Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Nur
"ABSTRAK
Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) memiliki manfaat terukur (tangible)
dan manfaat tidak terukur (intangible). Manfaat tangible adalah nilai uang yang
dihasilkan oleh TRW sebagai salah satu sumber pendapatan pengelola TRW.
Sedangkan manfaat intangible adalah manfaat immaterial atau tidak dapat diraba
namun dapat dirasakan seperti pemandangan taman, udara yang bersih dan
kondisi lingkungan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi
nilai ekonomi TRW dan mengevaluasi tawaran dari konsorsium perusahaan
swasta nasional. Jumlah responden yang diobservasi berjumlah 200 orang.
Dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method) diperoleh nilai
willingness to pay (WTP) terhadap obyek wisata TRW sebesar Rp. 28.302,- per
individu per kunjungan. Nilai ekonomi TRW adalah Rp. 7.428.850.470,- yang
diperoleh dari hasil perkalian nilai WTP dengan jumlah wisatawan dalam satu
tahun. Nilai WTP individu tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menentukan harga tiket masuk. Namun keuntungannya harus dapat digunakan
untuk menjaga dan melestarikan keberadaan ekosistem TRW. Dari perhitungan
pendapatan dan pengeluaran yang diterima oleh pengelola TRW, seharusnya
pengelola Taman Rekreasi Wiladatika mendapatkan pendapatan sewa lebih dari
Rp 6.274.670.000,- per tahun.

ABSTRACT
Wiladatika Recreation Park has measurable benefits (tangible) and
intangible benefits (intangible). Tangible benefit is worth the money generated by
Wiladatika Recreation Park as one of revenue source for the Wiladatika
Recreation Park management. While the intangible benefits are advantages in the
form of immaterial or can not be felt but could be perceived as unique, beautiful
park scenery, clean air and good environmental condition. The aims of this study
are to estimate the economic value and evaluate rents utilization of Wiladatika
Recreation Park. Using the travel cost method we obtained that the willingness to
pay (WTP) for tourist attractions in Wiladatika Recreation Park is IDR 28,302 -
per individual per visit. The economic value of Wiladatika Recreation Park is IDR
7.428.850.470. This value is resulted by multiplying WTP and the number of
tourists in a year. WTP value can be considered to raise the price of admission,
However profit obtained should be used to maintain and preserve the Wiladatika
Recreation Park ecosystems. Based on the calculation of income, the value of
investments, assets under management and estimated operating costs of the
company, the Wiladatika Recreation Park management possibly could obtain
income more than IDR 6.274.670.000 per year."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farchan Yuni Laksono
"Ekosistem obyek wisata Pantai Teleng Ria mempunyai manfaat terukur (tangible) dan manfaat tidak terukur (intangible). Manfaat tangible adalah nilai uang yang dihasilkan oleh Pantai Teleng Ria sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sedangkan manfaat intangible adalah manfaat yang berbentuk immaterial atau tidak dapat diraba namun bisa dirasakan seperti keunikan, pemandangan pantai yang indah, udara yang bersih dan kondisi lingkungan yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi Pantai Teleng Ria dan mengevaluasi harga sewa pemanfaatan oleh PT El John Tirta Emas Wisata. Dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method) diperoleh nilai willingness to pay (WTP) terhadap obyek wisata Pantai Teleng Ria sebesar Rp. 47.571,- per individu per kunjungan. Dengan mengalikan nilai WTP dengan jumlah wisatawan pada tahun 2011 maka nilai ekonomi Pantai Teleng Ria adalah Rp. 10.665.465.771,-. Nilai WTP individu tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga tiket masuk, namun keuntungannya harus dapat digunakan untuk menjaga dan melestarikan keberadaan ekosistem Pantai Teleng Ria.
Dari perhitungan pemasukan yang diterima oleh PT El John, nilai investasi, aset yang dikelola serta perkiraan biaya operasional perusahaan, seharusnya Pemerintah Kabupaten Pacitan mendapatkan pemasukan sewa lebih dari Rp. 500.000.000,- per tahun. Hal ini selain untuk meningkatkan pendapatan asli daerah juga untuk memperbaiki infrastruktur dan aksesibilitas menuju obyek wisata Pantai Teleng Ria.

Ecosystem of Teleng Ria Beach has measurable benefits (tangible) and intangible benefits (intangible). Tangible benefit is worth the money generated by Teleng Ria Beach as one of local revenue source for the Pacitan Government. While the intangible benefits is advantages in the form of immaterial or can not be felt but could be perceived as unique, beautiful coastal scenery, clean air and good environmental condition.
The aims of this study are to estimate the economic value and to evaluate rents utilization of Teleng Ria Beach by PT El John Tirta Emas Wisata. Using the travel cost method we ​​obtained willingness to pay (WTP) for tourist attractions Teleng Ria Beach is 47,571 IDR - per individual per visit. The economic value of Teleng Ria Beach is 10,665,465,771 IDR. This value is resulted by multiplied between WTP and the number of tourists in 2011. WTP value ​​can be considered to raise the price of admission, even though profit obtained should be used to maintain and preserve the Teleng Ria Beach ecosystems.
Based on the calculation of income received by PT El John, the value of investments, which be managed by PT El John and estimated operating costs of the company, the Pacitan Government possibly could obtained more income than 500,000,000 IDR per year. In addition, this revenue could be used to increase the local revenue in general as well as to improve infrastructure and accessibility towards the tourist attraction Teleng Ria Beach.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T32735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rara Eulis Hendraswati
"Cikoromoy merupakan obyek wisata alam dengan komoditas wisata utamanya adalah perairan darat atau biasa disebut obyek wisata tirta. Kabupaten Pandeglang sebagai daerah tujuan wisata utama di wilayah Propinsi Banten berusaha mengoptimalkan potensi-potensi wisata yang dimiliki antara lain adalah obyek wisata Cikoromoy.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy dari sisi demand pengunjung. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian ekonomi sumber daya wisata Cikoromoy, maka dapat ditentukan hal-hal harus diperbaiki atau perlu diadakan agar mampu meningkatkan kepuasan / utility pengunjung sehingga frekuensi kunjungan wisata ke Cikoromoy meningkat.
Pada penelitian ini jumlah responden yang diobservasi adalah 197 orang wisatawan. Dengan menggunakan metode Travel Cost Method dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata Cikoromoy adalah biaya perjalanan, waktu perjalanan, pendapatan, zona asal pengunjung, persepsi mengenai Cikoromoy sebagai bagian dari Gunung Karang berfungsi mengurangi polusi dan persepsi fungsi ekologi bahwa ekosistem Gunung Karang termasuk didalamnya Cikoromoy membantu mengurangi efek global warming.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai WTP wisatawan Cikoromoy adalah Rp 4.651, sedangkan harga tiket masuk Cikoromoy saat ini adalah Rp 2.000, terdapat selisih sebesar Rp 2.651,- per harga tiket per orang. Dengan memberikan peningkatan mutu layanan dan jenis fasilitas dalam kawasan wisata Cikoromoy maka akan meningkatkan kepuasan / utility pengunjung sehingga pada akhirnya nilai willingness to pay juga akan meningkat. Nilai WTP inilah yang dapat dijadikan alternatif dasar penentuan tarif tiket masuk yang baru.

Cikoromoy is one of eco-tourism destinations whose main commodity is land water or known as water tourism. Pandeglang District, the major tourism destination in Banten Province, had optimized its tourism competency such as Cikoromoy water tourism.
This research tried to estimate economic value of Cikoromoy water tourism based on visitor's demand. There is a need to identify factors that influence economic value of Cikoromoy water tourism in order to improve visitor's satisfaction and to increase visiting frequency to this resort.
This research had 197 respondents as the same as visitors to Cikoromoy water tourism. Travel Cost Method has been used to identify factors that influence visiting frequency to this resort such as travel cost, travel schedule, income, visitor's place of origin, visitor's perception on Cikoromoy, and visitor's knowledge on other tourism destinations as a substitute to Cikoromoy.
The result of WTP value of Cikoromoy visitor's was Rp 4,651 while the present entrance ticket was Rp 2,000 there was a gap of Rp 2,651 in each person. By improving the quality of hospitality and varied facilities in Cikoromoy, it will improve the visitor's satisfaction and increase the willingness to pay among visitors. The WTP value can be used as an alternative to consider the basis of new entrance ticket.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26309
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darus
"ABSTRAK
Desa wisata agro Bangunkerto merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman yang telah memiliki sarana dan prasarana wisata yang cukup memadai serta memiliki hasil kebun yang telah berproduksi sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya perjalanan, waktu tempuh dan kunjungan, pendapatan individu, jarak dan persepsi mempengaruhi jumlah permintaan kunjungan wisata ke desa wisata agro dengan menggunakan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan menggunakan OLS untuk menduga kesediaan membayar dan analisis biaya perjalanan (Travel Cost Analysis) dalam menghitung manfaat Wisata agro. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat variabel berpengaruh terhadap jumlah permintaan wisata ke Desa Wisata Agro, yaitu biaya perjalanan, pendapatan individu, Jarak, dan Persepsi. Dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method) diperoleh nilai willingness to pay (WTP) terhadap obyek wisata agro sebesar Rp. 42.681,- per individu per kunjungan.

ABSTRACT
Bangunkerto is one of tourist villages in Sleman district which already has tourist infrastructure and crops plantation that can attract tourists. The purpose of this study is to determine whether travel costs, travel and visit time, individual income, distance, and perception influence the demand for Agro Tourism Village visits by using travel cost method. The analytical tool used in this study is multiple linear regression using OLS to estimate the willingness to pay and Travel Cost analysis in calculating the benefits of Agro tourism. The result shows that travel costs, individual income, distance and perception have significant influenced to the demand for Agro Tourism Village visits. The travel cost method shows that the value of willingness to pay for agro tourism is Rp.42.681 per individual per visit."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Ari Widowati
"The Law of Spatial Planning No.26/2007 obligates the local government to provide public UGS at least 20% of their area. The implementation faces several problems, such as budget orientation. UGS is not being prioritized since the cost always seems to exceed the benefit due to the condition that there is no market value for the benefits of UGS. This research tries to do a proper valuation of UGS using the Travel Cost Method. In addition to that, due to a widely use of social media, this study tries to explore the effect of social media on number of visit to the park. To perform this study, onsite and online survey were conducted using questionnaire to obtain data from visitors of Suropati Park, Jakarta. After comparing results using Poisson and Negative Binomial Regression, the final model estimates per-trip consumer surplus is Rp44,843, and total consumer surplus per year is approximately Rp 4.290 billion. Moreover, the social media variable shows that the strongest power of social media is to attract new users and the power become less and less as the number of visit increases because the decision to re-visit a park is strongly accounted on the perceived quality on the first visit.

Undang-Undang Penataan Ruang No.26/2007 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyediakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) publik setidaknya 20% dari wilayah mereka. Implementasinya menghadapi beberapa masalah, salah satunya orientasi anggaran. Pembangunan RTH tidak diprioritaskan karena biayanya dianggap selalu melebihi manfaat. Hal ini diakibatkan oleh tidak ada nilai pasar untuk manfaat yang diberikan RTH. Oleh karena itu dibutuhkan cara khusus untuk menilai manfaat RTH. Penelitian ini mencoba melakukan valuasi RTH menggunakan Metode Biaya Perjalanan. Selain itu, karena penggunaan media sosial yang luas, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi efek penggunaan media sosial terhadap jumlah kunjungan ke taman. Dalam penelitian ini dilakukan survei dengan menggunakan kuesioner di tempat dan juga secara online untuk mendapatkan data dari pengunjung Taman Suropati, Jakarta. Setelah membandingkan hasil menggunakan Poisson dan Regresi Binomial Negatif, model akhir memperkirakan surplus konsumen per perjalanan adalah Rp44,843, dan total surplus konsumen per tahun sekitar Rp4.290 miliar. Selain itu, variabel media sosial menunjukkan bahwa kekuatan media sosial yang terkuat adalah untuk menarik pengguna baru dan kekuatan menjadi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan karena keputusan untuk mengunjungi kembali taman sangat tergantung pada persepsi pengunjung terhadap kualitas taman pada kunjungan pertama.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Sulistyowati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai ekonomi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk di kota Jakarta Utara dengan menggunakan metode biaya perjalanan dan untuk memperkirakan permintaan pengunjung dan kemauan untuk membayar (willingness to pay/WTP). Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan survei pada 100 sampel pengunjung. Data dianalisis dengan menggunakan model regresi log-log. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya perjalanan dan pendapatan mempengaruhi total kunjungan individu dan menunjukkan bahwa rata-rata kesediaan pengunjung untuk membayar adalah Rp.276.921 per individu per tahun. Nilai ekonomi dari TWA Angke Kapuk yang berasal dari kesediaan untuk membayar pada Tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp.2,42 miliar. Saat ini, kebijakan untuk menaikan tarif masuk adalah solusi yang mungkin untuk membiayai konservasi.

ABSTRACT
This research aim to evaluate the economic value of Angke Kapuk natural tourism park (TWA Angke Kapuk) in North Jakarta by travel cost method and to estimate the demand for traveling and the willingness to pay. The data for this research were collected by conducting surveys on 100 sample visitors. The data were analyzed by using log-log regression model. The result of this research indicated that travel cost and income affected total individual visits and showed that visitors’ average willingness to pay was Rp.276.921 per head per year. The economic value of TWA Angke Kapuk in 2014 is projected to reach Rp.2.42 billion. At present, the policy to increase entrance fees is a possible solution to finance conservation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilin Purwati
"Taman Margasatwa Ragunan merupakan salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia dan terbesar se-Asia Tenggara. Tidak hanya sebagai tempat rekreasi yang aman, dekat, serta biaya yang murah namun Taman Margasatwa Ragunan juga mengandung keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi tinggi. Maka dari itu, penelitian ini ingin melihat nilai ekonomi Taman Margasatwa Ragunan berdasarkan pendekatan travel cost method dan choice modeling. Dalam metode travel cost dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Sqaure), variabel biaya perjalanan dan status pernikahan signifikan mempengaruhi jumlah kunjungan. Total nilai manfaat yang diperoleh sebesar Rp. 186.002.217.815,00 per periode atau sebesar Rp. 36.068,00 per kunjungan. Untuk choice modeling menggunakan atribut spesies hewan, toilet, kebersihan, dan tiket masuk. Analisa dengan menggunakan Conditional Logit menunjukkan total compensating surplus paling tinggi pada skenario tiga dengan total nilai manfaat Rp. 16.886,29 atau sebesar Rp. 87.080.925.787,00.

Ragunan Zoo is one of the largest zoos in Indonesia and the largest in Southeast Asia. Not only as a place of recreation that is safe, close and low cost, but Ragunan Zoo also contains high biodiversity value. Therefore, this study wants to estimate economic value Ragunan Zoo through travel cost method and choice modeling approach. In travel cost method using OLS (Ordinary Least Sqaure), cost of travel and marital status significantly affect the number of visits. The total value of the benefits gained is Rp. 186.002.217.815,00 per period or Rp. 36.068,00 per visit. Choice modeling?s attributes are animal species, toilets, cleanliness and cost. Conditional logit shows that respondents are willing to pay from Rp. 10,000 to Rp. 15,000 for improvement services for Ragunan Zoo. Using Conditional Logit, the results showed that the highest total compensating surplus on third scenario with total value of Rp. 16.886,29 or Rp. 87.080.925.787,00 per period."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eneng Lisnawati
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektifitas belanja pendidikan, tata kelola pendidikan, dan tata kelola pendidikan terhadap belanja pendidikan dalam meningkatkan kinerja pendidikan. Sampel dalam penelitian ini adalah pemerintah kabupaten/kota tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BPKP, DJPK, dan BPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja pendidikan dan tata kelola pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pendidikan. Selain itu, adanya tata kelola pendidikan yang baik memperkuat hubungan belanja pendidikan terhadap kinerja pendidikan. Oleh karena itu, tata kelola pendidikan yang baik sangat dibutuhkan dalam merealisasikan belanja pendidikan yang akan digunakan dalam pelayanan pendidikan masyarakat sebagai bentuk dari kinerja pendidikan.
Penelitian ini juga menggunakan analisis sensitivitas dengan menggunakan kinerja pendidikan di tahun berikutnya. Belanja pendidikan, tata kelola pendidikan, dan moderasi tata kelola pendidikan dan belanja pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja tahun berikutnya. Selain itu, dalam analisis sensitivitas juga membagi belanja pendidikan menjadi belanja pegawai, belanja modal, serta belanja barang dan jasa. Belanja pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada tahun yang sama sedangkan belanja modal, serta belanja barang dan jasa berpengaruh terhadap kinerja pada tahun yang berikutnya. Begitu pun, dengan tata kelola pendidikan memperkuat hubungan antara belanja pegawai, belanja barang jasa, dan belanja modal terhadap kinerja pendidikan.

The aim of this study is to analyze the effect of education spending and education governance on education performance, and governance of education on education spending to increase educational performance. The sample in this study is the local government in 2009 until 2012. The sample in this study is the local government which has complete data from the year 2009 until 2012. The analytical method used is Ordinary Least Square (OLS) by using secondary data obtained from BPKP, DJPK, and BPS.
The results show that spending on education and education governance affect the educational performance. Moreover, the existence of a good education governance strengthening relationship between education spending and educational performance. Therefore, a good education governance is needed in increasing to monitor the education spending which will be used in the service of public education as a form of educational performance.
This study also use a sensitivity analysis using educational performance in the next year. Education spending, education governance, and moderation of education governance and education spending positively affects the performance in the next year. Besides that, the sensitivity analysis also divide education spending into personnel expenditure, capital expenditure and spending on goods and services. Personnel expenditures have a significant effect on the performance of the same year, while capital spending, and spending on goods and services affect the performance in the next year. Likewise, the governance of education strengthens the relationship between personnel expenditure, spending on goods services, and capital expenditure and the education performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Melly Artika
"Pada masa sekarang ini, telah banyak peningkatan pengembangan dan perencanaan dalam bidang sport torism di Indonesia. Hal tersebut kurang didukung oleh proses eksekusi rencana, terutama dalam proses aplikasi rencana konstruksi beberapa proyek besar khususnya pembangunan stadion. Stadion yang adalah klasifikasi Bangunan Gedung Negara, menjadi salah satu bangunan yang memiliki peranan paling penting sebagai penopang utama segala kegiatan dan perencanaan dalam kegiatan sports tourism di Indonesia. Namun sampai pada saat ini belum ada peraturan atau ketentuan yang diterbitkan oleh Lembaga Pemerintah manapun di Indonesia yang secara khusus memuat standar dan ketentuan – ketentuan dalam pembangunan stadion.
Bangunan Stadion merupakan bangunan khusus yang memiliki tingkat kompleksitas tertinggi karena memerlukan penyelesaian atau teknologi khusus, tingkat kerahasiaan tinggi, dapat membahayakan masyarakat disekitarnya, mempunyai risiko bahaya yang tinggi. Selain daripada itu, tingkat kompleksitas dari proses konstruksi stadion juga menuntut adanya suatu metode yang paling efisien dan efektif, terutama dalam hal perencanaan biaya, sehingga proses pencapaian project delivery bisa dilaksanakan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Tingkat akurasi ini menjadi sangat penting, karena adanya kemungkinan akan terjadinya fenomena perbedaan biaya proyek berjalan dengan perencanaannya. Lebih jauh lagi, ada kemungkinan akan munculnya dispute sebagai dampak dari perencanaan biaya yang tidak akurat pada awal pelaksanaan proyek.
Oleh sebab itu, metode kontrak terintegrasi rancang bangun bisa menjadi salah satu pilihan terbaik, selama dapat dilaksanakan dengan mengikuti standar – standar yang telah diuji pengaruhnya terhadap tingkat akurasi perencanaan biaya. Namun karena jenis kontrak seperti ini belum terdapat dalam standar nasional yang ada, maka suatu pengembangan terhadap peraturan atau standar yang sudah ada menjadi sangat krusial, dalam rangka mendukung rencana dan pembangunan nasional khususnya dalam bidang sports tourism. Sehingga, suatu pengembangan terhadap peraturan eksisting yang isinya paling dekat untuk menjadi solusi dari permasalahan diatas, yaitu Permen No. 22 tahun 2018, perlu segera dilakukan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dibuat suatu Standar Perencanaan Biaya baru untuk proyek stadion pada lingkup pekerjaan arsitektur, fasilitas eksterior dan misscellanuous work pada bangunan utama stadion untuk meningkatkan akurasi biaya proyek, dan untuk mengurangi risiko pembengkakan biaya yang dapat menyebabkan kerugian finansial.

At present, there has been a lot of improvement in the development and planning in the field of sport tourism in Indonesia. This is not supported by the plan execution process, especially in the application process of construction plans for several large projects, especially stadium construction. The stadium, which is classified as a State Building, is one of the buildings that has the most important role as the main support for all activities and planning in sports tourism activities in Indonesia. However, until now there have been no regulations or provisions issued by any Government Institution in Indonesia that specifically contain standards and provisions in stadium construction.
Stadium building is a special building that has the highest level of complexity because it requires a special solution or technology, has a high level of confidentiality, can endanger the surrounding community, has a high risk of danger. Apart from that, the level of complexity of the stadium construction process also demands the most efficient and effective method, especially in terms of cost planning, so that the process of achieving project delivery can be carried out with a high level of accuracy. This level of accuracy becomes very important, because there is a possibility of a phenomenon of differences in project costs running with the planning. Furthermore, there is a possibility that disputes will arise as a result of inaccurate cost planning at the beginning of project implementation.
Therefore, the design and build integrated contract method can be one of the best choices, as long as it can be implemented by following standards that have been tested for their effect on the accuracy of cost planning. However, because this type of contract is not yet contained in existing national standards, a development of existing regulations or standards is very crucial, in order to support national plans and development, especially in the field of sports tourism. Thus, a development of the existing regulations whose contents are closest to being a solution to the above problems, namely Permen No. 22 of 2018, needs to be done immediately. From the results of this study, it is hoped that a new Cost Planning Standard for stadium projects can be made in the scope of architectural work, exterior facilities and misscellanuous work on the main stadium building to increase the accuracy of project costs, and to reduce the risk of cost overruns that can cause financial losses.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>