Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118779 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Siti Khaero Sofia
"Bagian Satu
Analisis Situasi
Saat ini, sudah banyak program acara wisata di televisi, namun, di radio belum banyak. Maka dari itu, memberikan informasi tentang tempat wisata yang menarik kepada khalayak radio adalah cara untuk menyadarkan masyarakat terhadap kekayaan alam Indonesia. Dengan membuat sebuah program yang mengulas tempat indah di Indonesia yang bisa dikunjungi untuk wisata, akan menarik masyarakat untuk mencintai kekayaan alam Indonesia.
Berdasarkan hasil riset kepada 100 pendengar Mustang FM, dapat disimpulkan seluruh responden memiliki minat dengan dunia pariwisata dan membutuhkan informasi tentang akomodasi wisata sampai tips menarik dalam melakukan perjalanan wisata. Mereka menyambut positif rencana Mustang FM untuk membuat program radio semacam ini. Informasi ini mereka perlukan karena mayoritas responden menyatakan berencana melakukan perjalanan wisata untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas.
Bagian Dua
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe
Manfaat bagi khalayak:
Mendapatkan informasi tentang wisata, mulai dari akomodasi, harga perjalanan, cara untuk ke destinasi, sampai tips yang dibutuhkan untuk jalanjalan efektif.
Tujuan sosial:
Memenuhi kebutuhan pendengar tentang destinasi wisata di Indonesia yang bisa dikunjungi.
Tujuan ekonomi:
Mendapatkan pengiklan yang banyak, terutama pada bidang pariwisata, misalnya perusahaan travel atau iklan pariwisata dari kementrian pariwisata.
Bagian Tiga
Prototipe yang Dikembangkan
Prototipe yang dikembangkan adalah program radio wisata berbentuk sequences dengan segmentasi anak muda Jakarta dengan status sosial ekonomi AB. Rencananya, program bernama "Eksonesia" (Eksotik Indonesia) ini akan disiarkan di Mustang FM setiap Jumat, pukul 16.00 - 18.00 WIB. Acara ini berdurasi dua jam dengan pembagian dua sesi, Di setiap episode “Eksonesia” membahas berbagai tujuan wisata yang berbeda-beda. Di sesi pertama akan membahas destinasi wisata yang menarik dari kota yang sedang dibahas. Pada sesi kedua akan membahas destinasi wisata yang menarik dari kota yang sedang dibahas.
Bagian Empat
Evaluasi
Pre-test dilakukan dengan menggunakan metode FGD dan mengambil peserta sebanyak 30 orang. FGD akan dilaksanakan dua minggu sebelum hari pertama siaran perdana. Instrumen media pre-test berupa panduan FGD. Sedangkan evalusi dikelompokan menjadi dua, yaitu: evaluasi produksi dan kualitas program serta evaluasi khalayak; dan evaluasi biaya. Evaluasi khalayak dan evaluasi produksi dan kualitas program akan dilakukan secara bersamaan. Untuk melakukan dua evaluasi tersebut harus melakukan sebuah metode. Metode yang dimaksud adalah telesurvei kepada pendengar. Survei juga dilakukan melalui website Mustang FM atau email respon dari pendengar. Evaluasi dengan telesurvei yang diadakan pada empat episode pertama (satu bulan). Sedangkan evaluasi dengan memantau respon yang masuk, baik melalui email maupun Twitter dilakukan secara terus-menerus. Evaluasi biaya dilakukan setiap bulan dengan dengan membandingkan biaya produksi program, dan pendapatan program.
Bagian Lima
Anggaran
Anggaran pembuatan program per episode: Rp 2.640.000
Total biaya produksi program selama tiga bulan (13 episode): Rp 34.320.000
Anggaran Pre Test: Rp 1.825.000
Anggaran Evaluasi: Rp 1.800.000

First Section
Situation Analysis
Nowadays, many traveler programs on television, however, it's just a few on the radio. Therefore, provide information about tourist destination in the radio is a way to make people aware about Indonesia. By creating a program to review the beautiful places in Indonesia that can be visited for tours, it will make people love the nature of Indonesia.
Based on the research results to the 100 Mustang FM's listeners, it can be concluded that all respondents have an interest about tourism and need information about tourist accommodation, and tips how to make a travel. They responded positively to this travel programs plan. They need this information to make a travel planning for eliminate boredom of routine.
Second Section
Benefits and Prototype Development Goals
Benefits to the audience: Get the information about traveler, from accommodation, the price of the trip, how to go to the destination, until the tips needed to be an effective travel.
Social objectives: Suit of listeners about tourist destinations that can be visited in Indonesia.
Economic objectives: Get a many advertisers, especially in the field of tourism, for example, a travel company or advertising of tourism from the tourism ministry.
Third Section
Prototype Developed
The prototype developed is shaped travel radio program sequences, with young children Jakarta segmentation, with AB socioeconomic status. In the idea, the program called "Eksonesia" (Eksotik Indonesia) will be broadcast in Mustang FM every Friday at 16:00 to 18:00 pm. This event lasted two hours with the division of the two sessions. In each episode of "Eksonesia" discusses many various tourist destinations. In the first session, this programs will discuss the interesting tourist destinations of the city. The second session will discuss the interesting tourist destinations of the city.
Fourth Section
Evaluation
The pre-test was conducted by using FGD and take as many as 30 participants. FGDs will be held in two weeks before the first day of premiere broadcast. Instruments such as the pre-test media is a FGD guide. While, the evaluation grouped into two, namely: production and program quality evaluation, audience evaluation, and costs evaluation.
Audiences evaluation and production and program quality evaluation will be carried out simultaneously. To perform this two evaluations, it use listener’s tele-survey method. The survey will also conducted with the response of listeners in the website or email of the Mustang FM. Evaluation with telesurvey will held on the fourth episodes (first month). While evaluation will be held continuously by monitoring responses received, either via email or Twitter. Cost evaluation will be held a monthly by comparing the cost of program production, and program income.
Fifth Section
Budget
Programming budget per episode: Rp 2,640,000
Total cost of production of the program for three months (13 episodes): Rp 34.320.000
Pre Test Budget: Rp 1.825.000
Evaluation Budget: Rp 1.800.000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54272
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Ayu Hendrawathy Putri
"RRI sebagai salah satu unit pelayanan teknis pemerintah di bidang jasa penyiaran, sejalan dengan tingkat
perkembangan dan kemajuan pelayanan, perlu memiliki landasan kerja guna meningkatkan dan menjamin
mutu pelayanan jasa penyiarannya.
Public Relations yang merangkap bagian divisi Pemasaran dan Pembangunan Usaha secara struktural berada di bawah pimpinan perusahaan. Pada bagian divisi Pemasaran dan Pembangunan Usaha hanya terdiri dari sepuluh orang dan semuanya berperan penting menjadi seorang PR yang mampu mempromosikan RRI. PR diberi wewenang untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya khususnya dalam menjalin hubungan dengan pemasang iklan agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk memasangkan iklan khususnya bagi masyarakat pendengar. Team kerja PR dituntut untuk berkreativitas
dalam mempromosikan dan memasangkan produk perusahaan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dengan cara demikian PR dapat terlaksana dengan baik dan lancar sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Kegiatan PR juga berupaya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara badan usaha atau organisasi
dengan publiknya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian pemasang iklan untuk memasangkan iklannya,
usaha untuk menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga timbul opini publik yang menguntungkan
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sikap yang simpatik, ramah dan sopan yang menunjukkan perhatian
terhadap publik akan menciptakan suatu kerja sama yang baik antara Public Relations dengan para pemasang
iklan sehingga dapat menghasilkan kerja sama yang profesional."
[Place of publication not identified]: Jurnal Kajian Komunikasi, 2015
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dera Annisa
"Konteks sebagai hal-hal yang membangun wacana menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah komunikasi, salah satunya komunikasi radio. Pemahaman konteks yang baik oleh peserta percakapan, dalam hal ini penyiar dan pendengar, membantu interaksi antarpeserta dapat berjalan dengan baik pula. Pemahaman unsur-unsur konteks, seperti latar (setting), peserta (participants), hasil (ends), amanat (act sequences), cara (key), sarana (instrument), norma (norms), dan jenis (genre) yang diakronim menjadi SPEAKING, membantu peserta percakapan untuk saling memahami dan memenuhi fungsi primer bahasa, sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.

As the element that built discourse, context is become the important factor in communication, for example radio communication. With a good understanding to context,two participants—announcer and listener—can establish a good interaction. The elements of context are setting, participant, result, act sequences, method, instrument, norm,and genre (SPEAKING) . Those elements help participant to understand each other and fulfill primary language function, as an instrument to communicate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garmiasih Arzyanti
"Era globalisasi yang melanda dunia dewasa ini, telah membawa berbagai pengaruh dan perubahan kepada lingkungan dunia usaha secara global. Dunia usaha tidak saja menjadi semakm kompetitif. namun juga batas-batas antara negara menjadi semakin menipis. Keadaan ini, menimbulkan suatu tanggung jawab baru yang mendorong perusahaan untuk secara konsisten mengadakan hubungan baik dengan pihak-pihak di luar perusahaan. Pada kondisi demikian, informasi dan komuuikasi menjadi sangat berperan dalam upayanya menunjukkan goockvill serta menjaga reputasi perusahaan.
Seraentara ini. era go public khususnya yang mulai Terjadi pada beberapa perusahaan milik negara di Indonesia, kian menempalkan informasi dan komunikasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan strategi perusahaan. Dampak terpenting yang dirasakan perusahaan yang telah melakukan go public adalah 'keterbukaan' dan hal ini merupakan suaru konsekueusi yang logis. Dengan adanya rencana perusahaan untuk go public, maka kegiatan pengelolaan dan penyebaran informasi dituntut untuk dapat lebih lerencana. terarah dan terkonsep, dengan memperhatikan faktor keragaman, kedalaman, ketepatan, kejujuran dan pembabaruan.
Konsekuensi ini pun, akan berlaku bagi PT.Garuda Indonesia yang tengah mempersiapkan did untuk mengikuti Badan Usaha Milik Negara lain yang telah terlebih dahulu melakukan go public. Bcrdasarkan adanya tuntutan tersebut, masalah keterbukaan informasi menjadi salah satu aspek yang perlu menjadi perbatian utama perusahaan, khususnya unit kerja yang terkait dengan masalah penyebaran informasi dan kegiatan menjaga nama balk perusahaan.
Pertanyaan mendasar yang kemudian muncul adalah apakah seluruh jajaran didalam organisasi perusahaan telah siap dalam menghadapi tuntutan tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pemahaman di selumh jajaran akan pentingnya data & informasi. tersedianya data yang lengkap dari masing-masing unit kerja, kemudahan akses dalam mendapatkan data & informasi diantara sesama unit kerja didalam perusahaan serta pemahaman akan peran kehumasan dan media massa merupakan masukan yang berharga bagi PT.Garuda Indonesia dalam hal persiapan menghadapi keterbukaan informasi. terutama untuk penyusunan program-program komunikasi guna mendapatkan kepercayaan masyarakat dan nama baik perusahaan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Laksitarukmi
"Industri Televisi di Indonesia mengalami `booming' pada awal `90-an seiring dengan dikeluarkannya ijin TV Swasta di Indonesia oleh Pemerintah. Perkembangan pesat ini diikuti dengan hadirnya suatu fenomena baru yakni kehadiran sinetron sebagai produk unggulan - program primadona stasiun TV. Disebut demikian karena sinetron memiliki tingkat kepemirsaan yang relatif tinggi. Tingkat kepemirsaan ini kemudian dikenal dengan istilah Rating.
Dengan Rating stasiun TV memasarkan sinetron kepada para pengiklan untuk mencetak profit perusahaan. Oleh sebab itu stasiun TV saling berkompetisi agar sinetron yang ditayangkan dapat mencetak angka rating yang lebih dari yang lainnya. Maka perlu diambil langkah yang strategis dalam mengkomunikasikan sinetron di pasar konsumennya yakni para pemirsa TV.
Bukti data menunjukkan bahwa setiap stasiun TV selalu memiliki paling tidak satu sinetron terunggul meskipun angka rating masing-masing sinetron di setiap stasiun TV berbeda. Perbedaan ini antara lain bisa disebabkan oleh perbedaan langkah dalam menyusun strategi. Oleh sebab itu penelitian ini berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai aktifitas komunikasi pemasaran sinetron yang dijalankan oleh stasiun TV swasta yang ada di Indonesia saat ini: RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan INDOSIAR.
Dengan metode penelitian dekriptif analitis dan dengan menggunakan kerangka analisis strategi komunikasi pemasaran yang bertumpu pada Bauran Pemasaran (4P) maka didapat kesimpulan bahwa strategi komunikasi pemasaran sinetron disetiap stasiun TV swasta tersebut pada dasarnya cenderung di pengaruhi oleh pertimbangan akan Kreatif Produk yang ingin dibangun untuk kepuasan pemirsa. Kemudian juga dipengaruhi oleh Positioning yang diinginkan oleh setiap stasiun TV. Dengan demikian maka terdapat perbedaan strategi dalam mengkomunikasikan sinetron di pasar konsumennya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan komunikasi pemasaran sinteron. Namun hal yang terpenting adalah senantiasa menciptakan inovasi pada produk sehingga langkah aktifitas pemasaran yang dijalankan menjadi lebih beragam. Dengan demikian maka kompetisi yang berjalan akan lebih mengarah pada upaya perbaikan mutu sinetron sebagai produk maupun perbaikan dalam menyusun langkah-langkah pemasaran yang berbobot."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T4071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurudin
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005
302.2 NUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurudin
Jakarta: RajaGrafindo, 2007
302.2 NUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: direktorat jendral informasi dan komunikasi publik kementerian komunikasi dan informasi, 2016
384 KOM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dirgantara Reksa Ginanjar
"Jurnal ini membahas bagaimana komunikasi antar budaya terjadi dalam menerjemahkan sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah asing. Dengan mempelajari Yayasan Lontar, penulis mencoba melihat bagaimana para penerjemah asing yang dimiliki Yayasan Lontar dapat menerjemahkan sebuah karya sastra tanpa hanya menerjemahkan secara harfiah, tapi juga menerjemahkan tanpa menghilangkan konteks sosial-politik-budaya yang melekat pada sebuah karya tersebut sebagai bentuk komunikasi budaya yang terjadi.

This article will explain will explain how intercultural communication occurs on the process of translating Indonesian literature into English. With Yayasan Lontar as a study-case subject, the writer wants to see how the foreign translator working for Yayasan Lontar could translate the literature not only words by words or sentence to sentence but also to translate it without losing the meaning of social-politics-culture that emerged in the literature as the process of intercultural communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"
Tulisan ini membahas tentang kemunculan teknologi 4G-LTE di Indonesia dan tantangan konvergensi mediadi Indonesia, dimana pada saat ini teknologi 4G-LTE mulai diterapkan di Indonesia, khususnya kawasanJabodetabek sejak 2013 yang lalu. Kecepatan bandwith koneksi Internet dengan menggunakan teknologi4G-LTE yang konon mampu mencapai 10 kali lipat kecepatan akses 3G mendorong penerapan konvergensimedia di Indonesia. Kemunculan teknologi 4G-LTE membuka kesempatan luas bagi munculnya media-mediabaru di Indonesia dan memberikan tantangan untuk melakukan konvergensi media yang telah ada. Khalayakcukup memiliki satu perangkat dengan teknologi 4G-LTE untuk mengakses semua bentuk komunikasinirkabel dan semua bentuk media massa yang ada saat ini. Tipe penelitian menggunakan interpretatif kualitatif.Fokus penelitian ini adalah analisis isi pada pemberitaan mengenai penerapan teknologi 4G LTE diIndonesia dan konvergensi media dalam kurun waktu satu tahun terakhir (November 2013 – Oktober 2014)pada media online Kompas Tekno. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi denganparadigma atau pendekatan konstruksionis. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis wacana modelKrippendorff yang mencoba mengungkapkan nilai-nilai (values) yang berkembang dalam pemikiran pembuatteks untuk memberikan informasi atau wawasan tentang sesuatu hal yang prinsipil yang disampaikansecara tidak langsung."
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>