Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifky Ramadhan Amin
"Meski tergolong sebagai market leader dan menjadi top of mind untuk sektor makanan kucing di Indonesia, Whiskas masih sering mengalami kegagalan dalam mempertahankan loyalitas pasarnya. Kualitas yang monoton serta kurangnya nilai lebih yang terkandung baik dalam produk maupun strategi komunikasi Whiskas membuat pasar cenderung mudah berpindah ke produk lain.
Dengan industri yang masih terbuka lebar bagi produk lama maupun baru dengan menyediakan kesempatan yang sama besar, Whiskas akan terus kehilangan pasarnya apabila tidak menawarkan sesuatu yang baru, yang dapat mempertahankan loyalitas pasar. Untuk itu, Whiskas harus membangun sebuah nilai baru bagi keseluruhan brandingnya, agar masyarakat secara luas dapat melihat Whiskas sebagai sebuah produk makanan kucing yang akan selalu dibutuhkan dan tak akan bisa dipisahkan dari kucing dan pemiliknya.
Tujuan pemasaran dari program ini adalah untuk memicu trial sehingga memperluas pasar (grow the market) sebesar 15% dalam masa campaign satu tahun, dengan terlebih dahulu mencapai tujuan komunikasi berupa peningkatan awareness sebesar 10%.
Biaya yang akan dikeluarkan untuk keseluruhan program pemasaran ini selama satu tahun adalah sebesar Rp 6.760.738.479. Kegiatan evaluasi dan monitoring juga akan dilakukan untuk mengukur efektifitas serta seberapa besar dampak diadakannya program pemasaran ini bagi Whiskas.

Although considered as the market leader and being on top of target‟s mind for cat food sector in Indonesia, Whiskas remained facing failure in maintaining the loyalty of their market. The monotone quality and the lack of added values on both their products and their communication strategies caused the tendency of their target to switching to other brands.
With the industry where chances open wide for everybody including the old and new players, Whiskas can possibly keep losing market if they don‟t offer something new, which can keep their market loyal. Therefore, Whiskas needs to develop a new value for their overall branding in order to make the general target see Whiskas as one cat food product that will always be needed and cannot be separated from cats and their owners.
The marketing objective for this marketing program is to induce trial and grow the market for at least 15% in one year campaign period, by at first achieving the communication objective of awareness increase by 10%.
The amount of budget spent for the whole marketing program for one year is Rp 6.760.738.479. Evaluation and monitoring activities will also be held to measure effectiveness as well as how impactful this marketing program is, to Whiskas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54194
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Arfiana
"Pertama kali diluncurkan pada tahun 2012, Bintang Toedjoe Masuk Angin mengalami banyak tantangan dan hambatan dalam strategi penjualannya. Sebagai pendatang baru dalam kategori jamu herbal kemasan, Bintang Toedjoe Masuk Angin memiliki pesaing yang sudah begitu kuat dalam kategori ini. Tantangan terbesar adalah untuk setidaknya bersaing dengan kompetitor yang ada dan masuk sebagai tiga besar produk jamu kemasan herbal di Indonesia. Masalah terbesar yang dialami Bintang Toedjoe Masuk Angin dari segi komunikasinya adalah bahwa pada kampanye-kampanye komunikasi sebelumnya, strategi komunikasi Bintang Toedjoe Masuk Angin tidak terlalu berbeda dengan para pesaingnya dan cenderung menjatuhkan kompetitor. Padahal, banyak keuntungan yang dimiliki Bintang Toedjoe Masuk Angin yang membedakannya dari kompetitor.
Dengan menganalisa berbagai situasi yang ada, terciptalah strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dianggap cukup baik mengatasi permasalahan yang dimiliki Bintang Toedjoe Masuk Angin. Dengan tujuan pemasaran yaitu menaikkan sales sebesar 3% dalam jangka waktu satu tahun masa kampanye, dan tujuan komunikasi adalah menjadikan Bintang Toedjoe Masuk Angin sebagai produk preference dalam kateogori jamu herbal kemasan, berbagai strategi komunikasi dengan kombinasi marketing tools yang digunakan diharapkan akan tercapai. Adapun biaya kampanye komunikasi pemasaran terpadu ini selama setahun adalah Rp21,585,643,080. Evaluasi dan monitoring pun dilakukan guna mengawasi jalannya kampanye yang tetap efektif dan efisien.

Firstly launched in 2012, Bintang Toedjoe Masuk Angin has experienced many troubles and obstacles from its selling strategy. As a new comer in product category of herbal medicine in a package, Bintang Toedjoe Masuk Angin has some great competitors already existed in Indonesia. The biggest challenge for Bintang Toedjoe Masuk Angin is to at least compete with those competitors existed and listed as the top 3 best products in the category. Biggest problem that Bintang Toedjoe Masuk Angin had from its communication strategy is that Bintang Toedjoe Masuk Angin has never been stands out from its competitors because it follows the stream. It makes Bintang Toedjoe Masuk Angin undifferentiated. Bintang Toedjoe Masuk Angin however has some great potential that can be highlighted that makes it different from its competitors.
By analizing all the situation analysis existed, the best communication strategy has been made to solve Bintang Toedjoe Masuk Angin problems. With marketing objective is to increase sales by 3% in one year period of time, and makes Bintang Toedjoe Masuk Angin become a product preference in the category as the communication objective, all communication strategy that has been made hopefully will run effectively and efficiently by combining some of the marketing tools. Total budget expensed for one year campaign strategy is Rp21,585,643,080. Evaluation and monitoring has been made and settled to watch over the campaign to run effectively and efficiently.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Bayu
"Popcorn Factory adalah produk makanan ringan berbentuk popcorn yang diluncurkan pada Maret 2012. Popcorn Factory merupakan produk gourmet popcorn dalam kemasan siap makan pertama di Indonesia. Namun, Popcorn Factory masuk ke pasar Indonesia tanpa momen peluncuran produk. Hal ini menyebabkan Popcorn Factory belum diketahui secara luas dan tidak memiliki positioning produk yang kuat di mata konsumennya.
Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai program perencanaan komunikasi pemasaran terpadu Popcorn Factory untuk menciptakan momen peluncuran Popcorn Factory dengan tujuan meningkatkan brand awareness dan membentuk positioning produk yang kuat di benak khalayak. Program kampanye ini akan menghabiskan dana sebesar Rp 328.551.300,00 selama satu tahun periode kampanye.

Popcorn Factory is a kind of snack in popcorn form launched on March 2012, and also the first gourmet popcorn product with ready to eat-packaging in Indonesia. Nevertheless, Popcorn Factory has come into Indonesian market without launching moment. Because of it, Popcorn Factory has low brand awareness and has not strong brand positioning in the mind of consumers.
This final assignment is about working on Integrated Marketing Communication for Popcorn Factory to create its launching moment with the objective to increase brand awareness and create strong product positioning on consumers’ mind. This campaign program would cost Rp 328.551.300,00 during one year of campaign period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diyang Renantia
"Perkembangan status dan peranan wanita dari waktu ke waktu menimbulkan munculnya kaum wanita modern yang memiliki karakteristik khas. Kaum ini tidak rela menjadi kaum inferior dan selalu menginginkan segala yang terbaik bagi dirinya. Pada tahun 2007, V Class datang sebagai merek pembalut wanita dengan segmentasi target market yang terfokus pada kaum wanita ini. Namun, dikarenakan kurangnya ikatan emosional antara target market dan merek produk, tingkat kesadaran khalayak akan produk V Class masih sangat rendah.
Maka dicanangkan lah sebuah program komunikasi pemasaran terpadu V Class, dengan ide "Absorb Your Vlaws". Ide kampanye ini menyentuh sisi emosional target market yang selalu ingin menjadi versi terbaik dari dirinya, dan dibutuhkan kesadaran akan kekurangan diri sendiri untuk mencapainya. Kampanye ini terdiri dari 4 tahapan yaitu teaser, launch, selling activation, dan sustaining dengan keseluruhan biaya kampanye sebesar Rp 12.961.538.013,- yang dilaksanakan selama 6 bulan, periode Oktober 2013 hingga Maret 2014.

The rise of womanhood and its role has created a group of modern women who has such a unique characteristic. These women decline to be the inferior ones, and only want the best things for themselves. In 2007, V Class came as a new sanitary napkins brand, which focusing on this group of women as their target. But since there are no emotional bond between target and the brand itself throughout their past campaign, the level of brand awareness is still so low.
So, this fully-integrated communication marketing plan was made. With the idea "Absorb Your Vlaws", this campaign touch the emotional side of these women particularly who always want to be the best version of themselves. In order to achieve it, it's needed to find out their flaws so that they can work on it. This campaign will be divided into 4 phases; teaser, launch, selling activation and sustaining, with an overall campaign costs amounted to Rp 12.961.538.013,-, as the campaign period starts on October 2013 until March 2014.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fierda Amalia
"Semenjak awal kemunculannya di tahun 2011, Downy mampu melakukan ekspansi pasar dan berkompetisi dengan Molto, produk pelembut pakaian yang telah beredar di pasar terlebih dahulu dan menjadi top of mind brand. Penulis melihat adanya kesempatan untuk Downy untuk terus melakukan ekspansi pasar Hal ini dikarenakan oleh tingginya tingkat pertumbuhan produk consumer good dan kondisi persaingan pasar pelembut pakaian yang tidak ramai. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah pun juga tidak kalah penting dalam ekspansi produk Downy. Downy di-positioning-kan sebagai produk pelembut pakaian dengan wangi parfum kelas dunia. Hal ini menjawab keinginan masyarakat kelas menengah yang menginginkan produk yang dikonsumsinya terlihat premium Dengan tujuan pemasaran, yakni meningkatkan sales sebesar 5% dengan trial intention, maka tujuan komunikasi yang harus dicapai, yakni menjadikan Downy sebagai brand preference. Adapun biaya kampanye komunikasi pemasaran terpadu ini selama setahun adalah sebesar Rp17.333.771.678,-. Evaluasi dan pengawasan juga akan dilakukan untuk melihat dampak dan efektivitas dari pelaksanaan kampanye ini.

Since Downy was released in 2011, Downy could do market expansion and compete with Molto, a fabric softener product that has been formerly available and become the top of mind brand. We see there’s an opportunity for Downy to expand the market continuously. This is due to the high-growing consumer goods product and fabric softener market competition that haven’t been heavy yet. The growth of the middle class is also important for the Downy market expansion. Downy has a positioning as a fabric softener product with smells like world class perfume. This is as answer for the needs of middle class who wants every product they use seems premium. With the marketing objective, which to increase 5% sales with trial intention, so the communication objective that have to reach is to make Downy as a brand preference. The cost of this integrated marketing communications campaigns for a year is Rp Rp17.333.771.678,-. Evaluation and monitoring will also be conducted to see the impact and effectiveness of the implementation of this campaign."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54172
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggrya Mahardithaningtyas
"Setelah kurang lebih 6 bulan masuknya pomade Layrite ke Indonesia, kurangnya ketertarikan (interest) masyarakat terhadap pomade Layrite adalah permasalahan yang dihadapi pomade Layrite. Walaupun begitu, tingkat kesadaran masyarakat akan pomade Layrite termasuk tinggi. Dilihat dari animo masyarakat Indonesia terhadap pomade, terlihat dari model rambut model klimis yang kembali menjadi tren serta didukung pula dengan pasar hair care untuk laki-laki di daerah Asia Pasifik di prediksikan akan tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut memberikan peluang bagi Layrite di pasar hair care Indonesia.
Kondisi pasar persaingan minyak rambut di Indonesia, pomade Layrite masih merupakan pemain baru dalam pasar pomade Indonesia dengan positioningnya sebagai pomade berbahan dasar air. Positioning tersebut lalu dapat diolah menjadi sebuah perencanaan komunikasi pemasaran terpadu bagi pomade Layrite.
Tujuan pemasaran yang ingin dicapai oleh Layrite yaitu untuk meningkatkan market sharenya sebesar 10% dari market sharenya yang terdahulu, serta tujuan komunikasinya yaitu meningkatkan ketketertarikan target audiens serta menjadikan pomade Layrite sebagai preference utama para target audiens dalam membeli pomade. Kampanye pomade Layrite yang berlangsung dari bulan Januari 2014 sampai dengan Juni 2014 ini memiliki total biaya kampanye sebesar Rp Rp 430.041.000 selama 6 bulan masa kampanye.

Arrived in Indonesia in approximately 6 months ago, Layrite pomade is still lack of public's interest, even though public especially the target audience already aware with the presence of Layrite pomade in pomade market nowadays, but the problem is they have no interest in choosing Layrite as their pomade preference. However, Indonesia is one of the potential market for men's hair care products, especially there's a prediction that said men's hair care market will be big in Asia Pacific region these upcoming years.
Layrite has a quite competitive pomade market in Indonesia, because Layrite is relatively new in Indonesia's pomade market, so there are plenty of old players for this market. However, Layrite has a pretty unique positioning in pomade market, Layrite is a water based pomade. So by that positioning, and also the data of current market situation, Layrite pomade can have a variety of references to create an integration marketing communication plan.
Layrite's marketing objective is to rise the market share by 10% from it's current amount. To achieve that marketing objective, there is Layrite's communication objective to increase the target audience's interest for Layrite and make Layrite as the target audience's top preference of buying pomade. The cost of this January 2014 to June 2014's integrated marketing communication campaign is Rp 430.041.000.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54170
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Chiquita Carolyne
"Pop Mie yang diproduksi oleh PT Indofood hendak melakukan pengenalan kembali terhadap produk terbarunya dengan kemasan dan komposisi terbaru serta isi yang lebih banyak. Pengenalan kembali Pop Mie ini terkait dengan kehadiran kompetitor yang kuat yaitu Mie Sedap Cupdate dengan menargetkan produknya ke target market Pop Mie. Selain itu, Mie Sedap Cupdate yang diproduksi oleh PT Wingsfood dahulu pernah berhasil menggempur PT Indofood yang memproduksi Indomie sebagai pemimpin pasar segmen mie instan di Indonesia dan meraih 20% target market Indomie. Oleh karena itu, direncanakanlah program kampanye komunikasi pemasaran terpadu untuk pengenalan kembali Pop Mie dengan tujuan untuk mempertahankan posisi Pop Mie sebagai pemimpin pasar untuk segmen mie dalam cup. Dengan mempertimbangkan preferensi dan media yang mempengaruhi target audience dalam memilih sebuah merk mie dalam cup, maka disusunlah sebuah program kampanye komunikasi pemasaran terpadu dengan menggunakan media TV, word-of-mouth, dan sampling.

Pop Mie produced by PT Indofood is about to do a re-launching of the new product with the newest packaging and composition of the contents, and bigger size. Re-launch Pop Mie is associated with the presence of heavy competitors, Mie Sedaap Cupdate, whom targeting their products to the same target market of Pop Mie. In addition, Wingsfood who produce Mie Sedaap Cupdate had once managed to demolish PT Indofood which produces Indomie, instant noodle market leader in Indonesia, and grab 20% Indomie’s target. Therefore, the program is planned integrated marketing communication campaign for the re-launch of Pop Mie with the aim to maintain the Pop Mie position as the market leader in the segment for cup noodles. By considering the consumer preferences and media that influence the target audience in choosing a brand of cup noodles, then a program of integrated marketing communications campaign using TV media, word-of-mouth, and sampling is drafted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54178
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ayuningtyas
"ABSTRAK
Sejak tahun 1956, SilverQueen telah merambah pasar panganan cokelat di Indonesia. Brand lokal ini secara rutin meluncurkan inovasi-inovasi pada produknya dan melahirkan varian-varian baru. Ekuitas brand-nya dapat dibilang cukup tinggi pada target khalayaknya. Sebagaimana berkompetisi dalam pasar yang dinamis dan persaingan yang ketat, SilverQueen membutuhkan perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang sesuai sehingga dapat mempertahankan posisinya sebagai market leader.
Berdasarkan data pasar, diperoleh fakta bahwa SilverQueen telah mencapai tingkat awareness. Namun, belum berhasil memenangkan preferensi target khalayak. SilverQueen yang baru saja meluncurkan website sebagai media pemasaran online juga bermaksud menciptakan awareness terhadap brand pada dunia maya.
Solusi dari permasalahan ini adalah melalui serangkaian kampanye SilverQueen yang mengusung tema besar ?SilverQueen Let‟s Santai?. Ide besar tersebut lahir dari insight bahwa SilverQueen merupakan mood booster bagi target khalayak. Identitas ?Santai Belum Lengkap Tanpa SilverQueen‟ yang kuat kemudian diangkat sebagai tagline dari kampanye. Kampanye ini memiliki tujuan, antara lain: (1) menciptakan awareness terhadap website, (2) menciptakan liking dan preference target khalayak terhadap brand SilverQueen, dan (3) menciptakan buying intention yang terus-menerus.
Kampanye akan berlangsung dalam 3 tahap dengan keseluruhan biaya kampanye sebesar Rp 22.900.821.064,- selama satu tahun.

ABSTRACT
Since 1956, SilverQueen has been adjusting its position in Indonesia confectionery market. This local brand routinely develops inovations to its products and launches new variants. The brand equity is high among its target audience. As a competing brand in dynamic market, SilverQueen needs an integrated marketing communication strategy planning to be able to maintain its position as a market leader.
According to the collected data, SilverQueen has successfully reached awareness level. But the brand has not reached preference level of the target audience. Plus, SilverQueen has just launched its new website as an online marketing tool of which awareness needs to be built.
The solution of these problems is a fully-integrated SilverQueen marketing communication campaign which brings up ?SilverQueen Let‟s Santai‟ as its big theme. The big idea comes from the insight that SilverQueen is considered to be a mood booster for its target audience. The brand identity of ?Santai Belum Lengkap Tanpa SilverQueen‟ has created a strong position among consumers, that it is used as the campaign‟s tagline. The purposes of this campaign are: (1) creating awareness towards the website, (2) reaching liking level and preference level of target audience, and (3) creating sustainable buying intentions.
The campaign will be divided into 3 phases with an overall campaign costs amounted to Rp 22.900.821.064,- for a year."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Triani
"Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai perencanaan program komunikasi pemasaran terpadu Hemorogard 2012 . Pada Program ini terdapat beberapa masalah dalam mencapai rencana pemasaran diantaranya brand awareness di mata masyarakat sangat rendah bahkan belum ada mengenai produk Hemorogard.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Penulis menggunakan sebuah program yaitu strategi Intergrated Marketing Communication (IMC) dengan memadukan beberapa elemen promosi seperti : Periklanan, Hubungan Masyarakat, Event, dan lainnya. Rencana program ini mulai berjalan dari Januari-Juni 2012 dengan biaya anggaran sebesar Rp 4,538,328,734.

Final paper discusses the task of Planning an Integrated Marketing Communications Program Hemorogard 2012. In this program there are several problems in achieving the marketing plan including brand awareness in the public is very low even yet exist regarding Hemorogard products.
To resolve this problem, the author uses a program that is strategy of Integrated Marketing Communications (IMC) by combining several promotional elements such as : Advertising, Public Relations, Event and others. The program starts running from January to June 2012 at budget cost Rp 4,538,328,734.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farikha Azizia
"Sebagai sebuah snack dengan pasar anak-anak, Taro sudah sangat dikenal di kalangan anak-anak dan juga anggota masyarakat lainnya. Hanya saja, dengan makin berkembang dan ramainya pasar snack di Indonesia, perlu dikembangkan sebuah strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dapat membuat snack Taro tetap menjadi pilihan snack dan menunjukkan peningkatan penjualan yang signifikan.
Namun kemudian ditemukan permasalahan di mana dalam aktivitas jajan anak-anak, masih bergantung kepada orang tuanya. Sehingga diperlukan sebuah strategi yang dapat mendekati anak-anak sebagai target pasar snack Taro dan juga orang tuanya untuk dapat menjadikan Taro sebagai snack keluarga mereka.
Proposal perencanaan program komunikasi pemasaran terpadu "Petualangan Keluarga Taro" ini dibuat dalam rangka mencapai tujuan tersebut, dengan insight baru bahwa dibutuhkan sebuah bonding time antara anak dengan orang tuanya.
Total biaya dari program ini adalah sebesar Rp 16,896,700,000.

As a snack for kids market, Taro was very well known among children as well as other society members. But, with growing snack industry in Indonesia, snack players also growing which create competitive situation for Taro. So, it is necessary to create an integrated marketing communication program to win the competition and raise the sales.
Later, we found problem that kids' snacking activity is still dependant to his/her parents. So, we need a communication strategy that can approach not only children as Taro's target market, but also their parents. So, Taro snack can be a family snack for them.
This "Taro Family Adventure" program proposal was made in order to achieve the objective, with new insight that as a family, children and parents need more bonding time together.
The total cost of this program is Rp 16,896,700,000."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>