Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nestiyanto Hadi
"Penilaian kesehatan Sungai Cibareno telah dilakukan pada bulan Agustus - Oktober 2013. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi Sungai Cibareno dan pengetahuan tradisional masyarakat dalam memanfaatkan ikan. Kategori kondisi Sungai Cibareno diukur menggunakan metrik Index of Biotic Integrity (IBI), sedangkan pengetahuan tradisional masyarakat diukur menggunakan Index of Cultural Significance (ICS). Hasil penelitian diperoleh data mengenai kelimpahan spesies ikan, modifikasi metrik IBI, dan tes silang IBI dengan Sungai Pesanggrahan dan Sungai Aib. Kekayaan spesies ikan yang diperoleh sebanyak 22 spesies dan 11 Famili. Modifikasi metrik IBI yang ditetapkan dengan uji Korelasi Pearson dengan signifikansi α = 0,05 menunjukkan adanya hubungan antar metrik, yaitu metrik herbivor, karnivor, omnivor, penghuni dasaran, kolam air, long-lived species, toleran, intoleran, native, non native, kelimpahan, dan kondisi keabnormalitasan ikan. Total nilai IBI pada tes silang dengan Sungai Pesanggrahan dan Sungai Aib memiliki nilai yang sama, yaitu 46. Kedua total nilai IBI tersebut menununjukkan bahwa Sungai Cibareno masuk ke dalam kategori sungai yang baik. Sedangkan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Cibareno dapat mengenali 27 spesies ikan. Spesies yang mendapatkan nilai ICS tertinggi adalah Sicyopterus cynocephalus, Sicyopterus macrostatholepis, dan Sicyopterus microcephalus. Nilai ICS masing-masing spesies tersebut sebesar 48. Masyarakat banyak memanfaatkan ikan tersebut sebagai konsumsi sehari-hari, dijual sebagai ikan hias dan larva ikan (impun) sering ditangkap dalam acara “selawenan”. Pada masyarakat pesisir, mereka juga telah memiliki pengetahuan tentang cara memanen ikan yang baik, yaitu dengan adanya pelarangan penggunaan racun dan setrum (electrofishing) untuk menangkap ikan.

Health assessment of Cibareno River was conducted in August-October 2013. The objective was to obtain information regarding the condition of Cibareno River and traditional knowledge for utilizing fish. Cibareno River’s conditions were measured by Index of Biotic Integrity (IBI), whereas traditional knowledge is measured by Index of Cultural Significance (ICS). The data result were obtained about species richness, IBI metric modification, and IBI cross test with Pesanggrahan River and Aib River. The fish assemblage that was obtained as many as 22 species and 11 family. IBI metric modification that was defined by Pearson correlation test with significance α = 0.05 showed that there was correlation between metrics: herbivor, carnivore, omnivor, benthic species, water column species, long-lived species, tolerant species, intolerant species, native species, non-native species, abundance, and fish condition (disease, fin damage, skeletal anomalies). The IBI total score for cross test with Pesanggrahan River and Aib River has same score, is 46. Both of the total score indicates that Cibareno River is include in the category of a good river. Whereas, people around the Cibareno River recognized 27 species of fish. Species that scored the highest Index of Cultural Significance (ICS) are Sicyopterus cynocephalus, Sicyopterus macrostatholepis, and Sicyopterus microcephalus. The total number of ICS from each species is 48. Many people utilize those fish as daily consumption, ornamental and the larvae (impun) is often captured for the "selawenan" event. For coastal people, they also have the knowledge of how to do a good fish harvesting, which is by banning the use of poison and electrofishing to catch fish."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isty Alfiany
"Penelitian mengenai penilaian kesehatan perairan situ di Kampus Universitas Indonesia Depok dengan IBI (Index of Biotic Integrity) telah dilaksanakan di Situ Kenanga, Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin, dan Situ Salam pada bulan Maret -- April 2016. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah IBI dapat digunakan untuk menilai kesehatan perairan Situ Kampus UI dan bagaimana kondisi kesehatan perairan Situ Kampus UI. IBI diaplikasikan berdasarkan karakter komunitas ikan yang ada. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan metode sampling bebas menggunakan alat electrofishing gear, push net, cast net mata jaring 2,5 cm, dan lift net. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IBI dapat digunakan untuk menilai kesehatan perairan berdasarkan komunitas ikan di Situ Kampus UI dengan diterapkannya beberapa modifikasi metrik. Kesehatan perairan di Situ Agathis, Mahoni, Puspa, dan Ulin tergolong sedang; kesehatan perairan di Situ Salam tergolong baik.

A research about an assesment of freshwater lakes health in University of Indonesia Campus Depok has been implemented on Kenanga, Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin, and Salam Lakes from March to April 2016. The aim of the study is to know if IBI (Index of Biotic Integrity) can be applied on UI Campus Lakes for assess freshwater lakes health and how is the condition of freshwater health in UI Campus Lakes. IBI is applied based on character of existing fish community. Fish sampling was done by free sampling method using an electrofishing gear, a push net, a cast net [mesh 2.5 cm], and a lift net. The results showed that IBI can be used to assess freshwater health based on fish community in UI Campus Lakes by applying several metric modifications. Freshwater health on Agathis, Mahoni, Puspa, and Ulin Lakes classified as moderate/fair; freshwater health on Salam Lakes classified as good."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zainul Abidin
"Penelitian bertujuan untuk menilai kualitas Sungai Cibareno di Banten, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan menyatakan hasil identifikasi makrozoobentos sebagai bioindikator yang diambil dari 9 stasiun penelitian di Sungai Cibareno. Analisis makrozoobentos dalam rangka pemantauan kualitas Sungai Cibareno menggunakan Biological Monitoring Working Party - Average Score per Taxon (BMWP - ASPT) pada tingkat famili atau kelompok makrozoobentos berdasarkan toleransinya terhadap cemaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian hulu, tengah, dan hilir sungai Cibareno berturut - turut memiliki nilai ASPT sebesar 5,3, 5,5 dan 4,8. Secara keseluruhan Sungai Cibareno memiliki nilai ASPT 5,2 dan termasuk dalam tingkat pencemaran ringan.

The main objective of this study was to assess the quality of Cibareno River in Banten, West Java. The research was conducted by explain the result of identification of macrozoobenthos as the indicator which taken form 9 research stations in Cibareno River. The analysis of macrozoobenthos in order to monitor the quality of Cibareno River is using Biological Monitoring Working Party - Average Score per Taxon (BMWP - ASPT) on the family level or groups of macrozoobenthos based on the tolerance of the organism against pollutant. The result showed that the head, the middle and the downstream of Cibareno River has the ASPT score about 5,3, 5,5 and 4,8. The entire score of Cibareno River is 5,2 and it means that the pollutant level is low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nestiyanto Hadi
"Penelitian mengenai kesehatan sungai dilakukan di 9 stasiun pengamatan di sepanjang Sungai Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan Sungai Pesanggrahan dengan menggunakan ikan sebagai objek yang diteliti dan Metrik Index of Biotic Integrity (IBI) sebagai metode yang dipakai. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Indonesia. Dari hasil penelitian didapatkan 12 suku ikan,yaitu Balitoridae, Belantoidae, Channidae, Characidae, Circhilidae, Claridae, Cyprinidae, Datnioididae, Gobidae, Homalopteridae, Poecilidae, dan Synbranchidae. Berdasarkan nilai total IBI yang berkisar antara 29--31, menunjukkan bahwa kesehatan Sungai Pesanggrahan dari hulu sampai hilir tergolong ke dalam kategori sedang. Hal tersebut menggambarkan bahwa Sungai Pesanggrahan telah terjadi penambahan deteriorasi termasuk kehilangan jenis ikan yang tidak toleran, ditemukan jenis ikan yang lebih sedikit dibandingkan sungai pembanding (Sungai Cibareno) dengan dan presentase kelimpahan ikan karnivor yang rendah.

Research on the health of the river has conducted in 9 observation stations along Pesanggrahan river. This study aims to determine the health of Pesanggrahan River using fish as an object that was researched and Metrics Index of Biotic Integrity (IBI) as the methods used. Identification of samples performed at the Laboratory of Ecology, Department of Biology, Mathematics and Natural Sciences, University of Indonesia. Research results obtained from the 12 family of fish, namely Balitoridae, Belantoidae, Channidae, Characidae, Circhilidae, Claridae, Cyprinidae, Datnioididae, Gobidae, Homalopteridae, Poecilidae, Synbranchidae. Total IBIvalues ranged between 29--31. Based on the total value of IBI, showed that health Pesanggrahan River from upstream to downstream belong to middle category of level contamination. This illustrates that Pesanggrahan River has occurred to the addition of deterioration include loss of intolerant fish, fish species less than Cibareno river and a low percentage of carnivore fish."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1395
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas ikan di Sungai
Aib, Kalimantan Selatan pada bulan Agustus 2007. Penelitian bersifat
deskriptif analitik dan bertujuan untuk mengetahui kemungkinan penggunaan
komunitas ikan Sungai Aib sebagai lokasi acuan (reference site) yang
dibutuhkan dalam metode IBI (Index of Biotic Integrity). Sampel ikan
dikoleksi dari 3 stasiun di Sungai Aib yang telah ditentukan secara purposive
sampling. Sampel ikan yang diperoleh berjumlah 309 individu, terdiri atas 28
jenis ikan dan dapat digolongkan ke dalam 9 suku. Hasil yang diperoleh
kemudian dianalisis berdasarkan 3 kategori utama IBI, yaitu kekayaan dan
komposisi jenis, komposisi trofik, serta kelimpahan dan kondisi ikan. Seluruh
kategori tersebut dijabarkan dalam 12 metrik IBI. Pemberian skor dilakukan
hanya ke 6 metrik IBI yang dapat dinilai. Hasil tingkat kesehatan sungai
menunjukkan bahwa Stasiun 1 (skor 26) dan 3 (skor 28) berada dalam
kondisi sangat baik sedangkan Stasiun 2 (skor 22) dalam kondisi baik.
Berdasarkan perbandingan metrik IBI menggunakan komunitas ikan serta
observasi di lapangan, Sungai Aib dapat dijadikan sebagai calon lokasi acuan
karena memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan."
Universitas Indonesia, 2009
S31567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hade Wicaksono
"Meningkatnya jumlah penduduk di kawasan DAS Ciliwung, Citarum, Citanduy, dan Cimanuk menyebabkan berkembang pesatnya kontruksi. Permintaan yg signifikan akan jalan sebagai transportasi serta bangunan dan perumahan untuk tempat tinggal sehingga daerah kedap airnya pun meningkat. Model Impervious Cover, diusulkan oleh Schueler 2003 , mengkorelasi persen kekedapan pada subDAS dan kualitas air sungai serta memberikan pengukuran prediksi terhadap indikator air sungai ke dalam kategori kategori lalu mendefinisi tingkat keparahan dan kemungkinannya untuk pulih.
National Sanitation Foundation Water Quality Index NSFWQI adalah salah satu alat analitis yang umum digunakan untuk meringkas data kualitas air yang mana mengubah konsentrasi sembilan parameter ke satu dari 5 Water Quality Rating WQR . Tujuan kajian ini adalah untuk menguji penerapan dan kesesuaian pendekatan ICM dan NSFWQI dalam memprediksi kualitas air sungai Ciliwung, Citarum, Citanduy, dan Cimanuk, Jawa Barat, Indonesia.

The increasing of population at Ciliwung, Citarum, Citanduy, and Cimanuk watersheds leads a rapid development especially in construction fields. There is significant demand to build roads for transportation as well as buildings and houses for settlement, thus, escalate the impervious area. The impervious cover model ICM, proposed by Schueler 2003, brings off correlation between the percentage of subwatershed imperviousness and stream quality as well as outlines specific quantitative or narrative prediction for stream indicators within each stream category to define the severity of current stream and the prospects for their future restoration.
The National Sanitation Foundation Water Quality Index NSFWQI is one of analytical tools that commonly used to summarize water quality data, which converts the concentration data for nine water quality parameters into one of five Water Quality Rating WQR . The study is aimed to test the applicability and conformity of both ICM and NSFWQI approaches for predicting stream quality of Ciliwung, Citarum, Citanduy, and Cimanuk river, West Java, Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Dwi Octavia
"Muara adalah sistem yang sangat unik, di mana pencampuran antara sungai dan air laut menghasilkan gradien curam komponen abiotik yang berbeda yang mencakup salinitas, suhu, anorganik, dan nutrisi organik (Santos et al., 2014). Wilayah estuari memiliki peran penting namun juga memiliki kerentanan yang bisa mengancam kehidupan yang ada di wilayah estuari, sehingga perlu adanya pengetahuan batas estuari supaya pelestarian dapat tetap terjaga, dan dapat meningkatkan pengelolaan dan pengembangan wilayah estuari.
Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis batas Estuari Ci Mandiri dan Estuari Ci Sadane berdasarkan salinitas permukaan perairan, dan menganalisis hubungan salinitas permukaan perairan estuari dengan curah hujan, arus permukaan laut dan pasang surut air laut di Estuari Ci Mandiri dan Estuari Ci Sadane. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah salinitas, curah hujan, arus permukaan laut, dan pasang surut. Metode penelitian menggunakan Algoritma Ci Mandiri dengan mengolah Citra Landsat 8 OLI tahun 2018 dan 2019.
Hasil dari penelitian ini adalah batas Estuari Ci Mandiri dan Estuari Ci Sadane berdasarkan salinitas permukaan perairan yang diamati berdasarkan musim hujan maupun musim kemarau terbagi menjadi 3 kelas batas estuari yaitu Mexo-oligohaline (0,5-5‰), Mexo-mesohaline (5-18‰), dan Mexo-polyhaline (18-30‰). Nilai salinitas Estuari Ci Mandiri mendapat pengaruh yang sangat kuat oleh musim selanjutnya pasang surut dan yang terakhir adalah arus, hal ini dikarenakan Estuari Ci Mandiri merupakan perairan dalam. Sementara pada Estuari Ci Sadane, nilai salinitas mendapat pengaruh yang kuat oleh musim selanjutnya arus dan yang terakhir pasang surut, serta pengaruh air tawar dari daratan hal ini dikarenakan Estuari Ci Sadane merupakan perairan dangkal.

Estuary is an exclusive system, where mixing between rivers and seawater produces steep gradients of different abiotic components that include salinity, temperature, inorganic, and organic nutrients (Santos et al., 2014). Estuary areas have an important role but also have vulnerabilities that can threaten life in the estuary region, so it is necessary to have knowledge of estuarine boundaries so that conservation can be maintained, and can improve the management and development of estuarine areas.
This study aims to analyze the boundaries of the Ci Mandiri Estuary and the Ci Sadane Estuary based on surface water salinity, and analyze the relationship of estuarine surface water salinity with rainfall, sea surface currents and tides in the Ci Mandiri Estuary and Ci Sadane Estuary. The variables used in this study are salinity, rainfall, sea surface currents, and tides. The research method use the Ci Mandiri Algorithm by processing OLI Landsat 8 Imagery in 2018 and 2019.
The results of this study are the Ci Mandiri Estuary and Ci Sadane Estuary boundaries based on the water surface salinity observed based on the rainy season and the dry season divided into 3 estuary boundary classes specifically Mexo-oligohaline (0.5-5 ‰), Mexo-mesohaline (5-18 ‰), and Mexo-polyhaline (18-30 ‰). Ci Mandiri's salinity value is strongly affected by season, then by tides and last by the currents, it is because the Ci Mandiri Estuary has a deep waters. Meanwhile in the Ci Sadane Estuary, the salinity value is strongly affected by season, then by the currents and tides, and also affected by freshwater from land, it is because the Ci Sadane Estuary has a shallow water.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisyah Rahmadini
"ABSTRAK
Pariwisata tidak hanya sekedar objek dan daya tarik wisata tetapi juga tentang perpindahan wisatawan dari tempat tinggal menuju tempat wisata. Wisata minat khusus merupakan kegiatan wisata yang memiliki fokus kegiatan yang lebih spesifik. Di Kabupaten Sukabumi sendiri terdapat dua sungai yang sudah terkenal untuk dijadikan destinasi wisata minat khusus arung jeram yaitu Sungai Cicatih dan Sungai Citarik. Penelitian ini mengkaji pola keruangan pergerakan wisatawan dan factor apa yang mempengaruhi pergerakan wisatawan dengan analisis keruangan dan analisis korelasi chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan terbentuk karena perbedaan dimensi ruang yang dimiliki kedua sungai. Tipe pergerakan wisatawan single pattern tidak bergerak ke berbagai arah dan pergerakannya paling terbatas dibandingkan dengan wisatawan multiple pattern dan complex. Tipe pergerakan wisatawan ini terbentuk karena dipengaruhi oleh factor pengaruh. Dari nilai yang dihasilkan atraksi objek wisata, motivasi wisatawan serta lamanya kunjungan wisatawan di suatu atraksi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pergerakan wisatawan, sedangkan daerah asal dan jumlah teman seperjalanan tidak mempengaruhi pergerakan wisatawan di Sungai Citarik dan Cicatih.

ABSTRACT
Tourism is not just a tourist attraction and attraction but also about the movement of tourists from places of residence to tourist attractions. One category that is quite popular with tourists today is rafting. In Sukabumi Regency, there are two rivers that are well-known for being a special tourist destination for white water rafting, namely Cicatih River and Citarik River. This study examines the pattern of tourist movements and how factors influence tourist movements by spatial analysis and chi-square correlation analysis. The results showed that the spatial pattern are formed due to differences in the dimensions of the space owned by the rivers. Type of single pattern travelers did not move in various directions and the movement was the most limited compared to tourists multiple pattern and complex. This type of tourist movement is formed because it is influenced by influence factors. From the value of tourist attraction attractions, tourist motivation and the length of tourist visits at an attraction have a considerable influence on the movement of tourists, while the area of ​​origin and number of traveling companions does not affect the movement of tourists in the Citarik and Cicatih Rivers.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Soprima
"Indonesia memiliki pertambangan emas rakyat yang tersebar di seluruh nusantara, salah satunya berlokasi di Kabupaten Lebak, Banten. Pertambangan emas rakyat dilakukan dengan menggunakan merkuri melalui proses amalgamasi. Masih didapati pembuangan limbah merkuri dari pertambangan emas rakyat ke media lingkungan seperti tanah dan badan sungai, padahal limbah merkuri termasuk ke dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang tidak boleh dibuang langsung ke media lingkungan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi besar konsentrasi merkuri pada lingkungan di Kecamatan Cibeber dan Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten dan pengaruh pada kesehatan masyarakat yang kontak dengan merkuri.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode analisis risiko kesehatan dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Keberadaan merkuri di lokasi penelitian pada air, ikan, sayuran, dan tanah telah melebihi baku mutu, yaitu berturut-turut memiliki rata-rata sebesar 0,04695 mg/l, 0,5175 mg/kg, 0,173 mg/kg dan 0,165 mg/kg. Analisis perhitungan risiko kesehatan menunjukkan masyarakat sekitar pertambangan emas rakyat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan karena nilai RQ > 1 (RQ = 18,5756).

Indonesia has artisanal gold mining spreading throughout the archipelago, one of which is located in Lebak District of Banten Province. The artisanal gold mining usually use mercury in the amalgamation process. The latest fact showed that mercury used in artisanal gold minings has been directly discharged to the surrounding environment, polluting soil and rivers, whereas mercury is considered as one of the hazardous and toxic waste (B3) that cannot be directly discharged to the environment as it can cause several health problems. The purpose of this research is to identify mercury concentrations in the environment of Cibeber and Bayah Sub Districts, Lebak District, Banten Province and its effect to the health of community who is in contact with the disposed mercury.
This is an analytic descriptive research that uses a health risk assessment method and quantitative approach. This research reveals that mercury concentrations in samples of water, fish, vegetables, and soil taken from the surrounding environment in the research location have exceeded the quality standard which respectively average 0.04695 mg/l, 0.5175 mg/kg, 0.173 mg/kg, and 0.165 mg/kg,. The health risk assessment shows that community lives surrounding the gold mining has potency to suffer related health problems as the RQ rate is higher than 1 (RQ = 18.5756).
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Kholis, aauthor
"Penelitian komposisi dan keanekaragaman jenis ikan di ekosistem padang lamun dan mangrove di Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten telah dilakukan pada bulan Mei dan November 2015. Metode yang digunakan selama penelitian adalah tangkapan per unit usaha (Catch per Unit of Effort / CPUE) dengan alat tangkap berupa push-net dan serokan ikan. Penangkapan ikan dilakukan ketika kondisi air laut surut. Telah diperoleh 392 sampel ikan yang berasal dari 20 famili dan 50 spesies. Ikan yang didapatkan pada ekosistem mangrove berasal dari 11 famili dan 28 spesies, dengan kelimpahan yang tertinggi pada Istigobius ornatus (19,81 %), sedangkan pada ekosistem padang lamun didapatkan 17 famili dan 38 spesies, dengan kelimpahan yang tertinggi pada Moolgarda sp. (17,13 %). Nilai H?, E, dan D pada kedua ekosistem relatif sama. Hasil tangkapan berdasarkan perbedaan waktu pengambilan sampel menunjukkan perbedaan komposisi spesies ikan yang hadir, khususnya Arothron immaculatus. Nilai indeks kesamaan Jaccard pada kedua ekosistem menunjukkan angka yang rendah (0,32).

Research of composition and species diversity of fish fauna in seagrass bed and mangrove ecosystem at Muara Binuangeun, Lebak, Banten had been conducted at May and November 2015. The method used during research was Catch per Unit of Effort (CPUE) with push net and boat net as fishing gear. Fishing was conducted during low tide. In total, 392 fish were captured from 20 family and 50 species. Fish were captured in mangrove ecosystem consist of 11 family and 28 species, with the most abundant species was Istigobius ornatus (19,81 %), and fish captured in seagrass bed ecosystem consist of 17 family and 38 species, with the most abundant species was Moolgarda sp. (17,13 %). H?, E, and D value for both ecosystem seemed relatively not different. But, the catch based on different fishing time displayed different fish composition, especially Arothron immaculatus. Both ecosystem showed low value for similarity index of Jaccard (0,32).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>