Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Susilo Joko
"ABSTRAK
Latar Belakang : Gangguan otot rangka merupakan gangguan yang paling sering dialami oleh pekerja VDT yang salah satu faktor risikonya adalah posisi kerja yang tidak ergonomis. Untuk menilainya dapat dilakukan secara subjektif dengan suatu kuesioner yang valid supaya hasilnya yang diperoleh dapat akurat. Oleh karena itu, kami melakukan uji validasi dan reliabilitas terhadap VICO DSE Checklist sebagai instrumen penilai bahaya pajanan ergonomi pekerja VDT di kantor.
Metode : Penelitian potong lintang dengan mengambil data dari pekerja kantor Jakarta VICO Indonesia Desember 2013 – Januari 2014 dan menggunakan data sekunder VICO DSE checklist pada bulan Agustus 2013. Dikumpulkan karakteristik dari subjek penelitian, dan dilakukan analisis uji validasi dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson dan uji reliabilitas dengan Cronbach alpha.
Hasil : Dilakukan proses back translate-translate kuesioner VICO DSE Checklist, diskusi dengan tim panel, dan proses cognitive debriefing sehingga didapatkan kuesioner VICO DSE Checklist berbahasa Indonesia yang final. Terdapat 154 responden yang mengikuti penelitian ini dan hasilnya dibandingkan dengan data VICO DSE Checklist yang didapatkan pada bulan Agustus 2013. Hasil perhitungan korelasi product moment terhadap VICO DSE Checklist didapatkan hasil 15 butir pertanyaan tidak valid dan perlu dilakukan revisi serta 23 pertanyaan yang siap dipergunakan. Uji reliabilitas mendapatkan hasil yang baik dengan koefisien Cronbach alpha 0.715-0.815.
Kesimpulan : VICO DSE checklist masih dapat digunakan untuk menilai pajanan ergonomis namun disertai catatan penjelasan khusus serta wawancara terarah pada pertanyaan yang kurang valid.

ABSTRACT
Background : Musculoscleteal disorder is the common disorder in VDT worker. One of the risk factor is unergonomical working position. We can evaluate the working position subjectively by valid checklist so we can get the accurate result. Therefore we will conduct validity and reliability test of VICO DSE Checklist as ergonomic hazard screening tool for VDT worker in the office.
Method : This was a cross sectional study performed by data collection from VICO Indonesia Jakarta office worker in December 2013-January 2014. Variable analyzed were characteristics of the subjects, validity test using Pearson’s product moment, and reliability test using Cronbach alpha.
Result : This study conducted back translate – translate process for VICO DSE Checklist, discussion with panel team, and cognitive debriefing process so it produced final VICO DSE Checklist Indonesian version. One hundred and fifty four subject was recruited and the result was compared to VICO DSE Checklist result done in August 2013. The product moment corelation of VICO DSE Checklist found that 15 questions are not valid and must be revised and 23 questions were able to used direclty in the questionnaire. Reliability test found good internal consistency with Cronbach alpha coefisien 0.715-0.815.
Conclusion : VICO DSE checklist can still be used as a ergonomic screening tool when it is conducted through guided interview with special note to unvalid questions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Chairani
"Backgrounds: The Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ), questionnaire that used for detection if a person has trouble with the locomotive organs. Validity test of NMQ has been tested in French, with results were good, otherwise in Indonesia NMQ never been tested yet. We can?t find standarized questionnaire in Indonesian languange version that ready to use. However, the aim to developed validity test NMQ Indonesian languange wheater it?s good so for that reason we used the same characteristic of subject which is administration workers using VDT.
Methods: Research design was cross sectional study used total sampling that involved 80 workers as subject. Data collected used NMQ self administered and as a structured intervew for all respondents, plus additional question and medical examination relating to the spesific area (the lower back, the neck, and the shoulder) for further detail relevant issues that respondent has trouble with the locomotive organs. SPSS version11.5 was used for analized data.
Results: Analysis Criterion validity of NMQ found Sensitivity at three regio, the lower back 91%, neck 86% and shoulder 89.5%. Specificity 100%, Positive Predictive Value (PPV) 100% and Negative Predictive Value (NPV) 97% for all regio.
Conclusions: Criterion validity of NMQ in the study, sensitivity were good more than 80%, so the questionnaire useful as screening tool for musculoskeletal disease and NMQ can be suggestion for standarized in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Rozanti Basyar
"Disfagia merupakan ketidakmampuan menelan dengan cara yang aman dan efisien, yang dihasilkan dari berbagai kondisi medis. Identifikasi awal gangguan menelan sangat penting untuk dilakukan karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti dehidrasi, malnutrisi, dan pneumonia aspirasi. Gugging Swallowing Screen (GUSS) merupakan suatu alat uji penapisan disfagia yang menggunakan 3 konsistensi berbeda untuk ditelan (semisolid, cair dan padat). Instrumen ini memungkinkan penilaian bertahap dari kemampuan menelan, memprediksi tingkat keparahan disfagia, dan memungkinkan rekomendasi tekstur diet. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan instrumen GUSS yang diadaptasi dan diterjemahkan kedalam budaya dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik RSCM dari 1 Oktober 2021 hingga 31 Desember 2021. Metode yang digunakan adalah desain potong lintang dengan sampel berjumlah 47 orang. Uji kesahihan konstruk dinilai dengan menghitung nilai r hitung pada corrected item total correlation yang berkisar antara 0,502-0,913 dengan rerata 0.783. Nilai keandalan GUSS didapatkan dari uji konsistensi internal, uji test-retest, serta inter-rater. Nilai konsistensi internal koefisien Cronbach’s α keseluruhan 0,939, sedangkan nilai masing-masing subtes 0,939 pada tes menelan tidak langsung, 0,793 tes menelan langsung. Uji test-retest dengan waktu minimum dari 1 uji ke uji berikutnya adalah 2 jam, didapatkan nilai intraclass correlation coefficient (ICC) 0,939 (95% confidence interval 0,910 – 0,962). Perhitungan uji statistik Kappa antar dua pemeriksa berdasarkan total item didapatkan nilai koefisien к=0,789 (p<0,001). Berdasarkan proses translasi, adaptasi bahasa, uji kesahihan dan keandalan maka dapat disimpulkan GUSS versi bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sahih dan memiliki keandalan yang baik antara rater untuk digunakan sebagai alat uji penapisan tingkat keparahan disfagia di Indonesia.

Dysphagia is the inability to swallow safely and efficiently, resulting from various medical pathologies. Early identification of swallowing disorders is very important because it can cause complications such as dehydration, malnutrition, and aspiration pneumonia. Gugging Swallowing Screen (GUSS) is a dysphagia screening tool that uses 3 different consistencies to be swallowed (semisolid, liquid and solid). This instrument allows a stepwise assessment of swallowing ability, predicts the severity of dysphagia, and allows recommendations for dietary texture. This study aims to examine the validity and reliability of the GUSS instrument which was adapted and translated into Indonesian culture and language using the WHO guideline. This research was conducted at the RSCM Medical Rehabilitation Department Polyclinic from 1 October 2021 to 31 December 2021. The method used was a cross-sectional design with a sample of 47 people. The validity test was assessed by calculating the value of corrected item total correlation 0.783(95% confidence interval 0.502-0.913). The reliability test of GUSS is obtained from internal consistency, test-retest, and inter-rater tests. The overall internal consistency value of Cronbach's α coefficient is 0.939, while the value of each subtest is 0.939 on the indirect swallowing test, 0.793 on the direct swallowing test. Test-retest test with a minimum time from 1 test to the next test is 2 hours, obtained an intraclass correlation coefficient (ICC) value of 0.939 (95% confidence interval 0.910 – 0.962). Calculation of the Kappa statistical test between two examiners based on total items obtained a coefficient value of к=0.789 (p<0.001). Based on the translation process, language adaptation, validity, and reliability tests, it can be concluded that the Indonesian version of the GUSS is a valid instrument and has good reliability among raters to be used as a screening test tool for the severity of dysphagia in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anzany Tania Dwi Putri
"Komplikasi medis dalam perawatan gigi diprediksi meningkat seiring dengan peningkatan  usia harapan hidup. Hal ini terjadi karena banyaknya penyakit sistemik yang dikendalikan oleh pengobatan jangka panjang. Diketahuinya riwayat medis secara menyeluruh untuk menilai risiko yang dapat terjadi sebelum, selama, dan sesudah prosedur dental sangat diperlukan. Kuesioner European Medical Risk-Related History (EMRRH) merupakan kuesioner yang telah digunakan secara luas di benua Eropa sebagai alat ukur penapisan risiko medis pada pasien gigi.  Sampai saat ini di Asia, khususnya di Indonesia belum ada instrumen serupa yang digunakan. Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang bertujuan untuk melakukan adaptasi lintas budaya, uji validitas dan reliabilitas, serta uji sensitivitas dan spesifisitas (dengan konfirmasi verbal oleh dokter umum dan hasil pemeriksaan medis lengkap sebagai baku emas) kuesioner EMRRH pada sampel kecil populasi Indonesia yang berada di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional. Sebanyak 172 responden yang terlibat dalam penelitian ini. Nilai koefisien relevansi penilaian pakar ahli sebesar 0,91 dan nilai signifikansi (p) validitas konstruk dan diskriminan < 0,05. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,79, nilai kappa inter-examiner dan intraexaminer sebesar 0,86 dan 1, dan nilai Intraclass Correlation Coeficient (ICC) sebesar 0,85. Nilai sensitivitas dan spesifisitas adalah 69,31% dan 92,20%. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kuesioner EMRRH versi bahasa Indonesia valid, reliabel, sensitif, dan spesifik untuk digunakan dalam menilai risiko medis pasien pada populasi penelitian.

Medical complications during dental treatment are increasingly predicted, since life expectancy is longer as the illness has been controlled by long term medications. A thorough medical history to measure medical risks that may occur before, during and after dental procedures is required. The European Medical Risk-Related History (EMRRH) questionnaire has been used  in Europe, to detect medical problems and determine the degree of risk. However such questionnaire has not been developed in Indonesia. Cross-cultural adaptation, validity and reliability test, and sensitivity and specificity test of EMRRH questionnaire to small Indonesian-speaking population are the purpose of this study by using cross-sectional design. In results, there were 172 respondents contributing in this study. The relevant coefficient from content validity was 0.91 with p value of contruct and discriminant validity was < 0.05. The Cronbach’s Alpha was 0.79, inter-examiner and intra-examiner Kappa were 0.86 and 1, and Intraclass Correlation Coefficient (ICC) score was 0.85. The sensitivity and specificity values were 69.31% and 92.20% with verbal confirmation by physicians and medical test results during 6 months as the gold standards. In conclusion, the Indonesian version of EMRRH questionnaire is valid, reliable, sensitive, and specific in research population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ade Rahmat Kurnia
"Pendahuluan: Selama masa pandemi, tenaga kesehatan mengalami peningkatan stresor di tempat kerja yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental. Universitas Guyana mengembangkan kuesioner SSTRESS 1 untuk mengidentifikasi stresor yang dirasakan oleh petugas kesehatan selama pandemi. Kuesioner SSTRESS 1 perlu divalidasi sebelum dapat digunakan di Indonesia.
Metode: Studi validasi dengan validasi dan adaptasi trans-kultural, proses penerjemahan ke bahasa Indonesia dilakukan dengan metode ISPOR. Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi Internal Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Analisis faktor dilakukan untuk menyelidiki faktor yang terbentuk dari kuesioner ini berdasarkan budaya lokal dengan >0,3 sebagai muatan minimum untuk masing-masing pertanyaan.
Hasil: Uji menghasilkan kuesioner SSTRESS 1 versi Bahasa Indonesia dengan 18 pertanyaan valid dengan Cronbach’s alpha 0,919. Enam pertanyaan dikeluarkan karena korelasi antar item < 0,03. Frustrasi, tekanan dan beban kerja adalah faktor-faktor yang menyusun kuesioner ini.
Kesimpulan: Kuesioner SSTRESS 1 Bahasa Indonesia terdiri dari 18 pertanyaan dengan 3 faktor yaitu frustrasi, tekanan dan beban kerja. Eksternal validasi menggunakan SRQ-20 menunjukkan korelasi yang positif

Background: During pandemic healthcare workers suffered from an increased stressor in their workplace which make them more vulnerable to mental health problems. University of Guyana developed SSTRESS 1  questionnaire to identify stressor perceived by healthcare workers during pandemic. SSTRESS 1 questionnaire need to be validated before it can be used in Indonesia.
Method: Validation study with trans-cultural validation, translation process to Bahasa Indonesia done with ISPOR method. Reliability test carried out with Internal consistency of Cronbach’s alpha greater than 0.6. Analysis factor conducted to investigate factor made from this questionnaire based on local culture with > 0.3 as minimum loading for each question.
Result: Test generate 18 valid questions form SSTRESS 1 questionnaire version of Bahasa Indonesia with Cronbach’s alpha 0.919. Six questions are excluded as the inter-item correlation < 0.03.  Frustration, pressure and workload are factors composed this questionnaire.   
Conclusion: SSTRESS 1 questionnaire in Bahasa Indonesia consist of 18 questions with 3 factors i.e. frustration, pressure and workload. External validation with SRQ-20 shown positive correlation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Trisnawati Safitri
"Penelitian ini membahas mengenai upaya pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capaian Skrining Riwayat Kesehatan di tahun 2018 serta tantangan dan hambatan yang dialami. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan masih belum optimal, yang sebagian besar berasal dari variabel komunikasi dan sumber daya. Sedangkan pada variabel disposisi dan struktur birokrasi sudah terlaksana dengan cukup baik.

This study discusses the efforts of Health Historical Screening in BPJS Kesehatan Bekasi Branch Office. This study aims to find out the achievement of Health Historical Screening in 2018 as well as the challenges and obstacles experienced. This study uses qualitative research method, through in depth interview and observation.
The results of this study indicate that the efforts of Health Historical Screening are still not optimal, which mostly come from communication and resource variables. While the disposition and bureaucratic structure variable has been done quite well.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Guwandi
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
174.2 GUW e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lumenta, Benyamin
Yogyakarta: Kanisius, 1989
362.1 BEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Novriansyah
"Rekam medis merupakan sumber informasi kesehatan yang memerlukan manajemen data yang baik, informasi merupakan hal yang penting dalam penentuan kebijakan atau pengambilan keputusan. Pengelolaan rekam medis rawat jalan di UPT Puskesmas Kecamatan Cileungsi masih manual yang mengakibatkan banyak keterbatasan dan permasalahan. Permasalahan ini mengakibatkan ketidakmampuan mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan akurat. Tujuan penelitian adalah membuat rancangan sistem informasi rekam medis elektronik rawat jalan yang dapat memudahkan pengolahan data untuk dibuat menjadi informasi yang dibutuhkan. Pengembangan sistem informasi menggunakan metode Incremental dan Iterative, pengumpulan data dengan cara observasi, telaah dokumen dan wawancara.
Penelitian ini menghasilkan desain logis sistem informasi rekam medis elektronik rawat jalan sesuai kebutuhan pengguna yang dapat menghasilkan informasi secara cepat dan akurat. Kecepatan arus informasi di puskesmas sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan dan menjalankan fungsi perencanaan, monitoring dan evaluasi. Sistem informasi ini dapat di implementasikan dengan beberapa kondisi yang dapat menunjang terselenggaranya sistem dengan baik, yaitu tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan sistem informasi yang dikembangkan secara bertahap, pelatihan petugas serta dukungan manajemen berupa dana, kebijakan dan prosedur.

Medical record is a source of health information management that requires good data, information is crucial in the determination of policy or decision making. Outpatient medical record management in UPT Puskesmas Kecamatan Cileungsi manuals still lead to many limitations and problems. This problem resulted in the inability of the processing of data into information you need quickly and accurately. The purpose of the research is to make the design of electronic medical record information system outpatient which can facilitate the processing of data to be made into the needed information. Information systems development using Iterative, Incremental method and data collection by means of observation, review of documents and interviews.
This research resulted in the logical design of the information system of the electronic medical record outpatient, according the needs of users who are able to generate information quickly and accurately. Speed of information flow in primary health care help management in decision making and running the functions of planning, monitoring and evaluation. This information system can be implemented with some conditions that can support this system properly, namely the availability of hardware and software according to the needs of information systems developed gradually, officer training and management support in the form of funds, policies and pr
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartono
"Hasil pemeliharaan korektif (perbaikan) alat kesehatan di RSUP Sanglah Denpasar mengalami penurunan yaitu tahun 2012 adalah 53% dan tahun 2013 adalah 49%. Sementara target Standar Pelayanan Minimal (SPM) RSUP Sanglah adalah 75%, dan target Kementerian Kesehatan RI adalah 100%. Kondisi ini merugikan pasien yang memerlukan pelayanan alat, dan rumah sakit dari sisi finansial. Penelitian ini bertujuan mencari faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil pemeliharaan ini, dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teori sistem (input-proses-output). Hasil dan pembahasan penelitian menyimpulkan bahwa penyebab rendahnya hasil pemeliharaan korektif adalah kurang siapnya faktor-faktor perencanaan pemeliharaan, organisasi IPSRS, pelaksanaan pemeliharaan, dan pengendalian mutu pemeliharaan alat kesehatan. Saran ditujukan kepada manajemen RSUP Sanglah adalah perlunya penambahan minimal 7 orang dan pelatihan berkala terhadap teknisi dan operator; Pengendalian peredaran merek-merek dan alat-alat yang kurang berkualitas di rumah sakit; Penyederhanaan prosedur pengadaan barang/ jasa internal dan mempercepat proses pengadaan suku cadang; Pemanfaatan pihak ketiga untuk pemeliharaan alat-alat berteknologi tinggi, dan KSO alat kesehatan yang menguntungkan rumah sakit; Perencanaan yang berbasis kebutuhan aktual di lapangan; Pelaksanaan pemeliharaan preventif yang sesuai rekomendasi pabrik; serta peningkatan motivasi staf agar bekerja untuk mencapai target.

The result of medical equipment corrective maintenance (repair) in Sanglah General Hospital, Denpasar, year 2012 and 2013, were low (53% in 2012 and 49% in 2013), while target of Sanglah Hospital is 75%, and of Ministry of Health (MOH) standard is 100%. This condition will adverse to the pasien, and hospital because of financial loss. The study used qualitative and system approaches (input-process-output), and to find out the factors that affect those low result. The result concluded that the problem was caused by lack of technician and at least additional of 7 persons is needed. This study suggested to restrict the unqualified medical equipment at Sanglah Hospital, simplify and faster the spareparts procurement procedures, involve third party participation to maintain the advance medical equipment and joint operasional (KSO) of medical equipment, planning based on the actual target, implementation of maintenance based on manufacturer recommendation, and improve staff motivation to achieve the hospital target on quality improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>