building an e-commerce service such as Electronic Data Exchange and Payment Gateway.
XYZ.com is one of the products of PT XYZ that provides e-commerce services in Indonesia that has the passion to make customers a top priority. To realize excellent service in the e-commerce industry, it is necessary to use the right information technology, so that the existence of information technology is a determining factor for the success of PT XYZ in carrying out the company's strategy.
This study aims to measure the level of information technology governance capability of PT XYZ by referring to the COBIT 5 Process Assessment Model (PAM), and to develop recommendations for process improvement.
After measuring ten COBIT 5 processes, it was found that there is one process that has a capability level value of 0, four processes have a capability level value of 1, four processes have a capability level value of 2, and one process has a capability level value of 3.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Munanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan memberikan rekomendasi tingkat kapabilitas proses tata kelola Teknologi Informasi TI di STIE XYZ. Kebutuhan TI telah berkembang dengan pesat hampir di tiap lingkungan organisasi, baik yang bersifat komersial maupun non-profit. Penelitian ini menilai tingkat kapabilitas terhadap seluruh proses yang ada di STIE XYZ menggunakan kerangka kerja COBIT 5. Berdasarkan hasil pengukuran, secara keseluruhan tingkat kapabilitas proses tata kelola di STIE XYZ berada pada tingkat 1 Performed yang berarti bahwa proses pengelolaan TI pada STIE XYZ sudah berjalan dan mencapai tujuan yang diharapkan tetapi sebagian besar proses di STIE XYZ belum memiliki dokumentasi dan proses standar yang dipersyaratkan. Dalam rangka meningkatkan tingkat kapabilitas tata kelola TI, STIE XYZ perlu melakukan perbaikan dengan memfokuskan pada inisiasi proses yang belum dilaksanakan dan melengkapi dokumentasi serta prosedur untuk proses yang telah berjalan.

The purpose of this research is to assess and give recommendation about Information Technology IT Governance Process Capability Level at STIE XYZ. IT needs has been growing rapidly in almost every type of organization, both commerial and non profit. This research is assess the process capability level of the whole process in STIE XYZ according to COBIT 5 framework. Based on the measurement, the overall result of governance process capability at STIE XYZ is at level 1 Performed which means that the IT governance procces at STIE XYZ already running and achieve the desired goals but STIE XYZ yet have documentation and standards process as required. In order to increase the process capability level, STIE XYZ need to makes improvements by focusing on the initiation of a process that does not exist and completing documentation and procedures for processes that are already running."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ishlahuddin
"Tata Kelola TI menjadi bagian yang sangat penting yang harus dikelola dengan baik untuk memenuhi strategi organisasi. Di dalam menentukan ketercapaian tingkat kematangan pada proses Tata Kelola TI di Sekolah Tinggi XYZ yang menjadi tempat studi kasusnya, peneliti mengukur tingkat kematangan Tata Kelola TI menggunakan kerangka kerja COBIT 2019. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dalam menganalisis tingkat kematangan Tata Kelola TI di Sekolah Tinggi XYZ. Data penelitian ini bersumber dari proses wawancara semi – terbuka yang dilakukan oleh delapan responden, yaitu: Ketua STT-XYZ, Ketua BTSI, Wakil Ketua 1 (bidang akademik), Wakil Ketua 2 (bidang administrasi), Wakil Ketua 3 (Kemahasiswaan), dan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Internal, Infrastruktur TI, Pengelolaan dan Pengembangan SI. Kuesioner dibuat berdasarkan panduan proses COBIT 2019 yang sesuai dengan keadaan TI di Sekolah Tinggi XYZ. Analisis adopsi teknologi COBIT 2019 dilakukan dengan menentukan kondisi kemampuan dan tingkat kematangan saat ini di Sekolah Tinggi XYZ. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat kematangan berada di level 0 (incomplete). Rekomendasi terhadap perbaikan proses-proses tersebut dibuat mengacu terhadap best practice yang disarankan pada COBIT 2019. Penentuan tanggung-jawab dalam proses pengambilan keputusan dan Tata Kelola TI sebagai salah satu rekomendasi perbaikan serta mendokumentasikan seluruh aktivitas terkait pengelolaan TI ke dalam bentuk dokumen resmi.

IT governance is an important part that must be managed properly to meet the organization's strategy. In determining the maturity level achieved in the IT governance at Higher Education XYZ is a case study, researchers measured the maturity level of IT governance using the COBIT 2019 framework. This research was conducted qualitatively and quantitatively in analyzing the level of maturity. IT governance at Higher Education XYZ. The data in this study from a semi-open interview process carried out by eight respondents, consisting of Chairperson of STT-XYZ, Deputy Chair 1, Deputy Chair 2, Deputy Chair 3, and Chair of the Internal Quality Assurance Agency, Chair of BTSI, IT Infrastructure, SI Management and Development Division. The questionnaire-based on COBIT 2019 process guidelines that are appropriate to the state of IT management at Small Size Higher Education XYZ. Analysis IT governance COBIT 2019 was carried out by determining the capability and maturity level at Higher Education XYZ. The results of this study indicate the level of maturity is at level 0 (incomplete). Recommendations for improvement processes are made in reference to best practices at COBIT 2019. Determination of responsibilities in the IT decision-making process and governance as one of the recommendations for improvement and to document all activities related to IT management in the form of official documents."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gesit Singgih Febyatmoko
"Pada era dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan tingkat persaingan yang semakin tajam dan dinamis, PT XYZ menyadari pentingnya knowledgesebagai aset strategis organisasi. Inisiatif yang sudah dijalankan dalam rangka mewujudkan knowledge sebagai aset strategis, adalah menerapkan Knowledge Management melalui serangkaian knowledge managementsystemyang telah dijalankan.
Namun sayangnya, PT XYZ belum memiliki metode yang efektif untuk mengukur aspek-aspek utama knowledge management. PT XYZ belum bisa mengetahui tingkat kesuksesan penerapan knowledge management saat ini. Pengukuran tingkat kematangan diperlukan untuk membantu PT XYZ supaya fokus dan memprioritaskan aspek-aspek pada knowledge management yang perlu ditingkatkan.
Peneliti menggunakan metodologi General Knowledge Management Maturity Model (G-KMMM) sebagai model kematangan untuk mengukur tingkat kematangan knowledge management. Peneliti menggunakan model G-KMMM yang terdiri dari 5 aspek pengukuran, yaitu Culture, Strategy, Policy, Process, dan Technology. Model G-KMMM terdiri dari lima tingkat kematangan, yaitu initial, aware, defined, managed, dan optimizing.
Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian yang muncul dalam penerapan Knowledge Management di PT XYZ yaitu pada tingkat berapa kematangan knowledge management pada organisasi dan rekomendasi strategi yang bisa diberikan untuk meningkatkan tingkat kematangan tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan, aspek Culture telah mencapai level kematangan 3, aspek Strategy pada level kematangan 3, aspek Policy pada level kematangan 2, aspek Process pada level kematangan 2, dan aspek Technology pada level kematangan 3. Rekomendasi strategi juga diusulkan sebagai prioritas indikator-indikator yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan tingkat kematangan knowledge management di PT XYZ.

In an era where the science and technology is rapidly evolving and level of competition becomes more intense and dynamic, PT XYZ realize the importance of knowledge as a strategic asset of the organization. Initiatives have been implemented by the management in order to realize knowledgeas a strategic asset. Knowledge Management is implemented through series of knowledge management systems that have been adopted.
Unfortunately, PT XYZ do not have an effective method for measuring key aspects of knowledge management. PT XYZ can not determine the level of success of the implementation of knowledge management. Measuring the level of maturity is needed to help PT XYZ to focus and prioritize aspects of the knowledge management that needs to be improved.
Researchers used a methodology of General Knowledge Management Maturity Model (G-KMMM) as a model for measuring knowledge management maturity level. Researchers used a model consisting of five aspects of measurement, namely Culture, Strategy, Policy, Process, and Technology. G-KMMM consists of five maturity levels, theinitial, aware, defined, managed, and optimizing.
In this study, researchers attempted to answer the research questions that arise in the implementation of Knowledge Management at PT XYZ ie at what level of knowledge management maturity and recommendations that can be given to increase the maturity level.
Based on the measurement results, aspect of Culture has reached maturity level 3, Strategy aspect on maturity level 3, Policy aspect on maturity level 2, Process aspect on maturity level 2 and Technology aspect on maturity level 3. Recommended strategies are proposed as indicators that need to be improved to increase the maturity level of knowledge management at PT XYZ.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Sujana Saputra
"Menjaga kinerja layanan adalah kewajiban dari organisasi yang bergerak di bidang pelayanan. Penurunan kinerja layanan dapat berdampak pada penurunan tingkat kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Banyaknya gangguan yang terjadi serta lamanya waktu penanganan gangguan mengakibatkan penurunan tingkat ketersediaan layanan (availability) dan pencapaian target waktu penanganan gangguan (MTTR achievement). Sebagai organisasi penyedia layanan jaringan, kinerja layanan kepada pelanggan dipengaruhi oleh pengelolaan proses-proses TI yang ada di organisasi.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengelolaan proses-proses TI di organisasi diperlukan pengukuran tingkat kapabilitas. COBIT 5 adalah kerangka kerja yang digunakan sebagai kerangka acuan untuk mengukur tingkat kapabilitas proses-proses TI dan dikombinasikan dengan kerangka kerja ITIL V3 2011 untuk membantu pemilihan proses-proses yang akan diukur tingkat kapabilitasnya.
Metodologi dalam penelitian ini dimulai dari identifikasi permasalahan di organisasi, kemudian menentukan service lifecycle ITIL V3 2011 yang terkait dengan permasalahan dan melakukan pemetaan proses-proses pada service lifecycle ITIL V3 2011 tersebut dengan proses-proses pada COBIT 5.
Dari hasil pemetaan diperoleh proses-proses COBIT 5 yang kemudian diseleksi kembali berdasarkan relevansi dengan permasalahan sehingga didapatkan proses-proses TI yang akan diukur tingkat kapabilitasnya. Dengan menetapkan target tingkat kapabilitas, kemudian dilakukan gap analysis dan prioritisasi perbaikan proses. Selanjutnya menentukan KPI (Key Performace Indicator) dan rekomendasi aktivitas setiap proses TI.
Berdasarkan pengukuran tingkat kapabilitas proses menggunakan PAM (Process Assessment Model) didapatkan hasil bahwa tingkat kapabilitas proses-proses TI berada pada level 1 (performed) dan level 2 (managed). Untuk memperbaiki tingkat kapabilitas proses-proses TI tersebut, COBIT 5 telah memberikan panduan berupa rekomendasi aktivitas untuk setiap proses TI.

Maintaining the service performance is one of the obligation of the service company. Decreasing of service performance can impact on customer satisfaction and trust. Number and duration of problems cause decreasing levels of service availability and MTTR achievement. As a network service provider, the service performance to customers was affected by IT governance in the organization.
To determine the extent of the IT governance in the organization, assessment of capability level is required. COBIT 5 is a framework that used for assessing IT processes capability level and combined with the ITIL V3 2011 framework.
The methodology of this research is begin from the identification of problems in the organization, determine the ITIL V3 2011 service lifecycle related to the problems and mapping of processes in ITIL V3 2011 service lifecycle with processes in COBIT 5.
The result of mapping obtained IT processes of COBIT 5 and then these processes were selected based on relevance to the organization problems and assessed its process capability level. By define a target of process capability level, then gap analysis and prioritizing of processes improvement was performed. Furthermore determine KPI (Key Performace Indicators) and recommendation of activities of each IT process.
Based on assessment of process capability using PAM (Process Assessment Model) showed that the capability level of IT processes in the organization is level 1 (performed) and level 2 (managed). To improve it, COBIT 5 has provided guidance of recommendations for each IT process activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>