Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kabul Indrawan
"Studi ini bertujuan untuk meneliti persaingan usaha dalam industri televisi swasta nasional, serta menginvestigasi pengaruh konsentrasi kepemilikan serta karakteristik industri televisi terhadap harga iklan dan pendapatan iklan pada industri televisi swasta nasional tidak berbayar.
Penelitian ini menggunakan metode SCP dan persamaan simultan, menemukan bahwa struktur pasar Industri televisi swasta nasional bercorak Oligopoli ketat serta faktor teknologi memiliki dan jumlah pemirsa mempengaruhi keuntungan dan harga iklan sebuah industri siaran televisi swasta nasional.

This study aims to examine competition in the national private television industry, as well as to investigate the effect of concentration of ownership and industrial characteristics on the price of television advertising and advertising revenues at the national private television industry free to air.
This study uses SCP and simultaneous equations finds that the market structure of the industry national private television patterned tight oligopoly and technological factors affecting the audience has and the amount of profit and price advertising a national private television broadcasting industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermin Indah Wahyuni
Yogyakarta: Media Presindo, 2000
384.55 HER t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Taftazani
"Kebijakan Direktif Television Without Frontiers merupakan fondasi kebijakan audiovisual Komunitas Eropa, terkait skema subsidi, distribusi produk, dan perlindungan terhadap anak di bawah umur. Globalisasi telah mengubah arah dan visi kebijakan sektoral. Sisi lain, dinamika politik dan budaya muncul pada tingkat Negara Nasional, terkait tahap implementasi kebijakan tersebut. Upaya perlindungan terhadap sektor pertelevisian kemudian dilakukan oleh pemerintah Prancis, dengan mengatur tatapenyiaran dan kuota acara televisi. Hal ini merepresentasikan peran Negara dalam perlindungan konten kultural terhadap kebijakan pada tingkat supranasional. Sebagai hasilnya, konsep ruang publik dalam pertelevisian berubah, terkait fungsinya dalam konteks globalisasi dan sebagai salah satu pilihan kebijakan Komunitas Eropa yang berdimensi sistem ekonomi neoliberalisme.

Television Without Frontiers Directive is a cornerstone of the European Community audiovisual policy, related to the subsidy schemes, the European product distribution, the advertising and the protection of minors. Globalization and the development of satellite had altered the direction and vision of the European Community sectoral policies. Inversely, political and cultural dynamics occurred at the National level, related to the implementation of the Directive. Efforts to protect television sector were carried out by the French government by setting up rules of broadcasting. It represents the government's role in the protection of cultural content or cultural exception vis à vis policy imposed by the European Community. As a result, the concept of public space in European television had shifted, related to its functions in the context of globalization and as policy choices of a neoliberalism dimension."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T31610
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Collins, Richard
London: Unwin Hyman, 1990
384.55 COL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kitley, Philip
"Buku ini merupakan hasil kajian yang mendalamtentang televisi Indonesia. Hampir semua aspek dibahas mulai dari sinetron, warna pemberitaan masing-masing stasiun hingga masalah intervensi dan monopoli pemerintah dalam industri televisi."
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2001
384.55 KIT tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Erika Gloria
"Perkembangan teknologi komunikasi bermanfaat untuk memproses dan menyampaikan informasi dengan cara yang semakin modern. Salah satu bentuk penyiaran dapat dilakukan melalui siaran televisi. Dalam skripsi ini membahas mengenai putusan pengadilan dalam Perjanjian Penunjukan Pelaksana Siaran Televisi Swasta Umum antara TVRI dan Indosiar. Perjanjian tersebut dimulai dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2014, dalam perjanjian tersebut menyatakan bahwa TVRI sebagai pihak pertama menunjuk Indosiar untuk menjadi siaran televisi swasta umum, kemudian Indosiar berjanji untuk memberikan 12,5% dari seluruh penghasilannya kepada TVRI selama 20 tahun. Pada tahun 2000, pemerintah mengesahkan peraturan baru yang mengubah status TVRI dari Yayasan ke Perusahaan Jawatan. Hal tersebut membuat pihak Indosiar merasa tidak perlu lagi melaksanakan prestasinya. Kemudian TVRI mengajukan permohonan gugatan kepada Indosiar karena Indosiar tidak melakukan prestasinya sampai dengan tahun 2000. Namun sampai dengan putusan akhir, hakim menolak permohonan dari TVRI tersebut dan menyatakan bahwa Indosiar tidak melakukan wanprestasi.

Development of communication technology is useful to process and convey information in a way that the more modern. One form of broadcasting can be done via television broadcasts. This thesis concerning judgment of a court in agreement appointment of execution private television broadcast common between TVRI and Indosiar. The deal is started from 1994 until 2014, in the treaty states that TVRI as the first party constitute Indosiar to become a television broadcast of public, then Indosiar promised to give 12.5% of all income is to TVRI for 20 years. In 2000, the government adopt new rules that change the status TVRI from the foundation into the company jawatan. It makes Indosiar feel no longer have to carry out the performance. Then TVRI submit the application for a lawsuit to Indosiar because Indosiar did not do the performance until the end of year 2000. But until the end of the court, with a verdict the judge refused the request of TVRI and expressed that Indosiar not doing the tort."
2014
S54344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadia Jasmine
"Persaingan yang ketat dalam industri televisi Indonesia akan semakin menajam dengan akan mulai mengudaranya 4 stasiun televisi baru, dengan tenggat waktu 25 Oktober 2001 ini. Belanja iklan yang pada tahun ini masih dinikmati oleh 6 stasiun televisi, mulai akhir tahun akan dibagi kepada 10 stasiun televisi.
Untuk berusaha bertahan dalam situasi ini, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pendapatan, mengingat biaya operasional stasiun televisi yang sangat tinggi. Salah satu penentu utama dari pendapatan adalah penentuan harga spot iklan di stasiun televisi swasta, sehingga penentuan harga tersebut dapat dioptimalkan, namun juga sesuai dengan persepsi kualitas dan program tersebut dari sisi pemasang ikian.
Dengan dasar pemikiran diatas, maka penelilian ini dilakukan untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi pemasang iklan dalam pengambilan keputusan pembelian
spot iklan di stasiun televisi, kinerja masing-masing stasiun televisi, posisi relatif, dan pengaruh dari faktor-faktor tersebut pada penetapan harga yang sesuai untuk program-program di masing-masing stasiun televisi.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 30 responden yang bekerja di perusahaan periklanan pada bagian media planner atau media buyer, melalui pengisian kuesioner dengan metode self-administered. Data Sekunder diperoleh dari hasil riset AC Nielsen dan berbagai medìa cetak. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut-atnbut yang mempengaruhi pemasang iklan dalam memutuskan pembelian spot iklan di stasiun televisi tertentu berdasarkan peringkat adalah Cost Per Rating Point murah, rating tinggi, audience share tinggi, kecocokan profil pemirsa dengan target market produk, harga spot iklan, program yang menarik, jam tayang yang tepat, bonus spot, kemudahan dalam membeli spot iklan,
kepastian perolehan spot iklan, nama stasiun televisi, harga spot iklan pada stasiun televisi kompetitor, informasi yang cepat mengenai program baru kemudahan menyerahkan copy iklan, dan rumah produksi yang melakukan produksi program. Hasil analisa terhadap kinerja atribut ?harga sesuai kualitas? menunjukkan bahwa Indosiar paling memberikan value bagi pemasang iklan, diikuti dengan SCTV dan RCTI. Kekuatan brand name stasiun televisi palìng tinggi dimiliki oleb RCTI, diikuti dengan Indosiar dan SCTV.
Untuk atribut program, Indosiar kuat pada program Quiz, sementara RCTI kuat pada program Film Lepas, program Infotaiment dan program Anak-anak, sementara SCTV kuat pada program berita.
Berkaitan dengan posisi antar stasiun televisi swasta, RCTI dan IVM telah melakukan positioning dengan baik, sementara SCTV terhhat belum jelas positìoningnya.
Untuk atribut pelayanan yaitu kemudahan dalam melakukan pembelian spot iklan, kemudahan perolehan konfirmasi atas spot iklan, informasi mengenai program baru dengan cepat, serta kemudahan menyerahkan copy iklan dalam waktu dekat dengan penayangannya, diketahui bahwa SCTV paling unggul dalam 4 atribut pelayanan ini, Indosiar berada ditengah-tengah, sementara RCTI adalah yang paling buruk.
Hasil dari analisa penentuan rentang harga menunjukkan bahwa untuk program tertentu seperti film lepas, anak-anak, ternyata kekuatan program yang dimiliki oeh stasiun televsì tidak cukup untuk memberikan diferensiasi sehingga rentang harga yang ditetapkannya tidak berbeda dengan kompetitor terdekatnya. Akan tetapi untuk program infotainment dan quiz, ternyata keunggulan yang dimiliki oleh stasiun televisi dapat dimanfaatkannya dalam menetapkan rentang harga yang lebih tinggi.
Temuan-temuan pada penelitan ini mengarahkan pada hal-hal yang seyogyanya dilakukan oleh stasiun televisi swasta, yaitu: (1) memperkuat positioningnya sehingga memberinya kekuatan dan keleluasaan dalam menetapkan harga spot iklan (2) memperbaiki kinerja pelayanan yang akan sangat berpengaruh pada saat diferensiasi program tidak terasa
(3) Dengan semakin tingginya perhatian pemasang iklan terhadap kecocokan profil pemirsa dengan target market produk atau jasa, stasìun televisi dapat mulai membuat program-program yang relatif lebih segmented (4) Dengan diperolehnya rentang harga yang optimal bagi masing-masing stasiun televisi, stasiun televisi sebaiknya menetapkan barga sesuai dengan rentang harga tersebut, sehingga tidak terjadi perubahan persepsi pemasang ikian terhadap kesesuaían harga dengan kualitas dan program tersebut dan tidak ada perubahan demand yang mencolok.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wininta Febri Handayani
"Penelitian ini terfokus pada fenomena program tayangan di delapan televisi swasta yang mengandung materi seksual. Materi seksual merupakan isi dari materi pornografi. Pornografi merupakan salah satu hal tertua yang ada di dunia ini. Sejak dahulu segala sesuatu yang dibalut dengan materi seksual selalu mengundang ketertarikan sekaligus perdebatan. Memasuki tahun 2002, persaingan antar stasiun televise swasta semakin tajam, terutama dalam hal memperebutkan share audience dan slot iklan komersial. Menyikapi hal ini, media televise melihat materi seksual sebagai pemikat yang sangat ampuh untuk meraih penonton dalam jumlah besar. Selain itu hal-hal yang bersentuhan dengan materi seksual akan selalu up to date dan terus dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun dalam skala yang berbeda.
Program tayangan malam yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB, memiliki kandungan materi seksual yang sangat kental, Beberapa mempertontonkan adegan bermaterikan seksual dalam bentuk yang vulgar, kendati sebagian lagi hanya diekspose samara-samar. Namun pada dasarnya tetap dapat menimbulkan rangasangan seksual dan mengundang birahi. Program tayangan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah program tayangan yang telah ditentukan peneliti dengan menggunakan teori purposive random sampling di delapan stasiun televisi swasta Indonesia yaitu RCTI, SCTV, Indosiar, TM, Trans TV, ANTV, TV7, dan Lativi, yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB.
Peneliti melihat ada keterkaitan hubungan antara iklim persaingan antar stasiun televisi swasta dalam memperbutkan share audience dan iklan komersial dengan banyaknya frekuensi pemunculan materi seksual di delapan stasiun televisi swasta tersebut. Semakin banyak frekuensi pemunculan materi seksual pada sebuah tayangan, maka semakin tinggi pula share audience dan slot iklan komersial yang diperoleh sebuah stasiun televisi swasta. Oleh karena itu saat ini tayangan bermaterikan seksual marak kita saksikan di layar televisi.
Materi seksual yang digunakan sebagai alai ukur adalah materi seksual yang diambil peneliti dari Lembaga Sensor Film (LSF). Sehingga yang diukur pada saat pencatatan atau koding adalah pemunculan materi-materi seksual tersebut pada seluruh tayangan yang dijadikan sampel.
Peneliti mengaitkan frekuensi pemunculan tersebut dengan tingkat share audience dan jumlah slot iklan komersial tayangan yang bersangkutan dengan batasan materi seksual yang telah dijelaskan pada Bab IV. Ini ditujukan untuk memperoleh deskripsi pemunculan materi seksual secara detail di delapan stasiun televisi swasta tersebut.
Pengolahan data menggunakan SPSS versi 11.0 dan hasilnya peneliti menemukan bahwa korelasi atau hubungan antara frekuensi pemunculan materi seksual dengan share audience dan jumlah slot iklan komersial menghasilkan hubungan yang signifikan dan positif nmun cukup lemah.
Kesimpulan yang diambil peneliti adalah bahwa jika frekuensi pemunculan materi seksual tinggi atau banyak tidak selamanya akan menyebabkan share audience dan slot iklan komersial meningkat karena ada beberapa ha! lain yang mempengaruhi kedua hal tersebut, misalnya jam tayang dan tema tayangan. Namun bagaimanapun juga program tayangan yang dibalut dengan materi seksual selalu menarik perhatian penonton dan mendapatkan slot iklan yang cukup besar. Sehingga program tayangan dengan materi seksual yang kental tidak akan pernah dilewatkan penonton kapanpun jam tayangnya dan apapun temanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinckey Triputra
"ABSTRACT
Penelitian bertujuan mengungkap bagaimana ideologi neoliberalisme mempengaruhi struktur dan perilaku industri penyiaran, dalam hal ini televisi, baik pada masa orde baru maupun pada pasca revolusi Mei 1998. Dengan pendekatan ekonomi politik penelitian menyimpulkan bahwa pendirian industri penyiaran didorong semangat neoliberalisme alih-alih demokratisasi yang mengutamakan keberagaman isi dan kemajemukan kepemilikan"
Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP UI, 2005
MK-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>